Beranda / Romansa / Mas Duda Nyebelin / 21. Ada Yang Aneh

Share

21. Ada Yang Aneh

Penulis: helloimironman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kenyataan bahwa ketertarikan Sean terhadap Heera itu sebenarnya masih ada. Benih-benih cinta yang berusaha Sean matikan rupanya masih tumbuh secara perlahan di dalam hati berdebu pria itu. Melihat bagaimana cara Sean memandang Heera, cinta tergambar jelas di mata elangnya.

Seperti saat ini, mungkin sudah hampir dua puluh menit manik Sean tak lepas menatap kearah dua gadis di depannya. Di balkon kamar tetangga depan, ada Heera dan Jessi yang sedang asik mengobrol. Awalnya hanya Heera sendiri yang melamun di balkon itu, tapi beberapa menit lalu Jessi datang sambil membawa minuman soda untuk Heera. 

Sean juga melihat jelas bagaimana raut kesal Heera saat Jessi datang tiba-tiba, namun gadis itu langsung diam ketika Jessi memberinya minuman. 

Tanpa sadar, entah untuk yang keberapa kali bibir Sean menerbitkan senyum tatkala melihat ekspresi wajah Heera yang berubah-ubah dan tampak menggemaskan. Sean paling suka jika melihat ekspresi Heera yang sedang mere

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hayati Nur
lanjut Thor say.. kangen terus
goodnovel comment avatar
Fasya Raffani
lanjutannya ditunggu selalu lochh Kak... ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mas Duda Nyebelin   22. Satu Langkah Lebih Dekat

    Tepat pukul 6 pagi Heera sudah bersiap untuk pergi ke rumah Sean. Gadis itu sudah rapi dengan pakaian santai namun sopan, usai mengikat rambutnya menjadi satu bagian, tungkai Heera segera beranjak keluar dari kamar. Senyum Heera langsung terbentang melihat Jessi yang dengan lahap memakan sarapannya di meja makan."Pagi, tante Heera!" sapa Jessi sambil tersenyum manis, seketika ia menghentikan kegiatan makannya saat menyadari kehadiran Heera."Pagi, Jes! sarapan apa, tuh?" tanya Heera sambil berjalan menghampiri Jessi."Biasa, nasi goreng telur dadar!" jawab Jessi. "Tapi udah gue habisin nasi gorengnya, Ra, soalnya gue tau lo bakal sarapan di rumah Keenan, kan?" lanjut Jessi, menatap Heera yang kini duduk di hadapannya. Jessi sampai hapal dengan kebiasaan Heera, karena sejak kerja jadi baby sitter Keenan, Heera tidak pernah sarapan di kost lagi."Lo biasanya masakin Keenan apaan, Ra?" Jessi bertanya lagi karena ucapan sebelumnya hanya di balas senyuman tip

  • Mas Duda Nyebelin   23. Awkward

    Suasana sarapan pagi ini di selimuti kecanggungan. Keenan yang sadar ada yang berbeda dengan Heera dan Ayahnya mulai bertanya-tanya. Mata minimalis anak itu menatap bergantian dan penuh selidik ke Sean dan Heera. "Tante Heera dan Ayah sedang marahan lagi?" Keenan tak dapat menahan mulutnya, ia sudah sangat penasaran hingga memutuskan untuk bertanya. Dari tadi matanya memincing curiga ke Heera yang lebih banyak diam dari biasanya. Spontan pertanyaan Keenan membuat Heera mendongak terkejut, manik Heera kini menatap Sean meminta sinyal bantuan. "Jadi kalian sedang marahan?" lanjut Keenan menuntut karena Heera tak kunjung buka suara. Tatapan Keenan kini berubah jengkel, menyorot ke Sean yang duduk tidak setegak biasanya. "Tidak. Ayah dan Tante Heera baik-baik saja." gumam Sean setelah di tendang kakinya di kolong meja oleh Heera. Keterdiaman Sean membuat Heera jengkel, maka dari itu Heera memaksanya untuk

