Share

Mendapatkan Bukti

Penulis: Hasmira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai marmer menggema. Kara berjalan seorang diri melewati lorong hotel yang begitu sepi. Ia beberapa kali celingak-celinguk mencari lelaki dan wanita yang tadi diikutinya. Mereka melangkah terlalu cepat membuatnya hilang dari pandangan Kara. Tadi sengaja menjaga jarak agar tak ketahuan, tapi malah kehilangan targetnya. Ia berhenti sejenak saat di depannya terdapat dua lorong yang berbeda arah.

"Mereka pergi kemana yah?" ucapnya kebingungan. "Cap cup cup ajalah. Cap cup cup kembang kuncup pilih mana yang mau dicup.... Ah, kanan!"

Kara memilih lorong di arah kanan. Berharap pilihannya tidak salah. Ia segera melangkah agar tak kehilangan orang yang dicarinya. Di sepanjang lorong ia tak melihat siapapun. Membuat Kara mulai meragukan pilihannya. Ia semakin jauh melangkah, tapi tetap saja belum menemukan kedua manusia itu. Kara berhenti berjalan saat merasa ia mulai jauh. Ia menghela nafas panjang. Merasa usahanya gagal.

"Sepertinya mereka tidak disini. Lebih baik aku kembali ke tempat tadi."

Kara melangkah lunglai karena tak menemukan Arzan dan wanita tadi. Padahal mereka sudah di depan mata. Ia harus kehilangan bukti yang bisa dijadikan alasan agar banyak orang yang membenci lelaki itu.

"Kenapa kamu mengajakku kesini? Bagaimana jika ada yang melihat."

Kara menghentikan langkah saat samar-samar mendengar suara lelaki yang familiar. Ia berjalan berjinjit agar suara langkahnya tidak terdengar jelas. Kara meletakan tangan di telinga agar bisa memperjelas suara yang didengarnya tadi.

"Tidak ada yang akan melihat kita. Disini sangat sangat sepi. Hanya ada kita berdua," saut seorang wanita.

Suara tersebut membuat Kara mengetahui keberadaan orang tersebut. Ia segera menempel ke tembok, mengintip ke arah dua sejoli yang tengah bermesraan. Posisi mereka saling berhadapan. Kara bisa melihat jelas wajah mereka. Arzan menengok kesana-kemari saat wanita itu menurunkan bajunya. Membuat belahan dadanya semakin terlihat.

"Jangan seperti ini! Bagaimana jika ada yang datang?" ucap Arzan takut ketahuan.

"Jangan khawatir! Disini aman kok," pinta wanita itu manja.

Wanita seksi itu menggelayut manja dileher Arzan. Arzan hanya berdiri tak berminat. Sepertinya ia malas meladeninya. Wanita itu terlihat agresif dengan menarik kedua tangan Arzan agar memeluk pinggangnya. Arzan berniat melepasnya, tapi wanita itu langsung menarik kepala Arzan agar merapatkan wajah mereka. Bibir mereka mulai menyatu. Awalnya hanya wanita itu yang mencium bibir lelaki itu. Namun, sepertinya Arzan mulai terpancing dan membalas ciuman wanita seksi itu.

"Cih, sok nolak padahal mau!" cibir Kara.

Ia segera mengeluarkan ponselnya untuk memotret kedua sejoli yang tengah hanyut dalam buaian ciuman mesra. Sebenarnya Kara sedikit geli melihat kejadian seperti itu secara langsung. Dia masih termasuk wanita polos yang belum melakukan hal seperti itu. Tapi demi bukti untuk menjatuhkan Aktor itu, ia rela melakukan ini. Setelah keduanya melepas ciuman mereka, Kara langsung bersembunyi di tembok agar tidak ketahuan. Ia bersorak dalam hati karena berhasil mendapat apa yang diinginkannya.

***

Ruangan yang didominasi warna putih diisi oleh seorang wanita muda yang tengah berbaring di kasurnya sambil tersenyum riang. Tangannya memegang ponsel yang sejak tadi dimainkannya. Ia memeriksa foto-foto hasil jepretannya. Senyumnya mengembang lebar menikmati foto tersebut.

