Share

Pesta Pernikahan

Penulis: Isti12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebuah upacara pernikahan dilaksanakan hari ini. Gedung pesta telah dihias sedemikian rupa. Tampak sangat mewah dan elegan. Bernuansa putih dengan sentuhan warna-warna lain dari bunga-bunga yang disusun dengan apik di setiap sudut dinding. Para tamu yang tidak terhitung jumlahnya telah hadir mengisi setiap kursi yang ada. Makanan dari berbagai macam negara tersaji dengan baik. Kemudian di luar gedung, para wartawan berkerumun di sepanjang garis yang menjauhkan mereka dari pintu masuk. Ingin mengabadikan setiap proses pernikahan ke dalam berita yang tidak akan dilewatkan untuk dilihat dan dibaca oleh orang-orang. 

Hari ini, pernikahan Xander dan Tania akan dilaksanakan. Setelah banyak masalah yang mereka berdua telah hadapi, sekarang waktunya, menyatukan cinta mereka dalam sebuah ikatan pernikahan.

Waktu rasanya berlalu begitu cepat. Tiba-tiba saja Tania akan menikah dengan Xander. Tidak ada yang bisa menggambarkan perasaan bahagianya.&n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Saling Menginginkan

    Mata Tania beradu dengan tatapan lekat Xander. Mata yang semula menatap lembut, dengan cepat berganti menjadi kilatan menginginkan. "Kau bangun?" Xander berbisik pelan.Tania mengangguk dengan wajahnya yang polos. Riasan sudah dibersihkan dari wajahnya. "Masih mau tidur lagi?"Mata Tania masih terasa berat. Masih mengantuk. Tapi ia malah menggeleng untuk pertanyaan kedua Xander itu. Ia menatap wajah Xander yang berada di atasnya. Ia menahan napas tanpa sadar. Tahu apa arti tatapan mata itu. Jantungnya menjadi berdetak lebih cepat dari yang seharusnya. "Tidurlah lagi. Kau pasti merasa lelah," ucap Xander. Melihat mata sayu Tania, ia berniat menarik dirinya menjauh. Tapi Tania dengan cepat menahannya. Kedua tangan Tania melingkari punggung Xander. Menariknya untuk semakin dekat dengannya. "Aku tidak lelah," ucapnya menyerupai bisikan. Lalu pipinya tiba-tiba memanas. Ia memalingkan wajahnya.Xander menyentuh dagu Tania. Mengarahkan matanya untuk hanya menatap dirinya. Mereka sama-sam

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Bertemu Keluarga Besar

    "Lyla." Tania menatap pelayannya dari kaca di depannya. "Ada berapa banyak keluarga Daddy yang datang?" Pelayan itu tampak mengingat-ingat. Tangannya terus menyisiri rambut panjang Tania. "Jika dengan Tuan Lucas, Nyonya Alice, dan Nyonya Rose yang datang lebih dulu kemarin, mungkin ada sekitar dua puluhan orang, Nyonya, jika saya tidak salah ingat."Tania mengernyit. Mengabaikan dulu panggilan Lyla padanya yang tiba-tiba berubah, karena ia lebih memikirkan bagaimana akan bertemu dengan orang sebanyak itu nanti. Karena ia pun tidak pernah berhadapan dengan orang banyak sebelumnya."Kau mengenal mereka semua?" tanya Tania lagi.Lyla mengangguk. "Saya sudah lama berkerja dengan Tuan Alex. Jadi saya sedikit tahu, karena mereka juga sudah pernah berkunjung kemari beberapa kali," beritahunya. "Sama seperti Tuan Alex sendiri, semua keluarganya juga baik dan ramah, Nyonya."Tania mengangguk-angguk, merasa sedikit lega. Tapi kemudian Lyla melanjutkan. "Mungkin hanya beberapa yang...."Lyla ti

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Ayah Kandungnya?