  • Mas Duda Nyebelin   24. Mas Sean Jatuh Cinta

    "Oh, ternyata kamu baby sitternya Keenan, Ra." Heera mengangguk singkat merespon ucapan Celita yang sedari tadi tak berhenti bertanya. "Kalau aku bawahannya pak Sean di kantor, Ra." lanjut Celita lagi meski Heera tidak bertanya. "Kamu bisa diam tidak?" tegur Sean dengan wajah tak senang. Ia cukup terganggu dengan Celita yang tidak berhenti bicara sedari tadi. Membuat fokus menyetirnya terbagi. "Maaf, pak!" Celita langsung merapatkan mulutnya. "Mas, nanti aku turun di sekolah Keenan aja." Bergantian Heera yang buka suara. Tapi anehnya Sean langsung antusias mendengar suara Heera, matanya melirik Heera melalui pantulan kaca. "Lho, kenapa, Ra?" tanya Sean. Karena biasanya setelah mengantar Keenan, Sean balik lagi ke rumah untuk mengantar Heera. "Gakpapa, mas sama mbak Celita kan mau ke kantor. Aku nanti bisa naik bus atau ojol." jawab Heera. Celita menyimak dengan kening mengernyit, ia sadar ada yang berbeda dengan raut waja

  • Mas Duda Nyebelin   25. Tolong Jaga Diri

    Arta: hari ini jadikan mau nemenin gue?Heera: ya ampun, Ar!Arta: jangan bilang lo lupa?Heera: hehe sorryArta: dimana? gue jemput sekarang. Lo udah mandi, kan?Heera: udah sih, tapi gue lagi ga di kosanArta: dimana? gue jemput ajaHeera: gue di kantor mas SeanUsai mengirim lokasi kantor Sean ke Arta, Heera mengusak rambutnya, ia lupa kalau hari ini ada janji ingin menemani Arta nyari kosan baru karena kosan cowok itu akan di gusur dan di bangun gedung.Setelah menyelesaikan urusannya di toilet, Heera langsung keluar dan berjalan menuju ruangan Sean. Tak peduli dengan pandangan karyawan kantor yang menatapnya penuh nyalang, bahkan beberapa karyawan perempuan membicarakan nya secara terang-terangan. Heera sih santai saja, ia malah bangga karena membuat para karyawan perempuan di kantor Sean iri padanya."Mas," Heera langsung memanggil Sean begitu kakinya menginjak lantai marmer ruangan sang majikan."Ken

  • Mas Duda Nyebelin   26. Naif

    Heera mendelik kesal saat mendapati Adelio yang sedang duduk di depannya, cowok tengik itu sedang sibuk main game bareng temen-teman lainnya. "Ra, oper asbak, dong!" perintah Gibran sambil itu menunjuk tempat abu rokok yang tidak jauh dari Heera. Dengan gerakan malas Heera meraih asbak yang tak jauh dari jangkauannya lalu memberikannya ke Gibran. "Jangan nyebat mulu, cepet mati lo!" ujar Heera dengan nada galak, membuat anak-anak yang lain melirik kearahnya dan tertawa kecil. "Tuh, Bran, dengerin! kapan lagi lo di nasehatin Heera." hasut Vino, cowok yang pernah dekat dengan Heera. Tapi sebulan kemudian Vino menjauh setelah tau kalau Heera memiliki prinsip tidak pacaran sebelum mendapat gelar. Heera cukup banyak dikenal di lingkungan kampusnya, Heera cantik dan pekerja keras, siapapun tau itu. Banyak yang mendekati Heera, tapi mereka semua memilih menyerah pada tahap pertama. Alasannya selalu sama, mereka tau Heera tidak mau pacaran. "A

  • Mas Duda Nyebelin   27. 'Karena Saya Ingin'

    "Naheera?"Sean mengangguk mantap. "Kamu kenal? dia juga kuliah di kampus yang sama seperti kamu." lanjutnya membuat kening sang lawan bicara semakin mengernyit.Rasa penasaran yang semakin besar membuat Sean memerintahkan seseorang untuk mencari latar belakang Heera. Dan yang mengejutkannya, ternyata selama ini adek sepupunya Sean berteman dengan Heera. Maka dari itu Sean langsung memerintahkan sepupunya tersebut untuk datang ke kantornya guna bertanya lebih lanjut tentang Heera."Pasti kamu mengenalnya kan, Yo? Heera bukan cuma teman kampus kamu, tapi mantan partner kerja kamu juga, kan?" suara Sean mulai mencekat napas sang lawan bicara.Ada banyak hal yang Sean ketahui tentang Heera. Tapi ia harus menyaring kembali informasi tersebut, makanya Sean meminta Adelio untuk datang, karena dari info yang ia dapat, Adelio dan Heera pernah bekerja di kelab malam yang sama."Saya kaget pas dengar kamu kerja di kelab malam, mama dan papa kamu tau ha

  • Mas Duda Nyebelin   28. Ibu Sambung?

