"tapi non Almira tenang saja mas Adrian itu sekali mencintai seorang wanita Dia akan tetap setia sama seperti dulu pada non Naomi, tapi sayangnya yang bibi dengar mereka sudah tidak saling mencintai lagi. "Papar Imas yang merasa sedih ketika harus kembali menceritakan tentang Adrian anak laki-laki yang sudah dianggap seperti putranya sendiri Karena dia sudah tidak memiliki seorang ibu sejak dia masih sekolah."Ya sudah bi, kalau begitu aku permisi ke kamar dulu sebentar nanti kalau sudah waktunya masak untuk makan sore bibi panggil aku saja ya. "Ucap Almira yang langsung masuk ke dalam kamarnya.Rumah ini begitu sangat mewah dan megah namun rasanya tetap sepi karena semua orang tengah sibuk termasuk juga suaminya Adrian yang kini sudah bekerja fokus di kantor apalagi sang papa mertua yang sering kali pergi ke luar kota dan jarang sekali berpapasan dengan Almira.Rasa penasaran Almira tentang siapa Naomi membuat Dia pun akhirnya mencari beberapa hal yang mungkin bisa dia ketahui karena
"tapi non Almira tenang saja mas Adrian itu sekali mencintai seorang wanita Dia akan tetap setia sama seperti dulu pada non Naomi, tapi sayangnya yang bibi dengar mereka sudah tidak saling mencintai lagi. "Papar Imas yang merasa sedih ketika harus kembali menceritakan tentang Adrian anak laki-laki yang sudah dianggap seperti putranya sendiri Karena dia sudah tidak memiliki seorang ibu sejak dia masih sekolah."Ya sudah bi, kalau begitu aku permisi ke kamar dulu sebentar nanti kalau sudah waktunya masak untuk makan sore bibi panggil aku saja ya. "Ucap Almira yang langsung masuk ke dalam kamarnya.Rumah ini begitu sangat mewah dan megah namun rasanya tetap sepi karena semua orang tengah sibuk termasuk juga suaminya Adrian yang kini sudah bekerja fokus di kantor apalagi sang papa mertua yang sering kali pergi ke luar kota dan jarang sekali berpapasan dengan Almira.Rasa penasaran Almira tentang siapa Naomi membuat Dia pun akhirnya mencari beberapa hal yang mungkin bisa dia ketahui karena
"Almira, maafkan aku ya Aku tadi pinjam adriannya sebentar karena tadinya aku mau membelikan hadiah pernikahan untuk kamu dan juga Adrian tapi ternyata aku menemukan hadiah yang cocok untukmu. "Ucap Naomi yang seolah tidak merasa bersalah karena telah pergi bersama dengan suami orang."Terima kasih banyak ya Mbak Naomi, aku tidak memerlukan hadiah itu lagi pula terlalu merepotkan sekali jika harus pulang sampai larut malam seperti ini. "Jawab Amira dengan senyuman.Adrian menatap sang istri, dia tahu bahwa memang tidak masalah dia hanya memiliki niat baik untuk memberikan hadiah namun di satu sisi ada yang juga tidak bisa menyalahkan karena dia pun memang belum sempat memberikan kabar pada istrinya tersebut."Ya sudah, aku lelah sekali pulang dari kantor lebih baik sekarang kita istirahat saja ya." ajak adrian pada sang istri."Almira, tidak baik jika suami baru pulang kamu justru malah bersikap seperti tadi mau bagaimanapun ya teman itu baik ingin membelikan kamu hadiah pernikahan ki
