Share

Bab 164.

Auteur: Ellea Neor
last update Dernière mise à jour: 2025-03-14 19:39:36

Selera makan Sebastian tiba-tiba menghilang. Gerakan mulutnya yang semula mengoyak makanan tiba-tiba berhenti. Lalu gelas di atas meja diraih, ditenggaknya dengan cepat, guna mendorong makanan yang serasa sulit masuk ke tenggorokan.

Napasnya sedikit memburu, entah karena kesal atau apa, tatapan Sebastian berubah tak sehangat sebelumnya. Kedua tangan yang memegang sendok dan garpu berubah mengeras, kemudian diletakkannya benda di tangannya itu dengan hati-hati.

"Andrew, sepertinya faktor usia membuatmu lupa. Tidak ada yang boleh menggangguku saat sedang makan." Sebastian menatap Andrew yang tampak kebingungan. Entah lupa atau bagaimana, kepala pelayan itu untuk pertama kalinya telah melanggar peraturan rumah ini.

Andrew tampak menghindari tatapan Sebastian. Kemudian dengan nada rendah, dia berkata, "Maaf, Tuan. Tapi Kakek Anda, beliau ingin bicara."

"Kalau begitu tunggu sampai selesai makan." Setelah mengatakan itu, Sebastian kembali meraih sendok dan garpu, dan melanjutkan makan m
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 165.

    Pagi itu, Maxime Abraham duduk di kursi empuk di ruang baca rumahnya, menatap ke luar jendela besar yang menghadap taman belakang. Sinar matahari yang menyusup melalui kaca memberi kehangatan, tetapi wajahnya tetap terlihat pucat. Tubuhnya masih lemah, tetapi pikirannya tetap tajam.Sejak keluar dari rumah sakit, dia menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan kondisinya stabil. Hari ini, seperti biasa, dokter keluarga telah dipanggil untuk mengecek kesehatannya. Maxime bukan pria yang suka dikekang oleh aturan medis, tetapi untuk saat ini, dia tidak punya pilihan selain mengikuti prosedur.Di luar ruangan, suara langkah kaki terdengar. Tak lama, Leonard dan Sania muncul di ambang pintu, membawa kehangatan di tengah atmosfer rumah tua yang kini terasa semakin sunyi.“Ayah, bagaimana perasaanmu hari ini?” tanya Sania, meletakkan sebuah baki kecil berisi teh hangat di meja.Maxime mengangkat wajahnya, memberi anggukan kecil. “Lebih baik,” jawabnya singkat, meski suaranya masih sediki

    Dernière mise à jour : 2025-03-15
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 166.

    Semua orang yang ada di dalam ruangan membeku mendengar ucapan Sebastian. Tatapan Sania tampak kosong, dengan raut wajah yang kaku penuh ketegangan. Setelah lama tidak bertemu puteranya, dia pikir, Sebastian telah banyak berubah. Entah apa yang ada dalam pikirannya benar atau salah. Sebastian tampak berbeda. Lebih ke arah yang positif. Namun, dia masih belum merasakan perubahan itu. Mungkin, dia berubah bila di depan orang yang dia cintai. "Bastian, kamu ingin wanita itu masuk dalam keluarga kita?" Maxime masih tidak percaya bahwa Sebastian menginginkan sesuatu yang lain, sebuah perubahan dalam aturan keluarga. Dan semua demi wanita itu. "Wanita yang kakek sebut itu istriku, dan dia tengah mengandung anakku. Dan aku tidak akan kembali ke keluarga ini tanpanya." Sebastian melirik arloji di pergelangan tangannya. Dia rasa sepertinya sudah cukup dan ingin mengakhiri pembicaraan ini. "Sepertinya waktuku sudah habis. Aku harus pergi." Sebastian beranjak dari kursinya. Bersiap untuk men

    Dernière mise à jour : 2025-03-16
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 167.

