Share

BAB 92

Author: Nuraselina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau terlihat takut?" tanya Lois.

"Tidak, hanya saja kekuatan yang dimiliki Tuan Arthur sangat luar biasa. Sepertinya akan sulit untuk membunuh Austin," balas Robert.

Robert nampak gelisah, ia sedang memikirkan cara menguasai semua kekayaan Jacob untuk dirinya sendiri. Penghalang terbesarnya adalah Austin, Robert telah mengetahui jika Tuan tua Jacob telah membagi sebagian hartanya untuk Austin.

Ia tak ingin pria tua yang tak lain adalah ayahnya sendiri itu mengetahui jika Austin masih hidup. Rencana yang telah ia susun semua sudah berantakan. Robert pun tak ingin kehancuran menghampirinya.

"Apakah kakekmu sudah melihat berita hari ini?" tanya Robert pada putranya, Wilson.

"Sepertinya belum, Dad. Akan aku alihkan perhatiannya, agar Kakek tak melihat berita itu," balas Wilson.

Wilson hendak pergi menemui sang Kakek, tapi langkahnya terhenti saat Robert memanggilnya.

"Ada apa, Dad?" tanya Wilson.

"Kau campurkan ini ke dalam minumannya, obat ini yang akan mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 93

    "Nanti juga kau tahu, sekarang kita masuk dan lumpuhkan para penjaga tanpa mengeluarkan suara sedikit pun," balas Austin.Tanpa banyak bertanya Peter mengikuti langkah Austin dengan mengendap-endap. Mereka melumpuhkan satu per satu pengawal tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Peter dengan keahlian beladirinya mampu melumpuhkan musuh tanpa menimbulkan kegaduhan.Tak berbeda dengan Austin, pria muda itu juga tak kalah hebat dalam mengintai. Austin terus menuntun jalan di depan, sedangkan Peter membuntutinya dari belakang. Langkahnya tiba di kamar yang sedari tadi dituju. Kamar itu memiliki pengawalan yang sangat ketat. Terdapat empat pengawal dengan senapan laras panjang di tangannya. Kali ini Austin menempelkan salah satu jari telunjuknya di bibir, memberi kode pada Peter untuk diam. Austin mencari cara, bagaimana para pengawal itu dapat dilumpuhkan tanpa menimbulkan kecurigaan sang pemilik mansion?Matanya mengintai setempat, ia melihat pot bunga dengan kerikil-kerikil kecil di da

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 94

    "Kau tenang saja, nanti aku akan menyusulmu. Yang terpenting bawa kakekmu keluar lebih dulu," balas Peter.Meski ragu Austin mendorong kursi roda Tuan Jacob dengan seluruh kekuatannya. Peter menembaki pengawal yang menghalangi jalan Austin. peluru di dalam pistolnya habis, ia segera melumpuhkan lawan dan merebut senjata di tangan mereka. Kegaduhan yang terjadi di kediaman Jacob terdengar di telinga Robert. Kemarahan nampak di wajahnya saat tahu Tuan Jacob dibawa oleh Austin. Ia tak akan membiarkan Tuan tua Jacob dibawa begitu saja sebelum dia menguasai seluruh kerajaan bisnis Jacob."Berengsek! Melawan dua orang saja kalian tidak bisa!" maki Robert. "Cepat kirim banyak pengawal ke mansion, dan tangkap mereka semua hidup-hidup," sambung Robert.Austin berhasil keluar dari kediaman Jacob bersama dengan sang Kakek. Tapi matanya membola begitu melihat Peter dikepung oleh pengawal Robert. Otaknya pun memberikan perintah untuk menelpon Tuan Arthur, meminta bantuan sang Kakek untuk menyel

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 95

    "Sadarlah, Tuan. Anda harus cepat membawa teman anda ke rumah sakit." salah satu pengawal Arthur memberanikan diri menepuk pundak Austin dari belakang, untuk menyadarkannya. Tepukan itupun menyadarkan Austin dari kemarahannya. Kekuatannya masuk begitu saja ke dalam telapak tangannya. Ia pun menoleh, melihat keadaan Peter yang sedang terbaring di lantai. "Kalian urus mereka!" perintah Austin.Tanpa membuang waktu, Austin membawa Peter. Para pengawal Arthur memberikan akses jalan untuknya. Tak membutuhkan banyak tenaga, semua pengawal Robert menyingkir dengan sendirinya saat pemuda pemilik kekuatan besar itu melintas."Aku tak boleh tertangkap." Lois kabur begitu pengawal Arthur lengah.Ia berlari tunggang langgang, merasa dirinya terancam jika masih berada di tempat. Para bawahannya pun mengikuti langkahnya, hanya beberapa anak buah Robert saja yang mampu di tangkap oleh pengawal Arthur."Bertahanlah, aku akan segera membawamu ke rumah sakit," ucap Austin sambil menahan luka tembak P

