Si penjual budak menyuruh Jean memilih mana yang ia suka. Dan Jean pun melihat mereka satu persatu. Ia tak memilih Anna pada awalnya. Ia memilih gadis lain yang lebih montok, tetapi saat ia mengangkat wajah Anna untuk melihat kecantikannya, ia terpesona pada Anna. Tatapan mata gadis itu mengingatkannya pada tatapan mata Erwin. "Tatapan mata yang indah, entah kenapa tatapan matanya mengingatkanku pada Komandan Erwin." Kata Jean. Ia segera menggandeng tangan gadis itu dan membawanya ke hadapan si penjual budak. Lalu, ia berkata : "Aku pilih gadis berambut merah ini, berapa pun harganya, aku akan membayarnya?""Oh tuan yang baik, gadis ini sebenarnya akan aku jual pada sang pangeran. Tunggulah sebentar, jika sang pangeran menolaknya, maka aku akan menjualnya padamu." Dan Jean pun setuju. Gadis itu tampak sakit-sakitan, dan ia beberapa kali terjatuh tak sadarkan diri, tetapi si penjual budak terus menendangi tubuh si gadis agar ia bangun. "Kasihan sekali. Padahal kelihatannya dia s
"Oh tidak, nona..." Kata Erwin. Anna dalam keadaan yang sangat mengerikan. Karena serangan babi, tangan gadis itu putus. Lehernya koyak. Usus halusnya terburai keluar. Lalu, payudara sebelah kanannya hancur hingga tulang rusuk dan paru-parunya nampak. Erwin mengira Anna sudah mati (iya, manusia biasa mana yang bisa selamat dari luka separah itu.) Erwin memeluk gadis itu dan menangis hingga air matanya membasahi wajah si gadis Anna. "Erwin... Maafkan aku menganggu momen harumu, tetapi bisakah kau ambilkan potongan tanganku." Kata Anna dengan pelan menahan sakit. Erwin terhenyak sebentar, sebelum berkata :"Kau masih hidup, nona.""Memangnya mayat bisa bicara?"Ia begitu senang gadis itu hidup, dan ia mengabaikan alasan bagaimana gadis itu tetap hidup dalam luka yang sangat parah. "Cepat cari bantuan..." Kata Erwin menyuruh tiga prajuritnya yang tersisa. Mereka semua pergi meninggalkan Erwin dan Anna untuk mencari bantuan. "Nona, demi tuhan, detak jantungku sudah mau hilang tadi,
"Hanya itukah yang ada dalam pikiranmu, Erwin?" Erwin hanya tertawa. "Dasar laki-laki." Kata Anna sembari memijit hidung Erwin. "Hey... Nona, sungguh... Aku menginginkannya... Kita belum pernah bercinta di luar ruangan. Aku jadi ingin tahu seperti apa sensasinya." "Kita tak bisa melakukannya di sini.""Benar, bagaimana kalau ada hantu yang ikut menikmati tubuh?"Erwin tampak tertawa pada candaannya sendiri. Namun, Anna menggigit hidung lelaki itu, kemudian mencium ujungnya."Kita punya begitu banyak waktu, sayangku. Mari kembali ke istana." Kata Anna. Erwin hendak mencium bibir gadis itu, tetapi ia mendengar suara aneh, ia jadi mengurungkan niatnya. Erwin memegang pedangnya di tangan kiri, dan di tangan kanan ia menggenggam erat pergelangan tangan Anna, bersiap untuk melakukan pertarungan dan melindungi gadisnya itu."Suara apa ini?" Kata Erwin. "Aku rasa suara ini berasal dari babi itu." Erwin dan Anna menghampiri dua babi hutan liar yang sudah jadi bangkai itu. "Babi ini sud
