Share

Bab 69

Author: Amrita
"Pak Lukman, ini aku sudah bawakan arsipmu."

Terdengar suara pria yang rendah dengan nada serius.

Semua orang serentak menoleh ke belakang.

Ketika melihat Pak Baldi datang bersama rombongan, Kepala Sekolah terkejut sampai tubuhnya menegang. Kali ini, Pak Baldi membawa banyak orang ke Sekolah Genta Raya.

Melihat iring-iringan sebesar itu, Kepala Sekolah segera menyambut mereka.

"Pak Baldi, angin apa yang membawa Anda ke sini?"

Kepala Sekolah ingin menjabat tangan Pak Baldi, namun yang diterimanya justru sebuah map arsip cokelat dari tangan pria itu.

Nama Kepala Sekolah tertulis jelas di map arsip tersebut.

"Pak Baldi, apa maksudnya ini?"

Pak Baldi memberi perintah dengan suara berat, "Bawa arsipmu, dan angkat kaki dari Sekolah Genta Raya!"

Tangan Kepala Sekolah gemetar, map arsipnya jatuh ke lantai.

Kakinya mulai lemas, tubuhnya hampir tidak bisa berdiri tegak.

"Pak Baldi ... saya salah apa ...."

Kepala Sekolah melirik ke arah Wanda, lalu buru-buru berkata, "Kalau ini soal murid bernama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 70

    Saat Wanda diterima masuk Institut Teknologi Mandala, Pak Baldi masih menjabat sebagai Sekretaris Administrasi di sana.Dia adalah salah satu siswa yang paling diandalkan oleh Baldi saat itu. Umurnya baru 14 tahun, dan demi meringankan beban keluarga angkat, diam-diam dia mencari kerja sambilan dengan memalsukan usia.Pak Baldi menemukannya dan memberinya nasihat. Beliau menyuruh Wanda fokus belajar, karena dengan kemampuannya, dia bisa memperoleh kekayaan yang bahkan tak pernah dia bayangkan sebelumnya.Saat Wanda melanjutkan kuliah doktoral di Universitas Jinggara, Baldi juga baru saja mendapat promosi.Pria itu berdiri di gerbang kampus Institut Teknologi Mandala, melambaikan tangan pada Wanda."Wanda Lesmana, sampai di sini aku bisa mengantarmu. Aku tahu kamu akan mencapai puncak yang bahkan tak bisa aku capai. Saat kamu berdiri di sana, menatap puncak lain dari atas gunung, aku akan bertepuk tangan untukmu."Enam tahun kemudian, mereka kembali bertemu. Kali ini Baldi datang dikeli

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 71

    Wanda bertanya pada putrinya, "Sasha, kamu masih ingin sekolah di Sekolah Genta Raya?"Sasha melihat ke arah Susan dan Fanny yang sedang menatapnya dengan penuh harap di tengah kerumunan.Mereka sebenarnya sudah masuk ke dalam gerbang sekolah, tapi keributan besar di pintu gerbang itu membuat segalanya berubah. Kepala Sekolah sampai dibawa pergi, dan tim pengawas disipliner mulai menggeledah sekolah. Beberapa kepala bagian dan guru pun ikut dipanggil untuk dimintai keterangan.Apalagi anak-anak dari bagian taman kanak-kanak, mereka sama sekali tak bisa fokus belajar. Mereka berdiri di gerbang sekolah, meski tak paham apa yang sedang terjadi, semua tampak antusias menjulurkan leher, ikut-ikutan melihat keramaian.Sasha kemudian berkata pada beberapa orang tua, "Kalian harus minta maaf pada aku dan mamaku secara resmi. Hanya dengan begitu aku akan mau kembali ke Sekolah Genta Raya."Meskipun usianya baru lima tahun, dia jelas merasakan bahwa sejak menjadi Sasha Jinata, para guru, teman-t

