Share

Tertangkap Basah

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-15 00:30:24

[Dengar ya dho, jika sampai orang lain tau soal ini, kamu berurusan denganku!"]

Sebuah pesam dari Siska membuat Ridho berdecak kesal, mereka masih ada di satuntempat, bahkan Ridho masih bisa melihat aktifitas kakanya itu sekarang.

"Ada apa mas?" Tanya Mega khawatir, Ridho bahkan tak tersemyum sejak menemui Siska tadi.

"Mbak Siska bilang lelaki itu teman bisnisnya, menurutmu apa mungkin teman bisnis sedekat itu?" Tanya Ridho sambil menunjuk arahnSiska yang masih nampak menikmati makannya.

Mega diam, ia tak tau apa yang akan dia katakan sekarang, Sejujurnya ia masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja di lihatnya dan sekarang mendapat pertanyaan aneh dari sang suami.

Sementara Ridho melihat kesal ke arah kakaknya itu. Belum ada jawabam tentang apa yang terjadi dengan sang kakak ipar, ia malah harus berurusan dengan urusan lain.

Ridho makan dengan tak tenang, ia bahkan tak berhenti menatap ke arah Siska yang terlihat seperti tak perduli denganya.

"Mereka sudah selesai!" Ucap Ridho
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Murka seorang Ayah.

    "Turun!" Ridho membentak kakaknya dengan keras.Siska turun dengan kesal, mereka sudah ada di depam rumah orang tuanya. Sementara Ridho markirkan motornya, Siska masih terdiam di halaman tempatnya turun."Kenapa masih di situ, masuk!" Ridho menarik tangan Siska memasuki rumah kedua orang tuanya. Teras dan ruang depan kosong, mereka masih di ladang sekarang ini."Jangan tarik aku begitu Dho, aku bukan anak kecil yang bisa kau tarik-tarik begitu!" Ucapnya kesal, Siska berusaha melepaskan gandengan sang adik."Kalau perlu aku akan rantai tanganmu di pilar rumah Bapak mbak!" Bentaknya lebih keras.Ridho membawa Siska melewati kolam ikan milik orang tuanya, lalu mendudukkan Siska di balai bambu kecil samping kebun sayuran."Diam di situ!" Ucap Ridho menahan amarah, ia berjalan ke kebun dan memanggil orang tuanya."Mak, pak, ayo ikut dulu, aku mau bicara!" Ucapnya tak mau basa-basi, ia meminta kedua orang tuanya menemui Siska."Ada apa sih dho?" Siti belum juga berdiri dari tempatnya mengik

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Keluarga yang berkumpul!

    Karno dan Dewi keluar rumah, di susul Halimah dan Ratih anak bungsunya. Tak lama Santi dan Rut adik Harun juga keluat dari rumah mereka, mendengar Siti berteriak di ikuti tangis Siska sembari meminta ampun membuat keluarga besar mereka keluar dan berkumpul di belakang rumah."Astagfirullah Harun!" Halimah berteriak, ia terhuyung mendekati adik lelakinya itu."Mas, sudah mas!" Rut dan Santi ikut berlari mendekat.Karno menantu Halimah juga berlari bersama istrinya ikut menenangkan Harun yang tak lagi bisa berpikir tenang."Istigfar Harum, istigfar!" Halimah dan Karno membawa Harun duduk di kursi kecil sementara Dewi dan Ratih membantu Siska menjauh keluar area kebun orang tuanya."Ya Allah! Astagfirullah! Apa salahku ya Allah!" Harun tergugu, memukul dadanya yang sesak, ia terus mencoba menenangkan diri.Sementara Siti yang terlepas dari Ridho berlari mendekati anaknya. "Siska, Siska!" Siti memeluk putrinya yang sudah terduduk lemas, kakinya yang putih dan terwat kini kemerahan hampir

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Pembalasan Mega

    Siti diam melihat menantu perempuannya masuk ke dalam rumah Halimah. Mega berdiri tepat di hadapan mertuanya itu dan mengulang kembali ucapannya barusan."Katakan mak, apa Emak ingin aku pun jadi simpanan lelaki lain?""Kamu lancang sekali Mega!" Siti berdecak kesal melihat menantunya ini dengan ponggah justeru menantangnya."Bukankah Emak yang selalu menuduhku punya lelaki lain bahkan jadi simpanan mas Agus suami mbak Siska.""Astagfirullah Siti!" Harun membentak istrinya lagi, ia benar- benar merasa marah sekarang."Katakan Siti, apa kamu menuduh menantumu sendiri?" Harun kembali bertanya.Siti hanya terdiam, sementara semua orang di ruang itu menatapnya seolah menyelidik."Jawab Siti!""Ya pak, aku memanh curiga pada Mega dan Agus. Mereka bertemu di bank saat Mega butuh uang untuk melunasi hutang pada Siska!""Kami kebetulan bertemu mak, aku bahkan tak tau mas Agus ada di sana.""Kebetulan macam apa sampai kamu minta uang suamiku!" Siska yang sejak tadi diam ikut bicara, ia kini me

