So, go ahead and drive me insaneBaby, run your mouth, I still wouldn't changeAll this lovin' you, hatin' you, wantin' youI'm stuck with you, stuck with you, stuck withYou ...
By Ariana Grande ft. Justin Bieber
--
Sementara Hening memanjakan dirinya di dalam sana, Genta menunggu dan merebahkan dirinya di dalam mobil, berniat untuk tidur sebenarnya. Karena ia benar-benar mengantuk dan lelah dengan semua kegiatan yang tidak henti ia lakukan dari semalam.
Namun sebelum Genta memejamkan matanya, ia menghubungi seseorang.
“Hans! Di mana lo?”
“Ah elo, kenapa gak datang tadi pagi, lo kan gak lagi keluar kota!”
Genta tertawa mendengar ocehan Hans, tak ingin menanggapi dan membicarakan semuanya di telepon.
“Eh, gue butuh rumah, secepatnya, kalau bisa senin udah bisa di tempatin.”
“Rumah? Buat elo? Kenapa gak apartemen aja? Kebetulan apartemen gue yang la
There is no one more powerful, Than the one who trusts their own heart - Mimi Novic, Brilliance of Dawn --- Hening mengerang kecil, masih enggan membuka maniknya yang hitam pekat itu. Pelukan hangat dari tubuh suaminya semakin membuatnya betah berlama-lama bergelung di ranjang berukuran king size itu. Namun hasrat yang memenuhi kantung kemihnya, mau tak mau, mengharuskannya bangkit dan pergi ke kamar mandi. Dengan perlahan ia menyingkirkan tangan Genta dari tubuhnya, agar tidak sampai membangunkan pria itu dari tidurnya. Hening bernafas lega saat berhasil meloloskan diri dari pelukan possesif suaminya itu. Akhirnya ia bisa bangkit dan duduk sebentar untuk menetralkan aliran darahnya. Namun, baru saja Hening hendak berdiri, tubuhnya langsung ditarik kasar kembali terhempas di ranjang. “Mau ke mana sih, matahari juga belum muncul!” Ucap Genta yang tida-tiba sudah berada di atas istrinya itu. “Pipis! minggir, buruan!” Mau
If the plan doesn' work, change the plan not the goal -unknown --- Hening mengerjabkan maniknya, tangannya reflek mengambil ponsel yang berada di atas nakas. Dalam sekejap ia mengumpat saat melihat jam digital yang tertera di sana. Lalu bergegas pergi ke kamar mandi. Tanpa mempedulikan panggilan Genta yang masih bergelung selimut, di ranjang yang baru saja mereka beli kemarin. Seharian kemarin adalah hari paling menyibukkan bagi mereka berdua. Mereka menghabiskan waktu untuk membeli beberapa perabotan utama, untuk di gunakan di rumah baru yang akan ditinggali untuk ke depannya. “Mau ngapain sih buru-buru? Masih pagi gini.” Genta bertanya masih dengan selimut membalut tubuhnya di atas renjang. Tidak berniat untuk bangkit ke manapun. “Kantor.” Hening menjawab singkat, membenarkan lilitan handuknya sejenak, dan kembali mencari kemeja untuk dikenakan. Lalu, ia teringat sesuatu. “Mas, anterin ke kos gih, eh ke hotel dulu, motorku k
I wanna stay with you until we're grey and oldJust say you won't let go ... By James Arthur -- “Buruan, mau ngomong apa?!” Hening berucap dengan nada tak ramah kepada sosok pria di depannya. “Lo, serius udah nikah?” “Udah! Berkat mantan istri lo itu! sampein makasih gue ke dia!” Sarkas Hening dengan ketus. Ada rasa syukur sebenarnya di hati Hening, karena jika bukan karena Dea, dirinya saat ini mungkin tidak bisa menikah, dengan pria yang sudah dikaguminya sejak pertama kali bertemu. Meskipun dengan cara yang sedikit salah, tapi, semua sudah di gariskan, dan Hening hanya mengikuti jalannya saja. Dewa menarik nafas panjang penuh keputus asaan. “Begini Ning, ada yang harus gue jelasin ke elo. Gue memang nyuruh Dea ketemu elo, tapi, cuma buat minta maaf atas apa yang udah dia perbuat dengan foto-foto itu. dan gue gak pernah nyuruh dia buat nyelakain elo.” “Gak ngaruh juga sih sebenarnya, dia ma
