Share

Bab 97

Penulis: empat2887
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-26 09:15:05

Semudah itu Kak Rendi berkata, seolah tanpa beban. Sedangkan dulu, saat aku dan Mas Romi sedang susah, tidak pernah sekalipun mereka peduli terhadap kami, yang ada mereka selalu menghina keadaan kami tersebut. Namun sekarang, saat dia yang sedang berada dititik terendah, mereka seenaknya saja memanfaatkan kami. Setelah membayar mobil, kami pun masuk ke dalam rumahku.

"Mira, kamu masak apa untuk menyambut kedatangan kami?" tanya Mbak Dewi tanpa rasa malu, saat dia mengekoriku ke dapur.

"Masak biasa aja, Mbak, nggak ada yang istimewa. Karena Mira nggak tau, kalau Mbak dan keluarga akan datang kemari, serta berniat menumpang di rumahku." Aku berkata apa adanya tanpa ditutup-tutupi, serta tanpa ada rekayasa lagi.

"Kamu sekarang sombong banget sih, Mira! Apa mentang-mentang karena, aku sekarang sudah miskin ya?" Mbak Dewi bertanya, sambil membuka tudung saji.

Sebenarnya tidak ada niatan dalam hatiku buat sombong, tetapi hanya untuk memberitahunya, kalau mereka itu hanya menumpang tidak ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 98

    "Mas, kok ada ya orang badeg macam mereka?" tanyaku kepada Mas Romi dengan suara pelan, sambil membereskan perabotan yang kotor. Kebetulan Bu Ratmi juga sudah pergi dari meja makan tersebut."Iya, Dek, maafin keluarga Mas ya," ucap Mas Romi.Ia menyahut pertanyaanku, sambil meminta maaf, buat kesalahan yang diperbuat oleh Kakak, serta Kakak iparnya tersebut. Sepertinya tidak enak hati, ketika mendapati sikap Kayak serta iparnya yang demikian."Lho, Mas, ngapain kamu yang minta maaf buat kelakuan mereka sih? Ini bukan kesalahan kamu lho, kenapa mesti kamu yang minta maaf?" Aku bertanya kepada suamiku itu."Ya karena Mas malu mei ada kamu, dengan sikap mereka yang seperti ini. Makanya Mas minta maaf," sahut Mas Romi."Ya sudahlah, Mas, nggak apa-apa. Semoga saja mereka bisa segera berubah. Kamu lebih baik masuk saja ke dalam temani mereka, aku mau membantu Mbak Juleha, kasihan dia." Aku menyuruh Mas Romi supaya menemani kakaknya tersebut.Sedangkan aku dan Mbak juleha membereskan semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 99

    "Mbak, kok seenaknya saja sih meminta kunci kepada Ibu! Memangnya Mbak pikir, rumah yang akan kalian tempati itu rumah siapa," tanyaku lagi."Kenapa, Mira, kamu nggak senang, kalau aku menempati rumah kamu itu?" Mbak Dewi bertanya balik padaku, dengan nada yang sedikit meninggi.Ia malah lebih mengeraskan suaranya, saat ia menimpali ucapanku. Mbak Dewi malahab lebih galak dariku, yang merupakan pemilik rumah ini.'Memang dasar ipar nggak ada ahlak,' gumamku."Bukan seperti itu maksud Mira, Dewi. Mira hanya mengingatkan kamu, kalau kamu itu harus menghargainya, sebagai pemilik rumah yang akan kamu tumpangi. Lagian juga, kenapa kamu malah meninggikan suara, saat Mira berkata seperti itu? Mira itu yang punya rumah, Dewi. Sedangkan kamu hanya menumpang di rumahnya, seharusnya kamu itu harus tau diri dong, Mira?" Bu Ratmi membelaku, ia memberitahu maksud dari ucapanku barusan."Alah, bisa-bisanya Ibu sekarang menyalahkan aku dan membela Mira. Padahal ibu dulu begitu membencinya, ini pasti