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Rahasia Siska dan Agus

    Siapa perempuan itu mas, katakan!" Siska berteriak tepat di wajah Agus sang suami, mereka sedang makan saat Siska menemukan kon*om bekas pakai di dalam tong sampah kamar mandi."Perempuan apa?" Agus berkilah, ia masih sibuk memainkan ponselnya sembari menyeruput kuah panas soto yang di beli Siska untuk sarapan."Ini!" Siska melempar begitu saja alat kontrasepsi itu ke atas meja, tepat di sisi mangkuk milik Agus yang masih mengepul."Kau gila ha! Aku sedang makan!" Teriak Agus, ia melihat istrinya seolah ingin menelannua bulat-bulat."Katakan siapa wanita itu!" Tanya Siska lagi.Agus hanya tersenyum sembari mengalihkan pandangan. "Ada apa denganmu, bukankah sangat menyenangkan tau aku punya wanita lain?"Prang!Siska membanting mangkuk makan suaminya, kuah bersama nasi panas itu bercecer di lantai ruang makan."Apa maksud ucapanmu!" Teriaknya sembari menatap Agus yang sudah berdiri menahan amarah."Aku yang harusnya tanya apa maksudnya! Jangan kamu kira aku tak tau juga kelakuanmu Sisk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   OKB

    Seluruh kampung membicarakan Mega, wanita yang mereka pikir udik dan kampungan kini berubah jadi berbeda. Kemarin dua kali mobil pikup masuk pelataran rumahnya, membawa mesin cuci, kulkas lalu lemari pakaian jati yang kokoh. Siti sang mertua hanya mengintip dari balik tirai sisi rumahnya, ia masih bisa melihat sedikit pelataran rumah anak lelakinya.Lalu sekarang sebuah mobil kembali membawa motor terbaru turun ke pekarangan rumah itu."Kerja apa sih si Mega itu, tiba-tiba saja kaya raya begitu!" Ucapnya sendiri, setengah berbisik."Ngapain di situ, masuk sana!" Harun keluar dari dalam rumahnya, sejak sidang beberapa waktu lalu, Siti memang tak di perbolehkan keluar rumah kecuali hanya untuk belanja."Iya ini mau masuk, jangan galak-galak kenapa sih pak." Ucap siti kesal, bibirnya terasa kebas lama tak bicara dan berbaur dengan tetangga sekitar."Aku sabar padamu, tapi kamu malah ngelunjak!" Ucapnya kesal masih menatap wajah istrinya dengan dingin.Siti berangsut masuk sementara Harun

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Tak Rela

    "aku nggak rela mak!" Teriak Siska terdengar dari luar, dengan cepat Harun masuk ke dalam rumah dan terkejut melihat anaknya sudah menangis terduduk di lantai rumah." Ada apa?" Tanya Harun, ia menatap Siska dengan tajam."Itu pak, si Agus bener selingkuh! Ternyata selama ini si Widya itu selingkuhan si Agus!" Teriak Siti, ia mengusap punggung sang anak, berusaha menenangkan."Lalu kenapa nangis begitu?" Tanya Harun kembali menatap tajam ke arah istri dan anaknya.Siti mengerutkan alisnya. "Bapak ini bagaimana to, suaminya itu selingkuh sama pembantu sendiri, masak masih tanya kenapa nangis begini!" Jawab Siti kesal, ia merasa suaminya sudah keterlaluan menyepelekan masalah anaknya."Lho maksud Bapak itu kan sama-sama selingkuh, masak di selingkuhi nangis!" Jawab Harun singkat membuat ibu dan anak itu saling pandang.Sebenarnya, bila dapat di tanya sekarang, Siska juga tak menyangka sakitnya di khianati tak sebanding dengan bahagianya saat menghianati kepercayaan sang suami."Semua in