Nothing will knock you down quicker than offering the best of yourself to someone and it still not being good enough — M.W Poetry -- Genta membuka matanya dan lagi-lagi tidak menemukan istrinya itu disampingnya. Sejenak ia melihat ke luar jendela, lalu menghela nafas. Sinar matahari saja belum masuk menembus tirai putih yang menggantung pada ventilasi rumahnya, tapi Hening sudah tidak ada menemaninya hanya untuk sekedar bergelung menikmati dinginnya pagi. Kaki Genta melangkah menuju kamar mandi, namun tidak juga mendapati istrinya itu di dalamnya. “Hening.” Samar terdengar suara Hening menyahut dari luar kamar. Genta segera keluar untuk mencari di mana gadis itu tengah berada. Genta mencoba menahan tawa saat melihat dapur yang sedikit berantakan. Ada dua buah roti bakar yang tergeletak di atas meja makan, yang warnanya sudah melewati ambang batas kehidupan. Dalam artian sudah tidak dapat lagi di selamatkan oleh sistem
A Mother holds her children’s hands for a while…their hearts forever – Unknown -- Tidak ada keramahan yang tampak dalam wajah kedua perempuan, yang sedang duduk berhadapan disebuah kafe saat ini. Mereka berdua sudah tau, seperti apa kapasitas dan posisi peran masing-masing saat ini. Belum ada yang menang ataupun kalah dalam perseteruan yang baru saja dimulai. “Tadi aku ke kantor kamu, katanya kamu udah resign.” “Mbak nemui saya, cuma mau tanya itu?” Wanita cantik itu sedikit menghela nafas. “Sampai kapan kamu mau seperti ini, Ning, Kamu gak kasihan, lihat Mas Genta sama mamanya ribut terus? seharusnya ya, kamu itu sadar diri, posisi kamu itu ada di mana?” “Saya sadar kok Mbak, posisi saya sekarang itu, ada di hatinya Mas Genta, jadi Mbak Ara gak perlu repot-repot buat ngingatin saya.” Apa? Mas? Anak kecil ini sudah gak manggil Om lagi?! Ara membatin sangat kesal di dalam hatinya, terlebih lagi m
Is it the look in your eyes, or is it this dancing juiceWho cares baby, I think I wanna marry you -By Bruno Mars -- Hening menarik tangan kiri Genta dengan cepat dan meletakkannya di atas dadanya. “Gue, sakit jantung! Kayaknya!” Ucap Hening dengan membeliakkan matanya menatap Genta. “Tangan gue, bisa di geser agak ke bawah dikit gak?” Hening menggeram kesal, menghempaskan tangan suaminya dengan kasar. Membuat Genta sontak tertawa pelan dengan jahil. Sesuai dengan permintaan Mama Ruby kala itu, akhirnya Genta membawa Hening ke rumahnya sore ini. Dan, sudah hampir sepuluh menit mereka berdua berada di dalam mobil, namun Hening belum sanggup untuk keluar, karena merasakan gugup yang luar biasa. “Ayok ah! Mau sampe kapan di sini, mama udah nunggu di dalam.” Genta keluar mengitari badan mobil, membukakan pintu penumpang untuk istrinya. Namun, Hening masih bergeming seraya mengatur nafas memegang erat kain pelap
