Beranda / Romansa / Mawar Hitam Berdarah / Bab 24. Asisten bos

Share

Bab 24. Asisten bos

Penulis: Irna flo
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-27 17:25:09

Mata coklat Maria yang bulat terpejam, menikmati ketenangan dari suasana sore bersama angin sepoi-sepoi. Rasanya Maria bahkan bisa mendengar bisikan angin sejuk membelai manja wajahnya. 

Maria menikmatinya, keindahan seperti ini memang tidak pernah ia rasakan lagi selama 3 tahun kebelakang. Ternyata berpisah dengan Fiko tidak semua membawa kesakitan, masih ada sebagian rasa bahagia seperti yang saat ini dia rasakan. 

"Saya heran, kenapa kamu bisa sesantai ini ketika seseorang sudah menelponmu puluhan, tidak. bahkan mungkin ratusan kali?" 

Dan tiba-tiba suara bicara seorang laki-laki yang membawa jejak kejengkelan itu terdengar dari arah sampingnya membuat mata Maria otomatis terbuka.

Maria melirik laki-laki yang menjulang tinggi sambil memasang wajah angkuh itu agak sinis. Kalau bukan karena laki-laki ini calon Bosnya, Maria mungkin sudah mengatainya pengganggu. Berhubung laki-laki ini berkemungkinan besar yang akan menjadi sumber pemasukan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 25. Tugas Asisten Bos

    Maria melihat arloji di tangannya. Jam sudah menunjukan pukul 6:31. Dia kini berdiri di depan pintu rumah besar bergaya Eropa. Setelah mengucapkan Basmalah terlebih dahulu, dia menekan bel yang terletak di sisi kiri pintu itu sekali. Setelah menunggu beberapa saat, pintu rumah terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang pernah di tolongnya beberapa hari kebelakang.Maria cukup terkejut dengan kebetulan ini. Ibu-ibu yang di tolongnya waktu itu ternyata tinggal di rumahnya Gudy yang telah menjadi Bosnya saat ini. Maria hanya bisa tersenyum kecil ketika mendapati wajah terkejut Arum. "Assalamualaiku ibu." Sapanya mendahului, karena tidak ada tanda-tanda wanita paruh baya di depannya akan menyapa dalam waktu dekat.Arum mengembangkan senyumnya dengan lebar. Dia tidak menyangka akan di pertemukan kembali dengan perempuan yang menolongnya tempo hari itu. "Wa'alaikum salam. Kamu yang nolongin saya waktu itu, ya?"Maria mengangguk sambil tersenyum kec

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 26. Nasi goreng

    Maria masuk ke dalam Minimarket mengikuti Gudy. Dia melihat-lihat sekelilingnya berharap menemukan Sinta. Karena tidak terlalu pokus dengan yang di depannya, dia sampai tidak menyadari Gudy berhenti di tempat membuat hidung dan dahi Maria menabrak punggung lebar Gudy. "Apa yang kamu pikirkan?" Rudy bertanya heran. Dia melihat Maria yang tingginya hanya sebahu itu tengah menggosok hidung dan dahinya, lalu mengernyit. Apa sebegitu kerasnya tadi Maria menabraknya? hidung dan dahinya sampai terlihat memerah. "Saya hanya sedang mencari teman." Maria menjawab sambil menahan ngilu. Dia merutuki punggung Gudy yang keras seperti tembok. Dia bertanya dalam hati, di kasih makan apa Gudy oleh Bu Arum sehingga dapat tumbuh tinggi besar seperti sekarang. "Siapa?" Mendadak Gudy kepo. Teman yang di cari Maria laki- laki atau perempuan. Tanpa dicegah, kepalanya celingukan kesana sini mencari seseorang yang kira-kira Maria cari. Maria agak memicingkam mata. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-30
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 27. Memergoki Sela