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 96

    "Nanti akan aku ceritakan begitu aku sampai di sana, kakek ikutlah dengan mereka. Tuan Arthur akan menyambut kakek di sana," balas Austin.Tak ada balasan lagi dari Tuan Jacob, beliau menutup sambungan telpon dan mengikuti pengawal Arthur dengan patuh. Kakinya telah lumpuh, ia tak bisa ke manapun tanpa bantuan kursi roda dan orang lain.Sedangkan Austin, pria itu merebahkan tubuh berharap semua akan baik-baik saja begitu kakek sudah berada di tangannya. Pandangannya menoleh, menatap Peter yang masih tak sadarkan diri. "Sampai kapan pun aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu," gumam Austin. Lambat laun mata semakin memberat, ia pun menjemput alam mimpi dengan damai. Malam berlalu begitu saja, Peter terbangun lebih dulu. Pria berhati baik itu merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia pun teringat dengan keluarganya di Madripoor City. "Pasti mereka cemas karena aku tak memberi kabar," gumamnya. Dengan menahan sakit di dada, tangannya turulur mengambil ponsel

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 97

    "Aku tak tahu jika ponselmu berdering, kau lihat saja waktu panggilannya. Sebelum naik pesawat ponselmu sudah mati," balas Peter.Baru juga Austin ingin menelpon Kenny, ponsel yang ada di tangannya kehabisan daya. Mau tak mau ia meminjam ponsel Peter untuk menelpon istrinya. Ia sangat penasaran, untuk apa Kenny menelponnya sebanyak itu?"Kau benar, ponselku kehabisan daya. Boleh aku pinjam ponselmu, aku takut terjadi hal buruk padanya," ucap Austin."Pakailah." Peter memberikan ponsel bututnya, ia hanya memiliki ponsel pengeluaran lama. Tanpa menunggu lama lagi, Austin menekan nomor ponsel Kenny yang sudah dihapalnya. Rasa cemas itu tak bisa ia tutupi, hingga Peter menatap heran dengan kecemasan yang dirasakan sahabatnya."Tenanglah, semoga bukan hal buruk," ucap Peter menenangkan.Berkali-kali Austin memanggil Kenny, tapi tak ada jawaban darinya. Rasa cemas itu semakin menghantuinya. Ia menelpon Nyonya Thomson untuk menanyakan keadaan di Madripoor City.Tak menunggu lama, dering ket

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Bab 98

    "Apakah kau tak menceritakan siapa dirimu yang sebenarnya pada sahabatmu?" tanya Tuan Arthur pada Peter.Peter menunduk dan hanya menggelengkan kepala. Sebenarnya ia adalah salah satu agen rahasia yang sangat kompeten, tapi kecerobohannya membuat musuh mengetahui keberadaannya, bahkan keluarganya.Beruntung saat naas dulu Tuan Jacob menolongnya karena kebetulan musuh yang sedang dihadapinya memiliki konflik dengan Tuan Jacob. "Mungkin ia tak ingin membuka luka lama, sebenarnya dia adalah salah satu agen rahasia negera. Tapi ia lebih memilih mengundurkan diri dan menjadi rakyat biasa untuk melindungi keluarganya," balas Tuan Arthur sambil menepuk-nepuk pundak Peter. Peter tersenyum kecut saat mengingat kebodohannya dulu. Ia pun mengangkat kepala dan menyetujui permintaan Tuan Arthur untuk menjadi bayangan Austin."Tuan, aku menyetujui permintaanmu untuk menjadi prisai Austin. Tapi aku mohon, apapun yang terjadi nanti, tolong lindungilah keluargaku," pinta Peter.Bukan tanpa alasan ia