"Mas kamu kenapa seperti orang yang sedang mencemaskan sesuatu? "Tanya Almira yang melihat sang suami kembali naik ke lantai 2."Aku khawatir dengan keadaan umi, kata bi Imas dia belum sempat turun dan keluar dari kamarnya aku takut jika dia sakit." Jawab Adrian yang mulai cemas dan langsung pergi ke kamar Naomi.Untung kamar naomi tidak terkunci, ketika Adrian tuh masuk dia melihat nomor yang sedang terbaring lemah Adrian yang tidak bisa melihat seorang wanita terluka akhirnya dia pun menghampiri Naomi mengajak seluruh badannya ternyata dia demam tinggian yang panik langsung menelepon dokter dan meminta untuk datang ke rumahnya.Almira yang memperhatikan suaminya yang cemas itu padahal selama ini dia tidak pernah melihat ada yang seperti itu pada siapapun mereka terhadap dirinya sendiri untuk pertama kalinya justru hal tersebut terjadi saat dia melihat Naomi terbaring lemah tidak berdaya."Almira, kamu kenapa diam saja di pintu tolong minta bantuan di Imas ambilkan kompresan untuk Na
Sejak saat itu hubungan Adrian dan juga Almira sekolah tidak baik-baik saja adrianku merasa bahwa Almira selalu saja mudahnya padahal dia dan Naomi hanyalah bersahabat baik."Biar aku siapkan baju untuk kamu bekerja ya. "Ucap Almira yang tetap melayani sang suami karena dia sadar beberapa hari ini sikap Adrian sedikit berubah apalagi sejak maunya sakit padahal saat itu Almira tidak ingin menuduhnya hanya saja Dia sedang terbawa emosi."Biar aku saja sendiri, Lebih baik kamu istirahat saja Mungkin kamu perlu banyak istirahat agar menenangkan pikiranmu biar tidak lagi terus-menerus menungguku Dan juga Naomi. "Jangan langsung pergi meninggalkan almira."Naomi, kami sudah mau berangkat ke kantor lagi apa tahu kondisi badanku sudah jauh lebih baik kalau memang masih belum lebih baik kamu tidak usah pergi ke kantor. "Ucap Adrian yang melihat kami baru saja keluar dari kamarnya."Aku baik-baik saja aku lagi pula kalau seandainya aku tidak berangkat ke kantor nanti siapa yang akan mengurus se
Naomi memang sengaja mengajak Arga untuk berbaikan dengan Adrian agar dia bisa meluruskan rencana menjebak Almira dan membuat Adrian membenci istrinya sendiri."Sudah aku katakan sama kamu kan Mas, aku dan Arga tidak memiliki hubungan apapun lagi pula kita semua kan bersahabat. "Ucap Naomi meyakinkan pada adrian bahwa tidak ada hubungan spesial di antara dia dan juga Arga."Tenang saja Adrian, Aku tidak akan merebut wanita yang pernah kamu cintai kecuali memang kamu memberikannya padaku." Ledek Arga.Adrian dulu memang laki-laki yang bebas, namun dia tidak pernah sedikitpun menyakiti seorang wanita itulah yang dipegang prinsipnya oleh Adrian tetapi berbeda dengan harga Dia laki-laki berhidung belang bahkan seringkali mempermainkan perempuan oleh sebab itu, Adrian memang tidak rela jika Naomi jatuh ketangannya."Ya sudah, aku harus berangkat pergi ke kantor Naomi lebih baik kamu jangan masuk dulu temani saja Arga. "Ucap Adrian yang langsung berpamitan, Almira pun mencium punggung tanga
Keesokan Harinya Adrian berangkat bekerja seperti biasa, namun Naomi izin untuk pulang kerumahnya dan meminta Imas ikut dengannya sehingga Almira sendirian dirumah.Arga pun mulai menagawasi Adrian dan juga Almira, dia melihat bahwa kini hidup Adrian jauh lebih bahagia bersama almura dia tidak terima dengan kebahagiaan itu karena, dia tidak ingin adrian dicintai oleh siapapun. Dan Arga berjanji akan menghancurkan kebahagiaan Adrian dan Almira."Maafkan aku Almira, Aku akan buat hidup kamu hancur tidak akan ada seorangpun yang mau melirikmu sebagai wanita terbaik! "Gumam Arga dalam hatinya.***"Mas Adrian aku udah siapin sarapan pagi untuk kamu, sebelum berangkat ke kantor aku juga sudah siapkan bekal untuk makan siang semoga kamu suka ya dengan menu masakan hari ini,"ucap Almira menatap sang suami."Terima kasih banyak ya sayang, kamu sudah mau memaafkan semua kesalahanku dan aku janji akan sepenuhnya percaya sama istri aku, lagi pula sekarang naomi sudah bisa mengikhlaskan semuanya,