    Senyum lebar tersungging di bibir Sebastian. Rona kebahagiaan kini terpancar jelas di wajahnya. Rasa takut dan khawatir yang tadi menyerangnya seketika terbayar ketika mendengar suara tangis anaknya, dan juga kabar dari Dokter yang menyatakan jenis kelamin si bayi. Dan sesuai dengan keinginannya. Bayinya berjenis kelamin laki-laki, keluar dengan selamat. Beberapa kali melakukan pemeriksaan USG, hasil mengatakan bahwa jenis kelamin bayi adalah laki-laki dan Sebastian sudah menduga ini. Namun, tetap saja dia tidak dapat menahan kebahagiaan yang kini muncul lantaran sang penerus yang dia agungkan telah lahir ke dunia. Secepatnya, Sebastian melesat masuk ke dalam ruang bersalin tanpa meminta persetujuan dari dokter. Begitu Sebastian memasuki ruangan, tatapannya tertuju pada sosok yang kini terbaring di ranjang pasien dengan mata tertutup. Sebastian segera melangkah, mengikis jarak yang membentang di hadapannya. "Sayang," panggilnya lirih. Di sudut ruangan tampak beberapa perawat sedan

    Dernière mise à jour : 2025-03-17
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 168.

    Wajah Bianca begitu dingin. Tatapannya tajam, seolah menyimpan sebuah amarah dan dendam. Dan semuanya berhubungan dengan Sebastian dan Clara. Segala cara dia gunakan untuk mendapatkan kembali Sebastian. Akan tetapi, semua hanya berakhir sia-sia. Kedua tangan Bianca mengepal di bawah meja. Rahangnya mengeras tanpa sadar. Ingatannya terlempar pada kenangan masalalu bersama Sebastian. Sebastian memang bukan tipe pria yang romantis terhadapnya. Namun, apa yang selalu diinginkannya, Sebastian selalu memberikannya. Clara menjadi wanita yang sangat beruntung saat itu karena telah menjadi bagian dari hidup Sebastian. Bianca ingin sekali kembali pada masa itu, namun keberadaan Clara menjadi penghalang besar baginya. "Setelah kamu mendapatkan Clara kembali. Kamu harus membawa dia pergi." Bianca mengingatkan pria di hadapannya ini. William yang tengah mengesap kopinya, harus terganggu oleh ucapan Bianca. "Dia mengandung, bagaimana dengan bayinya?" William bertanya dengan nada skept

    Dernière mise à jour : 2025-03-18
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 169.

    Tekad Sania sudah bulat. Keinginannya untuk melihat cucunya sangatlah kuat. Dia ingin tahu bagaimana wajah putera dari anak semata wayangnya itu. Dan ketika dia sampai di ruangan penyimpanan bayi, Sania dibuat tertegun. Sebelumnya, dia sudah mencari tahu tentang keberadaan cucunya secara diam-diam. Di bagian bawah box bayi tertera nama kedua orang tua dan tanggal kelahirannya. Dari situlah Sania dapat memastikan bahwa bayi dengan balutan kain biru yang kini tengah terlelap itu adalah putera dari Sebastian. 'Dia sungguh mirip dengan Bastian,' batin Sania. Ingatannya kembali pada hari di mana kelahiran Sebastian puluhan tahun yang lalu. Kehadirannya disambut suka cita bagi keluarga. Dan ketika dia melihat bayi itu, Sania merasa Dejavu. 'Bagaimana bisa semirip itu?' Dalam pikiran Sania berkecamuk. Pemandangan di hadapannya itu seolah mematahkan dugaannya bahwa bayi yang dikandung Clara bukanlah anak Sebastian. 'Jadi wanita itu benar.' Suara hati Sania terus berbicara tanpa henti.

    Dernière mise à jour : 2025-03-19
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 170.

    Clara menatap suaminya dengan penuh rasa syukur. Sebastian memang bukan tipe pria yang selalu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, tetapi dari setiap tindakannya, Clara tahu betapa pria itu mencintai dirinya. Perjalanan menuju rumah terasa begitu cepat. Begitu mobil memasuki gerbang besar kediaman mereka, Clara melihat beberapa pelayan dan penjaga sudah berbaris, menunggu kedatangannya. Rumah megah bergaya klasik itu berdiri kokoh, dengan pilar-pilar besar yang menambah kesan elegan. Begitu mobil berhenti di halaman depan, seorang pelayan segera membuka pintu. Sebastian turun lebih dulu, lalu mengulurkan tangan kepada Clara. Dengan hati-hati, dia menggenggam tangan istrinya, membantunya keluar. Begitu kaki Clara menyentuh tanah, seorang pelayan perempuan bergegas mendekat dengan wajah penuh senyum. "Selamat datang kembali, Nyonya. Kami semua sangat senang melihat Anda kembali dengan selamat." Clara membalas senyum itu. "Terima kasih. Aku juga senang bisa kembali ke rumah

    Dernière mise à jour : 2025-03-20
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 171.