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 99

    "Kau duluan saja, aku akan ke rumah Lea sebentar," ucap Austin sambil berlari memasuki mobil."Hati-hati!" teriak Peter.Austin memutuskan untuk melihat Aurel terlebih dulu, ia kasihan dengan anak kecil yang sudah menganggapnya sebagai daddynya. Pria itu memang mencemaskan Kenny, tapi ia pikir Kenny bisa menunggunya sejenak. "Mana Aurel?" tanya Austin memburu begitu Lea membuka pintu rumahnya.Ia ingin cepat menenangkan Aurel dan pulang menemui Kenny. Ia pun masuk ke kamar gadis mungil itu, Aurel berlari, lalu memeluk Austin begitu melihat kehadirannya di kamar."Daddy...." ucap Aurel dengan isak tangisnya.Austin merasakan suhu tubuh Aurel, ia merasa kasihan dengan anak cantik yang ada digendongannya. "Kenapa kau sakit, hem? Apakah kau tak makan dengan teratur?" tanya Austin. Aurel tertunduk, ia tak menjawab ucapan Austin. Pertanyaan yang dilontarkan Austin membuatnya tak ingin berbohong. "Aku merindukanmu, Dad. Tapi kau tak pernah datang menemuiku, Mommy bilang kau sedang keluar

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 100

    "Apa yang kau katakan?! Tidak, aku tidak menyetujinya," timpal Nyonya Thomson yang sedari tadi mendengar pertengkaran Julie dengan Austin. "Kenapa Mommy terus membela pria tak berguna ini? Lebih baik mereka bercerai, tak ada cinta juga di pernikahan mereka," balas Julie dengan keras kepala. "Aku akan menerima perceraian jika Kenny sendiri yang memintaku meninggalkannya. Aku memang pria miskin, tak memiliki apapun. Tapi aku yakin bisa membahagiakan Kenny tanpa kekayaan keluarga Thomson," timpal Austin dengan berani.Ucapan Austin terdengar hingga ke dalam ruangan. Kenny yang tadi memunggungi pintu masuk kini merubah posisinya. Matanya berkaca-kaca mendengar keyakinan yang dilontarkan Austin pada ibunya. "Apakah benar ia ingin mempertahankan pernikahan ini? Apakah yang dikatakan Mommy adalah kebohongan kalau Austin berselingkuh dengan Lea?" gumam Kenny sambil memandang ke arah pintu yang tertutup.Ia berusaha turun meski dokter melarangnya menggunakan kaki yang terluka. Entah apa yan

Latest chapter

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 58 (Tamat)

    "Semoga dia sudah tiada, aku ingin hidup dengan damai bersamamu dan juga putra kita," ucap Kenny penuh harap. Kenny membiarkan suaminya untuk beristirahat, sedangkan ia menunggu dengan tenang di dalam ruangan itu. Edward mulai membantu para pengawal untuk merapikan kota. Begitu juga dengan Tuan Arthur dan Peter. Meski kerusakan terlalu parah di Madripoor city, tapi mereka bisa mengendalikannya. Belum lagi kekayaan Nick yang sudah terendus oleh Tuan Arthur dan juga Peter. Keduanya mengambil alih semua perusahaan juga aset, lalu menjualnya atas persetujuan pemerintah setempat. Selama ini Nick dan juga putranya bersembunyi di perbatasan kota dengan penyamaran. Bahkan perusahaan besar atas nama Palmer bisa berdiri dengan megah tanpa terendus oleh Tuan Arthur dan pengawalnya. Keduanya menjadikan kekayaan Nick untuk memperbaiki kota, memberikan santunan pada para keluarga yang terluka juga berduka. Membangun kembali tata kota yang telah dihancurkan oleh Nick Perneco. "Pantas saja dia bi

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 57

    "Tenanglah sayang, suamimu pasti akan selamat. Tuhan pasti akan membantunya," ucap Julie. Julie meraih tubuh anaknya dan menuntunnya ke bangku panjang di depan ruang tindakan. Kenny masih saja menangis dan terisak di dalam dekapan sang Ibu. Membuat Tuan Edward pun merasakan kesedihannya. Hingga tak berselang waktu lama Nyonya Aldrik keluar dengan tersenyum. Ia menghampiri Kenny dan memeluknya. "Tenanglah sayang, suamimu baik-baik saja. Dia hanya pingsan karena energinya terkuras habis. Lebih baik kita bawa suamimu ke ruang rawat sekarang," ucap Nyonya Aldrik menenangkan Kenny. "Benarkah Nyonya?" tanya Kenny sambil menghapus air matanya. "Untuk apa aku berbohong, sekarang para perawat sedang bersiap untuk membawa suamimu ke ruang rawat. Mintalah para pengawalmu untuk mengambil pakaian ganti," balas Nyonya Aldrik yang membuat hati Kenny, Julie juga Tuan Edward merasa lega. "Syukurlah, tidak ada yang harus kita cemaskan. Aku sudah panik saat melihatnya mengeluarkan banyak darah. Ak