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 72

    Sasha memegang Fanny dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang Susan, mereka berlari melompat ke dalam kampus.Melihat pemandangan ini, Kiara berteriak, "Sasha!! Apa yang kamu lakukan! Turunkan anakku!"Namun, yang menjawabnya adalah tawa ceria dari ketiga gadis kecil itu.Wanda khawatir kalau Sasha bisa saja melemparkan Susan dan Fanny seperti bola, jadi dia menepuk punggung Sasha dengan lembut."Ayo pergi ke sekolah."Sasha menurunkan Susan dan Fanny yang wajahnya sudah basah oleh keringat. Namun, Sasha tetap tenang. Dia tidak merasa lelah, wajahnya pun tidak memerah. Mata bulat besarnya yang hitam pekat terus menatap map arsip di tangan Wanda."Apa berkas sekolahku yang sudah ditarik, bisa dimasukkan kembali?"Wanda berkata dengan lembut, "Kamu sudah ganti nama, dan Mama datang ke sekolah kali ini juga untuk mengajukan perubahan data sekolahmu."Wanda berjongkok dan dengan sungguh-sungguh berkata pada putrinya, "Sasha, kalau kamu nggak rela berpisah dari teman-temanm

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 73

    Suaranya langsung menarik perhatian orang lain."Benarkah! Coba aku lihat!""Di bawah ibu rumah tangga ini, ada mahasiswa dari Universitas Pristonia, Universitas Sanfort, dan Institut Teknologi Kalfora!"Dari dalam lift, terdengar suara-suara orang terkejut dan menahan napas.Sekretaris Harvey juga tertarik dengan topik yang dibicarakan para karyawan, tetapi dia lebih tenang daripada mereka.Dia tersenyum dan berkata pada Harvey, "Pasti panitia Kompetisi Matematika ALI salah memasukkan data peserta.""Tahun-tahun sebelumnya, pemenang medali emas Kompetisi Matematika ALI adalah elite teratas yang kembali dari Eropa dan Amerika atau akademisi terkenal dari universitas-universitas besar dalam negeri.""Gimana mungkin ibu rumah tangga bisa ikut kompetisi matematika, apalagi menang peringkat pertama. Kalau benar begitu, Grup ALI pasti akan menghancurkan reputasinya sendiri!"Belum lagi sekretaris itu selesai berbicara, seorang karyawan membaca dari ponselnya. "Peserta dengan peringkat perta

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 74

    "Kalau saja dia tetap melanjutkan studi doktoralnya dan menempuh jalur riset, pencapaiannya saat ini pasti jauh lebih tinggi dariku.""Ini benar-benar bucin tingkat dewa!""Seharusnya dia bisa mencatat di CV-nya, mematikan potensi demi mengurus rumah tangga dan keluarga selama tujuh tahun.""Tuhan sudah kasih dia otak yang sangat cerdas, tapi dia menggunakannya untuk merawat suami dan anak.""Kenapa tiba-tiba senior Pak Yunan ini ikut lomba matematika lagi?"Yunan juga tidak paham dan hanya bisa menghela napas. "Semoga suatu hari nanti, aku bisa bekerja bersama Kak Wanda."Kemudian pintu lift terbuka, dan dia keluar dari lift.Para karyawan masih terlibat pembicaraan tanpa henti. "Wanda tiba-tiba ikut lomba matematika, pasti ada masalah dengan pernikahannya.""Kenapa bukan suaminya yang mendukung dia untuk ikut kompetisi ALI?""Kalau suaminya benar-benar mendukung, kenapa dia hanya bisa kuliah sampai sarjana?""Sigh! Jangan terlalu bergantung pada pria! Nggak sekolah, nggak dapat cinta

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 75

    Wawancara wartawan masih berlanjut, ruang rapat terasa sangat sunyi.Dalam wawancara berikutnya, Wanda sama sekali tidak menyebutkan Perusahaan Ferdian, ataupun nama Harvey.Di layar besar, Presdir IBM membuka aplikasi penerjemah, mengetikkan beberapa kalimat ke dalamnya. Beberapa saat kemudian, raut wajahnya berubah cerah, seolah sudah mengerti maksud dari frasa itu.Dia membaca penjelasannya, "Tidak layak disebutkan, artinya tidak perlu dibicarakan, menggambarkan hal yang sangat sepele atau tidak penting. Oh, begitu."Presdir IBM terkesiap. "Harvey, bagi istrimu, kamu nggak penting."Dia mengangkat bahu, melihat Harvey yang berdiri di ruang rapat lewat layar komputer."Istrimu menyebutmu mantan suami, berarti kamu dan istri yang meraih juara pertama kompetisi matematika itu sudah bercerai?"Suasana di ruang rapat langsung berubah, semua pemegang saham mulai gelisah."Harvey, bagaimana bisa kamu bercerai dengan istrimu?""Dia bilang di depan wartawan HCTV, kamu itu mantan suami! Kalia

