Beranda / Romansa / Mas Duda, I Love You / 26. Wanita misterius

Share

26. Wanita misterius

Penulis: Lina NS
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-14 23:08:33

"Sepertinya, posisi baby sitter harus kita bicarakan lagi deh, Mas. Apa kita masih membutuhkannya atau tidak. Si kembar beranjak besar dan sekarang ada aku sebagai ibunya mereka." 

Ucapanku telak membuat paras Meyda memucat. Aku bersorak dalam hati. Siapa suruh dia memusuhiku  terus! Meyda hanyalah pegawai. Tanggung jawabnya hanya sebatas pekerjaan sebagai baby sitter. Kalau tidak diperlukan lagi, bisa saja  dipecat. Meyda harus tahu diri dan sadar diri.

Ridwan tersenyum kecil mendengar ucapanku. Dia mengangguk "Ya, sudah nanti bicara lagi. sekarang  anak-anak mandi, ya. Nanti diawasi sama Tante Rosi." 

Si kembar tidak membantah, mereka satu-satu mulai mengambil handuk dan antri mandi. 

Meyda diam seribu bahasa. Dia mau protes gimana? Aku sekarang nyonya rumah!

"Aku juga  kayaknya mau mandi, deh. Badan lengket."  Ridwan juga mulai  beranjak ke kamarnya. Akan tetapi, tiba-tiba dia ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mas Duda, I Love You   26. Tak ada ampun

    Aku hampir berteriak saat satu tangan melingkar di pinggangku."Sedang apa?" bisiknya, terasa dia mencium pucuk kepalaku. "Malam-malam lihat apa?""Sst .."desisku sambil menyimpan telunjuk di bibir. "Jangan berisik!""Ada apa?" bisiknya lagi, kepala Ridwan terasa dekat di telinga. Hembusan napasnya hangat menggelitik."Mas lihat wanita yang membelakangi itu? Aku sedang mengintip pembicaraannya di telepon." Aku masih berbisik. Konsenku agak pecah, karena Ridwan masih memeluk pinggang dari belakang dan pipinya menempel di pipiku. Jangan sampai dia mendengar degup jantungku yang menggila."Siapa dia?" bisiknya."Entahlah!""Ya, sudah. Kita gerebek langsung!""Tapi kita harus tahu duduk masalahnya. Dengan siapa dia telepon. Bagaimana kalau berkelit? Wanita itulah yang kukuntit, waktu malam aku jatuh di kolam renang."Ridwan manggut-manggut, dia terlihat sibuk berpikir."Sekarang dengarkan saja dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Mas Duda, I Love You   28. Puing masa lalu

    Duda Beranak EmpatPart 22 *** "Kamu mau pergi sekarang, Meyda? Pergilah, mumpung masih pagi! Jalan belum macet," Aku.mengusir halus Meyda. "Oh ya, Ridwan berbaik hati memberimu pesangon dan gaji full bulan ini, padahal kamu hanya bekerja seminggu di bulan ini. Tapi tak.apa, hitung-hitung sedekah." lanjutku. Aku bergegas ke kamar mengambil amplop yang sudah disiapkan Ridwan. Terlihat Ridwan sedang sibuk dengan laptopnya. Beberapa hari tak masuk kantor membuatnya sibuk dengan berbagai laporan. "Aku ambil amplop ini ya, Mas." Aku meminta izin. "Iya," sahut Ridwan sambil menoleh sekilas. "Atur saja, ya." Lalu matanya kembali sibuk menekuri laptop. Hari masih pagi. Si kembar belum bangun, demikian.juga ibu tiri dan ayah mertua beserta Airin. Mereka masih di dalam kamar belum keluar. Syukurlah, jadi ketika Meyda harus pergi, keadaan aman, tak ada adegan rempong dan nyinyir. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • Mas Duda, I Love You   29. Sudut Pandang Ridwan

    POV Ridwan***Aku diam-diam memperhatikan Rosi yang sedang tercenung ketika aku sudah bercerita tentang Vina. Aku tahu dalam hatinya pasti galau, mendengar aku telah lama kenal Vina. Malah lebih lama dari Joana.Harus ku akui Vina memang cinta pertamaku dulu, sejak jaman cinta monyet lalu menjadi cinta Gorilla, di bangku kuliah.Dulu memang aku sempat mencintainya. Namanya juga orang pacaran. Namun, cinta juga bisa berubah jika memang keadaannya harus berubah dan harus dilupakan.Aku adalah tipe lelaki setia. Dalam hal ini aku yang malah sering ditinggalkan wanita, bukan aku yang meninggalkan.Buktinya dengan Vina yang telah berpacaran bertahun-tahun, bisa kandas dan aku ditinggalkan. Pun dengan Joana, sudah menik

