Sean pergi dengan hati yang sangat sakit, Ia bisa melihat betapa kecewanya anak anaknya terhadap sikapnya, lagi dan lagi dia menyakiti perasaan anak kembarnya. Dadanya terasa sangat sakit, seperti dihantam oleh sebongkah batu hingga membuat dia susah bernapas. “ Kenapa selalu berakhir seperti ini, Tuhan apa yang terjadi padaku? Kenapa aku sangat susah sekali untuk bisa mendekati anak anak aku? apakah karena tidak mengasuhnya sejak kecil makanya mereka selalu membela ibunya?” Gumam Sean, dia benar benar sedih karena telah melukai hati kedua anaknya. Padahal mereka berdua sudah mulai menerimanya, tapi kenapa pula ada kejadian seperti itu. “ Apakah Tindakan aku salah karena menyuruh El membawa Xavier ke dokter untuk memeriksakan Kesehatan? Aku hanya mengutarakan apa yang telah aku lihat selama ini, dia memang berbeda seperti dua orang. Tapi kenapa hanya aku yang menyadarinya? Apakh El dan Daren tidak pernah menyadari perubahan anak itu? Apa hanya gara gara obat yang aku minum sehingga
Ting tong...Ceklek! “ Sean! Kenapa kamu pagi pagi ke tempat aku? Apakah ada pekerjaan yang harus aku kerjakan? Tidak bisakah kita tidak perlu bekerja saat hari libur? Miskin juga tidak” ucap Joe sambil menguap dan mengaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. “ Minggir, bujang macam apa kau ini, jam segini belum bangun, pantas saja kamu jomblo terus” gerutu Sean kemudian dia langsung masuk dan langsung duduk di sofa apartment Joe. ‘ Ngomongnya seperti yang paling laku saja, bahkan dia sampai sekarang juga masih jomblo’batin Joe dengan kesal kemudian dia langsung menutup pintu dengan sedikit keras. Joe langsung menyusul Sean yang kini sedang bersandar pada sofa sambil melihat langit langit dengan pandangan kosong. “ Kesambet setan mana Sean, datang datang bengong seperti itu” tanya Joe yang penasaran dengan Sean yang tampak sangat kacau. Kini dia tahu kenapa bos sekaligus sahabatnya itu datang pagi pagi buta seperti ini. “ Aku habis bertengkar dengan El, Joe” ucap Sean sambil menghe
El berhenti saat melihat ibu dari Arza, dunia memang sangat kecil. Kini dia bertemu lagi dengan orang yang sama di masa lalu. “ Ibu kenapa? Apakah ada sesuatu yang membuat ibu tidak nyaman” ucap Xavier saat melihat ibunya yang diam dengan mata berkaca kaca. Xaquil yang tahu kenapa ibunya terdiam, dia langsung mengelus lengan ibunya untuk memberikan kekuatan. Sementara itu, ibu Arza tersenyum kemudian menunduk hormat pada El. Dia juga tidak mengira jika teman dari anaknya adalah El. Orang yang dulu pernah dia tolong saat berada dalam kepungan masa. Ya, Ibu Arza adalah orang yang menolongnya waktu El di kepung masa saat dia keluar dari komplek rumah Sean. Jika tidak ada ibu itu sudah pasti dia akan habis. Pertemuan singkat namun sangat melwkat dihati El, karena ketulusan ibu itu, dia bisa selamat dari bulan bulanan masa. Dan karena video dimasa lalu yang dia temukan, Xaquil langsung mengenali saat dia bertemu dengan Ibunya Arza saat berada dirumah sakit.“ Ini Ibu Anin, Betulkah?” Uc
Sean memegangi pipinya yang habis ditampar oleh Mamanya, dia tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan kasar demi seorang jalang. “ Mama menamparku, hanya karena jalang ini? Mama benar benar sudah dibutakan olehnya” ucap Sean dengan kesal, bahkan Sean tidak peduli lagi jika kata katanya sangat merendahkan Almira.“ Itu karena kamu juga bikin Mama kesal, kamu sudah menduda selama lima tahunan, sekarang saatnya kamu punya pasangan Sean! Kamu mau tidak punya keturunan? Siapa yang akan mewariskan semua kekayaan kamu” ucap Ambar dengan kesal. “ Tidak perlu menikah dengan orang lain aku sudah punya keturunan Ma, aku hanya akan menikah dengan El, Titik! Selain itu aku punya anak dari El. Jadi mulai sekarang Mama tidak perlu menjodohkan aku dengan orang lain, apalagi dengan orang tidak jelas asal usulnya” ucap Sean. Dan itu membuat Almira tersinggung dengan kalimat terakhir dari Sean. “ Maksud kamu, aku tidak jelas asal usulnya” ucap Almira memincingkan matanya pada Sean. “ Memang tidak