    "Tuan, kedua orang tua Anda datang." Bisikan dari penjaga seketika mengusik ketenangan Sebastian. Mendadak wajahnya menggelap, dipenuhi emosi. Kedua tangannya mengepal erat tanpa sadar. Clara menoleh, mengamati raut wajah suaminya yang tak lagi setenang sebelumnya. Keresahan terlihat jelas di wajah tampannya, rahangnya mengeras. Kedua tangannya mengepal. Serta otot di sekitar leher mencuat, menahan sebuah emosi. "Ada apa?" tanya Clara yang seketika menarik perhatian Sebastian dari penjaga. Pria itu menatap sang istri. Tatapannya melembut seketika. Kemudian pria itu menjawab dengan nada setenang mungkin. "Hanya masalah kecil, Sayang kamu tunggu di sini." Sebastian melirik sekilas ke arah bayi yang masih terlelap. Kemudian beranjak dari kursinya. Sebastian lantas beralih pada penjaga lalu mengangguk. Sebelum akhirnya melangkah meninggalkan tempat acara. Clara menatap punggung suaminya yang mulai menjauh dan kemudian menghilang di balik pintu. Keresahan yang semula di rasakan Sebas

    Dernière mise à jour : 2025-03-21
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 172.

    "Clara!" Clara menatap ke arah Sebastian sekilas. Kemudian melangkah mendekati Leonard dan Sania dan berhenti tepat di hadapan mereka. "Apa kalian ingin melihat bayi kami?" Clara memiringkan sedikit tubuhnya, supaya kedua mertuanya dapat melihat bayi yang tertidur lelap, sembari bersembunyi di ketiak ibunya. Sania menatap Leonard berkaca-kaca. Ketika Sang suami mengangguk, dia segera kembali fokus pada wanita di hadapannya. "Apa aku boleh menggendongnya?" Air mata telah menggenang di sudut mata Sania. "Tentu saja," kata Clara dengan senyum ramah. Air mata Sania menetes. Akhirnya dia mendapatkan keinginannya. Memeluk dan menggendong sang cucu. Kaisar menggeliat ketika dipindahkan dalam gendongan Sania, dan itu membuat Sania merasa gemas. Dengan berhati-hati dia mendekap bayi mungil itu supaya tidak terbangun. Dan sesuai dengan keinginannya, Kaisar kembali tertidur seperti semula. Seolah tidak terganggu dengan dunia sekitar. Tangis haru Sania berubah menjadi senyum kebahagiaan.

    Dernière mise à jour : 2025-03-22

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 254.

    Pagi itu langit tampak cerah. Cahaya matahari menyelinap masuk melalui jendela besar ruang makan keluarga Abraham, memantulkan kehangatan yang menyelimuti seluruh ruangan. Clara tengah menyuapi Kaisar yang kini semakin aktif. Bocah satu tahun itu tumbuh menjadi anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Setiap kali melihat buku bergambar, ia akan menunjuk dengan ekspresi penuh semangat, membuat semua orang di rumah tersenyum.Sebastian baru saja turun dari lantai atas, mengenakan kemeja putih yang sudah sedikit kusut. Di wajahnya tergambar lelah, tetapi matanya tetap menyiratkan semangat.“Pagi, Sayang,” ucap Clara lembut saat Sebastian mencium keningnya.“Pagi,” jawab Sebastian, lalu berjongkok di sisi Kaisar. “Dan pagi juga untuk pangeran kecil ayah. Sudah makan?”Kaisar hanya tertawa dan mengoceh dalam bahasanya sendiri, sementara tangannya menunjuk ke arah sendok yang dipegang Clara.Sebastian tertawa kecil. “Lihat dia. Sudah mulai pintar memerintah.”Clara mengangguk. “Dia tiru d

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 253.

    Beberapa hari setelah peresmian Yayasan Maxime Abraham, suasana bahagia masih terasa di rumah keluarga itu. Clara berjalan menyusuri lorong rumah sambil menggendong Kaisar yang tertidur lelap di pelukannya. Ia berhenti sejenak di depan jendela besar yang menghadap taman belakang. Dari situ, terlihat Sebastian dan Dareen sedang berbincang di dekat gazebo, tampak serius namun akrab.Clara tersenyum, hatinya dipenuhi rasa syukur. Segala ketegangan dan konflik yang dahulu pernah mereka alami kini seolah tinggal kenangan. Ia yakin, semua telah menjadi bagian dari perjalanan yang membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih matang.Tak lama, Louis datang menyusul Clara, membawa secangkir teh.“Lucia sedang beristirahat. Hari ini ia tampak lebih lelah dari biasanya,” ujar Louis sembari menyerahkan teh ke tangan Clara.Clara menerima dengan anggukan kecil. “Terima kasih, Louis. Lucia sangat bersemangat akhir-akhir ini. Ia bahkan ikut mencatat nama-nama calon penerima bantuan dari yayasan.”Lou

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 252.