"Bagusnya di upload kapan yah?" tanyanya pada diri sendiri.

Kara diam memikirkan waktu yang tepat. Ia pikir mungkin orang-orang akan mempercayainya. Tapi apakah banyak yang akan percaya atau malah lebih banyak yang tidak mempercayainya. Arzan punya banyak pendukung dengan pemikiran yang berbeda-beda. Yang berpikiran lurus mungkin akan dengan mudah percaya. Sedangkan yang sudah tergila-gila padanya mungkin akan mencari pembenaran dengan berbagai alasan.

"Bagaimana caranya agar lebih banyak yang percaya pada bukti yang kutunjukan?" Kara berusaha berpikir keras. Ia menjentikan jari saat mengingat sesuatu. "Malam ini kan, Arzan dan teman-temannya ada rencana untuk bersenang-senang. Mungkin saja aku bisa menemukan sesuatu disana."

Kara langsung melompat turun dari kasurnya. Ia menarik kopernya untuk memeriksa baju yang mungkin cocok digunakan untuk acara malam.

Wanita itu memilih menggunakan sebuah dress hitam selutut dengan lengan pendek. Rambutnya yang selalu lurus, untuk pertama kalinya ia tata menjadi Curly. Agar tak terlalu dikenali, wajahnya yang biasanya di make up natural kini terlihat seperti orang yang berbeda dengan make up tebal. Meski dengan dandanan tebal, Kara tetap terlihat cantik seperti biasanya. Meski sebenarnya ia kurang percaya diri karena tidak terbiasa.

Kara melihat jam dipergelangan tangannya yang sudah menunjukan pukul delapan malam.

"Aku harus buru-buru memeriksa keberadaan laki-laki itu. Semoga dia masih di kamarnya," harap Kara.

Kara berjalan keluar dari kamar penginapannya. Ia melangkah pelan mendekati pintu kamar sebelah. Telinganya ia tempelkan di dekat pintu untuk memeriksa apakah masih ada orang di dalam sana. Kara masih bisa mendengar suara grasak-grusuk dari dalam. Berarti lelaki itu masih di kamarnya. Ia memutuskan menunggu di depan kamar miliknya agar tak terlalu mencurigakan.

Beberapa saat kemudian, hampir satu jam menunggu. Lelaki itu belum juga keluar dari kamarnya. Kara bahkan melepas high heels yang digunakannya karena kakinya sudah kebas berdiri terlalu lama. Ia berjongkok sambil mengurut betisnya pelan. Kara tak bisa masuk ke dalam kamarnya karena takut jika Arzan keluar, tapi ia tidak melihatnya. Pengorbanan ini semua ia lakukan demi mendapatkan bukti yang lebih meyakinkan.

Suara pintu terbuka terdengar membuat Kara buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Ia mengintip lewat pintu.

"Baik, aku segera kesana." Arzan keluar dari kamarnya sambil menelpon seseorang.

Kara baru keluar saat Arzan mulai jauh. Ia segera mengenakan kembali heels-nya. Tanpa menunggu lama lagi, ia segera mengikuti lelaki itu.

***

Arzan masuk ke dalam sebuah bangunan mewah yang terletak tak jauh dari hotel. Terlihat beberapa anak muda juga masuk bergerombol. Kara segera masuk agar tidak kehilangan jejak. Ia langsung bersembunyi saat melihat Arzan dan teman-temannya sedang mengobrol.

"Bagaimana persiapannya? Sudah selesai belum?" tanya Arzan pada salah satu temannya.

"Pastilah, Bro. Semua yang kita butuhkan sudah siap sedia. Tinggal dinikmati saja!" balas temannya disertai tawa.

"Aku sudah tidak sabar," celetuk salah satu di antara mereka sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.

"Ayo cepat masuk."

Mereka semua masuk ke dalam sebuah ruangan. Kara mendekati ruangan itu setelah pintunya tertutup. Ia berjalan sesantai mungkin agar tidak terlihat mencurigakan. Saat di depan pintu, ia memegang dan mendorong kenop dan ternyata pintunya tidak terkunci. Kara membukanya sedikit agar bisa melihat keadaan di dalam ruangan itu. Mulutnya menganga tak percaya melihat banyak wanita seksi yang mengapit lima lelaki yang ada di dalam, termasuk Aktor Arzan. Deretan beer dan alkohol terdapat di atas meja. Suara musik memenuhi ruangan tersebut.

