Elena dan juga Luna kembali beraktifitas seperti biasanya. Pagi hari saat mentari belum bersinar,mereka sudah bergegas menuju warung sederhana mereka. Bukan mengejar hasil dari penjualan,tetapi karena banyak pelanggan setia mereka sudah siap menunggu meskipun terkadang warung makan Elena belum saatnya buka.
Elena dan juga Luna merasa bahagia karena meskipun tidaklah banyak uang hasil dari berjualan makanan di warung sederhana mereka,mereka bahagia karena mereka bisa berbagi kebahagiaan kepada para pelanggannya lewat cita rasa masakan dari warung makan mereka.
"Hai,selamat pagi Ibu Elena dan kak Luna,jam berapa ya warung Ibu buka?. Ibu saya menyuruh saya untuk segera bergegas kemari,dia takut kalau nanti saya tidak cepat pulang karena terlalu lama menanti pesanan di antrian pembelian masakan yang selalu dimasak oleh Ibu Elena ". Tanya seorang gadis seusia Luna yang memang selalu hampir tiap hari pergi ke warung sederhana Elena. Karena Ibu gadis itu begitu menyukai mas
Dan melangkahlah Joshua kedalam warung sederhana milik Elena itu. Hatinya masih saja was-was kalau saja Elena menyadari kehadirannya. Tetapi bisa jadi mungkin keberuntungan masih berpihak kepadanya. Ternyata, Luna yang kebetulan sedang merapikan meja nomor 1, posisi meja serta kursi-kursi itu yang berada tepat disebelah samping kanan depan pintu masuk warung makan sederhana mereka itu. Sambil mengarahkan pandangan matanya kedalam dapur warung makan itu, Joshua dikagetkan oleh sapaan Luna yang tiba-tiba saja terdengar olehnya. " Wah bapak cepat sekali mengantarkan pesanan bunga milik ibu saya !. Pas sekali saat ini sedang tidak banyak pelanggan yang datang. Bapak mau minum apa,biar saya ambilkan !". Ucap Luna kepada Joshua. " Ah, janganlah repot-repot,nak !. Bapak pamit pulang ya !. Bapak tidak enak hati karena setiap kali bapak mampir,pasti kamu selalu menawarkan bapak minuman ". Balas Joshua kepada Luna yang merasa sungkan sekaligus takut kalau
Mengantarkan pesanan bunga adalah pekerjaan yang sudah biasa dilakukan olehku,Joshua. Berbanding terbalik dengan indah dan segarnya warna-warna bunga itu,hari-hariku hanya berlalu begitu saja seolah-olah terasa hambar dan tanpa warna. Bukan aku tidak menyukai kesempatan kedua yang diberikan Tuhan kepadaku,tidak. Bukanlah itu. Hanya saja aku terus saja berfikir kapankah bisa hari-hari ku yang lainnya bisa aku lewati bersamanya." Joshua, kenapa wajahmu sedari kemarin terlihat lesu? ". Ujar Mr Black heran." Ah....,aku hanya memikirkan Elena. Rasanya ingin segera aku menghampirinya dan juga memeluknya. Tetapi pasti bukanlah saat ini. Bagaimanakah Elena bisa menyadari kehadiranku tanpa aku memberitahukan langsung kepadanya, Mr Black? ". Balas Joshua kepada Mr Black sedih." Yah....hmmm !.Sabar Joshua. Kurasa pelan-pelan kau harus memikirkancaranya! “. Bukan aku tidak mau mem
" Joshua, bagaimanakah kira-kira perasaanmu saat ini ?. Apakah kau merasa sedih melihat mereka berdua yang selalu merindukanmu saat mengunjungi makammu ini ? “. Tanya Mr Black penasaran kepada Joshua seraya memperhatikan Luna dan juga Elena dari kejauhan.“ Kurasa rasa sedih itu sudah melekat kepadaku sedari lama, Mr Black !. Ingin rasanya segera aku menghampiri mereka dan memeluk mereka berdua dengan erat. Tapi bukanlah saat ini,kan ?”. Balas Joshua yang lesu karena rasa sedihnya itu. “ Aku rasa pasti Elena segera menyadari kehadiranmu,Joshua. Bersabarlah saja. Dan temukanlah cara untuk Elena bisa menyadari k
