Erwin pergi ke ruangan di mana sang adik dikurung selama bertahun-tahun. Dan ia melihat adiknya mengamuk sampai mencakari pipinya sendiri. "Adikku..." Kata Erwin sembari mencoba menenangkan Ragnar. Akhirnya, di dalam pelukan Erwin, Ragnar diam. Erwin pelan-pelan mengajak sang adik duduk. "Ada apa denganmu, adikku sayang?""Kakak... Kenapa kakak tak pernah berkunjung? Aku sangat ketakutan di sini." Erwin tiba-tiba merasa bersalah karena ia tak pernah mengunjungi sang adik. "Aku sibuk. Tahukah kau aku jadi raja sekarang?" "Kakak adalah raja?" Erwin mengangguk sambil tersenyum. "Itu artinya ayah sudah mati?" "Iya, adikku." "Kalau begitu tunggu apa lagi, kak. Bebaskan aku dari sini. Perkataanmu adalah hukum mutlak kan? Aku... aku benar-benar menderita. Aku sudah lelah diganggu.""Siapa yang mengganggumu? Akan aku pukul kepalanya." Ragnar tiba-tiba terlihat ketakutan, ia menutupi kedua telinganya dengan tangannya. "Mereka... Para hantu." "Hantu..." Erwin sama sekali tak perca
"Lompatlah, pangeran." Kata si hantu bernama Cresta itu.Sebelum melompat dari jendela menara itu, sang pangeran menari sejenak. Ia menari begitu anggun dan lembut sebelum ia menjatuhkan diri dari menara itu. Di udara, ia mencoba mengepak-ngepakkan tangannya, berharap ia bisa terbang ke langit. Namun, ia sadar bahwa itu sia-sia belaka dan ia akan mati. Maka, ia berteriak dalam kengerian menghadapi maut. Akhirnya, tubuhnya membentur tanah dan hancur seketika. Para pengawal yang menemukan jenazahnya segera memberitahu Erwin tentang kejadian bunuh diri itu. "Inikah adikku?" Pikir Erwin ketika melihat jenazah yang seperti daging babi cincang yang dijual di pasar. Namun, Erwin menyadari bahwa itu memang adiknya ketika ia menemukan bola mata biru sang adik yang menggelinding tak terlalu jauh dari jenazah utuhnya. "Kabari permaisuri Tiana." Kata Erwin. Beberapa pengawal pun segera pergi untuk memberitahu sang permaisuri. Erwin mengumpulkan "cincangan" jenazah adiknya, dan dimasukkanny
"Sampai jumpa di kehidupan berikutnya, nona, cintaku." ****Puluhan tahun yang lalu, sebelum Anna dan Erwin terlahir ke bumi, ada kisah cinta yang tak kalah memukau dari kisah cinta mereka. Kisah cinta itu secara langsung berhubungan dengan kisah Erwin dan Anna. Sepasang kekasih itu berjanji untuk saling mencintai sampai kehidupan berikutnya. Sepasang kekasih itu adalah seorang pekerja di kebun gandum bernama Gilbert dan seorang selir raja bernama Seri. Sebenarnya, Gilbert dan Seri adalah teman masa kecil. Di Benua Harlow, mereka tinggal di jauh dari istana. Orang tua mereka bekerja di ladang gandum yang sama, itulah sebabnya mereka telah dekat sejak masih kanak-kanak. Begitu Seri mengalami menstruasi pertamanya, Gilbert menyatakan cintanya pada Seri. Dan ia ingin menikahi gadis cantik itu. Seri pun setuju dan mereka menjadi sepasang kekasih.Namun, di usia Seri yang ke-15 tahun, Seri diminta pergi ke Istana Mistere untuk bekerja. Terpaksa ia harus meninggalkan Gilbert. Gilbert se