    Sedari pagi Gudy tidak bisa diam, 5 menit sekali matanya melirik Maria yang duduk tenang menekuri pekerjaannya. Berkali-kali Gudy menarik napas dan mengeluarkannya dengan kasar. Penampilan Gudy yang sehari-hari terlihat rapi, bersih, dan tampan kini terlihat sedikit kusut dan nampak lingkaran hitam di bawah matanya. Semalam Gudy tidak dapat untuk tidur karena kebanyakan berpikir, apa yang saat itu Maria pikirkan tentang dirinya yang setuju-setuju saja di suruh melamarnya? Apakah Maria tidak akan berpikir dia ini laki-laki gampangan? Uh, Bundanya memamg keterlaluan.Karena tidak dapat berkonsentrasi dalam pekerjaannya, Gudy memutuskan untuk keluar mencari udara segar. "Saya keluar dulu. Kalau ada apa-apa, kamu bisa menelpon saya. Dan jangan biarkan siapapun masuk kedalam ruangan ini. Mengerti?""Mengerti, Pak."Maria memandang punggung Gudy sampai menghilang di balik pintu. Dia mendesah pelan karena bingung dengan perubahan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 28. Kecemburuan Fiko

    Karena kejadian tadi siang, suasana di dalam mobil terasa begitu sunyi. Maria dan Gudy sama-sama tidak ada yang mau memulai siapa yang terlebih dahulu ingin membuka percakapan, keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing.Maria denga pemikirannya yang merasa bodoh karena telah meneriaki Bosnya, padahal Gudy hanya refleks memegangnya karena ingin menolong Maria agar kepalanya tidak terantuk aspal jalanan. Sedangkan Gudy tengah sibuk menenangkan jantungnya yang berdetak tidak seperti biasanya bila berdekatan dengan Maria. Gudy malu, dia takut suara jantungnya terdengar oleh Maria.Setelah mengucapkan terima kasih dan salam, dengan terburu-buru Maria keluar dari dalam mobil. Maria bahkan tidak mendengar Gudy yang memanggil sebab handpohon-nya tertinggal. Maria hanya pokus dengan dirinya agar segera lepas dari pandangan Gudy. Maria malu bukan main, bahkan rasanya bernapas saja susah bila berada di sekitar Gudy.Sesampainya di dalam rumah, barulah Maria dapat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 29. Pasar

    Hari ini Maria tidak jadi sarapan berdua bersama Gudy, karena Gudy ada pekerjaan mendadak bersama ayahnya keluar negri. Dia mendapat cuti dan memutuskan untuk berbelanja kebutuhan dapur.Maria sengaja berangkat pagi sekali untuk pergi kepasar. Sayur segar dan bagus tentu akan lebih mudah di dapatkan pada pagi sekali. Karena itu, sehabis shalat Subuh tadi Maria sudah berangkat.Maria pergi ke pasar dengan berjalan kaki. Angin pagi memang terasa menusuk kulit. Namun, jelas sejuknya tidak akan di dapatkan di waktu hari lainnya.Maria menoleh kebelakang begitu merasakan pundaknya baru saja ada yang menepuk. Di belakang Arum tengah memberikannya senyum lebar, Maria balik membalas tersenyum tak kalah lebar. "Ibu mau belanja juga?" Tanya Maria saat melihat keranjang di tangan Arum. Sebenarnya pertanyaan Maria sangat tidak bermutu. Orang pergi ke pasar apa lagi tujuannya kalau bukan untuk belanja.Arum tertawa renyah. Kebetulan yang menyenangkan bisa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 30. Balasan cantik ala Maria

    Arum dan Bok Narsih juga ikut melihat orang yang memanggil nama Maria barusan. Satu meter di belakang punggung mereka berdiri seorang laki-laki dan perempuan cantik. Untuk ukuran orang yang ingin berbelanja ke pasar, tentu pakaian laki-laki dan perempuan itu terlalu tidak pantas. Bagaimana seseorang akan berangkat ke pasar menggunakan setelan batik yang lebih cocok di pakai untuk kondangan?Maria mencoba menyadarkan hatinya. Berkali-kali dia membisikan kata mereka bukan lagi siap-siapamu di dalam hatinya. Tak di pungkiri kalau Maria masih merasa cemburu dengan kehadiran Mantan suami dan madunya itu. Bagaimana tidak? Sela menyelipkan tangannya di pinggang Fiko. Sedangkan Fiko balik merangkul bahu Sela dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya di pergunakan untuk mengelus-ngelus pelan perut rata Sela."Kebetulan sekali kita berjumpa di sini, Maria." Sela berbicara seolah dia dan Maria adalah teman akrab. Sela bahkan sengaja m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 31. Kambuhnya trauma Maria

