Beranda / Semua / Me And My Dad / Tiba Di White House

Share

Tiba Di White House

Penulis: Bluevy Biru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-13 07:49:52

Membuka kaca mobilnya Aneet dan Annan melambaikan tangan ke arah Tito yang berdiri di depan pintu utama rumah sakit. 

“Aakkhh! Akhirnya pulang juga!” teriak Aneet saat sang Ayah mengemudikan mobilnya ke arah keluar rumah sakit.

Annan sembari menyetir, mengusap – usap rambut sang putri dengan tangan kirinya untuk ikut merasakan kebahagiaan Aneet.

Tangan Annan yang sedang mengusap – usap rambutnya diambil oleh Aneet lalu diciumnya.

“Aneet sayang Ayah!” ucap Aneet setelah mencium tangan sang Ayah.

“Ayah juga sayang sekali sama Aneet,” balas Annan untuk ungkapan rasa cinta dari putri semata wayangnya.

Selesai berkasih sayang Antara anak dan ayahnya, Aneet menyadarkan ke jok yang dibuat menjadi agak sedikit miring. Dia menikmati perjalanan pulangnya dengan mengamati pemandangan di jalan. Sementara Annan fokus dengan kemudian dan sesekali melirik ke arah putrinya.

“Memikirkan apa sih? Dari tadi k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Me And My Dad   Kesaksian Dayat

    “Jadi begitu kak, saya ingin kak Fung membantu mawar dan wilayah dua dalam pemilihan kepala ganga kenanga,” jelas Tomo. “Kakak cukup meyakinkan para petinggi untuk mempercayakan tugas ini hanya pada Santoso saat kongres digelar dua bulan lagi,” pinta Tomo yang berusaha terus meyakinkan Fungki“Oke, terus apa keuntungan dari untuk aku?” tanya Fung. “Selain uang ini tentunya,” lanjut Fung sembari menunjuk uang yang ada di depannya.“Kak Fung mau minta apa?” tanya Tomo dengan jumawa. “Jika kak Fung mau kerja sama dengan kita, nama kakak pasti selalu dikenang. Bayangkan kak, wilayah dua akan semakin luas dengan bertambahnya gangs kenanga, kita juga bisa semakin luas untuk perdagangan narkotika kita. Pasti akan banyak uang yang bisa kita hasilkan,” jelas Tomo lagi.Corry sebenarnya ingin mencegah Tomo agar tidak menceritakan bisnis narkoba yang mereka jalani, tapi tidak diberi kesempatan. Fung akan san

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Me And My Dad   Kesaksian Rika

    Sleeessss!!!Dengan lembut Gaying menyemprotkan seprai untuk meredakan rasa sakit ke bekas luka tusuk yang ada di perut Aneet. Beberapa saat setelah di semprot wajah yang tadinya meringis kesakitan menjadi lebih tenang, peluh dingin yang membasahi wajah cantiknya juga tidak keluar lagi.Hati Annan merasa sangat teriris melihat kondisi putrinya yang seperti tadi. Ingin rasanya dia menggantikan posisi Aneet untuk merasakan rasa sakitnya.“Sudah mulai enakkan?” tanya Gaying sembari terus mengamati perubahan Aneet.Aneet hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan sang Paman Gaying.“Ayah ambilkan makan dulu, lalu minum obat biar cepat kering lukanya,” ucap Annan“Tida usah Yah,” tolak Aneet yang bersuara dengan lemas. “Nanti makan bersama – sama saja, sekarang Aneet mau istirahat sebentar,” pinta Aneet***Waktu terpaut dua belas jam lamanya Antara tempat Aneet dan tempat di

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Me And My Dad   Saatnya Balas Dendam