    "Ini kebiasaan Aunty yang tidak aku sukai. Aunty selalu ikut mengurusi kehidupan orang lain. Ketimbang mengurusi istriku, kenapa tidak mengurus keluargamu saja dengan baik?" Xander berkata dingin. Menatap Riana dengan tangan berada di dalam saku celananya."Xander, sudah. Lebih baik kau menyusul Tania." Angeline mencoba menghentikan. Tania memang kembali ke kamar lebih dulu setelah lama terjadi keheningan, karena Lio yang menangis.Tania ingin memberikan susu pada Lio. Tapi pasti juga dijadikan kesempatan untuknya kabur dari situasi yang ada."Kali ini Aunty aku maafkan. Tapi tidak untuk lain kali," lanjut Xander dengan nada tegasnya.Riana membuka mulut. Tidak percaya. Ia terkekeh sumbang. Anak ini lebih muda darinya. Tapi tidak menghormatinya sama sekali. Padahal ia membicarakan fakta."Kau dan Daddy mu ternyata sama saja. Setelah gagal dengan pernikahan yang pertama, har

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Hampir Tertabrak

    Tania memberikan tiket bulan madu yang diberikan oleh Angeline pada Xander, setalah lelaki itu selesai menelepon dan masuk kembali ke kamar."Apa kita akan pergi?" tanya Tania dengan harap. Setelah dipikirkan, ia ingin liburan keliling dunia. Pasti sangat menyenangkan. Bersama Xander dan Lio. "Aku memiliki banyak pekerjaan di kantor. Kita pergi lain kali ya?" Tania mengangguk. Tahu jika Xander sangat sibuk. Jadi tidak masalah mereka pergi lain kali."Lagipula Lea, sebenarnya kita tidak perlu pergi ke tempat yang jauh untuk bulan madu. Kita bisa melakukannya di mana saja," ucap Xander sambil menaikkan alis. Menatap Tania dengan senyum manis."Melakukan ap–kau mesum lagi!" Tania menghentikan perkataannya sendiri untuk kemudian berseru kesal pada Xander. Otak lelaki itu sepertinya harus dibersihkan sehingga pikiran yang tidak-tidak di kepalanya bisa hilang.Xander terkekeh. Ia lantas naik ke ranjang dan tidur di sebelah Lio. Satu tangannya menyangga kepala dengan posisi tidurnya yang m

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Bukan Persoalan Gelang

    Abraham terlihat menggebrak meja setelah mendapat suatu informasi dari anak buahnya. Rahangnya tampak mengeras."Mengurus hal kecil seperti itu saja kau tidak bisa!" sentaknya marah pada pria berpakaian hitam di depannya yang gagal dalam menjalankan tugas yang diberikannya.Hanya mengurusi tikus kecil. Tinggal menabraknya dengan mudah. Tapi dia tidak bisa. Jika seperti ini, Abraham mungkin akan sulit mendapatkan kesempatan yang lain.Perempuan itu mungkin tidak akan menyadarinya. Tapi seseorang yang bersamanya–Xander Artadewa. Ia tidak mengenal secara pribadi lelaki itu. Tapi namanya yang santer terdengar di telinganya cukup untuk membuatnya mengerti seberapa pintar dan cerdiknya dia. Xander akan dengan mudah menyadari apa yang terjadi saat ini.Dia akan meningkatkan kewaspadaan untuk istrinya. Dan itu yang akan menyulitkannya."Aku tidak mau tahu. Perempuan itu harus

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah Kandung Tania

    "Setelah sukses dengan menjadi anggota dewan di Spanyol, Bulgaria, dan Inggris, Abraham Denovan akhirnya kembali negaranya untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan presiden yang akan datang. Nama lelaki kelahiran 1965 itu begitu cemerlang dalam dunia perpolitikan. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya tidak bisa diragukan.""Namun, baru-baru ini berhembus kabar miring tentangnya. Belum dipastikan kebenarannya, tapi Abraham Denovan diduga suka bermain dengan perempuan malam, meski telah memiliki seorang istri. Dia juga memiliki seorang anak dari salah satu teman tidurnya itu. Anak itu–""Mommy."Angeline langsung mematikan layar televisi yang menampilkan berita itu ketika Tania memanggil. Wajahnya yang semula datar berganti menjadi senyuman saat Tania berjalan mendekat."Mommy." Tania duduk di sebelah Angeline. "Mommy sedang apa?"Angeline menggeleng. "Mommy melihat berita. Tapi karena tidak menarik, Mommy jadi malas melihatnya," jawabnya. "Di mana Lio

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Menyingkirkan Siapa?