Joshua yang sedang melamun tiba-tiba saja dikagetkan oleh Mr Black yang memanggilnya dengan teriakan yang memekikkan telinganya. “ Bapak Joshua Abraham...!. Tolong jangan melamun saja !“. Ucap Mr Black kencang-kencang pada Joshua yang sontak saja membuatnya terkaget-kaget. “ Bisa tidak kau ini sekali saja tidak membuatku kesal, Mr Black?. Jantungku rasanya mau lepas karena teriakanmu itu !”. Balas Joshua sembari mengelus dadanya. “ Ayolah Joshua, santai saja. Bunga-bunga disini bisa mati layu kalau kau terus-terusan melamun dan tidak mempedulikan bunga-bunga dihadapanmu ini !”. Jawab Mr Black seraya menyirami sebagian bunga-bunga dan tanaman hias yang berada ditoko bunga itu. “ Ah, entahlah tiba-tiba saja terbersit dikepalaku,aku lantas memikirkan Elena. Perasaan yang aku belum luapkan ini seakan mengganjal benakku, Mr Black !”. Tutur Joshua sembari mengambil alat penyiram bunga dan perlahan menyirami bunga-bunga dihadapannya itu. “ Aku
Saat itu ditoko bunga, Joshua yang sedang menyirami tanaman-tanaman hias sedikit tersenyum bahagia karena sudah meletakkan bunga tulip segar diatas meja makan dirumah Elena itu. Dari kejauhan nampak Mr Black memperhatikannya tersenyum bahagia sembari merapikan bunga-bunga segar dietalase toko. Dengan cepat, Mr Black menghampiri Joshua. Dan segera menanyainya seolah begitu penasaran. “ Joshua, tidak pernah aku melihatmu tersenyum seperti sekarang ini. Apa yang sudah kau lakukan,memangnya ?”. Tanya Mr Black heran. “ Ah, aku hanya meletakkan bunga tulip segar diatas meja makan dirumah Elena. Itu saja !. Aku sudah bahagia meskipun hanya sekedar memberinya bunga tulip segar secara diam-diam. Aku hanya ingin sekedar mengenang kisah masa laluku bersama-sama dengan Elena dan juga Luna “. Ucapnya pada Mr Black sembari melanjutkan menyirami tanaman-tanaman hias itu. “ Pasti Elena dan juga Luna putrimu terheran-heran,melihat ada bunga tulip segar yang tiba-tiba
Sekembalinya Mr Black dari pekerjaan utamanya sebagai malaikat maut , duduk bersandarlah ia diatas sofa. Tanpa terasa matanya terpejam karena letih yang menghampirinya. Malampun tidak terasa berlalu. Dan perlahan sinar matahari pagi yang hangat pun mulai menghampiri. Cuitan burung-burung yang saling menyahut dan beterbangan diluar rumah,membangunkan Joshua dan juga Mr Black dari tidurnya. Segera mereka bergantian mandi dan menuju ke toko bunga. Sementara itu, Elena beserta Luna yang sudah berada di warung makan sederhana mereka, mulai sibuk mempersiapkan pembukaan warung makan mereka dipagi hari itu. Sembari mengelap meja-meja dan kursi-kursi yang berada didalam warung makannya, Luna merapikan ikatan rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah dirasa olehnya cukup rapi,Luna melanjutkan tugasnya itu mengelap kaca depan warung makan mereka. Saat Luna bergegas masuk kedalam warung makan sederhananya itu, tiba-tiba saja dari kejauhan terlihat seorang wanita yang s