Setelah melihat Almira pingsan, akhirnya Arga pun melancarkan rencananya untuk menghancurkan Almira dan hidupnya, dia mengambil beberapa gambar seolah Almira tengah berselingkuh dengannya. Dengan itu Arga akan bisa menghancurkan Adrian juga dan keluarganya."Maafkan aku Almira, semua aku lakukan karena Naomi, tapi kamu tetap cantik walau pingsan," ucap Arga yang menatap terus Almira.Akhirnya, setelah Arga melancarkan aksinya dia pun bergegas keluar dari rumah itu, dan meninggalkan Almira yang tengah pingsan. Selang beberapa lama tiba-tiba saja Almira mulai terbangun, sembari memegangi kepalanya yang begitu sangat kesakitan usai sebuah tamparan yang dilakukan oleh Arga. Dia terkejut karena tiba-tiba saja Arga tidak ada namun, jilbabnya terlepas dengan rambut yang acak-acakan, serta kamar yang berantakan.***"Assalamualaikum Almira, " ucap Adrian mencari sang istri karena tidak biasanya Almira tidak menyambutnya."Waalaikumsalam mas maaf aku ketiduran," jawab Almira pada sang suami. D
Tidak terasa waktu cepat berlalu Almira pun kondisinya semakin membaik dia sudah diizinkan untuk pulang bersama dengan baiknya. Raut senyum bahagia tentu saja masih terpancar pada wajah Almira, Karena kini dia menjadi seorang ibu yang akan merawat putranya ditambah lagi dia akan menjadi seorang istri dari ustadz Ali laki-laki yang sudah melamar ya dan menunggu serta mencintainya secara diam-diam sejak lama.Tiga bulan berlalu, segala persiapan pernikahan ustad Ali dan Almira sudah dipersiapkan dengan baik tentu saja hal itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ustad Ali karena sebentar lagi dia akan memperistri wanita yang selama ini dia cintai."Masya Allah kamu cantik sekali Almira sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari ustad Ali hal yang paling membuatmu bahagia. "Ucap nila yang terus memuji sahabatnya di ruang pengantin.Seketika Amira pun langsung memeluk wanita berjilbab panjang itu karena nila adalah satu-satunya orang yang selalu ada dalam hidupnya dikala sedih maupun sen
Adrian. "Ucap Fitri yang tentu saja terkejut dengan kehadiran dari mantan besannya yaitu tuan mahrez."Ibu, maafkan papaku baru saja tiba dari Bandung. "Jawab Adrian dengan sedikit gugup tentu saja dia takut jika Fitri berprasangka tidak baik padanya apalagi memang sang papa yang terus bersikeras untuk merebut cucunya dari Almira."Apa kabar Tuan Mahrez?"tanya Fitri."Saya tidak mau basa-basi dengan anda, saya datang ke sini hanya ingin menemui cucuku." Jawab Tuan mahrez dengan ketus."Maaf ya Tuan tapi sepertinya Anda tidak pantas untuk menyebut cucu saya sebagai cucu Anda, jika ada masih menyombongkan diri anda di depan saya dan juga Putri semalam yang saya Almira apa aja tidak sadar apa yang sudah anda lakukan pada Putri saya?" Tanya Fitri dengan mata berbinar, tentu saja hal itu membuat Adrian pun semakin terluka karena baru saja dia mendapatkan maaf dari mantan Ibu mertuanya itu seketika kehadiran sang papah membuat suasana semakin tidak nyaman."Kamu pikir kamu itu siapa? Saya a