    "Adelio itu adik sepupu saya." ujar Sean sembari melirik ke Heera melalui pantulan kaca, ia ingin melihat bagaimana ekspresi gadis itu. Tapi anehnya, Heera tidak berekspresi berlebihan, dia hanya mengangguk dengan wajah datarnya. Omong-omong, sekarang mereka sedang di mobil menuju jalan pulang. Suasana mobil sepi karena Keenan sudah tertidur pulas di pangkuan Heera sejak beberapa menit lalu. "Kamu kalau ngantuk tidur saja--" belum sempat Sean melanjutkan ucapannya, pria itu tertawa kecil karena melihat Heera yang sudah ikut pulas bersama anaknya di jok belakang. Sean menghela napas, memandang wajah Heera yang hari ini tidak seceria biasanya, gadis itu tampak kelelahan. Beruntung lampu lalu lintas di depan sana sedang berwarna merah, jadi Sean tidak akan celaka karena saat ini matanya tidak bisa lepas memandang Heera. Tatapan dalam Sean kini tersirat penuh makna, ia tiba-tiba teringat apa yang Adelio ka

  • Mas Duda Nyebelin   29. Pengakuan Yang Mendadak

    "Jes, pinjem baju, dong!" Tanpa mengetuk pintu lebih dulu Heera menerobos masuk ke dalam kamar Jessi. Mendapati Jessi yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya."Baju lo kenapa? Di rampok?" sewot Jessi menatap Heera dari atas sampai bawah. Heera selalu mengomel jika Jessi masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk pintu lebih dulu, tapi lihat kelakuan gadis itu sendiri?Heera menggaruk rambutnya yang aut-autan, ia ketiduran dan belum besiap diri untuk pergi kondangan. Sean bilang akan menjemputnya jam 4 sore sekalian menjemput Keenan pulang dari sekolah."Bukan, maksud gue baju pesta. Kayak dress gitu buat kondangan!" sahut Heera berhasil mengambil penuh fokus Jessi."Mau kemana lo?" tanya Jessi penuh selidik.Heera menggaruk tengkuknya, lalu mengeluarkan cengiran canggung yang sebenarnya tersirat kesombongan, "Kondangan sama ayahnya Keenan."Mulut Jessi langsung

Bab terbaru

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part [Tamat]

    Sean menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya beserta sang istri. Dengan tak sabaran pria itu menanggalkan daster Heera yang kenakan. Melihat gunung kembar Heera yang menganggur didepan mata, segera ia gunakan mulut serta tangannya untuk bekerja. Tidak perlu di jelasin apa yang Sean lakukan saat ini, karena ya, memang yang sedang pria itu lakukan sesuai dengan isi kepala kalian sekarang. Heera melenguh di antara tidurnya. Tentu wanita hamil itu tertegun saat membuka mata dan mendapati Sean sedang bersarang di tempat favorit suaminya. Memasuki bulan kelahiran, Sean dan Heera sepakat untuk puasa alias tidak melakukan hubungan badan. Tapi tetap saja, soal menyusu sudah menjadi aktivitas rutin Sean setiap malam. Terkadang Heera juga memuaskan suaminya itu dengan segala cara yang bisa ia lakukan. Tangan Sean bekerja dengan baik saat ini, memijat dan memainkan payudara sintal sang istri yang makin membesar karena efek kehamilan. Gairah Sean tak terelakkan begitu mendengar desahan H

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 10

    Beberapa Tahun Kemudian... "Pegang tangan abang, Kel." perintah Keenan sambil tersenyum lembut, ia lantas menggenggam erat tangan mungil sang adik kesayangannya dengan sigap setelah mereka keluar dari mobil. Saat ini kakak beradik itu tengah berjalan menuju sebuah taman kanak-kanak tempat Keela bersekolah. Ya, Shakeela Isyana Rangadi, putri kedua Sean dan Heera. "Ayah, ayo cepetan." ujar Keela dengan suara menggemaskan. Ia tidak sabaran ingin bertemu teman-temannya, sementara Sean sedang mengeluarkan tas dan totebag berisi kotak bekal yang Heera buatkan untuk Keela. "Sabar dong, Sayang. Ayo, pegang tangan ayah." Sean menyampirkan tas berwarna pink milik Keela ke pundaknya, lalu tangan kanannya yang bebas ia gunakan untuk menggandeng tangan mungil Keela. Sambil dituntun dua bodyguard yang selalu menjaganya Keela berjalan memasuki halaman sekolahnya, seorang guru menyapanya dengan senyum manis seperti biasa. "Pagi, Keela." "Pagi, Bu Vira." jawab Keela setelah menyalimi tangan sang