Dari kejauhan nampak Elena dan juga Joshua muda sedang berlari-lari ditepian pantai. Mereka bersenda gurau seakan hari itu adalah hari yang begitu berharga. Ya hari itu adalah hari dimana mereka mulai menjalin ikatan asmara sebagai sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Sedangkan Elena dan juga Joshua yang saat ini sudah menua hanya seakan diam terpaku melihat mereka dimasa lalu yang sedang dimabuk asmara. Begitu konyol rasanya. Melihat masa lalu mereka saat itu dihadapan mereka sendiri.Tetapi itu semua adalah takdir mereka. Takdir yang harus dilalui pasangan cinta sejati itu. Sejenak setelah Elena dan juga Joshua yang sudah menua itu diam terpaku memandangi diri mereka yang masih muda, mereka kemudian tersadarka
Hari-hari bahagia setelah pernikahan mereka pun mereka lewati seolah-olah hanya mereka berdua saja yang berada di dunia ini. Elena maupun Joshua pun memutuskan untuk pergi berbulan madu, seminggu setelah mereka menikah. Bali merupakan tempat yang mereka pilih untuk berbulan madu.Bali merupakan tempat yang begitu pas bagi mereka untuk menghabiskan masa-masa bulan madu mereka. Pantai yang cantik, karang pantai yang bagus suasana yang menyenangkan sekaligus keramah tamahan penduduk lokal asli Bali, merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang mengunjunginya.Joshua maupun Elena mereka begitu menyukai pantai, sehingga jika mereka pergi ke manapun untuk berlibur mereka pasti memutuskan untuk memilih tempat penginapan yang pemandangannya selalu menunjukkan ke arah pantai." Joshua, coba lihat kemari. Topi ini sepertinya pantas untukmu " Ujar Elena sembari memaka
"Sama-sama, Joshua. aku pun juga ikhlas membantumu. Jika aku tidak ikhlas, pasti aku sudah tidak menemanimu di sini, benar bukan?" Jawab Mr Black ketus kepada Joshua yang masih sibuk merapikan pot bunga dan tanaman di sekitarnya.Lalu, mereka berdua pun melanjutkan kegiatan seperti biasanya. Tetapi kala itu ketika Mr Black sedang akan mengantarkan tanaman-tanaman bunga yang hendak diantarkan olehnya, dia pun tidak sengaja melihat wanita tua itu mampir ke toko bunga milik bosnya.Mr Black yang kemudian penasaran mengapa wanita tua itu pergi ke sana, dia sedikit menguping pembicaraan dari boss pemilik toko bunga, dan juga wanita tua itu. Ternyata wanita tua itu memesan bunga yang hendak dibawanya ke pusara makam putranya. Jadi Mr Black pun terheran-heran, karena tiba-tiba saja wanita itu datang kesana."Mengapa ya, tumben sekali wanita tua ini datang kemari, dia sepertinya hendak membeli bunga!" Ungkap Mr Black dalam hatinya.
Setelah Mr Black sampai di tempat tinggalnya, dia pun segera duduk di ruang tamu di rumah mereka itu. Joshua yang melihat Mr Black sedang merasa gundah hatinya itupun kemudian menyapanya."Ada hal apa yang telah terjadi kepadamu?, kau terlihat kusut seperti itu Mr Black, seolah-olah ada perkara besar yang sulit kau pecahkan hari ini!" Tanya Joshua kepada dirinya."Memang ada sebuah perkara, Joshua. Namun entahlah, aku kan sudah bilang belum bisa menceritakannya kepada dirimu!" Jawabnya sambil mendengus, dan kemudian menghela nafas. Karena rasa lelah yang dirasakan olehnya, setelah mengikuti kemana wanita tua itu tinggal."Ya, ya, ya. Aku sudah menebaknya Mr Black. Sanalah mandi, bersihkan badanmu. Dan beristirahatlah setelahnya. Masih ada hal lain yang harus kita kerjakan esok hari, kan?. Jadi jangan banyak pikiran. Yang ada nanti dirimulah yang terlihat jauh lebih tua, dibandingkan dengan wajah tampanku ini!"