Hal-hal gila nan absurd memang selalu terjadi di istana Mistere, istana kerajaan Harlow itu. Entah karena keturunan darah kerajaan yang dikutuk untuk gila akan sesuatu, atau karena kutukan sihir hitam yang mereka lakukan. Namun, yang paling gila bagi Erwin adalah kenyataan bahwa kekasihnya pernah hamil anak pamannya sendiri. Anna memberitahu Erwin bahwa Grigori dulu pernah memperkosanya sebagai bagian dari ritual sesat yang dilakukan sekte mawar merah itu. "Kau percaya padaku?" Tanya Anna. Erwin mengangguk. "Tapi belum tentu aku benar, Erwin. Bisa saja logikaku meleset, atau ada sesuatu yang aku lewatkan." "Pokoknya ia harus diintrogasi, nona." Anna selama ini benar, ia tak perlu bukti apapun untuk membuat Erwin percaya padanya.Mereka berdua pun kembali ke istana. Dan sesampainya di sana, Anna dan Erwin mencoba menemui Grigori di kamarnya, tetapi ia tak ada. Bahkan, ia tak ada di seluruh istana. Pun, Erwin mencari keberadaan Grigori di ibu kota, tetapi ia tak ada juga. "Aku ra
"Akhirnya, si gadis binal pemburu kemaluan laki-laki datang juga." Kata Grigori saat beberapa anak buahnya membawa Anna ke hadapannya. "Gadis ini aneh, tuanku. Ia tak seperti gadis-gadis lain yang berteriak-teriak saat diculik. Ia tak membuat keributan apapun, sama sekali tak menyulitkan kami." "Itu karena ia rindu pada belaianku." Kata Grigori. "Sekarang, lepaskan seluruh ikatannya, juga buka tutup mata dan penyumpal mulutnya, lalu tinggalkan kami sendiri saja." Begitu tutup matanya dibuka, Anna melihat dirinya sudah ada di sebuah kamar. Dan sebagaimana yang ia perkirakan, Grigori-lah yang menculiknya. Setelah semua ikatan di tubuhnya terlepas, mereka meninggalkan Anna dan Grigori sendirian di kamar itu. "Katakanlah sesuatu, nona. Kau diculik saat ini. Di tempat asing, jauh dari Erwin tercintamu itu. Dan Erwin tak akan menemukanmu, bahkan jika ia mencari 1000 tahun pun. Tempat ini sudah dilapisi mantra sihir khusus agar tak tampak dalam pandangan manusia." "Mantra yang sama yan
Setelah Erenne mengatakan tujuannya menculik dirinya, Anna menjadi mual. Bagaimana mungkin seorang ayah tega memakan anak bayinya sendiri? Lelaki ini benar-benar sinting, pikir Anna. "Aku tak akan pernah melahirkan anak untukmu, Tuan Erenne. Jika kau ingin menanam benihmu di rahimku, aku akan memberontak melawanmu, tak peduli walaupun aku mati karenanya." Erenne hanya menyeringai mendengar kata-kata Anna itu. "Memangnya apa yang bisa kau lakukan, nona?"Kemudian, ia memaksa gadis itu untuk berciuman dengannya. Anna memberontak sekuat yang ia bisa, bahkan pakaian Erenne robek karenanya. Setelah puas mencium Anna, Erenne melepaskan gadis itu. Anna melihat sebuah kolam ikan kecil di dekat harem, ia pun berlari ke kolam itu. "Kau tidak akan bisa ke mana-mana, nona. Jangan sia-siakan tenagamu." Kata Erenne yang mengira Anna akan kabur.Dengan air kotor bekas menampung ikan itu, Anna membasuh bekas ciuman Erenne di bibirnya. Tentu itu membuat Erenne merasa terhina. Ia segera menghampir
"Hanya karena ia masih perjaka dan tak pernah main wanita, bukan berarti ia tidak bejat, nyonya. Ia seorang Harlow, setidaknya fisiknya membuktikan ia punya darah yang sama denganku. Erwin itu monster yang sesungguhnya. Ia membunuh lebih banyak orang daripada diriku." Kata Erenne yang lelah mendengar Anna menyebut bahwa Erwin itu "berbeda." * Flashback * Ada tiga pangeran yang ada di Kerajaan Harlow : Reyne, Erwin, Ragnar. Reyne tiga tahun lebih tua dari Erwin. Dan Erwin empat tahun lebih tua dari Ragnar. Reyne dan Ragnar itu punya ibu yang sama : sang permaisuri utama, permaisuri Tiana, sedangkan Erwin hanyalah anak seorang selir biasa. Ketiga pangeran itu mewarisi kegilaan ayah mereka secara sempurna, tetapi Erwin-lah yang tumbuh menjadi "monster" itu. "Oh aku tidak percaya, ia mengalahkanmu dalam adu pedang lagi, ibu. Ia juga mengalahkanmu dalam ilmu hitung, ilmu alam, dan baru tadi siang ilmu bahasa. Bagaimana bisa ia begitu baik dalam segala hal? Kalau begini terus, ayah akan