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Sombong balas Sombong

    " Bapak terus saja bela menantu kesayangan Bapak itu!" Siska menjawab ketus."Bapak tidak bela Mega, Bapak sedang menyayangkan tindakanmu yang di luar nalar Siska.""Bapak itu bela Mega!" "Cukup mbak, dari pada kamu urusi Mega, urus dulu masalahmu dan mas Agus mbak!" Ridho yang sejak tadi diam tak tahan juga akhirnya."Jangan sok perduli kamu dho, ajari saja istrimu sopan santun! Dasar perempuan udik, baru juga punya uang sedikit, sudah sombong sekali."Mega tersenyum kecut mendengarnya. "Mas Ridho benar mbak, urus saja masalah mbak dengan mas Agus, jangan sampai semua yang mas Agus punya terlepas dari tangan mbak Siska, nanti apa yang bisa mbak sombongkan lagi?"Dengan wajah puas Mega berjalan meninggalkan rumah mertuanya, sengaja ia lewat di depan rumah agar bisa menatap wajah Siska lebih dekat."Hati-hati mbak, Widya itu cantik dan sopan jika bicara." Ucap Mega lagi membuat mata Siska membelalak kesal."Heh apa maksudmu bilang begitu!" Siska berdiri bersiap memarik baju Mega, namu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Sikap Dingin Mega

    Mas, aku punya berita baik!" Mega berseru saat langkah kaki Ridho terdengar bersama salam yang sudah di jawabnya.Wajah Ridho tak menunjukkan ketertarikan pada kalimat sang istri, ia hanya terseny sebentar sambil mengusap ujung kepala Mega sebelum berlalu ke belakang."Mas..." Gumam Mega lirih, ia ingin mendengar pendapat suaminya namun urung karena sikap dingin Ridho.Mega terduduk diam, cukup lama hingga Ridho kembali dan duduk di sisianya."Nanti malam mas dan Bapak berencana ke rumah mas Agus, kamu nggak apa di rumah sama anak-anak?""Soal mbak Siska lagi?" Tanya Mega memastikan, rupanya ia masih kalah dengan segala urusan tentang kakaknya itu.Tanpa rasa bersalah Ridho menganggukkan kepala, ia sedang tak memahami apa yang di rasakan istrinya."Masalah mbak Siska bukan masalah sepele dek, bisa saja mereka harus berpisah karena masalah ini."Mega menghela napas pelan. "Memang kenapa kalau mereka berpisah?"Mega berucap lirih.Ridho menatapnya lekat. "Sebegitu bencinkah kamu dengan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23

Bab terbaru

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Keputusan Ridho

    POV RidhoAkhirnya sepulang kerja aku bersama Nadila menemui Niko, anak lelakiku sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit saat aku datang. Pembantu Nadila yang menjaga nya selama Nadila kerja, anak itu begitu bahagia melihatku datang."Papa!" Ucapnya dengan senyum tanpa cahaya, wajahnya terlihat pucat."Hay ganteng, kenapa kok sakit."Niko diam, dia melirik ke arah Nadila dengan wajah ragu."Bicara saja, momi tidak akan marah." Ucap Nadila seolah memberikan izin pada anaknya.Niko melihat ke arahku dan memelukku erat, kini aku merasakan tubuhnya berguncang, dia menangis dalam dekapanku."Hey jagoan, kenapa menangis?""Papa nggak mau nikah sama mama ya?"Kalimat tanya itu langsung membuat lidahku kelu, dari mana dia dapatkan kata itu, apakah Nadila menceritakan semua masalah kami kepada Niko juga?Aku menatap manik mata anak lelakiku itu, ada luka dan kecewa di sana, sorot yang justeru menggoyahkan keputusanku dan membuatku berpikir ulang untuk mempertimbangkan juga hati Niko

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Pertemuan tak terduga

    Mas Ridho kesal padaku, hari ini kepergianku ke Jogja sukses membuatnya tak bicara padaku saat aku berpamitan. Bebrepa kali dia meminta aku meminjamkan mobilku padanya, namun aku terus beralasan banyak dan sekarang mobil ini aku bawa pergi ke Jogja, tentu saja itu membuat wajahnya masam seperti limau.Aku menitipkan anak-anak pada seorang wanita yang mbak Dewi cari untuk merawat Alina dan Alika selama aku pergi, jika pekerjaan ya baik dan bagus, mungkin aku akan memperkerjakan dia untuk terus membantuku merawat mereka.Perjalananku ke Jogja tak memakan banyak waktu, aku tiba di hotel tempat kami menginap sebelum siang. Sampai di sana beberapa orang sudah mengurus segala keperluanku. Hari ini acara syukuran syuting pertama, tentu saja kami semua sudah sangat siap menjalankan semua jadwal yang sudah di tentukan."Bu Mega mau makan dulu atau ke kamar?""Ke kamar saja, saya belum solat duhur, nanti saya menyusul ke ruang makan ya." Ucapku pada gadis manis bernama Kori, dia bertugas memban

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   kejutan Mas!