"Adrian." Panggil seorang pria dengan jas berwarna hitamnya yang tidak lain adalah tuan mahrez ayah Adrian."Papa, ngapain papa ada di sini dan kenapa papa bisa tahu bahwa Adrian sedang berada di rumah sakit? "Tanya Adrian menatap tajam ke arah sang papaku karena selama dia di Bandung dia memang tidak pernah sedikit mencerita pada Tuan mahrez tentang apa yang terjadi pada hidupnya termasuk kehamilan Almira."Aku yang beritahu semua pada Tuan Mahrez." Sahut Lusi yang tiba-tiba saja ada di belakang papanya."Kamu kenapa sih? Selalu saja ikut campur urusanku dengan Almira apalagi kamu sampai beritahu papaku tentang apa yang terjadi pada Almira. "Jawab Adrian menatap tajam ke arah Lusi wanita dengan hijab berwarna putih yaitu tentu saja selalu membuat Adrian merasa kesal."Cukup Adrian! Kenapa kamu tidak pernah berbicara sedikitpun pada papa bahwa selama ini Almira hamil anakmu Dan ternyata kamu memiliki keturunan darinya. "Ucap sang papa dengan raut wajah yang memerah menandakan kekesala
Waktu terus berlalu, kehamilan Almira semakin membesar dan kini kehamilannya menginjak 9 bulan, tinggal menghitung hari Almira dan Adrian akan menjadi orang tua dari seorang anak yang akan lahir dari rahim perempuan berhidung mancung dan berparas cantik itu.Adrian dan ustaz Ali pun sudah siap siaga untunglah Adrian mendapat kesempatan untuk bisa mendampingi Almira namun dibantu juga oleh Fitri sang Ibu, karena memang sudah tidak ada lagi ikatan di antara Almira dan juga Adrian sehingga wanita berjilbab panjang itu tidak mau jika membuat calon suaminya ustadz Ali merasa cemburu.Sudah sejak pagi, Almira memang sudah dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena dia selalu mengalami kontraksi palsu sehingga langkah tepat diambil oleh Fitri sang Ibu agar putrinya bisa melahirkan dengan tenang di rumah sakit. tentu saja itu juga dibantu oleh Andrian dan juga ustad Ali."Almira, aku akan selalu ada di samping kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga jangan baikmu Aku har
Mendengar ucapan Almira, nila pun hanya terdiam dia tidak mungkin mencintai laki-laki yang pernah ada dalam hidup sahabatnya apalagi, dia dan Adrian juga baru saja saling mengenal."Almira, bagaimana rencana pernikahanmu dengan ustadz Ali? "Tanya nila penasaran."Alhamdulillah nila, hari ini aku bertemu dengan kedua orang tua dari mas Ali ternyata mereka setuju dengan pernikahan kami nanti, dan yang paling membahagiakan untukku adalah bahwa ternyata orang tua mas Ali adalah orang yang pernah aku tolong dulu. "Jawab Almira dengan senyuman."Masya Allah, ternyata memang Allah selalu melindungi kamu ya Almira dan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik aku yakin ustaz Ali adalah laki-laki yang tepat untuk kamu nanti. "Ucap nila yang tentu saja merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang Almira rasakan, karena akhirnya sahabatnya itu akan menjalani kehidupan baru bersama dengan laki-laki yang pernah dia cintai."Tapi ada satu hal, yang membuat perasaanku tidak enak. "Ucap Al
Adrian danila pun akhirnya sampai di rumah Almira, Namun ternyata justru mereka juga berpapasan dengan mobil ustad Ali yang baru saja pulang dari rumah sakit."Kenapa harus bertemu dia lagi sih, padahal aku pikir tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. "Keluh Adrian."Ingat ya Mas, Ustadz Ali itu adalah calon suami Almira wajah saja jika dia sering datang ke rumah mungkin dia khawatir dengan kondisi Almira. "Ucap Nila membuat Adrian hanya diam saja."Aku tahu nih lah, tapi mereka kan hanya baru calon belum bisa menjadi suami istri seharusnya ustad Ali tidak datang ke rumah Almira. "Jawab Adrian yang seperti menahan kesal di hatinya.Nila pun langsung bergegas keluar dari mobil Adrian, tentu saja hal itu mengejutkan Almira dan juga Ustadz ali Bagaimana bisa mereka satu mobil berdua padahal Almira tahu bahwa nila tidak menyukai Adrian."Mas Adrian, Nila kalian kenapa bisa berdua datang ke sini? "Tanya Almira yang tentu saja penasaran, karena Nila pun belum berbicara banyak tentang Adr