"Sepertinya ini adalah tempat karoeke. Tapi, tidak mungkin mereka hanya sekedar bernyayi. Dengan wanita seksi sebanyak itu," pikir Kara mengamati.

Kara segera mengambil ponselnya untuk mengambil foto keadaan di dalam sana. Ia tersenyum bahagia. Berhasil mendapatkan bukti yang lebih meyakinkan.

Bab terkait

  • Married With My Anti-fan   Wanita Pemandu Lagu

    "Kenapa tidak masuk?" tanya seorang laki-laki yang muncul dari belakang. "HAH!!!" Kara menoleh dengan melongo kebingungan. Seorang laki-laki menatapnya intens dari atas ke bawah. Ternyata orang itu adalah salah satu teman Arzan. "Ayo masuk!" ajak laki-laki itu. Kara berniat melarikan diri, tapi laki-laki itu mendorong pintu. Pintu ruangan karaoke terbuka lebar, membuat semua mata yang ada di dalam ruangan tertuju pada Kara. Jika ia lari sekarang juga, orang-orang akan mencurigainya. Dirinya bisa saja ketahuan jika pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. "Ayo cepat masuk! Tunggu apa lagi?" tanya laki-laki itu penasaran karena Kara malah diam. Kara tersenyum ramah agar tak terlihat mencurigakan. Mau tidak mau ia melangkah masuk ruang karoeke itu. Ia akan keluar setelah tidak ada yang menyadari keberadaanya. Matanya menyusuri seisi ruangan. Sebuah sofa panjang berbentuk setengah lingkaran. Di depannya terdapat televisi lebar yang menampilkan lagu yang sedang diputar. Di tengah t

  • Married With My Anti-fan   Berita Buruk

    Tok... tok... tok....Suara ketukan dari luar membuat lelaki yang sedang berpakain menoleh bingung. Ia tidak memanggil karyawan hotel. Juga tidak punya tamu yang akan datang berkunjung pagi ini. Lelaki itu tidak terlalu memperdulikannya. Ia terlebih dahulu menggunakan celana dan baju baru setelah itu baru berniat membuka pintu."Tuan, cepat buka pintu!" teriak seseorang dari luar.Suaranya terdengar familiar, membuatnya segera membuka pintu kamar hotelnya."Apa yang kamu lakukan disini? Bukannya kamu sedang libur?" tanya lelaki itu saat membuka pintu dan melihat managernya berdiri di depannya.Manager segera masuk dengan nafas tersengal karena buru-buru datang menemui Bosnya, "Saya menghubungi Anda, tapi tidak diangkat. Ada berita penting yang harus anda lihat."Sang manager menyerahkan sebuah iPad yang terdapat sebuah video dan beberapa artikel dan juga foto-foto.Lelaki itu menatap bingung managernya. Ia memilih duduk terlebih dahul

  • Married With My Anti-fan   Siapa Pelaku Sebenarnya?

    Kamar hotel yang ditempati seorang wanita terlihat begitu berantakan. Sang pemilik kamar mengacak-ngacak barang di sekitarnya. Beberapa kali ia menggaruk rambut yang tak gatal. Kepalanya mumet mencari salah satu barang yang sangat penting baginya. Benda itu hilang sejak semalam, tapi baru menyadarinya ketika bangun pagi saat menyalakan TV."Kara bego, kamu menyimpannya dimana, sih?"Ia menyerah dan memilih duduk di kasur. Tangannya meraih remot dan kembali menyalakan Televisi yang sempat dimatikannya.Kara membeku sejenak saat melihat berita infotainment di TV yang memberitakan tentang Aktor yang dibencinya. Antara percaya dan tidak percaya. Sebuah video skandal kontroversi Aktor Arzan tersebar di internet dan sedang menjadi trending dimana mana. Berita-berita gosip di TV mulai membahasnya. Kara menekan tombol remote mencari siaran TV lain. Namun, hampir semua berita infotainment mengabarkan berita tentang Aktor tersebut."Memang ini yang kamu mau k