    "Apa saja yang kau lakukan di sana?"Tania merengut. "Aku tidak yakin kau tidak tahu. Para bodyguard mu pasti sudah memberitahumu kan?""Benar. Tapi aku ingin mendengarnya sendiri darimu." Dan mengetahui apa yang kau rasakan saat bertemu dengan ayah kandungmu. Lanjutnya dalam hati.Tania dan Angeline baru saja pulang dari acara amal. Meski bodyguard sudah memberitahukan semuanya. Tapi ia ingin Tania sendiri yang memberitahu."Di sana ramai sekali. Banyak orang yang memberikan amal," cerita Tania. Lalu wajahnya yang tampak biasa sebelumnya berubah cemberut. "Tapi karena ada wartawan juga, aku jadi tidak suka.""Kenapa?" Xander memberikan tanggapan. Ia mendongak menatap istrinya."Banyak orang yang jadi pamer tahu. Mereka berlomba memberikan uang paling banyak untuk amal. Lalu menceritakannya di depan kamera. Seharusnya kan tidak boleh seperti itu. Jika memang ikhlas ingin beramal ya beramal saja. Kenapa harus dipamer-pamerkan?"Xander tersenyum melihat bibir Tania yang maju ke depan ke

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kejutan Besar

    Xander sudah sampai di mansion. Ia menghentikan langkah saat berpapasan dengan Alex di lorong lantai empat. Xander melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Daddy belum tidur?" tanyanya."Kau berbicara apa dengannya?" Xander mengernyit. Tapi kemudian ia paham maksud pertanyaan Alex. Daddynya pasti sudah tahu semuanya. Xander tidak perlu menjelaskan lagi."Hanya memberi peringatan pada Abraham Denovan," jawab Xander santai.Alex menghela napas berat. "Daddy tahu kau pasti sangat marah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu pada Tania. Daddy juga sangat marah saat mengetahuinya," ucapnya. "Tapi kau jangan menjadi gegabah seperti ini."Alex sangat ingin menemui Abraham dan menghajarnya secara langsung ketika ia mengetahui ketika lelaki itu hampir mencelakai putrinya. Tapi Alex tahu ia tidak bisa gegabah."Pamanmu Robert, mengenal Abraham dengan baik. Dia pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Lawannya adalah Abraham." Alex memulai ceritanya. "Abraham orang yang tida

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Keluarga Kecil yang Sempurna

    Butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk Tania benar-benar pulih dari luka tembak yang dialaminya. Dan selama itu, hanya saat inilah yang paling ditunggu Tania. Bertemu dengan ayah kandungnya.Xander selalu beralasan akan membawanya menemuinya jika kondisinya sudah pulih. Dan baru sekarang dia melakukannya. Tania sempat marah karena Xander dan orang tuanya yang menyembunyikan ini darinya. Meski Tania sendiri yang berkata tidak ingin mengetahui siapa ayah kandungnya. Tapi jika dia memang sudah sangat dekatnya, tapi tetap ingin bertemu."Kau yakin ingin bertemu dengannya?" tanya Xander sembari menggenggam jemari Tania. Berjalan bersama ke tempat di mana Abraham ditahan.Tania mengangguk yakin. "Kau tahu apa yang dia lakukan padamu bukan? Kenapa masih saja ingin bertemu dengannya?" Tania hanya tersenyum menanggapinya."Maaf, tapi Tuan Abraham tidak ingin dikunjungi oleh siapapun." Penjaga tahanan menyampaikan ucapan dari Abraham ketika dia memberitahu ada yang ingin menemuinya.Raut w

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Mengetahui Kebenaran

    "Mommy, di mana Xander?" Tania bertanya pada Angeline yang tengah menyuapinya. Xander tidak berkata akan pergi atau apa padanya. Tapi dia tidak terlihat sejak dua jam lalu. "Xander sedang bersama Lio," jawab Angeline, yang tentu saja berbohong. Lio sedang tidur di ruangan lain. Dijaga oleh babysitter. Sementara Xander pergi keluar. Menemui Abraham di kantor polisi.Angeline mengetuk Abraham yang berani-beraninya mencelakai anaknya sendiri. Lelaki itu memang tidak memiliki perasaan sama sekali. Tapi tidakkah dia sedikit saja merasa kasihan pada darah dagingnya? Dia memang lelaki jahat.Angeline berharap Tanai tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Karena dia pasti akan menyesal nantinya. Menyesal memiliki darah yang sama dengan orang yang berniat membunuhnya. Angeline tidak ingin putrinya tahu."Mommy, sudah." Tania menolak ketika Angeline kembali ingin menyuapkan bubur ke mulutnya."Ya sudah. Ini minumnya." Angeline meletakkan mangkuk berisi bubur yang tinggal beberapa suapan. Lalu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tertangkap