    Keesokan harinya, suasana rumah keluarga Abraham tetap dipenuhi semangat baru. Matahari pagi menyinari halaman luas, membelai kebun kecil tempat Kaisar biasa bermain. Burung-burung berkicau riang seolah turut merayakan kebahagiaan keluarga itu.Sebastian duduk di teras bersama Maxime, sambil menyeruput kopi hangat. Kaisar berlari-lari kecil di halaman, diawasi oleh Clara dan Lucia yang duduk di ayunan."Kaisar benar-benar menjadi pusat dunia kita sekarang," ujar Maxime, matanya tidak pernah lepas dari cucu buyut kecilnya itu.Sebastian tersenyum bangga. "Dia anugerah terbesar kami, Kek. Kami ingin membesarkannya dengan nilai-nilai yang sudah Kakek ajarkan."Maxime mengangguk pelan. Ia tahu, Sebastian bukan hanya berkata-kata. Ia melihat sendiri bagaimana putranya itu kini menjadi sosok pemimpin keluarga yang kuat namun penuh kasih."Kau tahu, Sebastian," kata Maxime setelah beberapa saat hening. "Aku sempat khawatir, ketika dulu semua terasa begitu kacau... Aku takut keluarga ini akan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 251.

    Keesokan paginya, Sebastian dan Clara kembali mengunjungi rumah sakit. Mereka membawa beberapa barang kesukaan Maxime, seperti selimut hangat, buku bacaan, dan foto-foto keluarga yang telah dipilih Clara semalam. Mereka ingin membuat ruangan rawat Maxime terasa lebih nyaman, lebih seperti rumah.Ketika mereka memasuki ruangan, Maxime tampak sudah jauh lebih segar. Pipi tuanya mulai bersemu merah, matanya tampak berbinar meski tubuhnya masih tampak rapuh."Kakek!" seru Kaisar kecil yang diajak serta. Dengan langkah kaku, balita itu berlari menuju ranjang Maxime.Maxime tertawa kecil, suaranya serak. Ia membuka kedua lengannya. "Kemarilah, jagoan kecilku," katanya lembut.Kaisar memanjat ke atas ranjang dengan bantuan Clara, lalu memeluk Maxime erat-erat. Pemandangan itu membuat Sebastian dan Clara tersenyum haru."Terima kasih kalian sudah datang," ujar Maxime lirih, menatap Sebastian dan Clara dengan penuh kebanggaan."Kami selalu di sini untuk Kakek," jawab Sebastian, mengambil kursi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 250.

    Satu tahun berlalu, kehidupan keluarga besar Abraham terus dipenuhi dengan kebahagiaan dan keberkahan. Sejak penggabungan resmi antara Abraham Group dan Diamond Company, kedua perusahaan itu tumbuh pesat menjadi satu kekuatan bisnis yang mengagumkan. Di bawah kepemimpinan Sebastian Abraham yang penuh dedikasi, berbagai pencapaian baru terus diraih, mengukuhkan nama Abraham Group sebagai salah satu perusahaan terkuat di negara itu.Sebastian sendiri kini semakin disibukkan dengan berbagai agenda bisnis. Namun, di sela kesibukannya, ia tidak pernah melupakan keluarganya. Kaisar, putra kecilnya yang kini berusia dua tahun, menjadi sumber semangat baru dalam hidupnya dan Clara.Sementara itu, Dareen menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Dengan kerja keras dan ketekunan yang tidak pernah surut, ia akhirnya dipercaya oleh Sebastian untuk naik jabatan menjadi seorang manajer. Kenaikan itu bukan semata-mata karena hubungan keluarga, melainkan murni atas kegigihan dan kerja keras yang tela

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 249.