    Merasa sudah tenang Rika lalu mengajak Aneet bergabung dengan yang lainya. Mereka membicarakan tentang rencana teratai untuk ke depannya.“Rika, sepertinya kami harus mohon diri dulu. Karena nanti malam ada hal yang harus kami lakukan,” Pamit Annan.“Ya kak Annan. Terima kasih atas segala bantuannya untuk Rika,” ucap Rika dengan penuh kesedihan. “Kak Annan. Sampai kapan Rika harus ada di sini?” tanya Rika dengan pelan.“Semua di teratai itu saudara Rika, jadi sesama saudara sudah pantasnya saling membantu,” kata Annan sambil merangkul Rika. “Kalau di sininya, sampai semua aman untukmu. Tapi kakak janji ini tidak akan lama,” jawab AnnanRika mengangguk. “Iya Kak Annan, Rika akan bersabar untuk hal itu.”Saat ini suatu kegalauan besar melanda Arman. Di mana dia harus memilih antara menjaga adiknya di sini atau membantu Annan melakukan balas dendam.Mengetahui kegalauan hati sang kakak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Me And My Dad   Pembalasan di hari Ulang Tahun

    “Wow! Ha...!” teriakan kemenangan Annan, Jarot, Gaying, Gayang dan Aneet terdengar dengan kompak sambil mengangkat kedua tangan mereka secara bersama – sama.Saat layar di dalam mobil yang mereka lihat memunculkan dua karaoke dan satu bar Cokky yang meledak secara bersama – sama.“Ayah puas!” tanya Aneet dengan berteriak.“Puas sayang, ayah puas sekali! Terima kasih sayang!” jawab Annan lalu memberikan ciuman dan pelukan kepada Aneet.“Siapa suruh bakar Bar ayahku, sekarang rasakan dua tempat karaoke dan satu Barmu luluh lantah dengan satu ledakan,” ungkap Aneet pelan saat Annan melepaskan pelukannya.Sekarang mereka langsung menuju ke suatu tempat yang dekat dengan kasino Cokky untuk melakukan aksi berikutnya.***Wiu... Wiu... Wiu...Suara sirene pemadam kebakaran beriringan dengan sirene mobil polisi yang saling bersahutan datang di tiga lokasi terjadinya ledakan dan kebakaran.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Me And My Dad   Kemenangan dan Kegelisahan

    Rasa puas melihat ibu Cokky babak belur dan lemas, Ojan dan Fahmi berlari menyelamatkan diri ke arah belakang gedung. Mereka berlari melalui pintu belakang dengan hati – hati dan tetap waspada.Di belakang sudah menunggu Annan dan yang lain dengan sebuah mobil. Jarot yang melihat Ojan dan Fahmi berlari dari kejauhan langsung membukakan pintu.“Bagaimana – Bagaimana? Sukseskan rencana kita?” tanya Jarot dengan antusias dan memeluk dua saudaranya tersebut secara bergantian.“Sukseslah!” jawab Fahmi sambil tertawa.“Kalau Ojan tidak mencegahku, sudah mampus itu nenek peyot.” Ojan menjawab juga dengan antusias sambil melempar rambut palsunya ke tanah.“Ayo naik dulu! Ceritanya di mobil saja,” ajak Gaying, dia kawatir nanti keburu ketahuan dan aksi mereka gagal karena hal tersebut.Saat menaiki mobil, Aneet mengajak kedua pamannya itu tos untuk merayakan kemenangan mereka. Gaying menjalankan mobilny

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Me And My Dad   Mengungkap

    “Tapi siapa ya Pak?” tanya lagi asistennya.Plak!Pramono menepuk jidatnya dan kembali merebahkan badannya ke sofa ketika sang asisten masih belum juga mengetahui jawabannya.“Dengar ya! Sekali lagi loh ini aku, habis ini kalau kamu masih belum tahu aku langsung pulang.” Ancam Pramono. “Di sini ini! Di kantor kita! Siapa yang pernah diajar militer? Mengatur strategi perang, cara pemusnahan barang bukti, merakit senjata dan teknik penjinakan serta pembuatan bom?” Pramono mencoba menjelaskannya dengan pelan dan sedetail mungkin agar si asisten mudah dalam menjawabnya.“Gaying, Gayang dan Aneet!” seru sang asisten dengan senyuman karena bisa menjawab pertanyaan Pramono.“Nah! Pintar sekali Anda!” Pramono juga berseru gembira seakan – akan dirinya sudah bida mencetak gol di gawang lawan dari puasa gol yang sangat lama. “Tapi sayangnya nanti kita tidak bisa menjerat mereka, karena tidak ada b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Me And My Dad   Mengungkap 2

