Saat ditatap oleh sepasang mata Leony yang dingin dan indah itu, pria-pria yang diikat seolah-olah kehilangan fokus. Mereka bahkan sempat terpesona sejenak hingga tidak mampu mengendalikan diri. Beberapa saat kemudian, baru terdengar erangan lemah dari mulut mereka. Sepertinya, mereka sedang meminta pengampunan agar Leony bisa melepaskan ikatan mereka.Tatapan Leony tetap terlihat dingin. Dia pun berkata, “Lapor polisi saja.”Berhubung mereka semua tidak takut untuk memperbesar masalah, Leony juga akan mempercepat prosesnya hingga tahap paling akhir.Siapa lagi yang tega melakukan hal serendah ini untuk memfitnah wanita? Siasat ini memang terasa sangat familier. Waktu itu, reputasi ibunya juga dirusak oleh Gilbert dengan siasat seperti ini. Leony tidak akan dikendalikan Gilbert dengan mudah. Kalau dia berani melakukan hal melanggar hukum, Leony juga berani memperbesar masalah tanpa memikirkan konsekuensinya. Ketika mendengar ucapan ini, semua orang langsung menatap Leony dengan kage
Leony membantah ucapan para pria itu dengan tegas dan kejam. Tidak ada yang menyangka dia punya kemampuan sehebat itu.Ketika para pria itu dibawa pergi, ekspresi Leony terlihat tenang. Dia bahkan tersenyum saat melihat wajah Gilbert dan Laura yang masam. Leony seperti ingin mereka tahu bahwa suasana hatinya saat ini sangat baik.Tatapan Laura terlihat suram. Setelah menyusun begitu banyak rencana, Leony sama sekali tidak terjebak. Parahnya, orang-orang di pesta malah tahu Leony punya koneksi dan kemampuan yang hebat.Jelas-jelas hanya sisa selangkah. Siapa sangka, nasib Leony begitu baik.Laura pergi dengan cemberut, sedangkan Gilbert hanya bisa mengikutinya.Pesta yang diselenggarakan Grup Finowa ini benar-benar mendebarkan. Kejadian ini membuat makin banyak orang memperhatikan Leony, perencana utama proyek resor kali ini.Ketika Andreas kembali ke aula utama, para pria itu sudah dibawa pergi. Suasana tidak lagi hening, tetapi juga menjadi aneh dan tidak bisa semeriah sebelumnya lagi
Leony mendongak dan menatap pria yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia bertanya, "Untuk apa kamu membuntutiku?"Senyuman di wajah Jonathan makin lebar. "Bukannya sudah kubilang aku mau mengejarmu?""Kamu mau mengejarku, tapi hanya menonton dengan santai saat aku dipersulit orang?" Tatapan Leony tampak suram.Leony tidak menyalahkan Jonathan karena tidak membantunya. Bagaimanapun juga, mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Pengejaran Jonathan ini juga tidak serius.Jonathan mendekat dan tersenyum penuh minat, seperti sedang menatap mangsanya. "Aku cuma bilang mau mengejarmu. Kapan aku bilang aku menyukaimu?"Mengejar belum tentu suka. Jonathan tertarik pada Leony karena melihat paras cantiknya. Namun, dia tidak pernah merasa dirinya menyukai Leony."Kamu mengejarku dengan cara seperti ini? Di mana letak ketulusanmu?" Leony mundur selangkah untuk menjaga jarak dengan Jonathan."Kamu seharusnya tahu banyak yang mengejarku, 'kan? Kalau kamu bicara begitu, bukankah berarti kamu bakal d
