Share

76. Apa Masih Ada Harapan?

Perkataan Lorenz yang sedikit menyentak, membuat Susan semakin ciut. Dia tidak mau berbantah lagi, segera berbalik dam meninggalkan ruangan Lorenz. Malu, itu yang Susan rasakan. Jika tahu akan begini, lebih baik semalam dia tidak udah diantar Lorenz pulang. Susan yakin Lorenz sudah menilai dirinya begitu buruk, sampai sikapnya menjadi dingin.

“Apa yang kamu harapkan, Susan? Meskipun Lorenz hanya seorang pegawai, dia orang penting di perusahaan ini. Kamu ini siapa? Tujuanmu bekerja memang bukan untuk karir, tapi untuk Lorenz. Kamu tinggalkan pekerjaan yang sudah cukup baik, hidup kamu yang nyaman, akhirnya …” Ada sedikit penyesalan muncul dalam hati Susan.

Sambil dia memulai bekerja sambil menunggu waktu meeting, hati Susan terus bergelut. Terus terang saja, sikap Lorenz benar-benar mempengaruhinya. Mood yang sudah tidak baik sejak berangkat, semakin berantakan karena harus berhadapan dengan Lorenz.

“Entah bagaimana aku bisa membuat dia m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status