  • Married With My Anti-fan   Malam Bersama

    Meja kaca yang terdapat di depan kasur Arzan terlihat begitu berantakan. Terdapat beberapa botol minuman beralkohol yang berjejer di atas meja. Dua botol pecah dan tumpah berserakan akibat dilempar oleh lelaki itu. Arzan bersandar di ujung kasurnya. Tangannya menggenggam sebotol alkohol yang baru saja ia buka. Toleransi alkoholnya sebenarnya sangat rendah tapi ia tetap memaksakan diri untuk berusaha meminum minuman tersebut. Baru satu teguk ia langsung memuntahkannya karena tak menyukainya. Drttt... Drttt.... Telepon milik Ardan bergetar, ia segera meraihnya dan mengangkat telepon tanpa memeriksa siapa yang menelepon. "Halo!" ucap Arzan dengan suara serak. "Bagaimana hadiahku?" tanya suara di seberang sana sambil tertawa keras. Arzan memeriksa layar handphonenya dan terdapat nomor tidak dikenal yang menghubunginya. Ia segera mematikannya. Sejak tadi beberapa nomor tak dikenal terus menghubunginya. Sepertinya ada yang berniat menerornya. Handphone Arzan kembali bergetar tapi ia ti

  • Married With My Anti-fan   Ketahuan

    Sinar mentari mulai masuk melewati sela-sela jendela. Cahayanya menyilaukan mata seorang wanita yang sedang tertidur. Wanita itu berusaha menggerakkan tubuhnya tapi ia merasakan sesuatu mengikat erat tubuhnya. Matanya masih terasa berat untuk terbuka membuat ia memilih meraba apa yang ada di depannya. Ia mengernyit saat tangannya bersentuhan dengan kulit seseorang. Ia merasakan sebuah dada bidang tanpa penutup.Kara memaksakan membuka matanya, "AAAA!"Kara menutup mulutnya saat menyadari suara teriakannya terlalu besar.Seorang lelaki tanpa baju memeluk tubuhnya erat. Kara langsung memeriksa tubuhnya di balik selimut. Untuknya ia masih berpakaian lengkap. Lelaki itu juga masih menggunakan celana.Netranya memandangi wajah tidur lelaki itu yang terlihat begitu lelap dan tenang. Wajah tampannya terlihat begitu menggoda. Kara mengangkat tangan dan meraba pipi halus lelaki itu tanpa sadar. Beberapa saat kemudian ia tersadar dan segera menurunkan tangan dan la

  • Married With My Anti-fan   Telepon

    "Arzan akan segera menikah!"Kalimat yang keluar dari mulut Ibu Aina membuat seluruh keluarganya yang sedang berkumpul di ruang keluarga menatapnya heran."Kenapa tiba-tiba sekali?" tanya ayah yang duduk di depan Arzan dan Istrinya.Ibu Aina menatap Arzan yang duduk di sampingnya dengan tajam, "Putramu tidur dengan seorang wanita."Mata ayah Arzan membulat kaget dan langsung berdiri dengan penuh emosi sambil berkacak pinggang. Ia tidak menyangka putra semata wayangnya akan melakukan hal seperti itu karena selama ini ia telah mendidiknya dengan ajaran agama sejak kecil.Ayah menunjuk ke arah wajah Arzan, "Ini pasti ada hubungannya dengan pekerjaanmu sebagai aktor. Kamu jadi berubah sejak terjun ke dunia hiburan yang gelap itu. Kamu jadi suka party sampai tengah malam bersama teman-teman Artismu sambil minum-minuman beralkohol," ucapnya menggebu-gebu.Ibu Aina langsung berdiri dan berusaha menenangkan suaminya yang terlihat sangat emosi. Ia me