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Mas Duda, I Love You   30. The Power of love

    Masih POV Ridwan ( di sudut pandang Ridwan)***Aku kaget dengan kenekatan Vina. Tanpa permisi mengambil foto selfie begitu saja sambil merebahkan kepala di pundakGila dan nekat!Aku tak percaya, Vina yang dulu lembut dan sangat baik, sekarang berubah sekali menjadi nekat dan bar-bar. Apa yang dia inginkan sebetulnya?"Vina, hentikan! Aku bisa panggil satpam untuk mengusirmu!" Aku mulai kehilangan kesabaran."Panggil saja. Foto barusan sudah aku kirim ke WhatsApp istrimu. Kamu kalah cepat!" Vina menyeringai puas. "Untung si Meyda bisa diandalkan. Hingga aku tahu semua cerita tentangmu dan si wanita bantet yang bergelar istrimu itu."Rupanya Vina sudah gila! Dia benar-benar ingin menghancurkan rumah tanggaku. Dia lakukan pengintaian melalui Meyda, si baby sitter."Sebetulnya apa maumu, Vina?" Aku menggeram kesal."Aku hanya ingin kamu tetap milikku Ridwan. Dulu aku bodoh meni

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Mas Duda, I Love You   31. POV Rosi

    POV Rosi kembali ** Saat sedang asyik makan pizza, hatiku tergelitik ingin menanyakan sesuatu. "Mas, bisa ceritakan kenapa Vina bisa tahu Mas sudah masuk kerja?" "Itulah aku juga bingung. Seolah ada orang yang selalu jadi informan buat Vina. Makanya sekarang aku mau turun tangan, ikut bertempur di Medan perang," sahut Ridwan kalem. Medang perang, embahmu! Aku membatin. Tumben-tumbenan Ridwan sekarang jadi makin lucu dan hobi menggombal. Ternyata kedatangan Vina ada efeknya juga. Ridwan jadi makin romantis ..tis..tis.. "Mas punya orang dicurigai?" "Ada. Nanti saja Mas buka rahasia. Sekarang mau jadi detektif Conan dulu." Aku mengangkat bahu sambil mengangkat alis. Apa katanya ? Detektif Conan? Sekarang Ridwan malah makin konyol. "Mas jadi daftarin si kembar ke Day care?" Aku mengalihkan topik pembicaraan daripada membuat Ridwan tambah konyol. "Sepertinya aku harus

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Mas Duda, I Love You   32. Kedatangan pengasuh

    ** Pak Ahmad masih terlihat bingung didesak Ridwan. "Jujurlah, Pak. Saya sudah lama mempercayai Bapak selama ini. Apakah Bapak tega menghancurkan kepercayaan saya seperti ini?" Suara Ridwan mulai melunak. Pak Ahmad menunduk, lalu dia menghela napas panjang. "Saya terpaksa melakukan ini, karena terdesak kebutuhan uang. Anak saya harus operasi caesar. Tetapi kami tak punya biaya. Kebetulan Meyda memintaku jadi mata-mata Tuan dengan bayaran besar. Saya akhirnya mau," papar Pak Ahmad. "Maafkan saya, Pak." Pak Ahmad nampak pasrah dan menyesal. Ridwan menghela napas dalam lalu terdiam sejenak. "Kenapa pak Ahmad tak minta tolong pada saya?" tanyanya kemudian. "Tadinya saya mau bicara pada Pak Ridwan, tapi keburu ditawari Meyda. Akhirnya saya ambil itu. Pekerjaan saya tak berat hanya memberikan jadwal pekerjaan Bapak pada Non Vina. Dan mengompori Bu Joana bertengkar dengan Bu Rosi. Bahkan menga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Mas Duda, I Love You   33. Pengasuh itu antik

