Sehabis makan malam Daren meminta waktu El, karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan adik angkatnya itu. Mumpung anak anak sedang bermain dengan Omanya di kamar bermain. “ El, ada yang ingin aku beritahukan pada kamu” Ucap Daren sambil mendekati adiknya yang sedang santai melihat anak anak bermain bersama Oma dan juga Opanya. “ Apa yang ingin kamu bicarakan? Apakah itu penting?" tanya El sambil melihat Daren yang sangat serius. " Hum, penting mungkin tidak tapi minimal kamu tahu apa yang terjadi?" ucap Daren membuat El penasaran." Baiklah" Ucap El kemudian mengajak Daren ke ruang pribadinya, yang biasa dia gunakan untuk memeriksa laporan dari toko. " Ada masalah apa, sehingga kamu ingin berbicara denganku secara pribadi? apakah perusahaan kamu sedang ada masalah?" lanjut El setelah berada di ruang miliknya. " Bukan sih! Sebenarnya aku hanya ingin membicarakan soal Sean....Huft! Baru mendengar namanya saja sebenarnya sudah membuat El merasa males sebetulnya, apalagi ha
Waktu terus berlalu dengan begitu cepat, kini pagi kembali menyapa penduduk kota dengan sinar hangatnya. Dan di pagi hari yang cerah ini El pergi kerumah orang tua angkatnya karena ada beberapa barang yang dia butuhkan. Dia pegi bersama dengan Xhaqella dan juga Xavier yang ingin ikut ke rumah Oma dan Opanya meskipun kedua orang itu berada di rumahnya. Kedua anak itu sebenarnya sangat menyukai rumah Daren karena mereka bisa melihat ikan yang ada dikolam dekat rumah Daren. Sedangkan Xaquil tidak ikut karena dia sedang ikut olahraga bersama paman dan juga Opanya. Xaquil sangat mengagumi Daren, jadi dia meniru semua yang dilakukan oleh pamannya itu. “ Ibu kenapa hari ini jalanan masih sangat sepi sekali, biasanya jam segini sudah banyak mobil dan juga motor berlalu lalang memenuhi jalanan ini” ucap Xhaqella sambil melihat keluar jendela mobil. “ Karena ini akhir pekan, sabtu dan minggu banyak orang yang libur dan juga anak anak sekolah libur jadi jalanan sangat sepi di akhir pekan, tap
El mengerutu setelah diberitahu oleh penjaga jika di luar ada Sean yang memaksa untuk masuk, padahal penjaga sudah bilang jika tidak ada orang di rumah kecuali pelayan, tapi dia bersikeras untuk masuk ke dalam rumah. “ Ini orang keras kepalanya tidak pernah hilang, pagi pagi sudah bikin gaduh di rumah orang!” gumam El dengan kesal. “ Mau ngapain lagi sih dia, kan sudah dibilang untuk sementara jangan bertemu dengan anak anak dulu” lanjut El mengomel. “ Nyonya muda ada apa? apakah ada masalah atau butuh bantuan bibi?” tanya bibi pelayan yang melihat El mengomel di pagi pagi hari seperti ini. El memang jarang marah marah jadi sekalinya marah marah bikin takut semua orang yang ada di rumah itu. “ Itu Bi, di luar ada Sean memaksa masuk padahal sudah di beritahu jika tidak ada orang di rumah tapi tetap maksa masuk, benar benar keras kepala!” ucap El. “ Aku kedepan dulu ya bi, anak anak ada di mana?”lanjutnya El khawatir Sean membuat huru hara pada anaknya. “ Sepertinya Tuan dan Nona ke
Sean pergi dengan hati yang sangat sakit, Ia bisa melihat betapa kecewanya anak anaknya terhadap sikapnya, lagi dan lagi dia menyakiti perasaan anak kembarnya. Dadanya terasa sangat sakit, seperti dihantam oleh sebongkah batu hingga membuat dia susah bernapas. “ Kenapa selalu berakhir seperti ini, Tuhan apa yang terjadi padaku? Kenapa aku sangat susah sekali untuk bisa mendekati anak anak aku? apakah karena tidak mengasuhnya sejak kecil makanya mereka selalu membela ibunya?” Gumam Sean, dia benar benar sedih karena telah melukai hati kedua anaknya. Padahal mereka berdua sudah mulai menerimanya, tapi kenapa pula ada kejadian seperti itu. “ Apakah Tindakan aku salah karena menyuruh El membawa Xavier ke dokter untuk memeriksakan Kesehatan? Aku hanya mengutarakan apa yang telah aku lihat selama ini, dia memang berbeda seperti dua orang. Tapi kenapa hanya aku yang menyadarinya? Apakh El dan Daren tidak pernah menyadari perubahan anak itu? Apa hanya gara gara obat yang aku minum sehingga