Selama kepergian Seri, keluarga Gilbert selalu berusaha menjodohkan anak laki-laki satu-satunya yang mereka miliki itu dengan seorang gadis. Tak terhitung 14 gadis pernah mereka jodohkan dengan Gilbert. Namun, Gilbert selalu menolak."Seri itu sudah jadi selir, nak. Dia tak akan pulang. Dia sudah jadi milik sang raja. Kalaupun ia pulang, ibu tak akan membiarkanmu bersama gadis bekas seperti dirinya.""Aku tidak peduli, ia bekas maupun tidak sama saja buatku, Ibu. Bahkan jika ia harus kembali dalam keadaan tercincang-cincang, aku tetap akan menikahinya.""Tapi, nak. Keluarga kita butuh pewaris.""Kita bukan dinasti Harlow yang butuh pewaris untuk regenerasi tahta. Kita hanya buruh di ladang gandum. Bahkan, lebih baik jika aku tak punya anak. Untuk makan sehari-hari saja kita susah, ibu. Aku tidak mau anakku hidup terseok-seok nantinya."Saat Seri kembali, ditemukannya Gilbert sedang menuai benih gandum di ladang tempat mereka biasa bekerja dulu, tetapi kini ada seorang gadis cantik yan
Gilbert ingin Seri dikuburkan secara baik-baik. Ia mendatangi rumah penggali kubur dan ia sendiri yang membantu lelaki itu untuk mengubur jenazah Seri. Dengan hati pilu, ia membersihkan jenazah Seri yang penuh luka. Kemudian, ia membayar sebuah peti mati yang bagus untuk Seri. Lalu, ia juga menaruh 13 bunga mawar putih di atas makam perempuan itu. "Kau tidak pulang?" tanya si penggali kubur yang melihat Gilbert tidak mau meninggalkanku makam Seri."Aku akan menunggui kekasihku." kata Gilbert sesenggukan."Tuan, kematian adalah hal yang biasa. Semua orang akan mati pada akhirnya. Di dunia orang mati, kau akan bertemu dengan kekasihmu. Dan berdoalah agar kalian dapat bersama lagi di kelahiran kalian yang berikutnya."Gilbert memikirkan usulan lelaki itu : Jika ia tak dapat bersama Seri di kehidupan ini, maka ia ingin bersama Seri di kelahiran yang berikutnya. Maka, di atas gundukan makam Seri, Gilbert berdoa :"Oh Dewa Kematian. Ringankanlah bebanku. Izinkan aku menyusul Seri kekasihku
Selepas acara mandi itu, Grigori dan Anna memakai pakaian mereka kembali. Lalu, Grigori mengikat kedua tangan Anna sebagai antisipasi jika gadis itu nekat melarikan diri. "Ke mana kau mau membawaku malam-malam begini?" Tanya Anna. "Ke neraka." Celetuk Grigori. "Seorang Dewi tak pergi ke neraka, kecuali Dewi Istrinya Dewa kematian." Kata Anna lagi. Anna sudah memutuskan sejak ia datang ke kastil tua markas pemuja iblis yang bernama Grigori itu, ia akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Lalu, ia akan kabur. Menyerang Grigori adalah usaha yang sia-sia belaka sebab lelaki itu tampaknya sudah menjadi setengah abadi dan tak ada yang tahu apa kelemahannya. Sebaliknya, Anna menunjukkan sikap tenang tanpa pemberontakan apapun agar Grigori tak mengurungnya dengan ketat. Kini, Grigori bahkan mengajaknya keluar. Grigori dan Anna menuju sebuah menara yang gelap gulita. Saat menaiki tangga menuju puncak menara, Grigori menunjukkan sebuah lukisan besar yang terpajang di dinding menara
"Ia adalah anakku, kakak dari Erwin sendiri, Pangeran Reyne." Mendengar itu, Anna bertambah menjadi emosi. Skandal apa lagi ini, pikir Anna."Bangsat. Jadi... Kau dan Permaisuri Tiana..." "Aku tak punya pilihan lain. Hanya ini cara menyelipkan darahku di dalam garis pewarisan tahta." "Apa dia tahu kau pelaku sihir hitam?" "Dia tahu, karena itulah ia ingin melahirkan pewaris untukku. Ia juga ingin menjadi abadi..." Mayat hidup Pangeran Reyne pun keluar dari peti mati itu. Grigori berbisik di telinga Pangeran Reyne : "Bunuh Erwin untukku, nak. Bawa kepala tampannya ke sini." Setelah itu, mayat hidup sang pangeran terbang ke langit dan sudah pasti ia menuju ke Istana Mistere untuk melakukan misinya membunuh Erwin. "Tak lama lagi ia akan kembali dengan membawa kepala Erwin. Kau boleh mencium kepala lelakimu untuk yang terakhir kalinya sebelum ia dikuburkan."Grigori tak pernah tahu bahwa Anna sudah memberikan sebuah pelindung untuk Erwin. Anna sengaja menyembunyikan hal itu rapat
