Beranda / Romansa / Melupa Rasa / Chapter 27: I'M SERIOUS

Share

Chapter 27: I'M SERIOUS

Penulis: Kier
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ini semua belum berakhir, Lyan. Kebahagianmu, dan juga kebahagiaanku... '

Kata-kata Dirga terus terngiang-ngiang di benak Lyan. Entah kenapa selalu membuat Lyan memikirkannya. 

Kebahagiaan? 

Bukankah selama ini toh dia baik-baik saja? Lyan tidak tahu apa itu kehidupan sempurna, namun setidaknya dia menyukai kehidupannya selama ini, dan itu sudah cukup. 

Tapi, semua terasa begitu sebelum Abi datang. Pria itu seperti domino yang jatuh. Kedatangannya terus memicu masalah lain yang timbul dalam kehidupan Lyan yang biasanya tenang. Dan salah satu masalah itu termasuk kehadiran Dirga. 

Lalu bagaimana bisa salah satu pembawa masalah itu kini menawarkan kebahagiaan padanya...? 

Lyan menarik napas sesaat. Sebetulnya Lyan tidak berencana untuk bisa akrab dengan Dirga. Cowok itu sangat populer dan jelas Lyan tidak ingin berada dalam

Kier

Hello my dear readers ☺ Terima kasih bagi yang sudah membaca Melupa Rasa hingga chapter ini. Maaf karena lama update. Akan saya usahakan untuk konsisten update. Sekali lagi, terima kasih banyak atas dukungannya ya. ☺🙏

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melupa Rasa   Chapter 28: I'M SERIOUS (Part 2)

    Raut kecewa di wajah Anara terus terbayang-bayang di benak Abi. Ada rasa tidak tega, namun dia harus tetap pada logika.Entah bagaimanapun kehidupan wanita itu saat ini, dia sudah berstatus sebagai istri orang. Dan setahu Abi, suami Anara itu, Pram Sanjaya, bukanlah pria sembarangan.Meskipun cukup mengejutkan ketika akhirnya Anara memilih untuk menikahi kakak iparnya sendiri. Tapi, siapa juga yang bisa menolak pesona seorang Pram? Meskipun saat itu berstatus duda, kualifikasinya jelas melebihi pria lajang biasa. Dan saat itu Abi jelas tidak ada apa-apanya.Ya, Anara telah memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama pria itu ketimbang pergi bersama Abi ke luar negeri. Jadi kalau sekarang wanita itu masih merengek bahwa dia tidak bahagia, itu bukanlah urusan Abi.Memang, darah Aryasena semuanya sama saja.Abi mencibir. Kini, dia harus tetap fokus

  • Melupa Rasa   Chapter 29: The Secret

    "Mau apa waria itu kesini?" Tanya Pram pada Anara yang masih sibuk membereskan kumpulan katalog properti yang berserakan di atas meja di hadapannya."Namanya Sisca. Dia itu temanku!" sahut Anara cuek."Wah, selera pertemananmu cukup unik."Anara masih sibuk membereskan katalognya dan tidak berminat membalas perkataan Pram. Sementara itu, Pram mulai memperhatikan katalog yang sedang dibereskan Anara."Apa kau berniat cari tempat pelarian baru? Mau kurekomendasikan?"Anara mendengus kesal sambil menatap Pram sebal. "Bukan urusanmu!" Ia langsung bangkit, namun ketika melalui Pram, tiba-tiba pria itu menarik tangannya lembut."Apalagi??" Bentak Anara. Pram hanya tersenyum sambil mengusap lembut kepala Anara. "Ada kotoran di kepalamu. Lain kali, keramaslah lebih bersih."Anara melongo tak percaya. Kemudian ia reflek iku