"Kamu gila ya?" Ketika Leony hendak memungut gaun itu, Jonathan sontak meraih pergelangan tangannya."Jangan dipungut. Kalau kamu ingin mulai lembaran baru, kamu seharusnya ucapkan selamat tinggal pada masa lalumu."Mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu? Sejak dulu, ini adalah hal yang mudah dikatakan, tetapi susah dipraktikkan.Leony menatap gaun merahnya yang rusak itu dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak berbicara, hanya berjalan ke jendela dan memandang ke luar.Leony sudah bersusah payah menyusun rencana pembangunan resor ini. Ini adalah kesempatannya untuk menonjolkan diri. Ini juga kontrak pertama yang membuatnya mendapat kehormatan sejak bergabung dengan Grup Finowa.Kini, Leony harus mengucapkan selamat tinggal pada Andreas di sini? Dia merasa agak enggan. Bagaimanapun, tiga tahun telah berlalu. Tidak, lebih tepatnya, dia sudah menyukai pria itu lebih dari tiga tahun.Memang mudah untuk hanya mengucapkan selamat tinggal, tetapi tidak mudah untuk benar-benar meninggalkannya
Jarang-jarang Jonathan bersimpati pada seseorang. Dia bergumam, "Menyedihkan sekali." Dia merasa dirinya dan Leony sama-sama menyedihkan."Aku saja tahu. Andreas nggak mungkin nggak tahu." Jonathan yang tersenyum sejak tadi tiba-tiba menjadi murung. Namun, suaranya menjadi pelan, tidak nakal seperti biasanya."Dia tahu kamu korbannya, tapi dia masih melindungi pelakunya, bahkan menerima semua yang dilakukan si pelaku. Leony, untuk apa mempertahankan orang seperti ini?" tanya Jonathan.Untuk apa dipertahankan? Leony mengepalkan tangannya dengan erat dan menggigit bibirnya. Dia membalas, "Aku cuma merasa enggan."Jonathan tentu tahu alasan Leony merasa enggan. Leony tidak ingin kalah dari wanita seperti Laura, tidak ingin pria yang dicintainya dikelabui begitu saja.Leony memandang ketiga orang di luar jendela. Rasa sakit di hati membuat napasnya terasa sesak. Mungkin karena menyadari suatu kejanggalan, mata tajam itu tiba-tiba terlontar ke arahnya.Leony termangu sejenak. Dia bertemu pa
Ini karena mereka khawatir Andreas memperhitungkan masalah malam ini dengan mereka. Meskipun mereka pelakunya, mereka tetap harus membantah.Ketika melihat Andreas hendak masuk ke mobilnya, Laura buru-buru berlari menghampirinya dan Gilbert mengikuti di belakang. Keduanya berkeringat dan terengah-engah, seperti sangat panik."Bukannya kalian sudah pergi?" Andreas berdiri di tempatnya, menatap ayah dan anak yang muncul mendadak itu. Namun, yang muncul di benaknya malah wajah cantik Leony saat mengeluhkan ketidakadilan kepadanya.Andreas menyembunyikan kekesalannya. Dia menatap kedua orang itu sambil bertanya, "Ada apa?"Nada bicara Andreas terdengar dingin. Dia memperlakukan mereka layaknya orang asing.Laura merasa panik. Namun, dia tetap maju dan merangkul lengan Andreas. Dia menggoyangnya sambil berucap dengan manja, "Andreas, jangan begitu galak dong."Andreas hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Laura menggigit bibirnya sebelum meneruskan, "Kamu begitu yakin aku dan Ayah yang me
"Kak Leony ada-ada saja. Kenapa tiba-tiba membuang kain merah ini? Aneh sekali. Entah apa yang terjadi padanya." Laura tentu melihat Leony juga. Saat itu, dia merasa sangat gugup karena khawatir Leony melakukan sesuatu yang berbahaya.Siapa sangka, Leony hanya membuang kain merah. Laura pun merasa ada yang salah dengan otak Leony. Namun, dia khawatir tindakan Leony ini mengandung makna tertentu. Dia terpaksa berbicara begitu untuk mencari tahu."Dia sedang berpamitan." Andreas memungut kain merah di lantai. Dia seperti masih bisa merasakan sentuhan hangat Leony yang tertinggal pada kain itu. Andreas tahu bahwa Leony melakukan ini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. Namun, tindakan Leony ini tidak ada bedanya dengan provokasi di mata Andreas.Mata Andreas terlihat suram. Laura tidak memahami ucapannya. Ketika Laura hendak berbicara lagi, tiba-tiba terdengar suara datar Andreas. "Aku bakal menekan masalah malam ini. Lain kali jangan diulangi lagi."Tatapan Andreas tertuju pa