Erwin itu kidal. Dan kini, ia kehilangan tangan dominannya itu. Tangannya beserta belati itu jatuh ke lantai. Ia segera memungut belati itu dan mencoba mempertahankan diri dari serangan kakaknya yang membabi buta. Ia hanya bisa bertahan, tak sempat menyerang balik karena kakaknya itu tiba-tiba menjadi sangat kuat."Erwin... Tolong aku..." Kata sang kakak dengan nada memelas yang tidak dibuat-buat. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Pikir Erwin. Tak beberapa lama, beberapa prajurit datang setelah mendengar keributan dari kamar Erwin. Mereka mencoba membantu Erwin yang tangannya terpotong. "Hanya lucuti senjatanya dan tangkap ia dalam keadaan hidup." Perintah Erwin pada prajurit-prajuritnya. "Dan, Gale, panggil yang lain datang kemari." "Aku tidak percaya kita beradu pidang dengan seorang pangeran, di dalam kamar yang mulia raja sendiri." Kata seorang prajurit pada rekannya. "Hanya menghadapi satu orang saja, itu mudah." Namun, mereka begitu kaget pada kekuatan Pangeran Reyne. Ia me
Anna tak mengenakan sehelai benangpun ketika ia berjalan keluar tempat tidurnya untuk menemui hantu Nona Cresta yang telah menunggunya.“Aku kira kau sudah pergi, nona. Mengapa engkau masih berkeliaran saat bumi sudah mau kiamat seperti ini. Kerajaan Harlow itu sudah musnah.”“Yah, tetapi ia belum.” Kata Nona Cresta sembari menunjuk Erwin yang sedang tertidur.“Aku tak mungkin membunuhnya. Ia harapan semua orang sekarang.” Kata Anna.“Biarlah dunia ini habis hancur. Yang penting dendamku terbalaskan.”“Aku tak tahu dendammu sebesar itu. Aku akan menggantikan Erwin untuk mati demi dirimu, Nona Cresta. Aku sudah puas akan hidupku. Saatnya aku moksa.”…Setelah kepergian hantu Nona Cresta, Anna kembali ke tempat tidurnya dan direbahkannya tubuhnya di samping Erwin.“Aku punya hidup yang indah.” kata Anna.…Dan hari-hari penuh percintaan dan kebahagiaan itu telah berakhir. Anna dan Erwin sudah melewati malam terakhir mereka. Dengan enggan, kedua pasangan kekasih itu memakai pakaian merek
"Iya, itu benar. Aku mengendalikan darah mereka." Saat itu, Erwin mengerti bahwa ia punya kekuatan yang lain. Anna punya kekuatan yang sama. Gadis itu bisa mengendalikan seluruh penduduk Hargan, ia bisa menghapus ingatan mereka, juga bisa mengendalikan tubuh mereka, darah mereka. Kekuatannya itu diturunkan secara sempurna pada Erwin setelah Erwin mendapatkan separuh energinya Anna. Kini, Erwin bisa mengendalikan para penduduk Hargan sekaligus Harlow, sebab ia memang berasal dari benua Harlow ini. Dan Erwin bukan tak bisa mengendalikan kekuatannya, ia memang sangat ingin orang yang menyakiti Arista dan bayi di dalam kandungannya meledak. Erwin segera menghampiri Arista yang sekarat. Ia membawa Arista ke dalam pelukannya. Bahkan, Erwin tahu sendiri bahwa Arista tak dapat selamat. Bayi yang dikandung Arista juga sudah mati. "Kau membunuh mereka semua?" tanya Arista. "Iya, nona. Aku membunuh mereka semua untukmu." "Oh, Erwin. Tahukah kau selama ini aku sangat mencintaimu?" "Aku tahu
