Apakah Sarah baik-baik saja?
🏵️🏵️🏵️ Wisnu akhirnya tiba di depan rumah Reno. Satpam yang menjaga keamanan tempat tinggal keluarga adik sepupunya tersebut segera membukakan pintu pagar untuk Wisnu. Laki-laki itu pun langsung memasuki halaman rumah tersebut. Ternyata Reno saat ini sedang duduk bersantai sambil memainkan ponsel di teras rumahnya. Wisnu pun segera turun dari mobil lalu menghampiri sang adik sepupu. Hatinya saat ini masih menyimpan kekesalan dan kekecewaan terhadap Reno. Wisnu langsung menarik bagian leher kaus yang dikenakan Reno lalu mengepalkan tangan kanan dan mengarahkan ke wajahnya. Namun, niat untuk memberikan pukulan kepada Reno segera Wisnu urungkan. Dia tidak ingin melukai laki-laki itu. “Kenapa nggak jadi pukul, Kak?” Reno bersikap santai di depan Wisnu. “Seharusnya saya melakukan itu! Kau pantas mendapatkan pukulan dari saya!” Wisnu menaikkan suaranya. “Kakak yang dulu benar-benar berubah sekarang. Dulu nggak pernah berbuat kasar pada saudaranya.” Reno sangat menyayangkan perubahan
🏵️🏵️🏵️ “Sarah kenapa, Mih?” Wisnu tampak panik setelah bertemu keluarganya di rumah sakit. “Dia udah siuman, tapi ….” Bu Siska tidak sanggup melanjutkan kalimat yang tadi ingin dia ucapkan. “Tapi kenapa, Mih?” Wisnu pun segera menghampiri Sarah yang telah berbaring di tempat tidur ruang IGD. Bu Siska tidak kuasa menyampaikan kondisi Sarah yang sebenarnya. Sang menantu kini sangat lemah dan kesakitan setelah terjatuh dari kursi. Bu Siska sangat panik ketika melihat darah mengalir di paha hingga kaki Sarah. Bu Siska sangat sedih mendengar penjelasan asisten rumah tangganya. Bi Inah menceritakan niat Sarah yang ingin pergi dari rumah. Bu Siska tidak mengerti kenapa sang menantu memiliki rencana seperti itu. Bu Siska sangat tahu seperti apa sikap Wisnu akhir-akhir ini. Anak sulungnya tersebut telah menunjukkan perhatian kepada Sarah layaknya seorang suami terhadap sang istri. Bu Siska benar-benar bingung. “Kamu kenapa?” Wisnu menggenggam erat tangan istrinya. “Mas. Saya boleh mi
🏵️🏵️🏵️ Pak Dimas merasa bersalah karena menganggap dirinya telah menghancurkan masa depan Sarah. Dia pun akhirnya menitikkan air mata sambil memeluk sang istri. Laki-laki itu membayangkan seperti apa penderitaan Sarah yang harus berkorban demi dirinya. Ternyata Pak Wildan, Bu Siska, dan Jessy yang duduknya tidak jauh dari orang tua Sarah sangat terkejut mendengar penuturan Wisnu. Selama ini mereka tidak tahu kalau laki-laki tampan itu telah menyembunyikan rahasia yang sangat menyakitkan. Pak Wildan tampak kesal dan kecewa mendengar pengakuan sang anak, dia pun menghampiri laki-laki itu lalu menarik kemejanya dan meminta untuk berdiri. Pak Wildan dengan wajah berang menatap Wisnu, kemudian mendaratkan tamparan di pipinya. “Ternyata kamu itu nggak lebih dari seorang pengecut! Membantu sesama dengan mengharapkan imbalan yang nggak masuk akal!” Pak Wildan menaikkan suaranya. Sementara Bu Siska segera menghampiri dan menghentikan suaminya dan mengingatkan laki-laki paruh baya itu aga
🏵️🏵️🏵️ Dada Bu Ratna terasa sesak jika mengingat semua perbuatan baik dan pengorbanan Sarah terhadap keluarga. Putri sulungnya tersebut bahkan tidak dapat mewujudkan harapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi demi orang tuanya. Wanita paruh baya itu sangat tahu kalau Sarah masih ingin menuntut ilmu di bangku kuliah. Namun, harapan itu tidak dapat terwujud karena putrinya lebih memilih mengorbankan cita-cita demi menyelamatkan nyawa Pak Dimas. Bagi Sarah, hidup sang ayah jauh lebih berharga daripada sekadar impiannya. “Maafin Ibu, Sayang, karena keinginan kamu untuk kuliah telah kandas demi keselamatan ayahmu.” Bu Ratna menyampaikan apa yang dia rasakan kala itu kepada Sarah sebelum resmi menjadi istri Wisnu. “Sarah nggak apa-apa, Buk. Sarah ikhlas melakukan ini demi Ayah. Keselamatan Ayah jauh lebih berharga.” Bu Ratna tidak kuasa menahan air matanya agar tidak kembali jatuh mengingat pengorbanan putrinya tersebut. Bu Ratna merasa tidak sanggup membayangk