    Maria mengernyit saat mendengar ibu dari bosnya ini mengatakan kalau wajah dia dan Arkan mirip. Kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya Maria juga sepemikiran dengan Arum. Namun, dia cukup tau diri, saat tahu membandingkan orang itu bukan perilaku yang baik. "Iya, wajah den ganteng ini memang mirip sama Maria." Bok Narsih juga ikut-ikutan mengeluarkan pendapatnya. Maria tidak mengatakan apa-apa. Namun, sebagai gantinya dia menatap Arkan penasaran. Apa benar Arkan ini kakak laki-lakinya, dia juga selalu ada setiap saat Maria mengalami bahaya. Maria merasa kalau Arkan ini memang sengaja selalu ada disekitarnya untuk memastikan dia dalam bahaya atau enggak. Arkan sendiri yang malah balik ditatap pemasaran oleh Maria hanya mengedikan bahu acuh. Dia melengos menghindari tatapan Maria yang menuntut. "Kenapa kita mirip?" Maria akhirnya membuka suara karena tidak tahan dengan kebisuan Arkan. "Apa karena memang benar kita sepasang kakak dan adik?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 32. Pertemuan dengan ibu kandung

    Arkan hanya diam mematung menatap Maria yang terpasang infus dari kaca di balik pintu. Maria sudah sadar satu jam yang lalu. Namun, dia sama sekali tidak ada keberanian menemuinya. Selain takut masa lalaunya terbongkar, dia juga sangat merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Maria."Pak Arkan."Arkan membalikan badan pada perawat yang memanggilnya. Itu perawat Mia, perawat yang selalu merawat ibunya di rumah sakit jiwa ini. "Ada apa?""Ada yang mau saya sampaikan mengenai ibu Kinanti.""Nanti saja, sekarang saya harus memantau keadaan adik saya dulu." Arkan mengusir halus perawat yang sudah berjasa mengurus ibunya ini selama belasan tahun."Tapi ini ada kaitannya dengan adik Pak Arkan yang di dalam."Arkan langsung menegakan kepalanya. Dia menoleh ke arah Maria yang tengah memandang langit-langit kamar, lalu menatap kembali perawat Mia dengan sorot mata rumit. "Ayo, bicara di ruangan saya!""Katakan!" Tanpa basa-basi Arkan memerint

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25

Bab terbaru

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 46. Tamat

    Dua bulan kemudianGudy menggeliat merubah posisi tidurnya untuk mencari kenyaman, tapi saat satu tangannya meraba tempat di samping yang selalu menjadi kebiasaan Maria tidur ia tidak dapat menemukan istrinya itu. Gudy langsung membuka matanya, untuk memastikan. Benar saja, Maria tidak ia temukan di mana-mana."Sayang," Gudy memanggil serak.Tidak ada jawaban. Gydy turun dari ranjang, mencari keberadaan istri yang baru ia nikahi dua bulan lalu itu. Kini dirinya dan Maria sudah tinggal di rumah mereka, tidak lagi tinggal bersama orang tua Maria.Drama menjengkelkan dengannya Arkan tidak mau mengijinkan Maria untuk pindah membuat Gudy ingin menggigit habis sosok kakak iparnya itu. Pada akhirnya setelah sang nyonya besar Kinanti menjewer telinga Arkan, barulah ia dapat membawa Maria lepas dari sosok kakak yang selalu memonopoli istri tersayangnya itu.&

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 45. Pagi pertama

    Gudy terbelalak begitu bangun di pagi hari. Menengok kanan kirinya, ia tidak menemukan Maria ada di mana-mana. Apa yang terjadi? Apa semalam memang tidak terjadi apa-apa?Gudy menunduk melihat penampilannya sendiri, baju kemeja dan celana bahan yang kemarin ia pakai untuk resepsi pernikahan. Melihat sekeliling, kamarnya masih kamar pengantin.Kemarin Gudy dan Maria melaksanan akad nikah sekaligus resepsi di hotel, jadi saat ini Gudy seharusnya bersama Maria masih ada di hotel untuk malam pertama. 3 hari menginap Gudy rasa itu adalah waktu sebentar sebelum kemudian mereka memutuskan untuk tinggal di mana.Gudy membaringkan kembali tubuhnya, berguling memeluk guling di samping kirinya. Menguyel-nguyel untuk menyalurkan rasa gregetnya. Kenapa bisa semalam ia ketiduran?CklekSaat pintu kamar mandi terbuka, Maria