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 100

    "Bu, ibu buka dong pintunya! Mira mau masuk, boleh kan, Bu," pintaku."Iya, Mira, sebentar," sahut Ibu.Tidak lama kemudian, pintu kamar pun terbuka, setelah itu aku segera masuk ke dalam kamar Ibu. Ternyata benar apa yang aku duga, kalau Ibu itu terluka. Ibu ternyata sedang menangis, sebab terlihat dari matanya yang sembab. Tega sekali, Mbak Dewi membuat mertuanya ini sampai menangis. Kak Rendi juga keterlaluan, bersikap kepada Ibunya sendiri kok seperti itu."Bu, kenapa Ibu malah pergi?" tanyaku."Nggak apa, Mira. Ibu hanya sedih, sebab anak yang Ibu besarkan dan Ibu rawat dengan penuh kasih sayang, kok dia tega sekali berbuat seperti itu kepada Ibu. Padahal dia itu Ibu sekolahkan, sampai menjadi sarjana, sehingga mengorbankan pendidikan Romi adiknya, tapi mana hasilnya? Sedikit pun tidak ada kesopanan terhadap Ibunya ini. Dia malah terang-terangan menyalahkan Ibu, demi membela istrinya. Sakit, Mira, hati Ibu ini sakit sekali." Bu Ratmi panjang lebar bercerita, kalau dirinya terlu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 101

    "Seperti yang kamu lihat lah, itu lagi dimainkan anak-anakku. Lagian cuma bunga doang kok, nggak ada artinya." Mbak Dewi menyahut ucapanku dengan begitu enteng."Ya ampun, Mbak, walaupun harga bunga itu nggak seberapa, tapi itu bungaku. Lagian juga kalau ditotalin semuanya, harga bunga-bunga itu jadi berapa? Pokoknya aku nggak mau tau, suruh anak-anak untuk menghentikan mencabuti tanamanku, kalau nggak aku yang akan memberi mereka hukuman." Aku meminta Mbak Dewi untuk menyuruh anaknya berhenti mencabuti tanaman bungaku."Ya ampun, Mira, dasar pelit bin merejit kamu itu. Anak-anak mainin bunga saja sampai mau di hukum, sadis amat kamu itu, Mira." Mbak Dewi bukannya menyuruh anak-anaknya menghentikan aktivitasnya, ini malah menyalahkan aku.Belum satu pun hari mereka berada di rumahku, tapi tingkahnya sudah membuat aku kleyengan. Apalagi kalau kami harus satu rumah? Bisa-bisa aku terkena penyakit darah tinggi, sebab setiap selalu ada saja yang membuat aku emosi. Aku pun memanggil kedua

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 102

    "Maaf aku harus berkata tegas sama kalian, sebab kalian semua sudah keterlaluan. Belum satu hari berada di rumahku, kalian selalu memancing emosiku. Padahal kalian jauh-jauh datang ke sini, buat menumpang padaku. Jadi aku tidak mau mentolerir lagi, apapun tentang kekuarga kalian," sambungku. Aku menambahkan ucapanku lagi, sebab mereka berdua juga yang membuat emosiku meledak. Mereka semua pun kaget, saat mendengar ucapanku barusan, termasuk Bu Ratmi mertuaku. Aku dari tadi sudah mencoba bersabar, serta mau menerima mereka dengan hati terbuka. Tetapi mereka malah merusaknya dengan perkataan dan perbuatan yang membuat aku terpancing emosi. Salah mereka sendiri, kenapa mereka mau berbuat seperti itu kepadaku. Karena sebenarnya bukan mauku, serta bukan sifatku berbuat tegas dan tega seperti ini, kalau memang tanpa ada sebab."Jadi maksud kamu, kami diusir dari rumahmu ini, serta tidak diperbolehkan tinggal di rumahmu yang ditempati Ibu? Kok kamu tega sekali sih, Mira. Padahal kamu tau,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 103

    Bu Ratmi menjelaskan kepada Mbak Dewi dan juga Kak Rendi, kalau dirinya dan Mas Romi selalu berusaha, buat membantu mereka dengan cara membujukku, supaya aku memberi tumpangan tempat tinggal kepada mereka berdua. Bukan aku pelit atau perhitungan kepada mereka.Tadinya aku juga sudah menyetujuinya, hanya saja sikap dan tindakan mereka berdua melebihi batas wajar menurutku, makanya aku muak dan tidak mau mengizinkan mereka untuk menempati rumahku. Keenakan sekali mereka, lama-lama kalau terap dibiarkan, maka mereka akan lebih dari pada ini. Mereka akan meminta jantung, walaupun sudah dikasih hati. "Alah, Ibu pasti berbohong 'kan? Mana buktinya, kalau kalian memang membantuku? Buktinya sekarang Mira malah mengusir kami," ujar Kak Rendi. Ia bertanya kepada Ibunya tentang pembenaran ucapan Ibunya tersebut."Ibu 'kan sudah bilang sama kamu, Rendi. Mira seperti ini juga gara-gara kalian, yang selalu membuat emosi dia naik. Coba saja kalau kalian tidak membuat Mira kesal, mungkin kejadiannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 104