Karena hasratnya yang sudah tidak tertahankan, Pangeran Reyne mencoba mengejar si gadis beracun, tetapi si gadis segera berlari."Jika ia yang mati, maka permaisuri juga akan membunuhku." Pikir si gadis beracun. Si gadis berlari ke tempat mandi, tetapi sang pangeran yang berlari dengan menggebu-gebu terpeleset oleh air yang tumpah dari bak mandi. Kepalanya membentur bak mandi porselen itu dan pecah seketika. Ia tewas di tempat dengan otak berhamburan di lantai. Ketika Erwin menemukan jenazahnya, ia bahkan dalam keadaan ereksi. "Bagaimana mungkin tulang tengkoraknya begitu lembut hingga bisa pecah karena terpeleset di kamar mandi?" Pikir Erwin."Aku membunuhnya, pangeran. Sesungguhnya ia tak mati terpeleset, tetapi mati karena aku memukulkan batu pada kepalanya. Penggal Kepalaku" Kata si gadis beracun. Bagi si gadis beracun, lebih baik mati dipenggal daripada mati disiksa perlahan-lahan oleh permaisuri Tiana. Setidaknya ia tak akan merasakan rasa sakit yang teramat sangat."Kau yang
Anna tak mengenakan sehelai benangpun ketika ia berjalan keluar tempat tidurnya untuk menemui hantu Nona Cresta yang telah menunggunya.“Aku kira kau sudah pergi, nona. Mengapa engkau masih berkeliaran saat bumi sudah mau kiamat seperti ini. Kerajaan Harlow itu sudah musnah.”“Yah, tetapi ia belum.” Kata Nona Cresta sembari menunjuk Erwin yang sedang tertidur.“Aku tak mungkin membunuhnya. Ia harapan semua orang sekarang.” Kata Anna.“Biarlah dunia ini habis hancur. Yang penting dendamku terbalaskan.”“Aku tak tahu dendammu sebesar itu. Aku akan menggantikan Erwin untuk mati demi dirimu, Nona Cresta. Aku sudah puas akan hidupku. Saatnya aku moksa.”…Setelah kepergian hantu Nona Cresta, Anna kembali ke tempat tidurnya dan direbahkannya tubuhnya di samping Erwin.“Aku punya hidup yang indah.” kata Anna.…Dan hari-hari penuh percintaan dan kebahagiaan itu telah berakhir. Anna dan Erwin sudah melewati malam terakhir mereka. Dengan enggan, kedua pasangan kekasih itu memakai pakaian merek
"Iya, itu benar. Aku mengendalikan darah mereka." Saat itu, Erwin mengerti bahwa ia punya kekuatan yang lain. Anna punya kekuatan yang sama. Gadis itu bisa mengendalikan seluruh penduduk Hargan, ia bisa menghapus ingatan mereka, juga bisa mengendalikan tubuh mereka, darah mereka. Kekuatannya itu diturunkan secara sempurna pada Erwin setelah Erwin mendapatkan separuh energinya Anna. Kini, Erwin bisa mengendalikan para penduduk Hargan sekaligus Harlow, sebab ia memang berasal dari benua Harlow ini. Dan Erwin bukan tak bisa mengendalikan kekuatannya, ia memang sangat ingin orang yang menyakiti Arista dan bayi di dalam kandungannya meledak. Erwin segera menghampiri Arista yang sekarat. Ia membawa Arista ke dalam pelukannya. Bahkan, Erwin tahu sendiri bahwa Arista tak dapat selamat. Bayi yang dikandung Arista juga sudah mati. "Kau membunuh mereka semua?" tanya Arista. "Iya, nona. Aku membunuh mereka semua untukmu." "Oh, Erwin. Tahukah kau selama ini aku sangat mencintaimu?" "Aku tahu