    “Aneet main sama anak – anak gangs motor? Sejak kapan?” tanya Pramono terkejut dan tidak percaya.“Kalau pastinya kapan saya kurang tahu pak. Tapi mereka anak – anak baik didikan kakak saya sendiri, saya juga tahu kegiatan mereka jadi ya sudah,” jawab Annan dengan sangat santai. “Maaf ini, Saya tinggal sebentar. Aneet jika bukan bapaknya yang membangunkan sedikit susah soalnya,” pamit Annan lalu berdiri berjalan menuju kabar Aneet.Setelah Annan meninggalkan mereka, sang Asisten memberi tahu kepada Pramono dengan berbisik bahwa itu adalah gangs motor ini pernah tertangkap oleh polisi karena balapan liar. Dengan berbisik pula Pramono memprotes kenapa tidak ada memberi tahu kepadanya akan hal itu.Annan yang telah tiba di kamar langsung duduk di samping buah hatinya yang tertidur pulas. Dia usap – usap pipi Aneet dengan lembutnya.“Sayang! Ayo bangun, kamu dicari pak Pramono,” ucap Annan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Me And My Dad   Alkohol tidak Enak

    “Dokter! Ini Gayang... Aneet demam tinggi hingga empat puluh satu derajat. Dokter bisa ke sini sekarang?” Gayang berhenti berbicara karena mendengarkan dokter Tito yang membalas pertanyaannya. “Baik Dok! Habis ini langsung saya share via whatsapp,” sambung Gayang menjawab Tito.Tanpa banyak kata Gayang lalu memainkan jari jemarinya dengan lentik menari pada layar ponselnya untuk mengirim share lokasi ke dokter Tito.“Ying! Kata dokter Tito kompres terus ya jangan berhenti,” kata Gayang meneruskan perintah dokter Tito.“Berapa lama dokter Tito sampai sini?” tanya Gaying sambil memeras kompres air es untuk Aneet.“Lima belas menit!” jawab Gayang singkat sambil membuka selimut Aneet. “Anees tolong telapak kakinya di oleh oles minyak sambil di gosok,” Titah Gayang yang langsung dilaksanakan oleh Anees.Sementara yang lain masih berkerumun di sekitar Aneet sembari diselimuti rasa cemas di hat

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21

Bab terbaru

  • Me And My Dad   Kemenangan

    Tubuh Tomo tersentak bersamaan tiga buah peluru yang bersarang di dadanya. Mata Tomo membuka dengan begitu lebar, bahkan manik matanya sempat melirik ke arah Cokky.“Ka-kamu,” ucap Tomo dengan jari telunjuk yang mengarah ke Cokky.Tidak lama setelah itu, tubuh Tomo terpelanting ke lantai dengan matanya yang masih terbelalak.Waktu seakan berhenti, situasi begitu hening. Semua pasang mata langsung menatap Cokky dengan penuh kecurigaan.“Annan, kamu tidak perlu berterima kasih kepadaku.” Cokky bertutur memecah suasana hening. “Kenapa kalian semua dia, tidak usah terkesan karena ini adalah kewajibanku membela wilayah angka.”“Saudara-saudaraku di wilayah angka, kalian semua saksinya jika telah terjadi pembunuhan di sini... Bagaimanapun negara ini adalah negara hukum, jadi pasti kejadian ini akan diusut oleh polisi.” Lambang menunjuk dengan tangan sambil memegang cerutu.“Tunggu! Tunggu!&rdqu

  • Me And My Dad   Annan vs Tomo

    “Merunduk!” halau Aneet sembari menarik tangan Gaying dan Gayang.Dor!Aneet melepaskan tembakan dari pistol yang dia ambil di samping kiri pinggang Gayang. Tembakan itu tepat mengenai pistol yang dibawa oleh Tomo dan terpental turun ke bawah.Dengan senyum yang dingin Aneet bangkit. Mengarahkan lurus pistol yang dia bawa ke tengah kepala Tomo.“Apa mau kamu?” tanya Tomo yang mulai ketakutan dengan kepala yang celingukan.“Aku ingin nyawamu,” jawab Aneet dengan nada lambat.“Aku tidak punya urusan sama kamu, jadi jangan ikut campur dengan urusanku,” ujar Tomo.Tawa kemenangan keluar dari bibir mungil Aneet. Senyum kepuasan menghiasi wajahnya sembari terus berjalan mendekati Tomo. Sementara Gaying dan Gayang melihat dengan heran apa yang sedang keponakannya tersebut lakukan.“Cuih!” Aneet meludah ketika posisinya dengan Tomo hanya berjarak beberapa meter. “Siapa b