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 76

    "Entahlah dulu ayah angkat Wanda pakai dalih balas budi apa lagi untuk memaksa Harvey menikahi perempuan itu.""Baguslah! Sekarang perempuan kampungan yang tak tahu diri itu akhirnya diusir juga dari rumah oleh Harvey!"Setelah mengatakan itu, Bu Mitha langsung menunjukkan wajah ramah, senyumnya sehangat mentari pagi."Kalian bantu aku buka mata lebar-lebar, carikan beberapa gadis dari keluarga terpandang di Jinggara yang cocok dijadikan istri. Aku harus mulai mencarikan jodoh buat Harvey. Cucu emasku nggak bisa tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu."Para nyonya dari keluarga terpandang yang hadir langsung sibuk dengan pikirannya masing-masing. Semua mulai bertanya, seperti apa selera Bu Mitha soal menantu perempuan.Tiba-tiba ada yang berseru kaget, "Eh! Wanda diwawancara sama wartawan HCTV! Hebat juga dia ya! Bisa dapat juara satu di babak penyisihan Kompetisi Matematika ALI!"Begitu nama "Wanda" muncul, Bu Mitha langsung cemberut.Para nyonya dari keluarga elite itu langsung membah

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 77

    Harvey membuka mata dan meraih ponselnya. Di grup percakapan "Elite Jinggara" yang dibuat oleh Nadya, ada lebih dari 99 pesan belum terbaca.Meskipun biasanya Nadya juga sering meramaikan grup itu, bertukar candaan dan obrolan tak penting dengan para anak-anak dari keluarga kaya Jinggara hingga pesan tak terbaca menumpuk, kali ini Harvey merasa ada yang berbeda. Diskusi yang begitu ramai hari ini, sepertinya berkaitan dengan dirinya.Dia membuka grup "Elite Jinggara", dan melihat seseorang membagikan daftar peserta seleksi awal Kompetisi Matematika ALI, sambil menandai @Nadya.[Juara pertama kompetisi, itu kakakmu, ya?][Nadya, kakakmu sepintar itu ya? Kenapa aku nggak pernah dengar kamu cerita tentang dia?]Ada juga yang sekadar ingin menambah keributan, dan berusaha membuat keadaan makin panas.[Baru juga cerai langsung jadi juara pertama kompetisi matematika paling terkenal di negara ini. Sekarang giliran mantan suami tercinta @Harvey untuk memberi komentar.]Saat itu, Nadya muncul

Latest chapter

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 96

    Bocah lelaki kecil yang dibesarkan dengan sepenuh hati oleh keluarga Ferdian ini sudah sering melihat tokoh penting dan acara besar. Namun, saat dia berdiri di samping pintu mobil Corona dan menyapa Luna, jantung Jojo berdebar kencang karena gugup.Namun, orang yang duduk di dalam mobil itu tidak memberi respons."Luna?"Jojo berjinjit, mendongakkan kepala, dan penasaran mengintip ke dalam mobil.Nadya turun dari mobil dan melihat ayah dan anak keluarga Ferdian berdiri di depan pintu Corona, dia langsung merasa terancam.Nadya berjalan dengan langkah lebar. "Kamu Luna, ya? Namamu sudah sering kudengar. Katanya, kamu juga bisa naik motor besar? Aku juga pembalap motor. Gimana kalau kita adu satu lawan satu?"Karena Harvey kalah dari Luna, Nadya ingin membantunya membalas kekalahan itu.Luna adalah pembalap profesional, tetapi Nadya tahu Luna juga bisa mengendarai motor.Tetapi sepertinya, kemampuan Luna di motor tidak sekelas profesional.Apalagi setelah balapan off-road tadi, stamina L

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 95

    Saat Corona mencapai garis finish, Wanda masih agak linglung.Kedua tangannya menggenggam setir, seluruh tubuhnya belum sepenuhnya bereaksi."Luna! Kamu menang!!"Wanda menoleh dengan terpana. Dia melihat Andre yang telah melepas helmnya, mata indahnya yang mencolok itu berkilau dengan senyum secerah bintang.Dia mengulurkan tangan, melepaskan helm Wanda, dan rambut hitam wanita itu terurai seperti sutra.Wanda berusaha menstabilkan napasnya yang masih memburu setelah olahraga ekstrem itu.Dia menengadah, dan di mata Andre yang jernih seperti kaca, hanya tercermin dirinya seorang."Luna, selamat datang kembali!" Bagi Andre, dia adalah harta berharga."Kamu selalu jadi juara di hatiku!" Nada Andre terdengar sangat yakin. Dia masih belum sepenuhnya pulih dari euforia kecepatan yang begitu menggairahkan. Dadanya naik turun, dan suhu di dalam kabin mulai meningkat.Wanda menatapnya dan bertanya dengan serius, "Sejak aku melihat Corona, aku sudah penasaran, dari mana kamu tahu kalau aku ada