    Setelah panjang lebar bercerita banyak, Kajol terengah-engah kecapekan, seperti habis lomba marathon. "Udah ya Kajol cerita panjang lebar, sekarang mau istirahat dulu, Nyonyah. Takut bengekku kambuh." katanya sambil mengatur napas. Dalam hati geli sendiri, siapa suruh dia ngoceh melulu dari tadi. Makanya dia ngos-ngosan tuh. "Ya, sudah. Masuk dulu aja. Tunggu di kursi tamu. Saya mau panggilkan suami dulu, ya." Aku persilakan makhluk antik itu masuk dan menunggu di ruang tamu. Aku lalu beranjak ke kamar dengan niat membangunkan Ridwan. Ternyata Ridwan baru saja keluar dari kamar mandi. Wajahnya basah setelah mencuci muka.Aku menghampirinya. "Mas, ada tamu tuh." "Siapa?" tanya Ridwan sambil mengelap wajahnya dengan handuk kecil. "Katanya calon pengasuh. Dia sudah hubungi Mas, dan katanya suruh langsung ke sini." "Oh, yang tadi telepon." Ridwan mengangguk. "Suru

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Mas Duda, I Love You   34. Bisakah Joana berubah?

    **Joana terdiam mendengar ucapanku yang tegas, kalau mau masuk rumah ini harus dijaga etikanya, karena sekarang aku nyonya rumah ini. "Aku mau protes." Joana menatapku dengan berani. Aku mengangkat alis. Mau apa lagi wanita sinting ini protes? "Emang kamu mau protes apa, Joana?" "Aku protes keras baby sitter Meyda diganti sama si kucluk ondel-ondel ini! Aku yang harus memutuskan, siapa yang berhak jadi pengasuh anak-anakku." ucap Joana pongah. "Aku ibu kandung mereka yang lebih berhak, bukan kamu yang cuma ibu tiri, Rosi. Aku juga punya hak bertemu anakku kapan saja!" Aku menghela napas berat mendengar protes Joana ini. Dia sekarang mulai bertingkah mengatasnamakan ibunya si kembar, yang berhak memutuskan apa pun untuk anak-anaknya. Kuakui memang kedudukannya kuat sebagai ibu dibanding aku yang ibu tiri . Namun, bukankah aku melakukan apa pun atas dukungan Ridwan, sebagai bapaknya si kembar? "Ada R

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17

Bab terbaru

  • Mas Duda, I Love You   47. Akhirnya ...

    Mas Duda"Kamu yakin. Rosi?" tanya Ridwan. "Dulu di perjanjian pra-nikah, kamu tidak bisa berhenti bekerja karena punya tanggungan Ibumu. Sekarang kalau berhenti bekerja, biar aku yang akan membantu Ibu."Aku menatap suamiku dengan hati penuh syukur. Dia memang pria yang sangat baik dan pengertian. Dia juga teguh memegang janjinya untuk patuh pada perjanjian pra-nikah ku dulu.Kenapa aku harus kuatir punya imam yang baik seperti itu? Bahkan bersedia membantu Ibuku tanpa syarat dan aku minta."Aku yakin, Mas ...." ucapku mantap. "Aku akan punya usaha di rumah saja. Sama aja kan menghasilkan?"Ridwan tersenyum mendengar ucapanku. "Tentu ... Kalau butuh modal, aku akan bantu ..." tawarnya manis."Gak usah, Mas. Aku punya tabungan." Aku balas tersenyum."Sekarang kita pulang dulu saja, kasihan bayi Robi juga si kembar.""Baiklah ..." Akhirnya aku pun menurut. Aku memang lelah. L

  • Mas Duda, I Love You   46. Pencarian

    Ridwan ternyata sudah ada di kantorku. Dia lebih dulu tahu bayi kembar hilang dan bergegas menjemput ke kantor. "Bagaimana bisa begini, Kajol?" tanya Ridwan cemas begitu sampai rumah. "Maafkan saya, Tuan. Tadi ada Nona Vina yang kemarin ke sini. Tadinya dia baik dan tidak macam-macam. Dia minta minum ke saya. Alya, sedang tidur di kamarnya. Ketika saya balik, Nina Vina tak ada dan aku lihat Alya juga tidak ada di kamarnya. Hanya ada Robi," tutur Kajol yang terlihat panik. "Ma-maafkan saya, Tuan, Nyonyah ..." Kajol terlihat sedih dan ketakutan. Ridwan dan aku jadi tak tega memarahinya. Toh, dia juga tak menyangka bakal kejadian seperti ini. "Ayo, kita ke rumah Vina!" ajak Ridwan tanpa buang waktu lagi berlari ke mobilnya. "Kajol titip anak-anak dan jaga rumah!" pesanku pada Kajol sebelum berlari menyusul Ridwan dengan perasaan tak karuan. Sungguh, aku tak menyangka Vina yang kemarin memint