Penanggung jawab itu pun menerima dengan wajah berseri-seri.Kemudian, Leony langsung pergi sehingga tidak memperhatikan pemuda yang memegang kain lap itu menatapnya dengan bengong.Staf di sampingnya pun menyenggolnya dan bertanya, "Juan, lihat apa?"Juan langsung menggeleng. "Aku cuma merasa wanita itu sangat familier. Entah di mana aku melihatnya."Setelah mendengarnya, staf itu pun memutar otaknya. Sesaat kemudian, dia berkata, "Oh, aku sudah ingat. Dia kakak kelas sekolah kita yang masuk Universitas Jayakarta dengan nilai hampir sempurna, 'kan? Sampai sekarang, fotonya masih ada di dinding sekolah kita!"Juan terdiam sejenak. Jadi, ini alasan dia merasa wanita itu sangat familier?Saat ini, Jonathan yang menyaksikan semuanya dari kejauhan pun mengangkat alisnya. Dia mengira ada keseruan apa, tetapi ternyata Leony hanya sedang membantu adiknya. Membosankan sekali.Jonathan berdecak, lalu menghampiri penanggung jawab itu. Dia juga mengeluarkan sebuah kartu bank dan berujar, "Ini unt
“Andreas, kalian sudah bercerai. Kenapa kamu malah suruh Leony pulang ke rumahmu lagi? Apa demi mendapatkan hati Pak Alvin, kamu suruh Leony menemanimu untuk bersandiwara? Kamu memang licik sekali. Padahal kamu sudah nggak menginginkannya lagi, kamu malah nggak mengizinkan orang lain untuk mengejarnya! Kamu sungguh keterlaluan!”Dari ucapan Jonathan, jelas sekali dia sedang memperingati Andreas bahwa dirinya sedang mengejar Leony. Dia memang sedang mengejar Leony. Dia saja sudah mempersiapkan bunga segar dan cincin berlian. Semuanya sudah dipersiapkan Jonathan.Raut wajah Leony seketika berubah. Sepertinya dia tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Saat Leony hendak mengakhiri panggilan, ponselnya pun direbut oleh Andreas.“Jonathan, Leony masih belum sampai tahap mesti menurunkan derajatnya untuk menjadikanmu sebagai pasangannya. Kamu masih nggak pantas untuk mengejarnya.” Nada bicara Andreas sangat dingin. Sebenarnya jelas sekali dia sedang menyindir Jonathan yang sangat b
“Kakek memang kelihatannya sangat bugar, tapi sebenarnya jantungnya kurang sehat. Apalagi Kakek orangnya sangat pintar, seandainya dia menyadari hubungan kita, bagaimana cara kita menghadapi Kakek? Jangan-jangan kita akan buat Kakek terkena serangan jantung, lalu dirawat di rumah sakit?”“Kakek sangat menyayangiku. Aku nggak sanggup untuk melakukannya. Jadi, aku lebih memilih untuk mengalah dalam masalah ini.” Ketika membahas masalah ini, Leony pun tersenyum lagi. “Bukannya gara-gara masalah ini, kamu juga terpaksa mengorbankan perasaan Laura?”Lantaran khawatir Alvin akan menerima pukulan, Andreas tidak berani memberi tahu masalah perceraian mereka. Saat ini, Andreas terpaksa membawa Leony ke rumah. Laura pasti akan merasa sangat sedih, apalagi dia tidak bisa mendapatkan status dari Andreas.Andreas terdiam sejenak. Laura? Nama itu terasa sangat menusuk telinga baginya. “Maaf, semua ini salahku,” lanjut Andreas.Sikap Andreas sangat lembut. Hanya saja, Leony tidak memasukkannya ke hat