"Nila, kamu bawa barang sebanyak ini mau pergi ke mana?" Tanya Adrian menghentikan langkah wanita berjilbab panjang itu."Mau ke rumah Almira, karena besok hari libur jadi aku mau menginap suatu hari di rumahnya. "Jawab nila dengan senyuman.Dia sudah bisa berteman baik dengan Adrian, walaupun masih ada kekesalan dalam dirinya atas sikap yang telah Adrian lakukan pada sahabatnya itu, namun nila memang tidak berhak ikut campur mengenai urusan rumah tangga antara Almira dan juga Adrian, dia menghargai Adrian kini sebagai temannya di pesantren."Aku boleh ikut tidak? "Tanya Adrian membuat Nila pun terdiam, karena itu artinya dia harus minta izin dulu pada Almira jika tiba-tiba saja nilai datang langsung membawa Adrian pasti Almira akan marah."Mas Adrian, lebih baik Mas Adrian pergi sendiri saja ya jangan sampai pergi di sama aku." Jawab nila yang menolak halus permintaan Adrian."Apa kamu lupa? Aku itu ayah dari anak yang dikandung oleh Almira, apa aku tidak berhak untuk menemui anakku
"maafkan aku Mas, kalau memang kehadiranku mengganggu acara Mas Ali dan juga Almira, lebih baik sekarang aku pamit saja pulang. "Sahut lusi yang memutuskan untuk keluar dari ruang rawat ibunya Ali.Almira pun perlahan menghampiri calon mertuanya itu, dia mencium punggung tangan wanita yang sedang terbaring lemah tersebut."Jadi kamu, wanita yang bernama Almira yang dicintai mati-matian oleh putraku Ali? "Tanya sang Ibu menatap sinis ke arah Almira."Iya Bu, namaku Almira Putri semata wayang dari Ustadz Kafi guru agama dari ustad Ali. "Jawab Almira dengan nada yang sangat lembut, walaupun awal pertemuan dia dengan ibunda Ali Almira sama sekali tidak mendapat perlakuan baik."Assalamualaikum. "Ucap sang ayah yang baru saja tiba di rumah sakit, membuat Ustadz Ali pun bernafas lega karena pasti kehadiran ayahnya bisa mencairkan suasana yang sangat dingin di antara calon istrinya dan juga ibunya itu."Almira, ternyata kamu wanita yang dicintai oleh putraku? "Tanya sang ayah mengejutkan Ali
Almira berdiri di depan cermin kamarnya. memandang perut buncitnya yang mulai terlihat usia kandungan yang sudah hampir masuk 6 bulan membuat dia pun sangat bahagia kini Almira sudah bisa menerima dengan ikhlas kehamilannya walaupun saat awal dia mengetahui bahwa dia tengah mengandung iya masih belum bisa terima semua ini tetapi untuk saat ini ia bisa menjalani hari-harinya sebagai calon ibu yang bahagia."Almira, Ayo makan kasihan anakmu. "Panggil Fitri dengan senyuman, kalau melihat putri semata wayang yaitu mulai tersenyum bahagia."Katanya Mas Ali mau jemput aku bu, Soalnya hari ini kan kita mau bertemu dengan ibunya di rumah sakit. "Jawab Almira yang mencoba merapikan gamis berwarna merah yang dia kenakan.Apapun yang Amira pakai memang selalu terlihat cantik, wanita berkulit putih dan berhidung mancung itu selalu tampil mempesona walau sedang hamil dia tidak terlihat lusuh, mungkin aura kecantikannya saat dia hamil semakin terlihat sehingga membuat siapapun pasti sangat menyukai