    "Kondisimu sudah semakin membaik. Sebentar lagi kau mungkin bisa pulang."Tania menyengir. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "Aku kasihan melihatnya. Dia menangis saat aku sakit. Jadi aku harus cepat sembuh supaya dia tidak menangis lagi," ucapnya sembari melirik Xander yang berdiri didekat ranjang dengan tangan bersidekap.Xander mendengus. Sementara Tania dan dokter yang tengah memeriksanya tertawa. Tania langsung menghentikan tawanya, karena jahitan di punggungnya. Sementara sang dokter, karena Xander memberikan tatapan tajam padanya."Aku keluar dulu ya. Kau bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu."Tania mengangguk. Lalu mengucapkan terima kasih sebelum dokter itu keluar dari ruangannya."Kau menghancurkan reputasiku, kau tahu?" Xander berkata kesal. Ia memberikan pelototan kecil sebelum mengambil perban di atas nakas.Tania mengernyit, sebelum kemudian terkekeh kecil. "Kau malu ya, Daddy?" godanya. Xander yang terkenal tegas dan garang, menangis. Xander menggeram

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kepergian

    Xander melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditempati Tania. Istrinya akhirnya dipindahkan ke ruangan lain. Tubuhnya sudah tidak lagi ditempeli dengan berbagai alat penunjang hidup. Dia bahkan sudah membuka matanya sekarang. Tania tengah menatap Xander dengan mata sayunya. Bibir pink alaminya tampak pucat. Sementara bahunya dililit dengan kain kasa. Dengan lemah, wanita itu mencoba tersenyum pada Xander."Xander...."Xander menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak. "Sakit sekali ya?" ucapnya menyerupai bisikan. Meski sudah sadar, Xander tahu Tania tidak baik-baik saja. Dia masih kesakitan. Tania tampak seperti ingin berbicara. Tapi terlalu lemah untuk melakukannya. Satu kata saja sudah cukup sulit.Xander membelai rambut Tania. Menggeleng. "Tidak perlu bicara apa-apa dulu. Tidurlah. Kau butuh banyak istirahat.""Dimana baby Lio? Apa dia tidak mencariku?" tanya Tania dengan nada sangat pelan. Napasnya terengah. Xander harus benar-benar mendengarkan dengan baik. "Hm

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kritis

    Xander membopong tubuh lemah Tania keluar. Berjalan cepat memasuki pelataran rumah sakit. Para dokter dan perawat sudah bersiap. Membawa Tania ke ruang operasi untuk segera ditangani."Maaf, Tuan. Tapi Anda diizinkan untuk ikut masuk."Xander mengepalkan tangan. Menghembuskan napas berat, dia tidak membantah. "Selamatkan istriku apapun yang terjadi," ucapnya sebelum pintu ruangan tertutup.Xander duduk di kursi depan ruangan itu. Tangannya terkepal kuat. Raut emosi menumpuk di wajahnya. Penampilan Xander sudah berantakan. Kemeja putihnya sudah bercampur dengan warna merah. Xander sudah sangat siap membunuh orang.Lelaki itu. Jangan harap Xander akan melepaskannya. Jika sampai Tania kenapa-kenapa, ia pastikan Abraham Denovan akan mendapatkan perlakuan yang setimpal.Xander menoleh ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Alex dan Angeline berjalan cepat menghampirinya. Lio berada di gendongan Angeline. Tangisnya terdengar kencang.Xander berdiri dan ingin mengambil putranya