    Hari yang di tunggu tiba, mobil yang aku impikan kini di antar hingga terparkir di depan rumah. Sebuah mobil sedan terbaru keluaran Henda dengan warna hitam klasik yang mewah. Mbak Siska berbisik bersama adik bapak yang lain, sementara emak terus menatap tak percaya ada mobil baru di depan rumah anak lelakinya."Wah Ridho, baru juga berapa hari kerja sudah bisa beli mobil." Sapaan lembut para tetangga sampai ke telingaku juga.Mas Ridho yang beli mobil ini? Dia saja makan ikut aku, bagaimana bisa beli mobil baru!Aku bicara saja dalam hati, masih baik tak aku umbar aibmu mas di depan semua warga dan keluarga besarmu. Bahkan mbak Siska yang sejak tadi hanya mengintip dari rumah Bapak, akhirnya keluar juga setelah mendengar komentar pujian untuk adiknya."Mas, tanda tangan dulu." Ucapku menarik tangan mas Ridho masuk ke dalam rumah."Berkas apa ini?""Serah terima mobil mas, kan tetap butuh tanda tangan suami untuk bisa di terima pengajuannya mas." Ucapku sambil memberikan dua map denga

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Sandiwaraku masih berlanjut

    Setelah pertemuan itu, Nadila mengajak paksa Niko pulang. Mas Ridho ingin melindungi anak lelakinya, tapi tak bisa berbuat banyak karena secara hukum Niko anak dari Nadila seorang."Bagaiaman ini bisa terjadi, bagaimana bisa kamu punya anak dari wanita lain Ridho!" Emak duduk bersandar pada dinding rumahnya, kami berkumpul di sini setelah Nadila pulang."Maafkan Ridho mak, Ridho tidak tau jika Nadila hamil dulu.""Terus apa yang kamu tau? Apa waktu kalian buat anak kamu juga nggak merasakan?"Mas Ridho terdiam, aku masih duduk di dekat pintu, mencari udara untuk membantuku bernapas sekarang."Bukan begitu mak, masalahnya saat itu kami sama-sama tidak bisa mengendalikan diri.""Otakmu itu yang tidak terkendali Ridho, bikin malu saja, mau di taruh mana wajah bapak ini!"Mas Ridho tak lagi menjawab, ia memilih diam dan menundukkan kepala, percuma juga ia menjelaskan pada bapak, hati lelaki paruh baya itu sedang terluka hebat."Sekarang bagaimana denganmu Mega, bapak sudah tidak bisa lagi

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Bapak yang Terkekut

    "Bagaimana bisa kamu jadi ibu yang baik Dila, sementara kamu tak bisa menjaga amarahmu sendiri!" Ucap mas Ridho dan membuat aku tersenyum lebar karena mendapat pembelaan."Bukan begitu mas, kamu salah paham!" Ucapnya mendekati mas Ridho yang berdiri di ambang pinti ruanh tengah."Berhenti kamu di situ, ingat batasanmu Dila di kantor memang aku bawahanmu, tapi di sini aku tuan rumah dan Mega adalah nyonya rumah ini."Wajah Nadila berubah dingin, ia menatapku tak suka lalu kembali melihat ke arah mas Ridho."Wanita ini yang kamu banggakan menajdi nyonya rumahmu mas?" Tanyanya menunjuk wajagku begitu dekat membuat Alika memelukku erat karena takut."Jangan membuat anakku takut!" Ucapku menurunkan tangannya dengan segera namun dengan cepat dia kembali menunjuk wajahku."Biar mbak bawa Alika dan Niko ke rumah mbak saja Ga, di sini nggak pantas di liha anak-anak." Ucap mbak Dewi mengajak Niko dan Alika keluar dari sisi pintu samping rumahku."Bawa saja gadis itu, tapi biarkan anakku di sini