    "Jadi maksud, Mbak Mira, semua ucapan yang di bilang Bu Nuni nggak bener?" tanya Sari kepadaku. "Bukan tidak benar, Sari, tetapi kurang tepat. Ada alasan, kenapa aku tidak mau menampung mereka dan malah menyuruh mereka pergi! Jadi yang dikatakan Bu Nuni, hanya garis besar yang diucapkan oleh Kakak iparku, tetapi ia tidak memberitahu Bu Nuni, seperti apa kejadian yang sebenarnya." Aku memberitahu Sari, kalau ucapan Bu Nuni bukannya salah, tetapi kurang tepat. "Oh, begitu! Terus yang sebenarnya itu seperti apa dong, Mbak? Coba Mbak ceritakan, biar kami nggak penasaran dan juga tidak salah paham." Sari memintaku, supaya aku memberi penjelasan versi aku sendiri.Aku pun menjelaskan sedetail mungkin, dari awal sampai akhir dan tidak ada yang aku tutupi. Aku juga menceritakan kehidupanku dulu, sebelum aku menjadi seperti sekarang ini. Aku menceritakan bagaimana mereka semua memperlakukanku, seperti seorang pembantu, bahkan menyuruh suamiku berpoligami. Aku bukannya mau menyebarkan aib kel

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 105

    Bu Nuni pun terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan Sari. Aku pun kembali berjalan menuju rumahku dan tidak mau peduli jago apa yang mereka bicarakan. Aku tidak mau banyak mengeluarkan tenaga, buat beradu mulut dengan mereka. Aku hanya tinggal menunggu waktu yang tepat, agar semua kebusukan iparku terbongkar.Karena aku yakin, kalau suatu saat nanti akan segera terdengar kabar dari mulut Bu Nuni. Jika apa yang dia ucapkan tadi padaku, tidak sesuai dengan kenyataan nantinya. Sesampainya di rumah, aku segera menyimpan belanjaanku, supaya segera di eksekusi oleh Mbak Juleha. Sedangkan aku menuju kamar Ibu mertua untuk memberitahu, kalau anak menantunya berada di rumah kontrakannya Bu Nuni. Aku memberitahu dia bukan karena mempunyai tujuan jahat atau bagaimana? Tetapi karena aku takut, jika Bu Ratmi mendengar kabar tidak enak dari orang lain tersebut, dengan versi yang berbeda, serta dengan penyampaiannya yang berlebihan. Jadi sebelum itu terjadi, aku memberitahunya terlebih dulu."Assal

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28

Bab terbaru

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 137. Tamat

    "Lho, kok ada foto Mas sama Meri sedang berpelukan begini sih? Kamu dapat dari mana, Dek?" Mas Romi bertanya dengan sorot mata yang menatap tajam ke arahku."Aku dikirim Susi, Mas. Katanya kalian berdua ada hubungan spesial, bener nggak sih Mas apa yang dia bilang? Karena aku melihat foto kalian juga terlihat begitu mesra," tanyaku mau minta penjelasan.'Dek ... Dek, kamu itu lebih percaya Mas suami kamu, sama Merry Adik kamu, atau sama Susi temen kamu? Temen yang sudah merebut mantan pacar kamu, sewaktu kamu masih sekolah dulu. Kalau memang kamu lebih percaya sama Susi, Berarti kamu salah besar, Dek. Karena Mas sama Merry itu tidak ada hubungan spesial, terkecuali hubungan antara kakak ipar dan adik ipar. Kamu jangan mau di bodohi sama Susi dong, Dek. Dia itu hanya menginginkan, supaya hubungan kamu dan Mas berantakan. Kamu tahu nggak, Dek, kalau Susi dan suaminya sekarang hubungannya sedang goyang. Karena suaminya Susi ketahuan selingkuh, makanya dia memanas-manasi kamu. Mungkin t

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 136

    "Alhamdulillah, akhirnya Meri mau menggantikan Lusi. Kalau sampai Meri tidak mau, pasti toko kueku terbengkalai. Semoga dengan kedatangan Meri nanti, toko kueku akan semakin berkembang, aamiin," harapku.Kemudian aku mengangkat tubuh Nadyra dan segera memberikan asi kepadanya. Tidak berapa lama anak keduaku yang bernama Azka pulang dari sekolah dan langsung masuk ke kamarku untuk menyalamiku. Alhamdulillah, aku mempunyai anak-anak yang shaleh, semoga gadis kecilku juga menjadi anak yang shaleha, aamiin."Assalamualaikum, Bu, Kakak pulang," ucapnya sambil meraih tanganku dan menciumnya."Waalaikumsalam, Kak Azka, alhamdulillah Kakak udah pulang tuh, Dek. Bagaimana belajarnya hari ini, Kak, lancar?" Aku bertanya keadaan Azka di sekolah, setelah aku menjawab salam dari anakku yang nomer dua ini."Lancar dong, Bu, Kakak bisa menjawab semua soal ulangan hari ini," sahut Azka.Ia menjawabnya dengan begitu bersemangat, kebetulan hari ini memang ada ulangan harian di sekolah Azka."Alhamdul