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 56

    "Sudah saatnya kau menyusul putramu," ucap Austin. "Kau membunuh putraku?! Berengsek!" maki Nick dengan tatapan penuh amarah. "Mungkin sekarang dia sudah merengang nyawa karena kekejaman pasukanku," ucap Austin sambil menyeringai. "Berengsek! Kau yang harus mati lebih dulu!" Nick langsung berdiri, memusatkan perhatiannya pada Austin lalu mengeluarkan tembakan api yang sangat luar biasa. Austin yang sudah memokuskan kekuatan juga pikirannya melompat tinggi ke udara untuk menghindari serangan Nick. Tanpa menunggu lama Austin langsung menggerakkan tongkat naga di tangannya. Serangannya tepat sasaran, kekuatan yang ia keluarkan membuat Nick tak berkutik. Belenggu darah yang ia keluarkan sama deperti Palmer saat ia menangkapnya. "Berengsek! Kekuatan apa ini?" tanya Nick terkejut dan terus berusaha melepas belenggu benang darah yang melilit tubuhnya. "Bergeraklah terus dan kau akan menyusul kematian putramu," balas Austin terkekeh. "Tapi tenang saja, aku tak akan memberimu kematian y

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 55

    "Bersiaga!" perintah Austin saat melihat rombongan Perneco mulai memasuki hutan. Tuan Edwar memberikan keamanan CCTV di dekat markasnya. Semua itu untuk berjaga jika ada penyusup datang, bahkan alarm pendeteksi pun telah ia pasang untuk memberikan peringatan pada pasaukannya untuk bersiap. "Terima kasih karena kau telah mengantar nyawamu sendiri ke sini," gumam Austin sambil melihat layar yang ada di hadapannya. Pria tampan nan gagah itu turun dan menunggu Nick di gerbang markas. Ia tak akan membiarkan Nick dan pasukannya memasuki markas, apalagi menghancurkannya. Niatnya hanya menggiring Nick ke padang gersang dan membunuhnya tanpa menumbulkan kekacauan lebih. "Dad, lebih baik siagakan pasukan di depan markas. Sisakan untuk berjaga di dalam. Aku akan memastikan untuk menggiring Nick ke padang gersang," pinta Austin. "Kau tenang saja, pasukanku akan menahan mereka di sini. Kau fokus saja dengan misimu, habisi pria berengsek itu agar tak menjadi racun di kehidupan Max nanti," bala

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 54

    "Apa maksudmu?" tanya Palmer takut.Ia menatap ngeri pada Austin yang kini sudah ada di hadapannya. Austin menyeringai puas melihat ketakutan Palmer, ia menjulurkan tangannya hendak meraih wajah Palmer. Tapi pria itu lebih dulu meludahi wajah Austin, hingga tanpa sadar Austin mencekik dan membuat kekuatannya keluar begitu saja."Aaa!...." erangan kesakitan terdengar di pendengaran yang lain. Hingga Austin melepaskan tangannya, karena kekesalannya itu leher Palmer terbakar. Pria itu tak kuasa menahan rasa sakitnya, bahkan tangan tak sanggup bergerak untuk menyentuh area leher."Berengsek!" maki Palmer di tengah erangannya.Austin menatap Palmer dengan penuh kebencian, ia keluar dan membasuh wajahnya yang terkena air liur pria di dalam sana. "Siksa dia semau kalian! Bersenang-senanglah dengan tubuhnya," perintah Austin pada anak buah Tuan Edward. "Baik Tuan," balas mereka."Ingat, jangan berikan kematian yang mudah padanya. Buat dia memohon kehidupannya," ucap Austin lagi memperingati