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 94

    Andre menelusuri seluruh jalur off-road di dalam benaknya. Dia tersenyum tipis, pancaran semangat berkilau di matanya."Jalur di depan cukup stabil, Luna, terus melaju sekuatnya!"Corona yang tidak menyalakan lampu, melaju kencang dalam kegelapan. Dia sepenuhnya mempercayai Andre, dan akhirnya menerobos gelap itu, menyambut cahaya.Suara gemuruh mobil balap makin mendekat, orang-orang yang menunggu di garis finish pun menegakkan leher mereka.Setelah mobil-mobil memasuki zona hitam, layar besar di belakang tribun penonton juga menjadi gelap gulita.Hal ini menciptakan rasa penasaran bagi semua orang.Tidak ada yang tahu, mobil mana yang akan pertama kali menerobos keluar dari zona hitam dan masuk ke jalur normal.Jojo berdiri menginjak pagar, matanya menatap tajam ke kejauhan di tengah angin dingin.Tiba-tiba, sebuah mobil balap hitam pekat muncul di hadapan semua orang, layar besar pun ikut menyala, dan sorak-sorai serta teriakan penonton menggema di tribun.Itu Corona!Corona yang pe

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 93

    "Tangki penuh, belok kiri.""Kanan tiga, jalan menurun, kurangi gas!"Meskipun Wanda sudah berusaha menghafal lintasan off-road lewat peta rute, sebagai pembalap, tidak mungkin punya waktu untuk berpikir dalam kecepatan tinggi.Di saat seperti inilah, Andre menjadi otaknya.Andre memberikan instruksi dengan singkat dan tegas. Lintasan off-road yang rumit di Gunung Elok tergambar sebagai model 3D dalam pikirannya.Dia seperti duduk di depan papan catur, memantau seluruh medan sebagai sang pengendali, menunjukkan arah bagi Wanda."Harvey! Tancap gas!"Nadya melihat Harvey mempercepat laju mobil, dia pun berseru penuh semangat.Peta rute yang digunakan oleh navigator sudah lama dia lupakan, entah sudah dibuang ke mana.Dia hanya duduk di kursi penumpang, sekadar menemani Harvey.Harvey juga tidak butuh Nadya sebagai navigator. Dia selalu hanya percaya pada penilaiannya sendiri.Dia juga pernah ikut merancang dan mendesain lintasan balap di Gunung Elok. Dia paling tahu betapa rumitnya kond

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 92

    Nadya duduk di dalam mobil Harvey dengan tenang dan percaya diri. Dia tersenyum tipis sambil menatap dua mobil balap yang makin mendekati Corona.Para anak muda dari keluarga kaya yang ikut lomba ini juga mengandalkan taktik.Dengan begitu banyak peserta, untuk meraih kemenangan, beberapa mobil harus rela jadi tumbal.Di balik helm yang berat, mata Wanda yang jernih sama sekali tidak menunjukkan ketegangan atau rasa takut.Dia dengan sigap memindahkan gigi, roda kanan mobil terangkat ke udara!Andre merasakan pandangannya tiba-tiba naik tinggi!Matanya membelalak, jantungnya menghentak kuat dalam dada.Ini ... berkendara dengan satu sisi!Roda depan dan belakang di sisi kanan mobil benar-benar terangkat, seluruh mobil balap itu melaju cepat dalam posisi miring 45 derajat.Pengemudi salah satu mobil yang ingin menjepit Corona, merasakan bayangan hitam menutupi tubuhnya.Anak orang kaya yang duduk di kursi penumpang menoleh, dan melihat sisi jendela mereka. Yang tampak hanyalah kolong mo