Penduduk Benua Harlow telah lama memendam kemarahan pada Raja mereka. Bukan Erwin saja, tetapi raja-raja mereka yang sebelumnya juga. Mereka telah lelah pada pihak kerajaan yang berbuat semena-mena dan membuat mereka sengsara. "Dulu, kita hampir mati kelaparan, sedangkan para putri raja menikmati kue dengan krim keju dan daging kalkun di istana. Mereka memakan hak kita." kata salah seorang lelaki bernama Marius. Marius adalah seorang petani buah anggur yang tampaknya begitu dendam karena dulu buah anggurnya telah dirampas pihak kerajaan. Ia sama sekali tak memperoleh uang. Tak hanya itu, anak bungsunya sampai meninggal karena ia tak punya uang untuk pengobatannya. Dan adik perempuannya yang cantik dirampas pula oleh sang raja (waktu itu Raja Darril) masih memerintah. "Mereka itu juga tukang rampok. Hanya saja, mereka terlihat bersahaja karena mereka memakai pakaian yang bagus dan mahkota." Dan ia bertekad untuk membalas dendam. Ia selalu menghasut para penduduk untuk memberontak d
Saat itu, seluruh dunia dilanda kekacauan ketika bulan merah yang punya banyak mata dan tentakel itu muncul. Bulan palsu itu tak hanya menakutkan, tetapi juga membuat dunia gelap. Sinar matahari tak sampai ke bumi karena dihalangi oleh si bulan merah. Tentu saja kejadian itu membuat dunia heboh dan kacau balau.Tak ada lagi sinar indah pagi hari, yang ada hanya sore hari. Yah, kau tak akan bisa membedakan mana pagi mana siang mana sore hari, sebab sepanjang hari terlihat seperti sore hari saat matahari hendak terbenam.Kebanyakan orang diam di dalam rumah mereka. Mereka semua memohon ampun pada dewa yang mereka percayai sebab mereka yakin bahwa inilah akhir dunia dan hari pembalasan akan segera tiba. "Di manapun ia berada, aku harap Nonaku baik-baik saja." kata Erwin yang dalam keadaan genting itu masih memikirkan Anna yang belum kembali padanya.Di hari ketiga setelah kemunculan bulan merah bermata itu, bulan itu telah "sampai" ke bumi. Dan seluruh penduduk bumi dapat melihat "mata"
Percumbuan di kolam air mancur itu terhenti ketika Erwin menyadari ada bercak merah di gaun Anna. Ia melepaskan ciumannya dan perhatiannya beralih ke gaun Anna."Kau terluka, nona?"Anna menggeleng."Lalu bekas merah ini dari mana?""Sepertinya aku mulai menstruasi.""Lihat kan. Akhirnya hari ini tiba juga. Rahimmu bersih dari benih Grigori. Dulu, kau bilang menstruasi itu tanda dinding rahim seorang wanita luruh setelah tidak berhasil dibuahi, kan?""Iya, Erwin. Aku sudah suci dari Grigori.""Kalau begitu, kau bisa tinggal lagi di istana ini." kata Erwin sembari bolak balik mencium punggung tangan kiri dan punggung tangan Anna."Aku lebih suka tinggal di paviliun itu." kata Anna. "Orang-orang di istana ini tidak memperlakukanku dengan baik.""Kau akan tinggal di kamarku, nona, menemaniku."Anna hanya bisa mengangguk pasrah.***Kini, satu-satunya yang menahan Erwin itu "melarikan diri" dari istana terkutuk itu adalah Nona Arista dan janin yang sedang dikandungnya. Erwin tak keberatan
Erwin menusuk Layla dengan belati yang ia bawa. Ia menusuk kakak tirinya itu tepat di bagian dahi sampai menembus kepala. Layla mati seketika dengan darah dan cairan kuning (otaknya sendiri) mengalir keluar setelah Erwin menarik kembali belatinya dari dahi Layla."Otak yang indah." kata Erwin sembari tersenyum.Kemudian, Erwin menuju tempat saudari-saudari perempuannya yang lain. Ia membunuh mereka semua dengan brutal. Ia sama sekali tak peduli ketika mereka memohon ampun padanya. Tak peduli juga bahwa yang ia bunuh adalah seorang wanita.Dan tak ada yang berani menganggu pembantaian itu, baik para prajurit maupun penghuni istana yang lain. Erwin membantai klannya sendiri dengan membabi buta. Tak hanya saudari-saudarinya, ia juga membunuh anak-anak dan suami mereka. Hari itu begitu biru dan kelam. Para putri kerajaan itu kini tinggal daging-daging yang berceceran. Tinggallah Erwin, Grigori, dan anak bayi yang ada di dalam kandungan Nona Arista sebagai keturunan Harlow yang tersisa di