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 44. Sah

    "Bagaiamana saksi sah?"Seorang penghulu melirik beberapa saksi yang duduk di sisi dan belakang Gudy dengan pandangan penuh penilaian. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis menunggu para saksi mengucapkan kata yang akan merubah Gudy menjadi seorang suami bagi Maria."Sah," serempak para saksi mengucapkan 'sah' setelah saling pandang."Alhamdulillahirobiolalamain," Sang penghulu mengucap hamdalah sambil dilanjutkan dengan doa, begitu pula orang-orang yang hadir menjadi saksi pernikahan, mereka mengangkat tangan untuk ikut berdoa."Sekarang sang mempelai wanita bisa di bawa ke sini," sang penghulu menatap Bagus yang duduk di depan Gudy.Bagus mengangguk, melepaskan jabatan tangannya dengan Gudy. Ia harus menjemput putrinya yang sudah bersuami lagi. Betapa bahagianya ia sekarang karena akhirnya dapat menyaksika

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 43. Lamaran yang diterima

    Gudy mengambil air yang tersedia di depannya, menengguk untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak kering. Ia melihat kanan kirinya, ada tiga pasang mata yang sedang mengawasinya. Ia menelan ludah, mencoba tersenyum di tengah kekalutan hatinya sendiri."Bagaimana kabar Nak Gudy sekarang?"Gudy mentap Kinanti dengan senyum tak terbaca. "Baik."Kinanti tersenyum, "sekarang Nak Gudy sudah mampir, apa..,""Ya Tante saya sudah siap mendengar jawaban dari lamaran pada Maria." Gudy berkata cepat dan hanya dalam satu tarikan napas. Ia sedikit mendongak dan itu hanya untuk mendapati semua orang menatapnya dengan wajah tercengang.Kinanti yang pertama menyadari kegugupan Gudy, ia tertawa renyah karena merasa terhibur dengan tingkah gugup Gudy. "Padahal Tante hanya mau mengajakmu makan loh.""Ma-makan?" Gu

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 42. Kegelisahan Gudy

    Gudy mengerjap, tidak menyangka dengan pertanyaan mendadak dari Kinanti. Kalau di tanya begitu, memang Gudy menunggu, tapi kalau jawaban dari Kinanti yang cepat malah hanya berupa penolakan, maaf saja Gudy masih waras untuk memilih nanti saja. "Kalau Tante mau menjawab iya, maka sekarang boleh banget, tapi kalau jawabannya tidak, mohon maaf Tante, nanti saja ya. Moga-moga kalau diundur, jawaban Tante jadi berubah." Gudy tersenyum manis. Senyum dengan tujuan menenangkan diri dari goncangan dahsyat keputusan sang calon ibu mertua. Kinanti tertawa renyah, merasa lucu dengan tingkah dan ucapan pemuda di depannya. "Apa benar begitu?" Gudy mengangguk semangat, "benar Tante." Buru-buru Gudy menambahkan di saat melihat Kinanti hendak membuka mulut. Terlalu parno, Gudy takut kata yang keluar dari mulut Kinanti adalah berupa penolakan. "Maaf sekali Tante karena tidak bisa berlama-lama lagi. Saya ada meeting di perusahaan." "Lagi pula siapa yang ingin kamu berla

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 41 Mengunjungi calon ibu mertua

    "Apa yang kamu katakan?" Bagus menatap tajam Arkan. Namun, Arkan sama sekali tidak terpengaruh dengan peringatan Bagus, dia kini menatap satu persatu orang-orang yang menatap serempak ke arahnya."Saya tidak mau adik saya menikah dengan dia kalau tidak menyiapkan pelangkah.""Pelangkah apa?" Maria bertanya heran. Kenapa kakaknya ini bertingkah aneh? Setaunya Arkan bukan orang yang suka meminta hal-hal seperti ini.Arkan melipat tangan di depan dada, senyum menyebalkan tersungging di wajah angkuhnya. Dia terkekeh jahat dalam hati. Kalau laki-laki ini ingin mengambil adik kesayangannya, maka dia juga bisa mengambil hal paling berharga milik Gudy."Kak?" Maria memanggil untuk menyadarkan Arkan dari khayalannya.Arkan menatap lembut Maria, kemudian menoleh ke arah Gudy dengan seringaian kurang ajar. "Saya ingin pelangkah berupa mini market milikmu. Entah kenapa, saya merasa ada ketertarikan dengan mini market itu, mungkin jodoh."Gudy berkedip.