  • Mas Duda, I Love You   45. Alya hilang

    Tak terasa 4 bulan terlewati. Bayi kembarku semakin besar. Mulai berguling bahkan bergerak dan merangkak. Yang kerepotan pasti si Kajol. Dia sering berteriak sendiri mengagetkan semua orang di rumah. "Nyonyah ... Alya merangkak ke dapur!" pekiknya mengagetkan. Si kembar kakaknya yang empat, mendengar teriakan itu, langsung berlarian ke arah dapur dan menggendong, membawa adiknya ke ruangan tengah tempat bersantai. Ridwan hanya tertawa kecil sambil menggeleng melihat tingkah si kembar empat, kakaknya yang mengasuh adik-adik bayinya. Mereka, si kembar empat, Zidan, Ziyan, Jihan dan Jane beranjak besar. Tingkah mereka juga sekarang sedikit disiplin. Bisa disuruh menjaga adik bayinya yang kembar. Aku sering lucu melihat tingkah mereka dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa bertambah di rumah ini. ** Namun yang namanya hidup, ada pasang surut. Ada bahagia juga

  • Mas Duda, I Love You   44. Hukum tabur tuai

    "Hallo, Sayang." Joana menyapa si kembar yang berjalan mendekat. Satu persatu diciumi pipinya. "Mama kenalin pada calon Papa baru kalian. Ini orangnya." Joana mengenalkan calon suaminya yang bernama Randi. Si kembar tidak rewel, mereka satu per satu mencium tangan calon papanya itu. Ridwan nampak tersenyum lega. Aku juga sama ikut lega. Badai masalah yang sering dibuat oleh Joana selama ini, mulai tenang dan berakhir. Joana telah sadar dan menemukan pasangan hidupnya kembali. Semoga Joana juga bisa menemukan ketenangan hidup, sehingga tidak membuat masalah lagi nanti. "Mas dan Rosi, aku pamit, ya. Sebentar lagi kami menikah dan berangkat ke luar negeri. Mas Randi punya bisnis di Singapore. Mungkin lama di sana. Titip si kembar, ya," ucap Joana ketika sudah kenyang bercengkrama dengan si kembar. "Aku berjanji akan hidup lebih baik lagi dan meraih kebahagiaan seperti kalian."Joana menyunggingkan senyum manis yang s

  • Mas Duda, I Love You   43. Joana berubah?

    Mobil sampai depan rumah, Ridwan buru-,buru turun dan berlari ke dalam rumah. Aku yang pegang setir bingung melihat tingkahnya. Ada apa lagi dengan si Cinta? Pelan aku pun turun dari mobil, berjalan memasuki rumah, mencari keberadaan Ridwan. Huwek ..! Huwek..! Terdengar bunyi orang muntah dari arah kamar mandi. Astaga! Aku menggosok hidung yang tak gatal. Ridwan kembali muntah-muntah! Lama-lama kasihan juga. Kenapa yang hamil aku, malah Ridwan yang payahnya? Aku tunggu Ridwan selesai muntahnya, sambil menyiapkan teh manis hangat, biar tubuh Ridwan nanti bisa segeran. "Nyonyah, Tuan Ridwan kenapa, huwek..huwek, mulu?" tanya Kajol yang sama ikut keheranan melihat keadaan Ridwan. "Lagi ngidam, Kajol." sahutku. "Apa? Emang bisa Tuan Ridwan hamil?" Kajol melongo. "Yang hamil aku, Kajol. yang ngidamnya Tuan Ridwan." "Oo.." Kajol manggut-manggut sambil mulutny