  • Melupa Rasa   Chapter 30: FIRST LOVE

    9 tahun yang lalu...Pram berdecak kesal mengutuk kemacetan panjang yang sudah sekitar satu jam melanda. Ia melirik arlojinya. Seharusnya dia sudah tiba di tempat pertemuan setengah jam yang lalu. Namun kemacetan yang tak terduga ini justru membuatnya akan terlambat!Klien yang akan ditemuinya sangat penting, dan bagaimana bisa Pram memberikan kesan buruk dengan datang terlambat pada pertemuan pertama mereka?!Sekretaris Pram, Ammar, Wiguna, menelepon klien tersebut dan memberitahu mengenai perihal keterlambatan mereka. Dan beruntungnya, ternyata sang klien juga sedang terjebak kemacetan panjang di ruas jalan yang berbeda. Keduanya pun memutuskan untuk mengundur waktu pertemuan mereka.Pram menarik napas lega. Ia meminta dokumen yang akan mereka bahas nantinya pada Ammar. Ia ingin mempelajarinya sekali lagi sebelum bertemu dengan sang klien.Tiba-tib

  • Melupa Rasa   Chapter 31: TO MEET YOU

    Dua bulan sudah berlalu sejak acara peresmian itu. Dan sudah dua bulan ini pula sesuatu telah berubah dari Pram. Ia selalu tampak kurang bersemangat. Memang ia tetap mengerjakan segalanya dengan baik, namun setelah itu ia lebih sering menyendiri dan terlihat merenung menikmati kesendiriannya.Ammar menjadi khawatir melihat keadaan tuannya. Tentu ia tahu apa penyebabnya.Gadis itu. Anara Aryasena...Perusahaan Sanjaya memang masih mengikutsertakan organisasi Himpunan Pemuda Peduli Negeri dalam setiap kegiatan bakti sosial mereka. Hanya saja Pram-lah yang tidak lagi langsung berpartisipasi. Dia hanya menyerahkan segala urusan pada staffnya saja.Ammar tahu pasti. Pram pasti berat hati untuk bertemu Anara lagi...Ammar tersenyum. Tuannya ini benar-benar sosok yang baik hati. Meskipun cakap dalam berbisnis, namun kalau urusan hati, tuannya ini polos sekali.Anara masih muda. Dan hubungannya dengan pemuda itu m

  • Melupa Rasa   Chapter 32: MEET... WHO?

    Pram menyambut kaku uluran tangan dari seorang wanita cantik yang sedang tersenyum di hadapannya. Tangan yang lembut dari seorang wanita berparas jelita dengan rambut panjang bergelombangnya yang dibiarkan tergerai indah. Gaun panjang putih gading bertabur kristal Swarovski dan berpotongan sabrina di atasnya semakin menambah keeleganan wanita ini.Namun sayangnya, tak satupun dari semua keindahan ini mampu membuat Pram berdebar-debar. Sederhana saja, karena wanita di hadapannya bukanlah Anara Aryasena. Melainkan sosok lain bernama Amira Aryasena."Amira ini baru saja pulang dari Korea Selatan. Dia diundang secara khusus oleh Seona Kim untuk berkolaborasi dengannya di acara resital piano miliknya di sana. Ini sungguh suatu kehormatan untuk puteri kami," Ujar Jeanita memperkenalkan puterinya dengan penuh kebanggaan. Amira tersenyum malu sambil curi-curi pandang ke arah Pram di depannya meskipun saat ini raut wajah pria itu justru berubah datar."

  • Melupa Rasa   Chapter 33: DUALITY

    "APA?? MENOLAK AMIRA??!"Suara Sinta terdengar menggelegar ke seluruh ruangan tepat setelah Pram mengatakan maksudnya untuk membatalkan perjodohannya dengan Amira Aryasena. Pengakuannya membuat Sinta berang."Tenanglah sayang," Suaminya, Bakrie Sanjaya berusaha menenangkannya. Ia melirik ke arah puteranya memberi kode agar berhenti membuat ibunya semakin marah."Ibu, bukan Amira yang kucintai. Aku tidak ingin menikah dengannya!" Tegas Pram, mengabaikan kode keras dari ayahnya. Sinta kembali duduk dengan lemas sambil memijit pelipisnya."Tapi Pram, ini semua akan sulit. Perjodohanmu sudah kami atur dan sudah banyak kolega kita yang mengetahuinya," Ujar Bakrie turut membujuk puteranya."Ini masih belum terlambat, Ayah. Kita hanya perlu mengonfirmasi bahwa Ibu telah menjodohkanku dengan gadis yang salah. Ini semua hanya salah paham.""Gad