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 135

    "Mbak Mira, terima kasih ya. Karena Mbak Mira telah paham dengan keadaanku," ucap Lusi."Iya, Lusi, sama-sama. Aku harus paham, sebab yang namanya manusia pasti punya problem. Kehidupan yang kita jalani tidak akan selamanya bisa sesuai harapan kita," sahutku."Ya sudah, Mbak, aku pamit ke toko dulu ya. Assalamualaikum," pamit Lusi.Aku pun mengiyakan, saat Lusi pamit untuk pergi ke toko. Kemudian ia pergi meninggalkanku sendirian, yang sedang bingung memikirkan jalan keluar untuk masalah ini. Setelah Lusi kembali ke toko, setelah ia selesai membicarakan apa yang ingin diungkapkannya. Aku melamun seorang diri, membayangkan bagaimana nasib toko kueku, ketika Lusi sudah tidak ada lagi nanti? Sedangkan aku baru saja melahirkan dan tidak bisa membuat kue seperti dulu. Menurut Lusi, ia akan pergi sekitar satu minggu lagi. Jadi aku harus segera mencari orang untuk menggantikan Lusi membuat kue, mumpung masih ada waktu untuk mencari orang yang tepat pengganti Lusi tersebut. Setelah setelah

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 134

    "Itu, Dek, Meri barusan menyuruh Mas memasangkan lampu yang ada di kamarnya. Kata dia mumpung ada Mas karena ternyata lampu kamarnya putus," sahut Mas Romi."Oh begitu, ya Mas, ya sudah kalau memang seperti itu. Mas, sudah dulu ya, meneleponnya soalnya Nadyra-nya mau nyusu dulu. Nanti kita sambung lagi," pungkasku.Setelah itu aku pun mengakhiri sambungan telepon, kemudian menyimpan telepon tersebut di atas nakas, sebab Nadyra memang sudah terbangun dari tidurnya. Aku menyusui Nadyra, sambil tiduran, supaya Nadyra kembali terlelap. Soalnya baru juga berapa menit dia tidur kini sudah terbangun karena kehausan. Setelah Nadyra kembali tertidur, aku pun merapikan selimutnya, lalu bangkit dari kasur. Aku berniat akan pergi ke toko untuk mengeceknya. Sudah lebih satu bulan semenjak aku melahirkan, aku tidak pernah lagi mengecek toko kueku. Biasanya aku menyerahkan semuanya kepada Lusi. Pas aku baru membuka pintu kamar, ternyata Lusi sudah ada di depan pintu kamarku. "Eh, Mbak Mira, baru

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 133

    Rasanya nggak mungkin juga, jika suami serta adik kandungku tega menghianati aku. Makanya aku tidak akan percaya seratus persen, dengan perkataan Susi, yang belum jelas kebenarannya. Bisa saja Mereka berpelukan begitu karena Mas Romi mau menolong Meri, bukan karena sengaja berpelukan karena mempunyai perasan lain. Aku percaya, kalau mereka berdua tidak akan seperti itu.[Ya sudah, terserah kamu saja kalau memang kamu tidak percaya. Aku hanya ingin memberitahu kanu saja, apa yang terjadi di sini tanpa sepengetahuan kamu.] Susi mengirimi chat lagi kepadaku.[Terima kasih, Susi, sebab kamu telah mau memberitahu aku. Tapi aku lebih percaya kepada mereka berdua,] terangku lagi.Setelah membalas chat terakhir dari Susi, Susi pun tidak lagi mengirim chat kepadaku. Sepertinya ia kecewa karena aku tidak percaya dengan aduannya tersebut. Biar saja, sebab jika aku menuruti semua aduan Susi, sudah pasti rumah tanggaku, yang aku bina sekitar lima belas tahun ini akan sia-sia.Setelah tidak ada c