Luna pun memberikan bunga yang telah dibawa dari toko bunga itu kepada sang Ibunda yang berada di warung makan milik mereka. "Mama, ini Luna membeli bunga dari toko bunga Sasha, di mana pak Jayadi itu bekerja, bunganya cantik, sih Mama. Meskipun dengan warna bunga tulip yang sama namun entah kenapa menurut Luna, bunga hari ini beda, bukan?, maksud Luna beda dengan bunga-bunga tulip yang selalu kita beli!" Kata Luna itu sembari meletakkan bunga tulip yang telah di bawanya."Iya Mama tahu, Luna. Pasti jika kau bandingkan bunga yang saat ini kau bawa dengan bunga yang telah lalu, jelas berbeda dong, nak!. Bunga yang kau bawa saat ini kan masih segar. Kau ini ada-ada saja, ya!. Sudah ah, bantu Mama merapikan kursi-kursi maupun juga meja-meja ini, ya Luna!" Elena menginstruksikan kepada sang putri untuk membantunya setelah sampai di warung makan mereka.Seperti biasanya, tidak ada hal istimewa yang terjadi hari itu di warung makan milik Elena. Mereka b
"Pasti akan aku sampaikan pesanmu itu, Luna kepada Pak Jayadi!" Jawab Mr Black sembari berlalu pergi meninggalkan warung makan sederhana itu."Nah, Joshua. Ini sarapan dan juga sekaligus makan siang untuk kita, yang baru saja aku beli dari warung makan Elena. Oh iya, dan Luna juga berpesan bahwa kau harus menjaga kesehatan mu. Dia tidak ingin kau sakit. Nampaknya dia khawatir terhadapmu!" Ucap Mr Black itu kepada Joshua sembari meletakkan makanan yang baru saja dibawa olehnya."Hmmm, ya terima kasih Mr Black. Aku pasti akan memakannya. Memang perhatian sekali Luna, ya. Mungkin saja dia sudah menganggapku seperti ayahnya sendiri. Barangkali perkiraan ku seperti itu, dan bisa saja benar seperti itu, bukan?. Ya sudah, mari kita kerjakan apa yang harus kita kerjakan!" Ajak Joshua itu kepada Mr Black sembari melanjutkan pekerjaannya.Sementara itu diwarung makan sederhana mereka, Luna masih terpikir akan keadaan Joshua yang tidak ada
Entah kenapa malam itu Luna memikirkan keadaan pria tua yang selalu dipanggilnya Pak Jayadi. seolah-olah dia selalu teringat akan kehadiran Papanya dalam sosok pria tua itu. "Jika saja pria itu adalah Papaku, pasti aku sangat senang sekali!" Ucapnya dalam hati."Semoga saja esok hari aku bisa mendengar kabar dari pak Jayadi maupun juga pria yang selalu bersamanya itu!" Ucap Luna lagi kepada dirinya sendiri. Lalu setelahnya Luna pun bergegas beristirahat untuk menyongsong hari esok yang harus dilaluinya bersama-sama dengan ibunya di warung makan mereka yang selalu menghadirkan cita rasa masakan rumahan sederhana nan nikmat, yang selalu digemari oleh pelanggan setia mereka.Seperti biasanya Elena maupun juga Luna, selalu bersiap-siap di pagi hari dengan berdandan rapi dan juga setelahnya mereka menyempatkan untuk sarapan bersama-sama di meja makan rumah mereka yang memang sederhana, namun selalu rapi tertata."Mama Elena, Luna pagi