When something goes wrong in your life, just yell "plot twist!" and MOVE ON! -Unknown -- Suara tawa disertai percikan air, terdengar sangat jelas dari dalam kamar mandi yang pintunya tidak tertutup itu. “Jadi, entar malam, Esa ikut ikut juga.” Hening mengangguk dengan senyum mengembang sembari duduk memeluk kedua kakinya di dalam bathub yang berisi air hangat. “Umi Ziah?” Genta bertanya kembali dengan tangan yang masih sibuk melepas kepangan rambut Hening yang panjang itu dengan lembut. “Gak mungkin gak ikut, kalau Umi sih,” Setelah selesai menggerai lepas rambut istrinya, Genta itu mengambil shower dan mengaliri rambut Hening dengan air hangat. Menuangkan shampo di tangannya dan membalurinya di kepala Hening, sedikit memberi pijatan di sana. “Mas Genta, gak mau nyoba buka salon?” “Salon? Lo mau gue bukain salon gitu?” “Bukan! Mas Genta kalau mijat enak, sapa tau kan kalau buka salon, pe
Misery is love company -Unknown -- Kepulan asap putih menggumpal di depan bibir Genta, tak lama kemudian asap itu samar menghilang terbawa angin yang berhembus ringan siang ini. Hampir tiga tahun pria itu tidak lagi menyentuh gulungan putih itu karena Giana. Namun, kali ini seolah tidak ingin tau tentang apapun, Genta kembali terikat erat dengan jeratan nikotin yang sarat dengan candu itu. Bahkan kali ini, jarinya tidak pernah lepas sekalipun dengan benda putih itu ketika sedang bersibuk ria dengan pekerjaannya atau sedang duduk terpekur seperti saat ini. Sesekali ia menghentikannya jika hendak melepas rindu dengan Giana. Di luar itu, bibir Genta tak pernah lepas menghembuskan gumpalan berbau tembakau itu di manapun. Lastra sontak menggerutu dengan kesal, saat memasuki kamar Genta yang penuh dengan bau rokok yang lengket di pelosok kamar. Wanita itu segera membuka semua tirai serta jendela lebar-lebar, agar udara segar bisa bertukar de
Hening dan Genta baru saja pulang dari restoran untuk merayakan ulang tahun keempat putra sulung mereka. Hal yang pertama dirindukan oleh Hening adalah ranjang empuknya. Ia hanya ingin merebahkan diri dan meluruskan pinggang untuk mengusir penat. Lalu ke mana Gani saat ini? bocah kecil nan tengil dengan sifat tidak jauh dari papanya itu lebih memilih pulang ke kediaman Andreas. Kenapa ke sana? Karena Gani merupakan fans garis keras Giana, pria kecil itu layaknya stalker yang selalu ada di manapun putri sulung Zio dan Lastra itu berada. “Capek?” Tanya Genta dengan suara pelan, masuk ke kamar menyusul istrinya dengan menggendong pria kecil berusia 2 tahun yang sedang terlelap di pundaknya. Hening mengangguk dengan mengerucutkan bibirnya. Ia menghidupkan AC lalu merebahkan diri kemudian menarik selimut menutupi perut yang sudah membuncit. Genta meletakkan Heiga, putra kedua mereka pada box bayi dengan perlahan , lalu menghampiri istrinya. “Dedeknya gak rewel kan?” ucapnya memberi kecu
When life gives you a hundred reason to cry, show life that you have a thousand reasons to smile-Unknown--Genta keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk yang terselip di pinggang, Ia melewati Hening yang masih meringkuk berbalut bedcover menutupi seluruh tubuhnya. Berhenti sekilas, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju walk ini closet untuk mengenakan pakaianya.Setelah semua beres, ia keluar duduk di tepi ranjang, mengusap kepala Hening dengan lembut. “Ning, bangun dulu, sarapan.”Tidak kunjung mendapat respon, Genta menjepit hidung istrinya hingga gadis itu terengah, kehabisan nafas. Dan mau tak mau Hening terjaga saat itu juga, segera duduk dan melihat Genta sudah tergelak dengan puasnya.Namun, tawany segera berhenti karena tidak ada sedikit pun senyum yang tersemat di wajah istrinya itu.“Mama Ning, udah gak bisa di ajak becanda, entar cepat tua loh.”“Keluar gak!” Us