Grigori tak pernah menyangka bahwa "iblis" yang selama ini ia sembah dengan sepenuh hati malah mengkhianati dirinya. Ia membangkitkan Giovanna Kingsley dengan menuangkan darah Anna di sebuah lubang kecil kristal tempat kepala itu membeku. Dari lubang kecil itu, darah Anna mengalir di dalam kristal dan menuju ke dahi Giovanna. Seketika itu pula, kristal itu perlahan-lahan meleleh dan kepala Giovanna terbebas. Kelopak mata Giovanna kemudian terbuka, menunjukkan matanya yang berwarna ungu. Mata ungu, rambut merah, dan kulit putih sepucat salju itu jelas menandakan bahwa Giovanna adalah seorang Kingsley. "Tuanku." kata Grigori sembari kembali membungkuk hormat pada kepala itu.Namun, tanpa basa-basi apapun, kepala Giovanna malah menyerang Grigori dengan taringnya. Diserangnya leher Grigori dengan membabi buta."Tuan... apa yang anda lakukan.... ini aku, Grigori, hamba yang selalu setia padamu." kata Grigori yang lehernya hampir putus."Kalau begitu... maukah kau memberikan pengorbanan te
"Mari, kita bicara di kamarmu." kata Erwin sembari menarik tangan Anna untuk pergi ke kamar perempuan itu.Sesampainya di sana, Erwin duduk di kursi meja rias Anna, sedangkan Anna berdiri berkacak pinggang memandangi Erwin."Mengapa aku tak boleh masuk ke kamarmu lagi?" tanya Anna."Kemarilah dulu..." ujar Erwin sembari menepuk-nepuk pahanya, isyarat agar Anna duduk di sana."Aku tidak mau." kata Anna.Erwin tersenyum gemas. Kemudian, ia menarik tangan gadis itu, membuat si gadis duduk di pangkuannya. Ia lalu melepas tiga kancing teratas dari gaun yang si gadis kenakan. Itu membuat dada si gadis menyembul keluar."Aku rindu padamu." kata Erwin sembari membenamkan wajahnya ke dada gadis itu. Kemudian, ia menggesek-gesekkan batang hidungnya. Ia menyukai dua benda yang empuk, lembut, dan harum itu."Sudahlah, Erwin. Katakan padaku, kenapa aku tak boleh masuk kamarmu lagi?"Erwin melepaskan wajahnya dari dada Anna, kemudian ia balik menatap mata gadis itu."Dengar, mulai saat ini, kau aka
Bahkan setelah percintaan yang memuaskan itu, Anna menangis bahagia karena ia akhirnya bisa merasakan "buah cinta" berupa kedutan di selangkangannya. Tidak ada jam dinding, jadi ia tak bisa menghitung berapa lama ia di puncak kenikmatan itu."Kau sangat menyukainya, ya?" tanya Erwin yang masih berada di atas tubuh Anna.Anna hanya mengangguk. "Tapi, kenapa kau sampai menangis, nona?""Karena rasanya memang senikmat itu.""Jadi selama ini kau tidak pernah merasakan kenikmatan itu? Kita sudah sangat sering melakukannya. Apa selama ini kau berpura-pura menikmatinya?""Aku... sudahlah, Erwin..."Setelah selesai, sepasang kekasih itu memakai pakaian mereka kembali dan berbincang sejenak sebelum tidur. "Hei, Erwin...""Ya?" "Aku ingin lagi...""Nona ! Kita kan baru saja melakukannya tadi.""Mungkin sekali lagi.""Aku lelah, nona. Besok saja ya."Anna memasang ekspresi wajah cemberut.****Tak ada yang harus dikhawatirkan lagi, sebab Erwin telah bertambah begitu kuat. Jauh, jauh, jauh leb