  • Me And My Dad   Mendengar kesaksian

    “Semua pasukan, segera menempati posisi yang telah di tentukan!” Asisten Pramono memerintah setelah beberapa detik mengakhiri pembicaraannya dengan Gayang.“Siap, Pak!” jawab mereka serentak dengan begitu tegas.Pasukan khusus itu melangkah dengan senyap. Mereka mengepung gedeng tersebut pada setiap titik untuk mengantisipasi buronan kabur.“Mereka di mana?” Pramono bertanya.“Mungkin sudah di dalam pak, karena mereka menjawab dengan suara yang pelan,” jawab asisten.“Terlalu gegabah, mana ada petugas keamanan yang ikut pertemuan antar gangster. Apalagi mereka bertiga itu petugas khusus kepolisian,” protes Pramono.“Bukannya itu sudah menjadi pekerjaan mereka pak?” tanya Asisten dengan ragu.Pramono hanya melirik sang Asisten saja, dia kemudian masuk ke dalam mobil yang dipenuhi dengan perlengkapan IT yang begitu canggih. Tidak lama setelah memastikan semua pasukan sudah berada

  • Me And My Dad   Menyelamatkan Saksi

    Beberapa orang yang membawa pemukul bola pada olahraga kasti keluar dari mobil yang berukuran lebih besar itu.Bruk! Bruk! Bruk!Prang!“Aahhh!” Yuli berteriak ketika dia terkejut setelah jendela kaca di sebelahnya mendapatkan pukulan dari pria-pria yang sengaja mengikuti mobil mereka.“Kak Willy, apa yang harus kita lakukan?” tanya Dayat dengan wajahnya yang ketakutan.“Bagaimana ini Wil?” Sarah yang mulai cemas juga bertanya pada orang tertua di wilayah lima tersebut.“Kalau kita keluar melawan mereka, kita semua hanya akan mati konyol,” ujar Willy sembari celingukan untuk mengetahui kekuatan lawan. “Telepon Annan, kita cari bantuan.” Willy memerintah Sarah.“Tidak akan sempat, mobilku tidak akan mampu menahan pukulan terlalu lama,” sanggah Sarah.“Ada mobil mendekat ke sini!” seru Brian.Harapan seketika muncul di benak mereka setelah melihat Gayi

  • Me And My Dad   Hari Pemilihan

    “Jarot! Ayo kita ke gedung pemilihan,” ajak Annan sambil memakai jam tangan yang hampir sama dengan Jarot, cuma berbeda warna saja.“Mari kak,” sahut Jarot, lalu berjalan beriringan dengan Annan. “Kak Annan menunggu di sini apa ikut ambil mobil?” tanya Jarot saat berada di teras depan.“Ikut saja!” jawab Annan singkat.Mobil milik Annan yang akan mereka gunakan terparkir satu sisi dengan Aneet yang sedang merendam kakinya di kolam renang.Ketika Jarot hendak membuka pintu dia tak sengaja melihat Aneet. “Kak Annan! Sebentar ya.”Jarot lalu menutup kembali pintu mobilnya lalu melangkah mendekati Aneet.“Sayang! Kamu sedang apa di situ?” tanya Jarot. Aneet menaikkan kakinya dari dalam kolam dan berdiri menyambut Jarot yang datang ke arahnya.“Mau berenang Paman.” Aneet menjawab dengan alibi apa yang terlintas di otaknya.“Paman berangkat dulu ya. Doakan pama