Tatapan Andreas menjadi muram ketika menatap bayangan punggung Leony yang pergi dengan buru-buru. Setelah Leony pergi, Alvin segera meletakkan peralatan makannya. Suaranya kedengaran sangat dingin. “Nini nggak suka makan terong. Apa kamu nggak tahu?”Andreas benar-benar tidak mengetahui masalah itu. Dia baru mengetahuinya sekarang.“Nini tahu semua makanan kesukaanmu. Coba kamu lihat makanan apa yang Nini ambilkan untukmu. Dia bahkan mengupas kulit udang untukmu. Setelah mengupasnya, dia juga mencelupkan udang ke saus kesukaanmu. Sekarang kamu hanya mengambilkan sejenis makanan untuknya. Makanan yang kamu ambil malah terong yang paling nggak disukai Nini!”Andreas sungguh tidak menyangka. Kedua matanya spontan berkilauan. Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan tidak berbicara panjang lebar lagi. Hanya saja, raut wajahnya kelihatan sangat tidak bagus.Setelah kembali ke kamar, Andreas menyadari Leony sedang muntah-muntah. Andreas pun duduk di sofa dengan terdiam. Saat Leony keluar dari
Dalam sekejap, mobil ini pun menjadi hening karena hanya tersisa Leony dan Andreas.Leony memejamkan matanya, seperti tidak berniat mengatakan apa-apa. Setelah sesaat, dia pun pindah ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil. Ini adalah mobil baru Andreas, sebuah Maybach hitam, bukan lagi Cayanne berwarna biru.Sepanjang perjalanan, kedua orang itu tidak berbicara sampai tiba di kediaman lama Keluarga Finowa.“Leony.” Sebelum Leony turun dari mobil, Andreas tiba-tiba memanggilnya dan bertanya, “Apa hubunganmu dengan Juan?”Tangan Leony terhenti sejenak. Kemudian, dia tersenyum tipis dan menjawab, “Hubunganku dengan Juan nggak ada kaitannya sama Pak Andreas. Pak Andreas hanya perlu perhatikan orang di sisimu.”Setelah Leony turun dari mobil, Andreas tidak lagi mengungkit tentang Juan. Dia hanya berkata dengan santai, “Berhubung sudah sampai di sini, sebaiknya kita masuk bareng.”Leony merasa ucapan itu agak konyol. Dia pun membuka pintu mobil, lalu hendak memanggil taksi online untu
Berhubung Leony sama sekali tidak menyahut, Laura merasa agak canggung. Luis pun tidak dapat menahan tawanya. Tawanya bahkan terdengar sangat jelas di dalam mobil.Namun, Laura seperti tidak bisa merasakan suasana yang canggung ini dan lanjut berbicara dengan Leony. “Kak, kok kamu nggak pedulikan aku?”Laura bersikap seolah-olah ingin menanyakan dengan jelas alasannya.Sementara itu, Leony merasa sangat jengkel. Dia sudah tidak tahan, lalu menoleh ke arah Andreas dan berkata dengan dingin, “Berhubung kamu nggak bisa kendalikan kekasihmu, jangan salahkan aku ngomong hal-hal yang nggak menyenangkan.”Kemudian, Leony menoleh ke arah Laura dan mulai mengejeknya.“Laura, aku harap kamu selalu ingat. Aku ini putri Gilbert dan Intan, sedangkan kamu itu anak dari hasil perselingkuhan Gilbert dengan wanita lain. Meski kita punya ayah yang sama, kelahiranmu itu pada dasarnya adalah semacam luka bagi aku dan ibuku.”“Kalau kamu itu orang normal, kamu seharusnya punya rasa malu, lalu jauhi aku. Bu
Juan menatap Leony, lalu mengucapkan terima kasih.Leony sedang berdiri di bawah pohon dan rambutnya ditiup angin sepoi-sepoi. Rambut hitamnya yang panjang dan tergerai itu pun sesekali menutupi sepasang matanya yang dingin, tetapi juga menyiratkan sedikit kelembutan. Dia tersenyum dan menatap Juan dengan lembut.“Kalau ada masalah, hubungilah aku kapan saja.” Setelah melontarkan kata itu, Leony baru berbalik.Juan menunduk dan membaca kartu nama Leony. [ Manajer tim proyek, Leony Janita ] Nama Leony benar-benar indah. Juan sangat berharap Leony benar-benar bisa membantunya seperti yang dikatakannya sebelumnya. Dia berharap bisa terlepas dari kehidupan yang menderita ini dan membuka lembaran baru.Namun ... mana mungkin dia berharap senior yang baru pertama kali ditemuinya itu menolongnya? Orang yang terjebak dalam keadaan sulit harus memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.Juan menggenggam erat kartu nama itu. Tatapannya bergerak mengikuti Leony. Dia berdiri diam di tempa