Ting tong...Ceklek! “ Sean! Kenapa kamu pagi pagi ke tempat aku? Apakah ada pekerjaan yang harus aku kerjakan? Tidak bisakah kita tidak perlu bekerja saat hari libur? Miskin juga tidak” ucap Joe sambil menguap dan mengaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. “ Minggir, bujang macam apa kau ini, jam segini belum bangun, pantas saja kamu jomblo terus” gerutu Sean kemudian dia langsung masuk dan langsung duduk di sofa apartment Joe. ‘ Ngomongnya seperti yang paling laku saja, bahkan dia sampai sekarang juga masih jomblo’batin Joe dengan kesal kemudian dia langsung menutup pintu dengan sedikit keras. Joe langsung menyusul Sean yang kini sedang bersandar pada sofa sambil melihat langit langit dengan pandangan kosong. “ Kesambet setan mana Sean, datang datang bengong seperti itu” tanya Joe yang penasaran dengan Sean yang tampak sangat kacau. Kini dia tahu kenapa bos sekaligus sahabatnya itu datang pagi pagi buta seperti ini. “ Aku habis bertengkar dengan El, Joe” ucap Sean sambil menghe
El berhenti saat melihat ibu dari Arza, dunia memang sangat kecil. Kini dia bertemu lagi dengan orang yang sama di masa lalu. “ Ibu kenapa? Apakah ada sesuatu yang membuat ibu tidak nyaman” ucap Xavier saat melihat ibunya yang diam dengan mata berkaca kaca. Xaquil yang tahu kenapa ibunya terdiam, dia langsung mengelus lengan ibunya untuk memberikan kekuatan. Sementara itu, ibu Arza tersenyum kemudian menunduk hormat pada El. Dia juga tidak mengira jika teman dari anaknya adalah El. Orang yang dulu pernah dia tolong saat berada dalam kepungan masa. Ya, Ibu Arza adalah orang yang menolongnya waktu El di kepung masa saat dia keluar dari komplek rumah Sean. Jika tidak ada ibu itu sudah pasti dia akan habis. Pertemuan singkat namun sangat melwkat dihati El, karena ketulusan ibu itu, dia bisa selamat dari bulan bulanan masa. Dan karena video dimasa lalu yang dia temukan, Xaquil langsung mengenali saat dia bertemu dengan Ibunya Arza saat berada dirumah sakit.“ Ini Ibu Anin, Betulkah?” Uc
Sean memegangi pipinya yang habis ditampar oleh Mamanya, dia tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan kasar demi seorang jalang. “ Mama menamparku, hanya karena jalang ini? Mama benar benar sudah dibutakan olehnya” ucap Sean dengan kesal, bahkan Sean tidak peduli lagi jika kata katanya sangat merendahkan Almira.“ Itu karena kamu juga bikin Mama kesal, kamu sudah menduda selama lima tahunan, sekarang saatnya kamu punya pasangan Sean! Kamu mau tidak punya keturunan? Siapa yang akan mewariskan semua kekayaan kamu” ucap Ambar dengan kesal. “ Tidak perlu menikah dengan orang lain aku sudah punya keturunan Ma, aku hanya akan menikah dengan El, Titik! Selain itu aku punya anak dari El. Jadi mulai sekarang Mama tidak perlu menjodohkan aku dengan orang lain, apalagi dengan orang tidak jelas asal usulnya” ucap Sean. Dan itu membuat Almira tersinggung dengan kalimat terakhir dari Sean. “ Maksud kamu, aku tidak jelas asal usulnya” ucap Almira memincingkan matanya pada Sean. “ Memang tidak
El masuk hingga kedalam ruangan yang biasanya di gunakan oleh para pengunjung untuk menunggu. Dia bisa melihat seorang laki laki sedang beradu argumen dengan staffnya. Melihat dari punggungnya dia bukan orang biasa.‘ Siapa dia, berani sekali mereka membuat keributan di tempat ini? Apa maunya dia?’ Batin El sambil berjalan mendekati mereka.Namun saat sudah dekat, El merasa jika dia mengenal laki laki itu dimasa lalu. Dan karena penasaran, El langsung mendekati dan melihat siapa yang sudah bersikap sombong di tokonya. Beraninya dia memarahi staffnya. Apalagi posisinya pengunjung yang salah. El tahu staffnya hanya menjalankan pekerjaan dengan profesional.“ Maaf Ada apa ini ya” ucap El, namun dia langsung terkejut saat melihatnya, siapa orang yang sudah membuat karyawannya kesal. “ El....” Sapanya sambil tersenyum dengan lebar. “ Allen! Ternyata itu kamu” ucap El sambil melihat Allen dari ujung kaki hingga kepala. Allen adalah sahabat Sean dan Daren, El mengenalnya dengan baik dimas