  • Melupa Rasa   Chapter 34: TRAP

    "Pak Direktur...?"Suara yang lamat-lamat terdengar masuk ke telinga Pram membuatnya perlahan-lahan membuka matanya. Namun pandangannya masih mengabur dan kepalanya sedikit pusing.Ia perlahan bangkit dan tersadar bahwa kini ua sedang berada di atas ranjang, namun ini bukan ranjangnya. Masih dengan mata yang mengabur, ia mengitari pandangannya ke sekeliling ruangan. Ya, ruangan ini asing baginya...Sebenarnya ada di mana dia sekarang...?"Pak Direktur... Sudah sadar?"Sebutan yang sangat familiar bagi Pram namun entah kenapa tidak dengan suaranya. Entahlah apakah ini efek dari kepalanya yang masih pusing.Pram menatap ke sumber suara. Bayangan seorang wanita bergaun midi coklat keemasan dan rambut dikuncir satu ke belakang akhirnya membuatnya familiar."Anara??"Sosok itu semakin mendekat. Pram mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mencoba melihat lebih jelas namun gagal."Kelihatannya Pak

  • Melupa Rasa   Chapter 35: THE UNWANTED MARRIAGE

    Dan pada akhirnya Pram memang harus menikahi Amira!"Nak, percayalah pada Ibu. Meskipun pernikahan ini diawali dengan kurang baik, tapi pasti pernikahan ini adalah yang tepat untukmu. Amira adalah jodohmu. Jadi Ibu mohon lupakanlah perasaanmu untuknya adiknya itu, dan mulailah hidup berbahagia bersama Amira dan calon anak kalian yang sedang dikandungnya."Sinta memeluk puteranya sambil menangis. Meskipun ia tahu Pram tidak bahagia atas pernikahan ini, tapi sebagai seorang ibu dia tetap berusaha untuk membesarkan hati puteranya.Pram membalas pelukan ibunya dengan erat. "Tenanglah, Bu. Aku akan tetap menjalani pernikahan ini dengan baik."Ya, Pram sudah bertekad untuk bertanggung jawab atas segalanya. Dan ia akan melupakan cintanya pada Anara.Pernikahannya dan Amira dilangsungkan dengan begitu meriah. Amira sendiri tampil sangat cantik dengan gaun pernikah

Bab terbaru

  • Melupa Rasa   Chapter 49: FIRST KISS

    Sambil menutup mulutnya karena tak menyangka dengan apa yang dia lihat, kaki Retania pun tak mampu bergerak. Dirga di depan sana, sedang tercebur ke dalam kolam renang akibat di pukul ayahnya. Melihat luka yang tergambar jelas di wajah Dirga, hati Retania ikut merasakan sakit. Dia jadi teringat pembicaraan mereka dulu."Kau tahu Reta, ada terlalu banyak hal yang kubenci di dunia ini.""Oh ya? Apa saja?""Aku benci belajar, benci keluargaku, dan terutama, aku benci ayahku."Retania terdiam, lalu akhirnya menyahut, "kenapa?""Karena dia itu pria paling brengsek di dunia. Karena kebrengsekannya, aku harus lahir di dunia ini. Dan dia juga mencampakkan ibuku, sampai akhirnya ibuku meninggalkan dunia ini tanpa ikut membawaku."Retania terdiam lagi. Ia tidak tahu harus merespon bagaimana. Ia tumbuh di tengah-tengah keluarga yang bahagia dan terhormat. Tidak pe

  • Melupa Rasa   Chapter 48: DIRGA VS THE HADINATA

    Beberapa saat sebelumnya..."Kau...benar-benar datang?"Lyan menyambut kedatangan Dirga dengan ekspresi tidak percaya. Namun Dirga bisa melihat rasa iba di matanya. Seakan-akan akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya setelah ini."Tentu saja. Mana mungkin aku berbohong padamu, kan?" Sahut Dirga santai sambil melepaskan helmnya dan turun dari motornya. "Sekarang bawa aku menemui ibunya Deana." Dirga langsung menarik tangan Lyan sementara Lyan masih terperangah.Lyan segera membawanya menemui Bu Narita dan memperkenalkan Dirga padanya. Bu Narita kemudian menjelaskan secara ringkas mengenai tugas yang harus Dirga lakukan kemudian memberikan seragam pakaian pada Dirga. Dan sama seperti Lyan, Dirga juga terlihat tampan dengan seragam itu."Kalian berdua benar-benar good-looking!" Puji Bu Narita saat melihat Lyan dan Dirga berdiri beriringan.&