  • Mas Duda, I Love You   42. Arian kena batunya

    **"Ridwan berjalan menghampiri Arian di mejanya. Aku berusaha menjejeri langkahnya. "Mas, tolong jangan emosi," bisikku di telinga Ridwan, karena terlihat wajah Ridwan mengeras, seperti tersulut emosi. Ridwan tak menjawab. Dia semakin mendekat ke arah Arian. Arian sendiri wajahnya pucat. Mungkin dia tak menyangka bakal bertemu lagi dengan orang yang telah jadi korban ayahnya "Aku pinjam dulu lelaki ini, ya." ucap Ridwan pada Sida dan Ruri yang nampak melongo melihat Ridwan, lalu mereka beralih menatapku dengan bingung. Aku memberi isyarat pada keduanya supaya mengangguk. Tanpa dikomando duo absurd itu mengangguk bersamaan, persis boneka yang disetel manggut-manggut di mobil. "Kamu masih ingat aku, kan?" tanya Ridwan langsung pada Arian yang sedang terpaku menatapnya. "I-iya .." sahutnya gugup.Matanya terlihat gelisah. "Ini suamiku..." Aku langsung ikut bicara yang ditujukan pada Arian

  • Mas Duda, I Love You   41. Dunia memang sempit

    "Gimana sudah mengerti, kan?" tanyaku mengakhiri penjelasan produk knowledge di perusahaan tempat kerjaku, target pasar dan cakupan distribusinya. Pokoknya yang berkaitan dengan penjualan sudah kupaparkan pada meeting kecil-kecilkan, antara aku, kamu dan dia eh..Pak Abda dan Arian."Gimana pak Arian?" Pak Abda menoleh pada Arian minta kepastian. "Sekarang sudah ada gambaran kan bagaimana kualitas produk kami di perusahaan ini, pasar dan distribusinya sudah hampir go internasional.'"Mmm..." Arian mengangguk. "Bisa lebih rinci lagi next time? ada banyak pertanyaan nanti yang akan kuajukan." Arian menatapku dengan senyum menggoda.Aku menghela napas pelan. Feelingku mengatakan Arian mulai mencari cara supaya terus bisa berkomunikasi denganku, dengan cara pura-pura banyak pertanyaan."Boleh, Nex time silakan berunding di ruangan Rosi saja, kebetulan saya ada jadwal meeting di luar hari ini." Pak Abda cepat menjawab sebel

  • Mas Duda, I Love You   40. Ngidam

    Rupanya Ridwan mengerti bahwa anak-anak sudah kena toxic Joana. "Zidan, Ziyan, Jihan dan Jane," panggil Ridwan lembut. "Apa selama ini Tante Rosi jahat pada kalian?" Zidan dan adik-adiknya terdiam. "Apa selama ini, Tante Rosi sering marahi kalian? Atau memukul dan mencubit kalian?" tanya Ridwan lagi. "Nggak, Pa," sahut Zidan pelan. "Tante Rosi selalu baik sama kita." "Tante Losi juga pintal masak enak," celetuk Jane. "Tante Losi juga suka sayang Papa, beliin makanan," timpal Jihan. "Tante Rosi suka becanda dan ngajak ke Mall." Ziyan ikutan nyeletuk. "Nah, kenapa kalian takut Tante Rosi jahat kalau punya anak? Itu bakal jadi adik kalian nanti. Ada bayi lucu nanti yang bisa kalian sayang-sayang, gemes-gemesin," terang Ridwan seraya tersenyum. "Kayak boneka ya, Pa?" celetuk Jihan. "Lucu, ya?" Jane ikutan bersuara. "Boneka hidup yang lucu dan meng

  • Mas Duda, I Love You   39. Rosi Hamil

    Sebulan telah berlalu. Sungguh menyenangkan karena tidak ada lagi gangguan yang datang. Rupanya semua usaha kita untuk menyadarkan Joana juga Vina mulai membuahkan hasil. Selama sebulan lebih ini, hidupku bersama Ridwan mulai tenang. Hari pun berganti menjadi minggu. Dua Minggu terlewati, dan menginjak Minggu ketiga, aku heran. Sudah dua Minggu lebih tamu bulananku tidak hadir. Ini bulan kedua aku menjadi istri Ridwan. Heran, tak pernah biasanya aku telat haid. Biasanya kalau pun telat, itu hanya bergeser kurang dari seminggu. Ini sudah dua Minggu telat. Namun, aku belum berpikir serius. Mungkin siklusnya sedang telat, karena bulan kemarin banyak masalah dan banyak pikiran dari mantan-mantan Ridwan yang mengganggu. Biasanya itu berakibat juga pada emosi kita. Haid pun mungkin telat. Aku berusaha fokus mengurus si kembar dan Ridwan, selain bekerja. Aku juga sekarang sedang membantu adikku, Risa, yang mau menika

DMCA.com Protection Status