  • Me And My Dad   Antara Aneet dan Anees

    “Halo kantor polisi.... Pak ini dengan rumah sakit kepolisian. Pak telah terjadi pembunuhan di sini, korban atas nama Sultan yang merupakan tersangka titipan dari kepolisian kota.” Seorang perawat berbicara.Setelah beberapa saat telah terdiam mendengarkan lawan bicaranya merespons diujung telepon perawat tersebut menutup teleponnya.Polisi yang sedang bertugas dan menerima laporan tersebut. Meneruskan laporannya kepada Pramono sebagai penanggung jawab wilayah. Pramono ditemani oleh asistennya bergerak ke rumah sakit setelah mendapatkan laporan tersebut.“Silakan Pak!” seorang polisi yang sudah datang terlebih dahulu mempersilahkan Pramono masukDengan pelan Pramono membuka bantal yang menutupi wajah sultan. Dahi Pramono berkerut dan sedikit membuang wajahnya, ketika dia melihat ekspresi wajah ekstrim sultan.“Kuburkan dia dengan layak!” perintah Pramono, “Yang paling penting cari pelakunya sampai dapat,” titah

  • Me And My Dad   Tragedi Menjelang Pilihan

    Di tempat persembunyiannya, Tomo yang masih merasakan sakit ditangannya karena luka tembak yang dihadiahkan oleh Aneet. Terpaksa tetap mengadakan koordinasi dengan seluruh pimpinan gangs wilayah dua. Dia lalu menyuruh Cokky untuk segera menghubungi para pimpinan gangs di bawah naungannya.“Bagaimana kak Tomo kondisinya?” tanya Hendra“Ya... Seperti yang kamu lihat.” Tomo menunjukkan tangan kanannya yang terbalut perban dengan sedikit bercak merah. “Brengsek! Gadis kecil anaknya Annan itu, berani – beraninya menyarangku!” lanjutnya mengumpat Aneet dengan geram dan salah satu tangannya mengepal.“Ini aku bawa obat pereda rasa sakit, semoga bisa membantu.” Hendra meletakkan sebuah kantung plastik transparan di meja yang berisi beberapa jenis obat.“Terima kasih, Hend!” ucap Tomo.Mengisi waktu sambil menunggu yang lain berkumpul, Tomo menyempatkan terlebih dahulu untuk meminum obat ya

  • Me And My Dad   Gannandra Mulai beraksi

    “Tapi Yah!” Aneet masih sangat ingin membuat orang yang berada di dalam mobil itu berhenti, untuk mengetahui dalang di balik peristiwa ini.“Sayang! Mereka sudah jauh, kalau dipaksa bisa membahayakan pengguna jalan yang lain... Kita urus yang sudah tertangkap dulu, kita cari informasi dari mereka,” ucap Annan membujuk sang putri dengan memegang tangan Aneet yang saat ini memegang pistol.Annan mengajak sang putri untuk pergi dari jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan lain. Dengan lembut Annan menggandeng tangan Aneet untuk melangkah.Kelima orang bertopeng itu diamankan oleh Gaying, Gayang dan Jarot di sudut toko. Empat orang dengan tangan terikat sabuk dan satu orang di sampingnya terkapar dengan luka tembak tapi dia tidak membuatnya meregang nyawa karena Annan sengaja menembak pada bagian tangan yang memegang pistol.Bak! Bak! Bak!Kaki Jarot menendang ke arah empat orang dengan tangan terikat, dia masih terbakar emosi dengan t

  • Me And My Dad   Penyerangan Gaying, Gayang dan Aneet

    Pramono yang penasaran dengan terburu – buru mengambil berkas tersebut.“Bangsat! Ternyata dia orangnya!” umpat Pramono setelah melihat dan pelajari dokumen yang Aneet berikan.“Bapak pasti tidak menyangkakan?” celetuk Aneet. “Jika dalam setahun ini operasi yang bapak lakukan selalu gagal karena orang ini telah memberi informasi kepada target bapak.” Aneet melanjutkan pembicaraannya dengan pandangan yang serius.“Terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini,” tutur Pramono sembari menjabat tangan Aneet. “Oh ya, sampaikan salam dan terima kasihku kepada Ying dan Yang,” sambung Pramono yang membalas pandangan Aneet juga dengan serius.“Dengan senang hati pak,” balas Aneet dengan senyum.Pramono berpamitan untuk kembali ke kantor polisi dan berjanji kepada Aneet untuk menyelesaikan masalah ini dengan segera.Aneet yang masih memegang pergelangan tangan Anees, meng

DMCA.com Protection Status