🏵️🏵️🏵️ “Saraaah! Ampuni aku, Sayang. Aku nggak mau kehilanganmu. Aku ingin kita sama-sama menjaga dan membesarkan anak kita.” Wisnu menggenggam tangan Sarah lalu menciumnya. “Andaikan waktu dapat diputar kembali, aku nggak akan pernah mengabaikanmu. Bangunlah, Bidadariku. Mari kita memulainya dari awal.” Air mata Wisnu kini menganak sungai dan sulit untuk dibendung. “Kamu harus bangun! Aku tahu kalau kamu sangat kuat. Kamu harus mendengarkan pengakuan cintaku padamu, Sayang.” “Siapa yang memberikanmu hak untuk tidak membalas ucapanku? Bangun, Sayang. Aku mohon.” Wisnu menggoyang-goyang lengan sang istri. “Kalau kamu nggak bangun, aku akan marah!” Dia bersikap seolah-olah sedang memarahi Sarah. “Aku akan membentakmu dan mengatakan kalau kamu telah berhasil memasuki relung hatiku.” “Lihatlah, Bidadariku. Ada namamu terpatri di hati ini sekarang. Kamu bukan lagi pelarian semata untukku, tapi kamu adalah hidupku.” Wisnu memukul-mukul dadanya. “Kamu hebat karena telah berhasil me
🏵️🏵️🏵️ “Stop! Jangan memuji anak ingusan itu di depanku. Aku nggak akan pernah berpaling dari Sandra.” Wisnu tampak kesal kepada sahabatnya tersebut. “Masih aja ngelak. Aku tahu seperti apa sikapmu kalau karyawan di kantor ini dekatin Sarah. Tapi, ya, udah. Terserah! Aku mau ke ruangan sekarang. Malas ngadepin teman sepertimu. Sok jaim.” Kevin beranjak dari ruangan Wisnu menuju ruangannya. Sebelum Kevin tiba di ruangannya, laki-laki itu berpapasan dengan Sarah. Dia pun tiba-tiba memikirkan cara untuk membuat Wisnu kesal. Tanpa menunggu lama, Kevin menghentikan langkah wanita cantik yang ada di dekatnya. “Tunggu, Rah.” Kevin sudah siap dengan rencananya. “Iya, Pak.” Sarah pun menghentikan langkahnya. “Kamu diminta Pak Wisnu ke ruangannya.” Kevin merasa puas melontarkan kalimat itu. “Baik, Pak.” Sarah pun segera menuju ruangan Wisnu. Namun, apa yang terjadi? Wisnu sangat marah ketika Sarah memasuki ruangannya. Dia kesal terhadap Kevin setelah mengetahui kenapa Sarah ada di had
🏵️🏵️🏵️ Jessy kembali mengingat kesalahan yang pernah dia lakukan hingga membuat keluarganya malu. Saat itu, dirinya menjalin hubungan dengan Anjas, laki-laki yang telah memiliki istri dan anak. Jessy terpana dengan perhatian yang Anjas berikan. Jessy tidak peduli walaupun dia mengetahui status Anjas yang sebenarnya. Rasa kagum yang berubah menjadi cinta membuatnya buta hati. Dia tidak menyadari apa akibat dari cinta terlarang yang terjalin antara dirinya dan Anjas. Jessy merasakan kenyamanan bersama Anjas. Pertemuan mereka yang hampir setiap hari makin menguatkan rasa yang telah tumbuh. Kedua insan itu lupa kalau sebenarnya kedekatan mereka tidak pantas dilanjutkan ke tahap yang lebih serius. “Saya memiliki perasaan yang berbeda untukmu, Jes.” Kalimat itu terlontar dari bibir Anjas kala itu. “Tapi Bapak udah punya keluarga, walaupun kenyataannya saya juga memiliki perasaan yang sama seperti Bapak.” Jessy tetap mengakui rasa cinta yang dia miliki terhadap Anjas. “Jadi, kamu jug
🏵️🏵️🏵️ Wisnu pun langsung memberikan pukulan di pipi kiri Reno. Dia sangat marah mendengar pengakuan adik sepupunya tersebut. “Dasar adik nggak tahu diri.” Hati Wisnu sangat sakit karena adik sepupunya sendiri berani mengungkapkan perasaan cinta untuk istri yang kini dia dambakan. Laki-laki itu tidak terima dengan pengakuan yang keluar dari mulut Reno. “Cukup, Wisnu!” Pak Wildan pun menaikkan suara. “Usir anak ini dari sini, Pih. Saya membencinya!” Wisnu menunjuk Reno. Sementara Reno merasa puas setelah menyatakan apa yang dia rasakan terhadap Sarah dalam beberapa bulan terakhir ini. Akan tetapi, laki-laki itu sangat sedih dan kesal melihat wanita yang dia pikirkan harus mengalami penderitaan seperti yang dia saksikan saat ini. Reno kembali mengingat pembicaraannya dengan Sarah dua bulan setelah pernikahan wanita itu dengan Wisnu. Saat itu, dia telah memiliki perasaan yang berbeda terhadap istri kakak sepupunya tersebut. Reno terpesona melihat kecantikan Sarah. “Apa kamu menc