You make a new life by making new choices-Sean Stephenson--Sesampainya di rumah sakit, dokter menyarankan agar Hening berjalan-jalan kecil terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan gadis itu masih dalam tahap bukaan 2.“Kalau begini, besok-besok Mas Genta aja yang ngelahirin!” Dengan menahah nyeri Hening masih sempat-sempatnya bergalak ria dengan suaminya.Mereka sedang berjalan bergandengan tangan menyusuri taman yang ada di area rumah sakit. Keduanya berhenti sejenak untuk mengambil nafas saat Hening mengalami kontraksi. Setelahnya kembali berjalan lagi.“Iya, entar anak kedua dan seterusnya aku yang ngelahirin.”Manik Hening semakin terbuka dengan lebar mendengarnya. Giginya sudah mengatup rapat dengan kesal yang memuncak.“MANA BISA!” Hardik Hening kemudian berhenti lagi untuk menarik nafas.Sebenarnya Genta ingin sekali tertawa melihat istrinya yang sudah mengoceh tidak jelas itu, n
Happiness visits those who are able to wait-unknown--“Caesar aja ya, Mas …” Rengek Hening tiada henti kepada suaminya saat Genta baru saja pulang kerja.“Coba tunggu seminggu lagi ya … baru kita konsultasi lagi ke dokter.” Genta juga tidak henti membujuk.Usia kandungan Hening sudah hampir memasuki usia 41 minggu. Dan, masih belum ada tanda-tanda menuju persalinan.Hening sudah meminta agar dapat melakukakn operasi caesar dengan alasan khawatir bayinya akan kenapa-kenapa. Sedangkan Genta, selalu saja minta istrinya untuk menunggu, siapa tahu, bisa lahir secara normal. Genta beralasan, kalau Hening melahirkan secara caesar, istrinya itu harus menunggu lama jika akan hamil lagi.Di usia Genta yang hampir menginjak ke angka 34 itu, ia ingin memiliki anak banyak secepat mungkin. Karenanya Genta kurang setuju jika istrinya meminta untuk operasi.“Emang siapa yang mau, tiap tahun lahiran
If you want the answer, ask the question― Lorii Myers--Sepulang kerja, Esa mendapati pintu rumahnya masih dalam keadaan terbuka. Ia berdecak dengan sebal, melangkahkan kakinya dengan berat untuk masuk ke dalam. Di dalam ia mendapati adiknya tengah asik memenuhi mulutnya dengan satu bucket ayam goreng dari restoran cepat saji.“Lo, makan semua sendirian?” Ucap Esa dengan manik yang terbuka lebar, lalu menggeleng. “Lama-lama jadi bola, tinggal ngegelinding aja kalau jalan.”“KAK ESA!” Bentak Hening dengan bibir mengerucut kesal. “Pantas aja gak ada yang mau sama elo, tu mulut kalau ngomong jelek banget!” sindirnya.Esa mengeluarkan satu tawa sinis. “Siapa coba yang gak mau sama gue, cakep gini! Gue nya aja yang gak mau sama mereka.”Esa sudah melangkah menuju ruang tengah namun ia memundurkan langkahnya saat menyadari rambut adiknya yang masih basah. Lalu ia berenti s