Penduduk Benua Harlow telah lama memendam kemarahan pada Raja mereka. Bukan Erwin saja, tetapi raja-raja mereka yang sebelumnya juga. Mereka telah lelah pada pihak kerajaan yang berbuat semena-mena dan membuat mereka sengsara. "Dulu, kita hampir mati kelaparan, sedangkan para putri raja menikmati kue dengan krim keju dan daging kalkun di istana. Mereka memakan hak kita." kata salah seorang lelaki bernama Marius. Marius adalah seorang petani buah anggur yang tampaknya begitu dendam karena dulu buah anggurnya telah dirampas pihak kerajaan. Ia sama sekali tak memperoleh uang. Tak hanya itu, anak bungsunya sampai meninggal karena ia tak punya uang untuk pengobatannya. Dan adik perempuannya yang cantik dirampas pula oleh sang raja (waktu itu Raja Darril) masih memerintah. "Mereka itu juga tukang rampok. Hanya saja, mereka terlihat bersahaja karena mereka memakai pakaian yang bagus dan mahkota." Dan ia bertekad untuk membalas dendam. Ia selalu menghasut para penduduk untuk memberontak d
Saat itu, seluruh dunia dilanda kekacauan ketika bulan merah yang punya banyak mata dan tentakel itu muncul. Bulan palsu itu tak hanya menakutkan, tetapi juga membuat dunia gelap. Sinar matahari tak sampai ke bumi karena dihalangi oleh si bulan merah. Tentu saja kejadian itu membuat dunia heboh dan kacau balau.Tak ada lagi sinar indah pagi hari, yang ada hanya sore hari. Yah, kau tak akan bisa membedakan mana pagi mana siang mana sore hari, sebab sepanjang hari terlihat seperti sore hari saat matahari hendak terbenam.Kebanyakan orang diam di dalam rumah mereka. Mereka semua memohon ampun pada dewa yang mereka percayai sebab mereka yakin bahwa inilah akhir dunia dan hari pembalasan akan segera tiba. "Di manapun ia berada, aku harap Nonaku baik-baik saja." kata Erwin yang dalam keadaan genting itu masih memikirkan Anna yang belum kembali padanya.Di hari ketiga setelah kemunculan bulan merah bermata itu, bulan itu telah "sampai" ke bumi. Dan seluruh penduduk bumi dapat melihat "mata"
Percumbuan di kolam air mancur itu terhenti ketika Erwin menyadari ada bercak merah di gaun Anna. Ia melepaskan ciumannya dan perhatiannya beralih ke gaun Anna."Kau terluka, nona?"Anna menggeleng."Lalu bekas merah ini dari mana?""Sepertinya aku mulai menstruasi.""Lihat kan. Akhirnya hari ini tiba juga. Rahimmu bersih dari benih Grigori. Dulu, kau bilang menstruasi itu tanda dinding rahim seorang wanita luruh setelah tidak berhasil dibuahi, kan?""Iya, Erwin. Aku sudah suci dari Grigori.""Kalau begitu, kau bisa tinggal lagi di istana ini." kata Erwin sembari bolak balik mencium punggung tangan kiri dan punggung tangan Anna."Aku lebih suka tinggal di paviliun itu." kata Anna. "Orang-orang di istana ini tidak memperlakukanku dengan baik.""Kau akan tinggal di kamarku, nona, menemaniku."Anna hanya bisa mengangguk pasrah.***Kini, satu-satunya yang menahan Erwin itu "melarikan diri" dari istana terkutuk itu adalah Nona Arista dan janin yang sedang dikandungnya. Erwin tak keberatan
Erwin menusuk Layla dengan belati yang ia bawa. Ia menusuk kakak tirinya itu tepat di bagian dahi sampai menembus kepala. Layla mati seketika dengan darah dan cairan kuning (otaknya sendiri) mengalir keluar setelah Erwin menarik kembali belatinya dari dahi Layla."Otak yang indah." kata Erwin sembari tersenyum.Kemudian, Erwin menuju tempat saudari-saudari perempuannya yang lain. Ia membunuh mereka semua dengan brutal. Ia sama sekali tak peduli ketika mereka memohon ampun padanya. Tak peduli juga bahwa yang ia bunuh adalah seorang wanita.Dan tak ada yang berani menganggu pembantaian itu, baik para prajurit maupun penghuni istana yang lain. Erwin membantai klannya sendiri dengan membabi buta. Tak hanya saudari-saudarinya, ia juga membunuh anak-anak dan suami mereka. Hari itu begitu biru dan kelam. Para putri kerajaan itu kini tinggal daging-daging yang berceceran. Tinggallah Erwin, Grigori, dan anak bayi yang ada di dalam kandungan Nona Arista sebagai keturunan Harlow yang tersisa di