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 91

    Harvey tidak terlalu terpaku pada menang atau kalah dalam pertandingan ini. Dia bukan pembalap profesional, dia mengendarai Black Hole di lintasan sebagai bentuk penghormatan pada mendiang Nancy di alam baka.Andre duduk di kursi penumpang mobil Corona, dan melihat Wanda menatap "Black Hole" tanpa berkedip."Kenapa?"Wanda mengedipkan mata. Dia mengenakan helm, jadi Andre tidak bisa melihat ekspresinya saat itu."Aku nggak suka mobil itu."Suara Andre terdengar santai dan sembarangan. "Kalau kamu juara satu, kamu bisa pilih tiga mobil dari garasi Harvey. Nanti, kamu pilih Black Hole dan kirim ke tempat rongsokan."Wanda tertawa karena ucapannya, awan mendung yang menyelimutinya pun sirna.Dulu, di garasi keluarga Ferdian, dia tertarik pada "Black Hole". Dia mendapati pintunya tidak terkunci, lalu membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi.Saat dia menyentuh interior mobil, Harvey langsung menariknya keluar.Saat itu, dia sedang mengandung dua anak, perutnya membuncit, dan dia jatuh te

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 90

    Setelah Andre mengatakan bahwa dia mengajak Luna, Nadya terus-menerus tersenyum palsu."Pantas saja dulu dijuluki pembalap wanita nomor satu di Harindaya, gayanya selangit!"Nadya berkata dengan nada bercanda, tetapi di dalam hati memaki.Luna sudah pensiun lima enam tahun, tetapi masih merasa dirinya ratu dunia balap."Dia nggak akan kalah." Tatapan Andre menyapu semua orang yang hadir, berhenti sejenak pada Harvey, lalu senyumnya makin dalam. "Di antara kalian, tidak satu pun yang bisa mengalahkannya!"Andre berbalik dan berjalan menuju mobil Corona.Nadya menyilangkan tangan di dada, berteriak ke arah punggung Andre, "Kalau Luna nggak bisa juara satu, pinjamkan Corona ke aku buat main-main ya!"Melihat Andre berhenti melangkah, Nadya tampak puas.Andre berbalik, wajahnya yang tampan dan memesona langsung berubah dingin, angin gunung berembus dan membuat bulu kuduk Nadya meremang."Kodok jelek menguap."Dia bahkan malas melirik Nadya."Apa maksudmu?" Nadya tidak mengerti. Orang-orang

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 89

    Andre berkata, "Aku sedang terluka, jadi khusus menyewa seorang pembalap profesional."Begitu melihat Andre, Jojo seperti tikus melihat kucing, langsung bersembunyi di belakang Harvey.Balapan di Gunung Elok ini memang balapan amatir, tetapi karena diorganisir oleh kalangan elite tertinggi Jinggara, dari segi lokasi, hadiah, hingga staf, semuanya kelas atas.Anak-anak konglomerat yang ikut balapan ini menghabiskan ratusan miliar dalam setahun untuk memodifikasi mobil balap berperforma tinggi, jadi wajar kalau mereka juga menyewa pembalap profesional.Hanya dengan begitu, mereka punya peluang masuk tiga besar.Bagi anak-anak orang kaya ini, menang dan mendapat peringkat itu soal harga diri.Tentu saja, supaya merasa lebih terlibat, mereka biasanya duduk di kursi penumpang depan sebagai navigator pembalap.Orang-orang yang hadir di Gunung Elok ini semua dikenal oleh Wanda.Namun, selama tujuh tahun menikah dengan Harvey, dia tidak pernah tahu kalau pria itu juga ikut balap off-road.Semu

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 88

    Begitu kencang, begitu putih ....Empat kata itu tiba-tiba muncul di benak Wanda.Andre menoleh dan menatapnya.Tatapan matanya seolah-olah bisa menembus isi hati Wanda.Wanda langsung merasa seperti ketahuan sedang berbuat curang!Wajahnya memerah. Dia buru-buru melangkah mendekat dan berkata, "Biar aku bantu."Di dalam hati, Andre tertawa puas.Tidak sia-sia sejak Wanda masuk ke kamar mandi, dia berulang kali berpura-pura menuangkan obat ke punggung sendiri, lalu saat Wanda melirik, dia sengaja menjatuhkan obat ke celananya.Wanda mengambil botol obat dari tangannya, mencelupkan kapas dan mengoleskan perlahan ke luka di punggung pria itu.Dokter yang menjahit luka di punggungnya sangat terampil. Kalau bukan karena bekas luka yang masih tampak kemerahan, tidak akan ada yang tahu kalau dia pernah terluka."Maaf."Wanda berkata dengan tulus, "Kamu sudah menyelamatkan Sasha, aku belum sempat mengucapkan terima kasih yang layak."Setelah berkata begitu, dia tersenyum dan bertanya pada And

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status