Love is the first and most devious deceiver, the most seductive delusion― J. Earp--Meskipun Genta melarang istrinya untuk pergi ke tempat Esa, namun Hening bersikeras dan nekat pergi sendiri dengan menggunakan taxi, saat suaminya itu berangkat kerja.Asisten rumah tangganya, Ibu Mira dibuat kelimpungan sendiri. Wanita berumur 40 tahun itu segera menelepon Genta secepatnya saat Hening baru saja menutup pintu taxi untuk pergi dari rumah.Genta yang baru saja sampai, mendaratkan bokongnya pada kursi di ruang kerjanya. Sontak terkejut dan kembali berlari keluar berniat pergi ke rumah Esa, secepat mungkin. Jarak showroom Genta ke kontrakan Esa lebih dekat dari pada rumahnya sendiri, jadi otomatis Gentalah yang lebih dulu tiba di sana.Esa yang sedang memanasi motornya pun tekejut mendapati Genta yang tau-tau masuk ke perkarangan rumahnya,“Pak Genta ngapain?”“Adek lo belum datang kan?”&ldq
Life can only be understood backwards; but it must be lived forwards ― Søren Kierkegaard--Hening menggoyang-goyangkan tubuh suaminya yang masih terlelap itu. awalnya hanya perlahan namun karena tidak ada respon, gadis itu lebih kuat lagi mengguncangnya.“Mas Genta bangun!”“Aku masih ngantuk, Ning! Setengah jam!” Ucap Genta tanpe membuka matanya dan menarik selimut untuk menutup seluruh tubuhnya.Hening mendengkus dengan sebal. “Ya udah, aku bisa kok pergi sendiri, beli es krim di mekdih!”Mulut Hening tidak berhenti menggerutu kesal sembari keluar kamar Usia kehamilannya kini sudah memasuki bulan ke lima. Tidak ada kendala yang berarti, hanya moodnya saja yang harus benar-benar dijaga, agar tidak mengalami stress.Genta yang mendengar hal itu sontak langsung bangkit mengejar istrinya yang sudah membuka pintu luar.“Ning, bukannya semalam masih ada 2 di kulkas?&r
Each new day has a different shape to it. You just roll with it.-Unknown--Suasana resepsi pernikahan Genta dan Hening diadakan dengan tema modern minimalis. Didominasi dengan warna pastel yang begitu lembut, dengan berbagai bingkai berwarna gold yang terkesan kontras membuat latar pelaminan terlihat elegan. Ditambah barisan bunga yang tersusun secara linear menjadikan visual yang ada semakin terlihat sempurna.Banyak tamu kenegaraan yang di undang, anggota legislatif, juga para pengusaha. Para tamu didominasi dari relasi papa Genta, serta beberapa sahabat dekat keluarga mereka.Tak banyak yang diundang dari pihak Hening, hanya keluarga besar dan beberapa kerabat serta tetangga dekat.Rasa bahagia serta sedih bercampur aduk di dalam hati Hening. Tak ada kedua orang tua yang menyaksikan resepsi mewahnya mebuat ada Sebagian relung hatinya yang kosong. Kali ini, yang mewakilinya adalah Esa serta Uwa Adil. Tidak bisa berharap lebih ba
You opened my eyes, You opened the doorTo something I'd never known beforeAnd your love, Is the music of my heart By Nsync--Tiga bulan berlalu sejak kejadian penyekapan Hening. Gadis itu tertekan dan hanya termenung sendiri di kamar Genta dengan tatapan hampa di kediaman Abhiraja.Kehilangan Ayah dan bayinya dalam waktu bersamaan membuat Hening seperti kehilangan dirinya. Ada suster yang menjaga di kala siang, sesekali bergantian dengan Mama Ruby, jika Genta pergi ke showroom.Dan, setiap harinya, pagi juga malam, Genta dengan setia menyuapi istrinya itu. Terus mengajaknya berbicara tentang kegiatannya sehari-hari untuk menstimulus kinerja otaknya agar kembali kepada pikirannya.Seperti pagi ini, ia kembali menyuapi Hening sambil bercerita semua hal yang terjadi padanya, serta keluarganya."Jadi, Lastra semalam udah lahiran, bayinya cowok." Genta kembali menyuapkan sesendok bubur pada bibir istrinya.Man