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 132

    "Makanya, Mbak Widi, jangan menuruti emosi dulu. Cari tau dulu kebenarannya, kalau sudah seperti ini siapa yang rugi," tanyaku merasa geram dengan apa yang terjadi."Iya, Mbak Mira, aku menyesal sudah gegabah. Sekarang aku menyesal, Mbak, sebab telah mendengar kata orang dan menuruti emosi." ujar Mbak Widi."Ya sudah nggak apa-apa, Mbak. Aku mau kok memaafkan Mbak Widi," ungkap Meri.Adikku ini memang orang baik, ia tidak pernah mau ribet dan mempermasalahkan apa pun. Sifat dia sama persis dengan sikap Bapak kami, yang lebih memaafkan ketimbang memperpanjang masalah. Aku pun memiliki sifat yang sama, tidak pernah mau ribet, atau berpikir untuk membalas perlakuan jahat orang lain. Karena bagiku memiliki sifat seperti itu capek, sebab permasalahan akan tetap ada dan tidak ada habisnya. Aku ingin hidup tentram dan damai, makanya kami tidak terlalu mempermasalahkan semua itu. Toh lama kemanan orang yang membenci kita akan bosan sendiri, sebab kita tidak meladeni mereka."Terimakasih, M

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 131

    "Asal Mas tau, kalau adik ipar Mas Romi ini seorang pelakor. Ia itu berusaha menggoda suamiku, saat kemarin ia belanja di warungku, Mas" Mbak Widi memberitahu kami semua itu."Maaf, Mbak, maksud, Mbak apa? Kok Mbak mengatakan aku seorang pelakor? Memangnya kapan aku menggoda suami Mbak," tanya Meri yang datang menghampiri kami.Melihat Meri keluar, Mbak Widi juga mendekatinya. Kemudian ia mengangkat tangan kanannya, akan menampar Meri. Tapi keburu ditangkis oleh Mas Romi. Mba" Wish hampir saja berbuat anarkis terhadap adikku, jika saja Mas Romi tidak sigap menangkis tangan Mbak Widi."Mbak Widi, tolong Mbak jangan kasar begitu. Tolong beritahu kami dulu, seperti apa sih permasalahan yang sebenarnya? Kok bisa seperti ini," tanyaku meminta penjelasan."Mbak Mira ngapain bertanya kepadaku? Mbak kan bisa tinggal tanya saja sama adik Mbak, ngapain mesti nanya sama aku," tanya balik Widi dengan begitu ketus."Maaf ya, Mbak, bukan aku mau ngeles. Tapi aku memang tidak merasa menjadi seorang p

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 130

    "Ya sudah, Lus, suruh masuk saja ya," pintaku."Iya, Mbak siap," sahutnya.Setelah itu Lusi pun segera pergi untuk menyuruh orang, yang mencariku tersebut supaya masuk. Tidak berapa lama, Lusi bersama orang yang ingin bertemu aku itu pun masuk dan ternyata itu adalah Rani temanku."Rani, katanya kamu sedang di luar kota, tapi kok kamu sudah ada di sini?" Aku to the poin bertanya kepada Rani.Aku kaget bercampur heran, kenapa ia bisa berada di rumahku saat ini. Padahal tadi pagi saat aku telepon dia untuk mengundang dia, supaya datang keacaraku. Rani bilang, kalau ia sedang ada di luar kota. Makanya aku tidak percaya jika sekarang ia ada di hadapanku. Apa mungkin, pada saat pagi di telepon itu dia sedang mengerjai aku? Makanya sekarang ia sudah ada di hadapanku."Mira, kamu sudah kena prank yang aku buat. Aku memang sudah dari luar kota, tetapi sudah pulang dua hari yang lalu. Aku sengaja, bilang sedang diluar kota, sebab ingin memberi kejutan sama kamu. Dan ternyata kejutan aku berhas

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 129

    "Mas pasti setuju dong, Dek, toh semuanya juga demi kebaikan keluarga kira juga," sahut Mas Romi."Ya sudah, masalah ini nanti kita obrolin lagi saja. Sekarang lebih baik kita makan sore dulu, pasti sudah pada laper kan," tanyaku.Kemudian kami pun pergi menuju ruang makan dan makan bersama. Empat minggu setelah kejadian perampokan di rumahku, Mas Rayhan pun dikabarkan sudah diperboleh dibawa pulang. Berhubung yang nabrak bertanggung jawab, jadi tidak perlu mengurusi administrasi lagi. Bahkan Mas Rayhan diantar pulang oleh orang yang menabrak tersebut. "Mas, alhamdulillah ya, Mas Rayhan sudah bisa pulang. Kebetulan kita mau syukuran kelahiran anak kita," ucapku."Iya, Dek, alhamdulillah. Ibu, Bapak dan Meri juga bisa hadir. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan," sahut Mas Romi."Apa benar, Mas? Kapan Ibu memberitahu Mas," tanyaku.Aku merasa kaget, saat mendengar orang tua dan saudaraku mau datang. Ternyata mereka menyempatkan diri, supaya bisa hadir, di acara cukur akikah serta

DMCA.com Protection Status