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 40. Lamaran resmi

    Nudy menggilirkan matanya ke sana ke mari mengikuti langkah Gudy yang sudah seperti setrikaan baju. Dia berdecak jengkel karena lehernya mulai pegal teros mendongak dari satu jam yang lalu. Salah dia sendiri memang, sudah tahu Gudy tengah gelisah, tetap saja dia penasaran akan kakaknya itu.Berkali-kali Gudy melihat, lalu menyimpan kembali Handpohn di tangangannya ke dalam saku celana. Helaan napas kasar sudah puluhan kali dia keluarkan. Bukan pusing yang saat ini Gudy rasakan, melainkan dug dug ser jantungnya yang dari tadi berdetak terus.Gudy tidak dapat untuk tidak berpikir, apa dia saja yang mengalami hal seperti ini saat melamar anak orang? Apa orang lain juga mengalami hal sama? Baru kali ini Gudy merasa hidupnya berada di ambang antara hidup dan mati."Kak, lo sudah kaya setrika yang di pakai bok Narsih pakai ngelicin baju. Pusing gue lihat, lo. Perut gue rasanya diaduk, mabok darat gue gara-gara kelamaan melototin lo yang mondar-mandir sana-sini." Nudy

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 39. Damainya Arkan dan Maria

    "Memangnya kenapa? Apa Pak Gudy mau mencabut kembali ucapan barusan?" Maria balik menantang. Dia kesal sekali. Ada apa sebenarnya dengn hari ini? Kenapa bosnya mendadak melamar?"Mana ada, tidak. Saya bahkan berencana melamar kamu dengan datang langsung pada orang tuamu, makanya sekaramg saya susul kamu untuk nanya alamat rumah baru kamu." Gudy semakin nyolot. Dia makin kesal karena Maria lagi-lagi meragukan lamarannya."Bodo, saya gak mau ngasih tahu. Bapak cari tahu saja sendiri." Maria menjawab judes. Kenapa Gudy malah yerus berbicara sembarangan?"Baik, tapi kalau saya berhasil menemukan alamt rumah kamu, maka saat nanti saya meresmikan lamaran saya, kamu harus mau menerimanya!""Kok Bapak malah ngatur?" Maria menjawab sewot. Entahlah, hari ini Maria begitu berani melawan ucapan bosnya ini."Sudah! Sekarang kamu pulang mau saya antar atau sendiri?""Sendiri, kalau diantar Bapak nanti malah tahu rumah saya di mana." Maria membengkok

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 38. Lamaran yang ditangguhkan.

    Maria yang hendak memasukan suapan pada mulutnya otomatis terhenti di tengah jalan. Dia menurunkan kembali sendok yang sudah teracung di depan mulutnya. Maria menatap Gudy tepat pada matanya.Gudy berdehem untuk menetralisir kegugupan akibat dipandang selekat itu oleh Maria. Mata coklat Maria seakan menembus jantungnya dan membuat debaran tak beratur dalam dadanya."Dia mantan suamiku.""Mantan?" Gudy mengulang ucapan Maria. Jadi Maria ini seorang janda. Gudy hampir tidak percaya. Pantas saja laki-laki itu dan Maria terlihat seperti punya masa lalu cukup dekat.Dari awal Maria memang tidak pernah berniat menutupi statusnya dari keluarga ini. Alasan dia tidak pernah mengatakannya selama ini, ya simpel karena memang tidak ada yang bertanya kepadanya."Jadi Maria sudah pernah menikah?" Arum yang duduk di samping Maria bertanya kembali."Iya.""Kenapa bercerai?" Arum bertanya penasaran. Jiwa keponya tidak bisa ia tahan."Bun,

DMCA.com Protection Status