El masuk hingga kedalam ruangan yang biasanya di gunakan oleh para pengunjung untuk menunggu. Dia bisa melihat seorang laki laki sedang beradu argumen dengan staffnya. Melihat dari punggungnya dia bukan orang biasa.‘ Siapa dia, berani sekali mereka membuat keributan di tempat ini? Apa maunya dia?’ Batin El sambil berjalan mendekati mereka.Namun saat sudah dekat, El merasa jika dia mengenal laki laki itu dimasa lalu. Dan karena penasaran, El langsung mendekati dan melihat siapa yang sudah bersikap sombong di tokonya. Beraninya dia memarahi staffnya. Apalagi posisinya pengunjung yang salah. El tahu staffnya hanya menjalankan pekerjaan dengan profesional.“ Maaf Ada apa ini ya” ucap El, namun dia langsung terkejut saat melihatnya, siapa orang yang sudah membuat karyawannya kesal. “ El....” Sapanya sambil tersenyum dengan lebar. “ Allen! Ternyata itu kamu” ucap El sambil melihat Allen dari ujung kaki hingga kepala. Allen adalah sahabat Sean dan Daren, El mengenalnya dengan baik dimas
“ Arza!“Arza!Arza langsung menoleh ke pintu saat namanya dipanggil oleh Xhaqella dan juga Xavier. Dia langsung berdiri dan langsung menghampiri keduanya. “ Iya, Aku datang” seru Arza dari dalam kamarnya, sambil menaruh barang barang miliknya di lemari yang ada disamping tempat tidurnya. “ Kamu lagi ngapain, sejak tadi kamu tidak terlihat” Ucap Xavier sambil melongok kedalam kamar milik Arza, begitu pula dengan Xhaqella yang ikut mengintip.“ Oh saya sedang merapikan barang barang dan menyusunnya di lemari” ucap Arza sambil tersenyum kaku, dia canggung, bagaimana dia harus bersikap di depan kembar. Baginya kembar adalah majikannya yang mana dia harus sopan pada mereka. “ Tidak perlu formal begitu saat bersama kita, apalagi kita lebih muda dibandingkan kamu. Anggap saja kita keluarga kamu” Ucap Xavier. Ada desiran hangat menjalar di dalam dada Arza, baru kali ini ada orang yang kaya menganggapnya sebagai keluarga. Berteman dengan kembar membuat Arza memiliki warna dalam hidupnya.
“ Udah sore kita pulang yuk sayang!” ucap El pada anak sulungnya. “ Apakah sudah selesai, pekerjaan ibu” jawabnya sambil menoleh pada ibunya. “ Sudah, pekerjaan ibu belum terlalu banyak, nanti kalau bisnis ibu berkembang pekerjaan ibu akan menumpuk segini” ucap El sambil mengangkat tangannya di atas meja. Ia masih mengingat saat dulu menjadi sekertaris Hill Corporation. “ Dulu pekerjaan ibu juga banyak? seperti paman Daren bu? Setiap saya ikut ke kantor paman, aku sering melihat paman tengelam sama kertas kertas. Bahkan aku tidak hisa melihat paman lagi” ucap Xaquil sambil geleng geleng kepala karena menurutnya orang dewasa semakin sibuk. “ Hum, dulu ibu juga banyak sudah begitu ibu harus menjaga keamanan sistem jaringan supaya tetap aman, dan masih banyak lagi hal yang harus ibu kerjakan. Nanti kalau kamu sudah besar kamu bisa mengantikan bisnis yang ibu bangun ini” ucap El sambil tersenyum. Huft! “ Ibu sudah bekerja dangan sangat keras, tapi Tuan Sean mengabaikan ibu dan tid
Pulang dari kerjaan El langsung masuk ke dalam kamar, dia hanya menitipkan pesan pada anaknya untuk memberitahukan pada yang lainnya kalau dirinya sangat lelah. Jadi untuk malam ini dia tidak ikut makan malam bersama. Hati El masih benar benar sakit, dan begitu sampai di kamarnya dia langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan kran. Air mata yang sejak tadi di tahan mati matian akhirnya lolos juga saat ini. El mengeluarkan emosinya di kamar mandi. ‘ Kenapa semua orang membenciku? Apa yang telah aku lakukan pada mereka? Aku kira selama ini orang orang tulus mencintaiku dan juga menyayangiku, tapi faktanya semua itu palsu hiks....hiks...’ Batin El disela sela isak tangisnya.Sejak kedua orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan, El berusaha untuk menyenangkan semua orang. Dia hanya berharap orang orang menyukai dirinya. Tidak membullynya karena dirinya hanyalah anak yatim piatu.Semua kenangan indah saat bersama mantan mertuanya kini kembali berputar putar di dalam kepalanya. Sem