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Nadila marah

    Saat sedang di dapur bersama mbak Dewi, suara Emak terdengar dari luar. Aku dan mbak Dewi bergegas keluar dan melihat emak sedang marahi Niko."Kamu anak siapa kok di sini!" Emak menarik tangan Niko keluar."Mak, lepaskan mak!" Aku memintanya, namun Emak seolah tal perduli."Lain kali tutup pintunya Mega, anak asing ini masuk begitu!" Ucapnya terlihat tak suka pada Niko."Ini tamu Mega mak, anak teman." Jawabku mencari alasan dan emak melepaskan tangan Niko."Yasudah, emak kira anak jahat mau nyelakai cucuku. Mana Alina, emak mau bawa ke rumah!"Dengan segera emak membaww Alina dan tanpa permisi keluar dari rumahku. Niko yang ketakutan memegang pergelangan tangannya yang merah."Maaf ya, Niko nggak apa-apa?"Dia menganggukan kepala dan aku segera mengajaknya berdiri. "Bagaimana kalau kita ke belakang, ada kolam ikan di sana, Niko bisa gambar di saung yang ada di belakang."Dia nampak.senang mendengar ideku. "Ayo bu Mega." Ucapnya tak sabar.Aku segera memgajaknya ke belakang dan duduk

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Ini memang caraku

    Kami tiba di rumah, setelah menjemput Alika di sekolahnya, sengaja aku bawa Niko ke rumahku untuk membut Nadila naik darah. Awalnya mas Ridho tak memberikan izin, tapi melihat Niko yang nyaman padaku akhirnya dia luluh juga."Ini rumah papa?" Tanyanya saat kami masuk ke dalam rumah. "Iya, rumah papa dan ibu Mega, Niko mau makan lagi? Kalau tidak kita bisa main bersama." Aku menanyai anak yang kini menatapku diam."Aku nggak lapar, ibu Mega punya kertas gambar?""Ada, Niko mau gambar sesuatu?"Dia menganggukan kepala. Aku ambilkan buku gambat besar milik mas Ridho di lemari, buku yang selalu di pakainya menggambar sesuatu namun lama tak pernah terpakai."Ini, gambar saja di sini ya, ibu Mega mau ganti baju dulu." Aku membawa Alina dan Alika masuk ke kamar dan mengganti pakaian mereka.Berkali-kali aku menghela napas, setiap kali aku melihat Niko hatiku terasa sakit, namun aku tak boleh menyerah, masih banyak hal yang harus aku lakukan untuk membuat suamiku dan mantannya itu menderita.

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Masih ingin bersamamu, Mega

    Aku berjalan masuk ke restoran cepat saji itu, mas Ridho sedang memesan makanan saat aku masuk dan duduk sedikit jauh. Setelah memastikam mereka makan berdua, aku mendekatkan diri di belakang mas Ridho."Makanlah Niko, bukankah kamu bilang ingin pizza?" Ucap mas Ridho memotongkan pizza ke dalam piring di depan anak lelaki itu."Kenapa aku tidak boleh memanggilmu papa saat di kantor?" Pertanyaan itu membuat mas Rihdo kulihat diam meletakkan rotinya di atas piring kecil."Apa kamu sakit hati?" Tanyanya kemudian."Iya, gadis kecil itu panggil ayah, tapi kenapa aku tak boleh?" Ucapnya lagi dan sekarang aku sedang menunggu jawaban mas Ridho."Maafkan papa, tapi bukankah kita sudah sepakat dulu?" Niko terdiam, ia kini tertunduk sedih. "Aku mau ikut papa saja" Ucapan Niko membuat aku semakin tak sabar menunggu jawaban mas Ridho."Papa nggak bisa bawa Niko pulang, papa nggak bisa meninggalkan keluarga papa." Niko terlihat kecewa menatap mas Ridho, sementara Alina justeru turun dari kursinya

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Mas Ridho dan Niko

    "Kamu baik-baik saja?" Tanyaku menunduk melihat ke arah Niko."Lepaskan!" Ucapnya kesal dan berlari ke arah jalan."Jangan Niko! Tunggu!" Ucapku tak ingin hal buruk terjadi padanya, aku segera menyusul anak delapan tahun dan menariknya kembali ke tepian."Jangan pegang aku!" Ucapnya menepis tanganku dengan kasar."Baiklah, aku tak akan pegang, tapi di sini ramai sekali, kalau kamu ketengah jalan dan tertabrak sesuatu bagaimana?"Dia diam dan menunduk, aku menariknya duduk di trotoar jalan, duduk di sebuah bangku penjual es yang mangkal di depan bank." Kalau kamu marah dan tak bisa menahan diri, kamu yang akan rugi sendiri." Ucapku memberinya nasehat dan aku teringat pada Alina yang ku titipkan pada teman mas Ridho.Aku berdiri melihat ke dalam, ternyata mas Ridho sudah menggendong Alina bersamanya."Masuk yok?" Ajakku pada bocah lelaki kecil itu.Dia menggelengkan kepala perlahan. "Aku mau pulang." Ucapnya pelan."Dengan siapa, kan Mami Niko masih di dalam, kita biasa masuk dulu dan m

DMCA.com Protection Status