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 53

    "Cepat masuk! Jangan banyak bicara!" bentak penjaga penjara. Pria bertubuh kekar itu mendorong tubuh Plamer dengan senjata laras panjang di tangannya. Austin menyeringai saat tubuh Palmer dipenjarakan di penjara khusus. "Sejak kapan Daddy memiliki penjara khusus seperti itu?" tanya Austin melihat oenjara yang hampir sama seperti penjara buatan Robert dulu. "Sudah lama, biasanya penjara itu dipakai untuk penjahat kelas tinggi. Semua itu untuk menghalaunya mencapatkan signal dan meminta bantuan dari kerabatnya," balas Tuan Edward. "Apakah penjara itu juga tahan api?" tanya Austin lagi. "Sepertinya begitu, aku membuatnya khusus menggunakan besi tebal. Agar mereka tak bisa menghancurkannya. Bahkan lantainya pun terbuat dari besi yang sama agar mereka tak bisa mengelabui kami," balas Tuan Edward. "Kau sungguh luar biasa Dad," puji Austin."Ayo kita ke lantai atas. Lebih baik kita bersantai di sana sejenak sebelum kembali ke kota," ajak Tuan Edward. Austin dan Tuan Arthur menganggukk

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 52

    "Dad, kau punya markas?" tanya Kenny terkejut. Tuan Edward menganggukkan kepalanya pada Kenny. Ia tak ingin menutupi apa pun dari sang putri. "Benar, Daddy punya pasukan sendiri di sini yang dikhususkan untuk menjaga kekuarga kita. Semua itu Daddy buat untuk melindungi kalian. Tak bisa dipungkiri jika perusahaan Thomson mengundang banyak orang untuk melakukan kejahatan. Bahkan dulu ada banyak orang yang mengincarmu," balas Tuan Edward. Julie yang berada di sana pun tercengang, ia tak menyangka jika suami yang selama ini ia hinakan juga memiliki kekuatan di belakangnya. Rasa bersalah itu menyelimuti hatinya, Julie tertunduk malu dengan sikap yang ia berikan dulu pada suaminya. "Aku masih tak menyangka, kalian para pria terlalu banyak rahasia," gumam Kenny sambil menggelengkan kepalanya. "Semua itu untuk melindungi keluarga yang dikasihi. Sekarang kalian masuklah ke dalam, kami ingin ke markas daddymu," perintah Tuan Arthur pada Kenny dan Julie. Keduanya mengangagguk, Kenny membaw

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 51

    "Tunggulah kehancuranmu," gumam Austin saat mengendarai mobilnya. Ia memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri, melesat dengan para mengawalnya di belakang. Bahkan tak ada satu kendaraan pun yang bisa menghalau perjalanannya menuju kediaman Dora. Perumahan mewah dengan pengaman ketat bahkan tak mampu menghentikan rombongan Austin. Mereka tunduk saat tahu siapa yang memasuki kawasannya. "Bodoh sekali, bersembunyi di tempat seperti ini," maki Austin begitu melihat banyak penjagaan di depan rumah Dora. "Lumpuhkan mereka semua dalam diam," perintah Austin karena tak ingin membuat kegaduhan di lingukungan itu. Tapi sayang, kedatangan rombongannya sudah terendus oleh pengawal Palmer. Mereka sudah bersiaga di depan rumah dengan senjata di tangannya. Berbeda dengan Palmer yang saat ini sedang bermain gila dengan Dora. Mereka masih memacu kenikmatan sampai suara tembakan mengalihkan kegiatan mereka. "Berengsek! Apa yang terjadi?" maki Plamer tanpa menghentikan kenikmatannya. Gerakanny

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 50

    "Benarkah mereka mengikuti kita sampai ke sini?" tanya Kenny cemas ambil membekap Max yang masih menatap ke arah jendela. Austin mengangguk, tak menutupi apa yang baru saja ia lihat. Pria itu langsung keluar melompati jendela dan melihat penyusup yang baru saja meregang nyawa. Austin melihat pergelangan tangan mereka, dan benar saja, inisial P ada di sana. "Perneco tidak main-main dengan dendamnya," gumam Austin. "Pengawal!" teriak Austin memanggil pengawalnya yang berjaga. Paraengawal berlarian ke arahnya, lalu tercengang melihat dua musuh yang sudah tak memiliki nyawa. Mereka menunduk, meminta maaf pada sang Tuan karena kelalaian yang mereka lakukan. "Maafkan kami Tuan, kami sangat ceroboh," ucapnya memohon ampunan. Mereka masih menundukkan wajah sebelum Austin memberikan pengampunanya. "Berjagalah, Perneco pasti akan datang lagi, bereskan mayat ini. Beruntung anakku menyadari kedatangannya," balas Austin lalu pergi dari hadapan mereka. "Baik, Tuan," balas mereka bersamaan.

DMCA.com Protection Status