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 9

    "Kamu di mana, Ra?" Heera merapatkan bibirnya, mendengar suara rendah Sean, sepertinya pria itu sudah menunggunya pulang di rumah."Aku masih di mall, mas.""Masih sama Jessi?" Beberapa detik Heer terdiam, pandangannya menoleh ke arah Jessi dan dua pria yang baru saja dikenalnya. Yang satu teman kencan Jessi, yang satu lagi adalah teman dari teman kencannya Jessi. "I-iya, masih dong." Heera tak berbohong, ia memang masih bersama Jessi, hanya saja istri Sean itu tidak berterus terang kalau ada dua pria yang bersamanya sekarang. "Pulang. Keenan nyariin kamu. Mas tunggu." ucapan Sean yang menekan disetiap kalimat dan langsung mematikan sambungannya begitu saja membuat Heera membatu di tempat. Heera takut, kenapa Sean bersikap demikian? Apa ia mengetahuinya? Kepala Heera spontan menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari radar Sean, tapi tidak menemukan. "Siapa?" Rakha, pria yang duduk dihadapan Heera bertanya saat melihat kepanikan yang melanda wajah Heera. "Suami aku. Aku udah disuruh

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 8

    "Mas, aku boleh keluar gak sama Jessi?" Heera bertanya, menatap dengan pandangan sedikit ragu kearah Sean yang baru saja mendudukan diri di atas sofa. Ini sudah sore, dan Sean baru bangun dari tidurnya. Pria itu langsung istirahat setelah menyetir perjalanan panjang dari rumah mertuanya. "Mau kemana, Sayang?" tanya Sean sambil mengusak rambutnya yang sedikit aut-autan. Melihat itu, tangan Heera jadi gatal dan ikut merapikan rambut sang suami. "Mau jalan aja, udah lama juga aku gak jalan sama Jessi." jawab Heera. Sean manggut-manggut. Semenjak menikah, Heera memang jarang keluar bersama temannya, selain karena kadang Sean larang, tapi Heera juga memikirkan Keenan. Siapa yang akan menjaga anak itu jika ia pergi? Meski beberapa kali Heera mengajak Keenan saat ngumpul bersama temannya. Itu pun kalau Sean izinkan."Ngajak Keenan?" tanya Sean. Heera terdiam sesaat, sebelum menggeleng perlahan. "Kasihan Keenan habis pergi jauh, lagian kan ada Mas di rumah." Alasan Heera menerima tawaran J

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 7

    "Gimana ngurus suami sama anak kamu, gak ada kesulitan, kan?" Heera yang sedang menyiram tanaman di halaman lantas menoleh ke arah Prima yang lagi duduk di kursi teras. Sebelum menjawab, Heera tertawa kecil lebih dulu. "Gak ada kok, Bu. Mas Sean sama Keenan gampang diurusnya." jawab Heera dengan nada guyon. "Coba kamu duduk sini dulu bentar, Ra." perintah Prima, meminta Heera untuk duduk di kursi kosong di sebelahnya. Saat ini di rumah hanya ada mereka berdua karena Keenan, Sean dan Rahel sedang bersepeda. Kebetulan sekarang sudah sore, cuacanya cocok untuk bermain di luar rumah. Tanpa membantah, Heera mematikan keran air lebih dulu kemudian duduk di sebelah sang Ibu. Raut wajah Heera tampak serius mengikuti mimik milik Prima. "Ada apa, Bu?" tanya Heera penasaran. Tidak biasanya sang Ibu tampak hendak membicarakan hal serius begini. "Tadi Sean minta di do'akan supaya kamu cepat isi. Memangnya kamu sudah siap memberikan Sean