  • Melupa Rasa   Chapter 47: ANARA VS RETANIA

    Retania menaikkan kembali gaunnya namun tidak ada sedikit pun rasa malu yang tergambar di wajahnya meski aksi kemesraannya dipergoki oleh Anara. Berbeda dengan Abi yang kini tampak gugup, Retania justru merasa murka. Sekalipun dia sangat mengagumi Anara sebelumnya, tapi sikap wanita itu sangat ini benar-benar membuatnya amarahnya sudah berada di puncak kepala.Siapa juga yang bakalan suka kalau diganggu saat sedang mesra-mesranya?"Maaf kalau aku terdengar terlalu ikut campur... ""Anda memang terlalu ikut campur, Nona Anara!!" Potong Retania cepat dengan emosi yang terdengar jelas dari nada suaranya. Anara terdiam. Ia mengepalkan tangannya.Dasar, bocah-bocah zaman sekarang memang banyak tingkah!"Anda seharusnya tahu kalau kami sedang membutuhkan privasi. Kalaupun Anda melihatnya, bukankah sebaiknya Anda diam saja?" Cecar Retania.

  • Melupa Rasa   Chapter 46: CLAIMING YOU

    "Nak, kita mendadak kekurangan pelayan. Mariani mendadak sakit. Deana bilang ada teman kalian yang mau jadi pelayan, benar begitu?" Tanya Narita dengan kecemasan di wajahnya."E-eh, iya Bu," Sahut Lyan gugup. Teman yang mau jadi pelayan? Dirga kah?"Bisa tolong hubungi temanmu itu? Dari tadi Ibu sudah mencoba menelepon Deana tapi tidak diangkat.""Baiklah, Bu. Sebentar ya."Lyan pamit untuk menelepon Dirga. Sebenarnya dia ragu untuk menawarkan ini pada Dirga. Karena di sini ada ayah beserta ibu tirinya. Dan juga Retania yang malam ini resmi mengumumkan hubungan romantisnya dengan Abi di depan publik."Hai Lyan. Ada apa? Kau butuh bantuan?" Nada ceria Dirga terdengar di seberang sana."Kami... Sedang butuh pelayan tambahan di sini. Salah seorang pelayan ada yang mendadak sakit. Apa kau..bisa datang?""Tentu! Acara k

  • Melupa Rasa   Chapter 45: WHY ARE YOU HERE?

    "Boleh aku tahu ada ada sebenarnya dengan kehidupan puteri kalian yang katanya bahagia bersama jodohnya?"Wisnu dan Jeanita semakin pucat pasi mendengar perkataan Abi dengan nada ejekan di sana. Jeanita meggamit erat lengan suaminya, kode agar sebaiknya mereka pergi saja dari sana. Dan akhirnya, sepasang suami istri itu pun pergi.Abi menghela napas lega. Ia pun kembali memilih kudapannya. Seorang pelayan baru saja meletakkan beberapa jenis kudapan baru di atas meja hidang. Melihat salah satu kudapan tradisional favoritnya tersaji di sana, Abi langsung mengambilnya dengan penuh semangat."Wah, akhirnya ada juga kue tradisional! Ini kesukaanku! Terima kasih... Eh?? Lily?!"Suara Abi berubah menjadi pekikan saat menyadari siapa sosok pelayan yang barusan menghidangkan kudapan di atas meja. Dan ternyata itu adalah Lyan!"Lily? Kenapa bisa ada di sini?"