"Black, ini ada makanan untukmu dan juga pak Jayadi. Luna memberikannya untuk kalian. Aku tidak tahu apa isinya, yang jelas aku hanya dititipi saja olehnya" Ucap sang pemilik toko bunga itu kepada Mr Black yang baru saja kembali dari mengantarkan pesanan bunga."Oh terima kasih banyak, bu. Kok repot-repot sekali Luna itu, ya?. Sampai-sampai mau mengantarkan makanan kesini. Padahal kami sedang tidak memesan makanan apapun. Lantas, berapakah harga yang harus kami bayar?" Tanya Mr Black itu kepada bossnya."Oh, iya kata Luna kalian tidak perlu membayar makanan ini. Katanya juga, ini adalah sebagai rasa terima kasih dari mereka karena kau dan juga Pak Jayadi sudah menjadi pelanggan setia warung makan mereka". Ujar sang pemilik toko bunga itu menirukan ucapan Luna."Benar-benar rejeki nomplok memang. Seriuskah bahwa kami tidak per
Mr Black pun kembali ke alam manusia. Alam di mana dia harus menghabiskan waktunya lebih banyak dibandingkan dengan alam lain. Sebenarnya dia masih terheran-heran, kemana sebenarnya biodata mengenai dirinya menghilang. Mr Black masih bertanya-tanya, kenapa arsip yang dicarinya tidak kunjung ketemu. Sebenarnya dia masih penasaran bagaimana dahulu sebenarnya masa akhir hidupnya, sewaktu dia sebelum berubah menjadi seorang malaikat maut.Joshua yang baru saja kembali dari mengantarkan pesanan, yang sedikit terengah-engah sembari berjalan cepat ke dalam toko bunga itu, membuatnya terkejut. "Astaga, Joshua. Aku pikir pelanggan baru dari toko ini yang mungkin saja terburu-buru mencari bunga yang bisa jadi mau dibawa untuk suatu acara yang penting. Ternyata aku salah orang, sudah kuduga memang dirimu. Aduh, untung saja aku tidak benar-benar terkejut!" Ucap Mr Black kepada Joshua."Sangat heran sekali hari ini, bisa juga dirimu terkejut Mr Blac
Meskipun dirinya sedang bekerja saat itu, pikiran Mr Black sungguh tidak bisa fokus pada tanaman-tanaman yang harus dirawat olehnya itu. Dia hanya memikirkan bagaimana ingatan manusianya dahulu bisa kembali. Setelah dia bergegas menyelesaikan pekerjaannya di toko bunga itu, perlahan-lahan dia kembali ke alam lain dan membuka satu demi satu lagi catatan tentang manusia yang meninggal sejak dirinya ditugaskan menjadi malaikat maut Tuhan. Mr Black pun belum berhasil menemukan siapa gerangan identitasnya.Sampai pada suatu ketika, sewaktu dirinya tidak sengaja menghampiri makam seseorang yang jiwanya harus dibawa olehnya menuju ke alam lain, yang letaknya tidak jauh dari makam Joshua, dia melihat seorang wanita tua menangis tersedu-sedu di seberang makam itu. Tanpa disadari olehnya, ternyata wanita itu sedang menangisi makam putra kandungnya. Putra kandungnya yang sudah meninggal te
"Mr Black, segeralah bangun. Ini ada sarapan untukmu. Kenapa hari ini kau susah bangun?. Tidak seperti biasanya. Biasanya kan kau yang selalu membangunkanku" Ucap Joshua kepada Mr Black didepan pintu kamarnya."Ya, tunggu. Ini aku sedang berusaha untuk membuka mataku. Aku semalam sedang sedikit susah untuk memejamkan kedua mataku. Makanya aku hari ini tidak bisa untuk bangun lebih awal." Balas Mr Black dari dalam kamarnya.Mr Black yang masih mengantuk itupun segera bergegas menuju ke kamar mandi untuk membasuh badannya, sehingga rasa kantuk yang dirasakannya itu bisa setidaknya sedikit berkurang. Setelah selesai mandi, dia pun segera sarapan pagi, dia memakan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Joshua. Dan mereka kemudian segera pergi menuju ke toko bunga tempat mereka berdua bekerja. Hari itu Joshua nampak begitu tenang. Mungkin dia tidak begitu memikirkan Elena maupun Luna.