    Minggu-minggu berlalu sejak kepulangan mereka dari Swiss. Kenangan manis liburan itu masih hangat membekas dalam ingatan mereka. Foto-foto perjalanan dipajang di ruang keluarga, Kaisar bahkan masih tidur dengan Luzie, boneka sapi kecil yang kini menjadi sahabat tidurnya.Sejak liburan itu, Clara dan Sebastian mulai menerapkan kebiasaan baru yang mereka sepakati: satu akhir pekan setiap bulan sebagai “Hari Keluarga.” Hari itu menjadi waktu khusus yang tidak boleh diganggu oleh pekerjaan, urusan luar, ataupun janji sosial lainnya. Mereka hanya akan bertiga, melakukan apa pun yang mereka sepakati bersama.Pada bulan pertama, mereka memilih mengunjungi kebun stroberi di daerah Puncak. Kaisar begitu gembira bisa memetik buah sendiri, sementara Clara dan Sebastian duduk di bawah pohon rindang sambil bercakap-cakap santai.“Sebastian,” ujar Clara saat mereka duduk di tikar piknik, “aku merasa sangat beruntung. Bukan karena kita pernah ke Swiss, atau punya rumah yang nyaman. Tapi karena kamu

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 248.

    248. Keesokan paginya, cahaya matahari musim dingin menyelinap lembut melalui jendela besar kamar hotel mereka. Clara terbangun lebih dulu. Ia bangkit perlahan, membiarkan Kaisar dan Sebastian masih terlelap di bawah selimut hangat. Ia berdiri di balkon, memandangi danau yang tenang, permukaannya memantulkan warna langit dan puncak-puncak bersalju.Tak lama kemudian, Sebastian keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan senyum di wajahnya. “Selamat pagi, nyonya Sebastian,” ujarnya sambil memeluk Clara dari belakang.Clara tertawa kecil. “Selamat pagi juga, tuan romantis. Si kecil masih tidur?”“Masih. Tapi kurasa tidak lama lagi. Bau sarapan khas Swiss di restoran bawah pasti akan membuatnya bangun,” jawab Sebastian.Mereka pun bersiap untuk menjelajahi hari terakhir liburan mereka. Rencana hari itu cukup sederhana: menikmati sarapan di hotel, lalu berjalan santai di sekitar danau Lucerne sebelum mengunjungi sebuah desa kecil di pegunungan yang terkenal dengan kerajinan tan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 247.

    247. Clara dan Sebastian kembali menjalani kehidupan mereka yang normal, jauh dari gejolak emosi yang sempat menguji rumah tangga mereka. Kaisar tumbuh sehat dan ceria, menjadi pusat perhatian serta cinta di rumah itu.Setiap akhir pekan, mereka kerap mengunjungi perkebunan milik kedua orang tua Clara yang terletak di dataran tinggi. Perkebunan itu luas dan terawat, penuh dengan tanaman teh dan bunga-bunga yang tumbuh rapi. Udara di sana selalu segar, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru disiram embun pagi. Di tempat itulah Clara merasa paling damai.Meski kesibukan kerja kembali menyita waktu Sebastian, ia tidak pernah melewatkan waktu berkualitas bersama keluarganya. Ia menyadari bahwa kebahagiaan rumah tangganya tidak bisa dibeli dengan kesuksesan semata. Oleh sebab itu, setelah melalui berbagai pertimbangan, Sebastian merancang satu rencana besar—liburan untuk mereka bertiga. Bukan liburan singkat ke luar kota, tetapi sebuah perjalanan ke luar negeri. Ia ingin memberi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 246.

    246. Beberapa minggu berlalu sejak pertemuan sore itu di taman. Hubungan antara Sebastian dan William mulai menemukan bentuk baru. Bukan sebagai rival, melainkan sebagai dua pria dewasa yang memilih saling menghargai, meskipun di masa lalu mereka berdiri di sisi yang berbeda. Kaisar, yang masih terlalu kecil untuk memahami kompleksitas hubungan orang dewasa, menerima kehadiran keduanya dengan gembira. Baginya, selama ada cinta dan perhatian, ia merasa utuh.Clara menyadari perubahan ini dengan rasa syukur. Bagi seorang ibu, tidak ada yang lebih melegakan daripada melihat anaknya dikelilingi kasih sayang, tanpa harus menjadi korban perselisihan orang dewasa. Namun di balik ketenangan itu, Clara tetap waspada. Ia tahu luka di hati William mungkin masih menganga, dan bisa saja berdarah kembali sewaktu-waktu.Suatu pagi yang cerah, Sebastian bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia mengenakan jas abu-abu rapi, sambil merapikan dasi di depan cermin. Clara masuk ke kamar membawa secangki

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status