  • Melupa Rasa   Chapter 44: D-DAY

    Lyan menatap dirinya di depan cermin di hadapannya. Ia merapikan penampilannya sekali lagi, memastikan seragam pelayan kombinasi hitam dan putih yang diberikan ibunya Deana ini tidak kusut sama sekali. Ia juga memperhatikan rambutnya yang sudah tertata rapi, disanggul kecil di belakang. Riasannya yang sederhana juga sudah pas. Bagaimanapun, sesuai arahan ibunya Deana, ia tidak perlu berpenampilan berlebihan.Lyan tersenyum sekali lagi sambil menyemangati diri. Jujur sebenarnya ia gugup sekali. Ini pertama kalinya ia bekerja di acara keluarga kelas atas. Reputasi keluarga Hardoyo sebagai pengusaha tambang sungguh tidak main-main. Dan karena ini pesta yang tidak terlalu besar, Lyan justru semakin gugup. Para tamu akan lebih mudah mengenalinya. Dan seperti cerita Dirga sebelumnya, Lyan cukup khawatir akan ada yang coba mempermainkannya."Semangat Lyan! Semangat!" Ia masih berusaha keras memberi sugesti pada dirinya sendiri. Kemudian

  • Melupa Rasa   Chapter 43: FUTURE PLAN

    "Katakan padaku, siapa kau sebenarnya?" Tanya Dirga sambil menyodorkan sebuah minuman kaleng ke arah Lyan. Saat ini ia, Lyan, dan juga Deana sedang nongkrong di kafetaria kampus."Apa maksudmu?" Tanya Lyan heran.Dirga meneguk minumannya lalu menjawab, "yah, kau benar-benar orang yang penuh rahasia. Dan penuh kejutan juga. Kemarin kau ternyata kenal dengan dosen baru kita. Dan tiba-tiba hari ini kau mengenal artis itu juga. Besok besok siapa lagi yang akan kau kenal? Presiden Amerika? Atau apa jangan-jangan kau ini juga anak mafia?"Deana terkikik geli mendengar perkataan Dirga. Sementara Lyan segera melempar pelan kotak tisu yang ada di hadapannya ke arah Dirga dan cepat di tangkap cowok itu."Jangan-jangan kau juga keturunan ilmuwan? Guruku ini kan sangat pintar!" Celetuk Dirga lagi"Hentikan! Kau ini!" Kali ini Lyan juga tertawa kecil mendengar ledekan itu."Mungkin Lyan juga keturunan peraih Nobel Perdamaian

  • Melupa Rasa   Chapter 42: THE UNWANTED REUNION

    "Wahhh, pemandangannya bagus sekali disini!" Celetuk Anara riang ketika kakinya menyentuh lantai rooftop. Pemandangan seluruh kota terlihat dari atas sini. Sangat indah.Di ujung sana, Abi berdiri namun ia hanya membalikkan tubuhnya. Tapi Anara sangat yakin pria itu pasti menyadari kedatangannya. Ia tersenyum. Abi sungguh pintar memilih tempat yang bagus dan romantis untuk mereka berbicara berdua saja."Maaf lama menunggu, Abi..."Abi langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Anara serius."Katakan apa tujuanmu sebenarnya!"Rahang Anara mengeras dan raut wajahnya tidak lagi seriang sebelumnya. Hatinya terluka karena hingga detik ini tidak ada keramahan dari Abi samasekali padahal Anara sudah melakukan berbagai hal sejauh ini untuk bisa dekat dengannya.Namun Anara berusaha untuk tetap memasang senyum manisnya. "Apa maksudmu, Abi? Aku t

  • Melupa Rasa   Chapter 41: REUNION

    Dan tentu saja, hari itu di Universitas Bina Darma, semua yang terjadi sesuai dugaan Anara."Hei!! Bukannya itu Anara Aryasena?!!""Wah...!! Dewi Estella!!""My God! Dewi Estella benar-benar ada di sini??!""Ya Tuhan... Dia benar-benar dewi! Dia sangat cantik!"Anara tersenyum sambil tetap melenggang anggun di sepanjang kawasan Universitas Bina Darma. Karena ia sedang berada di kampus, ia mencoba mengenakan busana yang lebih pantas. Dan ternyata, setelah blazer hitam dari desainer ternama, rambut yang diikat rendah ke belakang dengan sedikit anak rambut yang terurai di bagian depan, dan cukup dengan riasan minimalis yang cantik, pesonanya sukses mengguncang semua orang. Di tambah dengan kacamata hitam dan blazer yang tidak dikancing dan memperlihatkan dalaman berupa kemeja berwarna abu-abu, ia terlihat lebih kasual namun amat sangat keren. Setiap mata yang memandang tak hen

DMCA.com Protection Status