Juan merasa seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Perasaan itu terasa familier, tetapi juga asing. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka, tetapi pandangan mereka tetap tidak terlepas dari satu sama lain.Melihat Leony yang tidak berhenti menatap Juan, Donny segera menyadari sesuatu dan menyuruh salah seorang kepala bidang untuk memanggil Juan kemari. Setelah itu, dia pun memperkenalkan kedua belah pihak.“Leony, mari kuperkenalkan kalian. Juan itu murid berbakat yang unggul dalam segala bidang di sekolah ini. Dia juga murid yang berpotensi menjadi juara bidang sains dalam ujian kali ini.”Saat mengungkit tentang Juan, Donny terlihat sangat bangga. Leony juga bisa merasakan bahwa Donny benar-benar memiliki kesan baik terhadap Juan. Jadi, dia pun merasa sangat gembira.“Baguslah kalau begitu.” Leony tertawa dan melanjutkan, “Pak Donny, berhubung Bapak begitu memuji Juan, aku akan kasih sedikit insentif untuknya. Juan, kalau kamu bisa dapat juara umum 3
Darius dan Jafir sudah sering melihat tampang Juan yang seperti ini. Jafir pun menepuk-nepuk dadanya. “Nggak masalah. Juan sudah mabuk dan nggak mungkin dengar percakapan kita. Dia nggak tahu rencana kita.”Meskipun begitu, Darius tetap merasa ada yang aneh. Sebelum sempat berpikir lebih jauh, Jafir sudah mengungkit tentang uang. Jadi, Darius pun tidak memikirkannya lagi.Begitu kembali ke kamar, Juan langsung mengunci pintu dan berbaring di tempat tidur. Setelah itu, dia baru menarik napas lega. Dia benar-benar merasa sangat kebingungan karena dikhianati oleh ayah dan kakak sendiri. Mereka yang memanfaatkannya seperti itu sepertinya sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya.Juan harus memikirkan cara untuk menggagalkan rencana kedua orang itu. Oleh karena itu, dia pun tidak dapat tidur nyenyak semalaman. Saat tiba di sekolah keesokan harinya, Juan tidur hampir sepanjang pagi. Berhubung nilainya terlalu bagus, para guru hanya menutup sebelah mata....Setelah jam mak
“Apa hal ini benar-benar nggak akan terselidiki? Ini namanya contekan ujian masuk universitas!” Darius pada dasarnya adalah seorang guru. Dia tentu saja tahu jelas seberapa serius masalah ini.Jafir mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. “Ayah, kamu sudah jadi guru selama bertahun-tahun. Aku nggak percaya kamu nggak tahu ada beberapa orang yang berhasil hindari aturan. Orang-orang yang kaya dan berkuasa itu lebih nggak harap masalah kayak begini terungkap.”Kenyataannya memang seperti itu. Darius masih merasa cemas, tetapi sejumlah uang yang disebut Jafir sudah sepenuhnya membutakan matanya. Asalkan mendapat cukup banyak uang, mengorbankan Juan tidaklah masalah.Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Kedua orang itu menyusun rencana di ruang tamu dengan suara yang sangat kecil. Namun, mereka tidak tahu bahwa Juan sudah kembali. Sehabis pulang sekolah tadi, dia langsung pergi bekerja paruh waktu di klub malam. Darius dan Jafir mengira Juan tidak akan pulang malam ini, makanya me