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tragedi Penembakan

    Xander mengeratkan mantel hijau tebal di tubuh Tania, sebelum merangkul pinggangnya dan berjalan bersama keluar mansion."Mommy dan Daddy?" Tania menoleh sekilas ke belakang untuk melihat apakah mereka sudah siap atau belum. Lio juga bersama mereka."Mommy dan Daddy akan menyusul. Kita ke bendara lebih dulu."Tania mengangguk. Xander membukakan pintu mobil, dan Tania masuk ke dalam. Ketika lelaki itu juga akan masuk, Christian datang. Xander menatap Tania. Memberitahukan dengan gerakan bibir sebelum berjalan sedikit menjauh dari mobil. Ada sesuatu yang tidak beres. Terlihat dari ekspresi Christian."Tuan, Abraham menghilang.""Maksudmu?" Xander mengernyit."Posisinya masih bisa dilacak sekitar tiga puluh menit yang lalu. Tapi setelah itu dia menghilang. Dia meninggalkan mansionnya dan pergi entah ke mana," jelas Christian. Xander memang meminta Christian untuk mengawasi Abraham. Setelah dia membuat kejutan besar yang sudah pasti menghancurkan karirnya, Abraham tidak akan tinggal dia

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kejutan Besar

    Xander sudah sampai di mansion. Ia menghentikan langkah saat berpapasan dengan Alex di lorong lantai empat. Xander melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Daddy belum tidur?" tanyanya."Kau berbicara apa dengannya?" Xander mengernyit. Tapi kemudian ia paham maksud pertanyaan Alex. Daddynya pasti sudah tahu semuanya. Xander tidak perlu menjelaskan lagi."Hanya memberi peringatan pada Abraham Denovan," jawab Xander santai.Alex menghela napas berat. "Daddy tahu kau pasti sangat marah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu pada Tania. Daddy juga sangat marah saat mengetahuinya," ucapnya. "Tapi kau jangan menjadi gegabah seperti ini."Alex sangat ingin menemui Abraham dan menghajarnya secara langsung ketika ia mengetahui ketika lelaki itu hampir mencelakai putrinya. Tapi Alex tahu ia tidak bisa gegabah."Pamanmu Robert, mengenal Abraham dengan baik. Dia pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Lawannya adalah Abraham." Alex memulai ceritanya. "Abraham orang yang tida

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Menyingkirkan Siapa?

    "Apa saja yang kau lakukan di sana?"Tania merengut. "Aku tidak yakin kau tidak tahu. Para bodyguard mu pasti sudah memberitahumu kan?""Benar. Tapi aku ingin mendengarnya sendiri darimu." Dan mengetahui apa yang kau rasakan saat bertemu dengan ayah kandungmu. Lanjutnya dalam hati.Tania dan Angeline baru saja pulang dari acara amal. Meski bodyguard sudah memberitahukan semuanya. Tapi ia ingin Tania sendiri yang memberitahu."Di sana ramai sekali. Banyak orang yang memberikan amal," cerita Tania. Lalu wajahnya yang tampak biasa sebelumnya berubah cemberut. "Tapi karena ada wartawan juga, aku jadi tidak suka.""Kenapa?" Xander memberikan tanggapan. Ia mendongak menatap istrinya."Banyak orang yang jadi pamer tahu. Mereka berlomba memberikan uang paling banyak untuk amal. Lalu menceritakannya di depan kamera. Seharusnya kan tidak boleh seperti itu. Jika memang ikhlas ingin beramal ya beramal saja. Kenapa harus dipamer-pamerkan?"Xander tersenyum melihat bibir Tania yang maju ke depan ke

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah Kandung Tania

    "Setelah sukses dengan menjadi anggota dewan di Spanyol, Bulgaria, dan Inggris, Abraham Denovan akhirnya kembali negaranya untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan presiden yang akan datang. Nama lelaki kelahiran 1965 itu begitu cemerlang dalam dunia perpolitikan. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya tidak bisa diragukan.""Namun, baru-baru ini berhembus kabar miring tentangnya. Belum dipastikan kebenarannya, tapi Abraham Denovan diduga suka bermain dengan perempuan malam, meski telah memiliki seorang istri. Dia juga memiliki seorang anak dari salah satu teman tidurnya itu. Anak itu–""Mommy."Angeline langsung mematikan layar televisi yang menampilkan berita itu ketika Tania memanggil. Wajahnya yang semula datar berganti menjadi senyuman saat Tania berjalan mendekat."Mommy." Tania duduk di sebelah Angeline. "Mommy sedang apa?"Angeline menggeleng. "Mommy melihat berita. Tapi karena tidak menarik, Mommy jadi malas melihatnya," jawabnya. "Di mana Lio

DMCA.com Protection Status