Grigori tak pernah menyangka bahwa "iblis" yang selama ini ia sembah dengan sepenuh hati malah mengkhianati dirinya. Ia membangkitkan Giovanna Kingsley dengan menuangkan darah Anna di sebuah lubang kecil kristal tempat kepala itu membeku. Dari lubang kecil itu, darah Anna mengalir di dalam kristal dan menuju ke dahi Giovanna. Seketika itu pula, kristal itu perlahan-lahan meleleh dan kepala Giovanna terbebas. Kelopak mata Giovanna kemudian terbuka, menunjukkan matanya yang berwarna ungu. Mata ungu, rambut merah, dan kulit putih sepucat salju itu jelas menandakan bahwa Giovanna adalah seorang Kingsley. "Tuanku." kata Grigori sembari kembali membungkuk hormat pada kepala itu.Namun, tanpa basa-basi apapun, kepala Giovanna malah menyerang Grigori dengan taringnya. Diserangnya leher Grigori dengan membabi buta."Tuan... apa yang anda lakukan.... ini aku, Grigori, hamba yang selalu setia padamu." kata Grigori yang lehernya hampir putus."Kalau begitu... maukah kau memberikan pengorbanan te
"Mari, kita bicara di kamarmu." kata Erwin sembari menarik tangan Anna untuk pergi ke kamar perempuan itu.Sesampainya di sana, Erwin duduk di kursi meja rias Anna, sedangkan Anna berdiri berkacak pinggang memandangi Erwin."Mengapa aku tak boleh masuk ke kamarmu lagi?" tanya Anna."Kemarilah dulu..." ujar Erwin sembari menepuk-nepuk pahanya, isyarat agar Anna duduk di sana."Aku tidak mau." kata Anna.Erwin tersenyum gemas. Kemudian, ia menarik tangan gadis itu, membuat si gadis duduk di pangkuannya. Ia lalu melepas tiga kancing teratas dari gaun yang si gadis kenakan. Itu membuat dada si gadis menyembul keluar."Aku rindu padamu." kata Erwin sembari membenamkan wajahnya ke dada gadis itu. Kemudian, ia menggesek-gesekkan batang hidungnya. Ia menyukai dua benda yang empuk, lembut, dan harum itu."Sudahlah, Erwin. Katakan padaku, kenapa aku tak boleh masuk kamarmu lagi?"Erwin melepaskan wajahnya dari dada Anna, kemudian ia balik menatap mata gadis itu."Dengar, mulai saat ini, kau aka
Bahkan setelah percintaan yang memuaskan itu, Anna menangis bahagia karena ia akhirnya bisa merasakan "buah cinta" berupa kedutan di selangkangannya. Tidak ada jam dinding, jadi ia tak bisa menghitung berapa lama ia di puncak kenikmatan itu."Kau sangat menyukainya, ya?" tanya Erwin yang masih berada di atas tubuh Anna.Anna hanya mengangguk. "Tapi, kenapa kau sampai menangis, nona?""Karena rasanya memang senikmat itu.""Jadi selama ini kau tidak pernah merasakan kenikmatan itu? Kita sudah sangat sering melakukannya. Apa selama ini kau berpura-pura menikmatinya?""Aku... sudahlah, Erwin..."Setelah selesai, sepasang kekasih itu memakai pakaian mereka kembali dan berbincang sejenak sebelum tidur. "Hei, Erwin...""Ya?" "Aku ingin lagi...""Nona ! Kita kan baru saja melakukannya tadi.""Mungkin sekali lagi.""Aku lelah, nona. Besok saja ya."Anna memasang ekspresi wajah cemberut.****Tak ada yang harus dikhawatirkan lagi, sebab Erwin telah bertambah begitu kuat. Jauh, jauh, jauh leb