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 6

    "Masih sakit perutnya, Sayang?"Heera yang sedang memainkan ponselnya di atas ranjang spontan menoleh dan mendapati Sean yang baru saja memasuki kamar. "Udah gak sesakit tadi," jawab Heera seraya meletakan ponselnya. Atensinya kini terfokus penuh pada Sean yang baru saja merebahkan badannya disamping sang istri. Tangan Sean bergerak, menyelinap masuk ke dalam piyama Heera lalu mengusap-usap hangat perut istrinya itu. "Syukurlah," katanya. "Mas mau nanya boleh?" sambung Sean membuat Heera mengernyitkan keningnya. "Nanya apa, Mas?" "Kamu pernah ketemu Ayah kamu di sekolah Keenan?" to the point. Sean tidak ingin ada rahasia diantara ia dan Heera. Meski Sean tahu Heera sedang berusaha menutupi hal ini darinya.Heera diam sesaat, seakan tertangkap basah rahasianya. Tapi dengan ragu cewek itu mengangguk, lengkap dengan wajah penuh sesalnya. "Iya. Tapi Ayah seperti gak kenal aku." lirih Heera tersirat kesedihan. Ia masih ingat bagaimana sikap Juni ketika bertemu dengannya dan Keenan beb

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 5

    "Kita gak pernah bertemu, tapi kamu mengenali saya." Sean tersenyum tipis. Saat ini ia sedang berbicara empat mata dengan Juni di salah satu kafe yang jaraknya tidak jauh dari sekolah Keenan. Sebenarnya, Sean sudah menolak ajakan Juni karena ia khawatir meninggalkan Heera sendirian di rumah, tapi Juni memohon dan meminta waktu Sean. Karena sungkan, Sean tidak ada pilihan lain. "Tidak mungkin saya tidak mengenal mertua saya sendiri," jawab Sean. Ia memang tidak pernah bertemu langsung dengan Juni, tapi bukan Sean namanya kalau tidak bisa mendapatkan informasi orang-orang yang berhubungan dengan Heera. Kalau sekedar mencari identifikasi Juni saja dalam satu menit pun bisa Sean dapatkan."Satu minggu lalu saya bertemu Heera saat sedang mengambil rapot untuk Keenan." ujar Juni membuat Sean tak bergeming. Heera tidak mengatakan apapun tentang hal itu. "Jadi, Keenan anak kalian?" imbuh Juni dengan kerut yang tercetak di keningnya. "Tapi, setahu saya

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 4

    "Sayang, you okay?" Sean bertanya khawatir kepada Heera yang meringkuk bak janin di sampingnya. Disentuhnya pundak telanjang Heera yang berkeringat dingin, sepasang mata Sean yang sayup-sayup terbuka seketika langsung sepenuhnya terjaga melihat wajah sang istri yang pucat dan banjir keringat. Tangan Heera mencengkram lemas lengan Sean, sementara satu tangannya memegangi perutnya. "Aku mens," lirih Heera tampak kesakitan. Punggung tangan Sean jatuh di kening Heera, mengusap keringat istrinya sebelum menyibak selimut dan melihat banyak darah menodai seprai. "Maaf..." lirih Heera lagi penuh sesal. Heera mencoba menegakan tubuhnya, tapi tidak bisa karena nyeri yang menjalar di perutnya luar biasa mencengkram. Sean menggeleng, mengecup telapak tangan Heera sesaat sebelum menggotong badan mungil Heera dan memindahkannya ke sofa panjang di sudut ruangan. Langkah cepat Sean berjalan menuju lemari pakaian, mengambil celana milik Heera berserta dalaman, tak lup

  • Mas Duda Nyebelin   Ekstra Part 3

    "Cantik ya istrinya Sean," Heera tersenyum malu, lantas menunduk sopan kepada Mira -Teman Lucia- yang baru saja memujinya. "Kalau kata Keenan, Ayahnya cuma suka sama cewek cantik. Cantik hati dan parasnya, seperti Heera." timpal Lucia menambahi, semakin membuat Heera menunduk dalam."Sudah isi belum?" tanya Mira tiba-tiba. Lucia menatap Heera dengan wajah tak enak hati. Ia tahu pertanyaan Mira mungkin mengganggu anak menantunya itu. "Belum. Masih mau fokus mengurus Keenan dulu, Tan." jawab Heera tersenyum kalem. Mira manggut-manggut, "Anak saya dulu belum sebulan nikah sudah hamil. Sekarang anaknya udah tiga, jaraknya cuma beda satu tahun." curhat Mira. "Memang sih kalau anaknya banyak istrinya jadi lebih repot, tapi keluarga mereka tambah seru lho karena banyak anggotanya." imbuhnya diakhiri tawa renyah.Tangan Lucia terulur dan jatuh dipunggung sempit Heera, mengusap lembut di sana. "Maklum bu, Heera masih muda. M

DMCA.com Protection Status