  • Married With My Anti-fan   Konferensi Pers

    Kara melangkah keluar dari kamarnya dengan linglung. Ia baru saja bangun dan sangat haus sekarang. Matanya menyipit dan sesekali terpejam karena mengantuk. Tangannya memegangi tembok untuk menuntun jalannya menuju dapur. Padahal ia bangun jam sepuluh pagi, tapi tetap saja masih mengantuk."Non, awas nabrak!"Teriakan seseorang membuat Kara langsung membuka mata lebar-lebar dan benar saja sebuah tiang berdiri tepat di depannya. Kara menoleh ke arah ruangan di samping dapur yang merupakan ruangan khusus pembantu yang biasa mereka jadikan tempat untuk bersantai. Seorang wanita tua duduk melantai di depan televisi tabung kecil yang terlihat sudah usang."Lagi nonton apa, Bi Inah?' tanya Kara berbasa-basi."Ini Non, ada berita terbaru yang lagi viral. Bibi deg-degan nontonnya." Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV, Bi Inah menjawab pertanyaan Kara."Seru banget kayaknya," celetuk Kara pelan."Iya, Non! Kasian aktornya difitnah orang. Mere

  • Married With My Anti-fan   Tamu Tak Diundang

    Kara duduk di kursi depan meja komputer miliknya. Mata bulatnya fokus membaca ribuan komentar yang terdapat di layar komputer. Artikel yang membahas tentang Aktor Arzan dipenuhi dengan komentar-komentar kebencian dan hinaan. Tapi masih banyak juga komentar dukungan dan pembelaan untuknya. Skandal kontroversi ini tidak membuat para fans Arzan bubar melainkan mereka tetap membela dan siap menjadi tameng terhadap komentar kebencian dari netizen.Apalagi setelah klarifikasi yang dilakukan oleh Aktor Arzan, membuat banyak orang yang mulai mendukungnya kembali. Menurut mereka yang menjadi korban disini adalah Arzan karena privasinya telah dilanggar.Kara menggigit kuku jempolnya khawatir. Dulu ia sangat senang jika ada yang membenci Arzan. Hal ini merupakan kejadian yang diinginkannya sejak dulu. Namun, entah mengapa setelah hal itu terwujud, Kara malah merasa tidak tenang dan juga tidak senang. Kara kira, ia akan sangat bahagia setelah keinginannya terwujud.Ting...

Bab terbaru

  • Married With My Anti-fan   Tamu Tak Diundang

    Kara duduk di kursi depan meja komputer miliknya. Mata bulatnya fokus membaca ribuan komentar yang terdapat di layar komputer. Artikel yang membahas tentang Aktor Arzan dipenuhi dengan komentar-komentar kebencian dan hinaan. Tapi masih banyak juga komentar dukungan dan pembelaan untuknya. Skandal kontroversi ini tidak membuat para fans Arzan bubar melainkan mereka tetap membela dan siap menjadi tameng terhadap komentar kebencian dari netizen.Apalagi setelah klarifikasi yang dilakukan oleh Aktor Arzan, membuat banyak orang yang mulai mendukungnya kembali. Menurut mereka yang menjadi korban disini adalah Arzan karena privasinya telah dilanggar.Kara menggigit kuku jempolnya khawatir. Dulu ia sangat senang jika ada yang membenci Arzan. Hal ini merupakan kejadian yang diinginkannya sejak dulu. Namun, entah mengapa setelah hal itu terwujud, Kara malah merasa tidak tenang dan juga tidak senang. Kara kira, ia akan sangat bahagia setelah keinginannya terwujud.Ting...

  • Married With My Anti-fan   Konferensi Pers

    Kara melangkah keluar dari kamarnya dengan linglung. Ia baru saja bangun dan sangat haus sekarang. Matanya menyipit dan sesekali terpejam karena mengantuk. Tangannya memegangi tembok untuk menuntun jalannya menuju dapur. Padahal ia bangun jam sepuluh pagi, tapi tetap saja masih mengantuk."Non, awas nabrak!"Teriakan seseorang membuat Kara langsung membuka mata lebar-lebar dan benar saja sebuah tiang berdiri tepat di depannya. Kara menoleh ke arah ruangan di samping dapur yang merupakan ruangan khusus pembantu yang biasa mereka jadikan tempat untuk bersantai. Seorang wanita tua duduk melantai di depan televisi tabung kecil yang terlihat sudah usang."Lagi nonton apa, Bi Inah?' tanya Kara berbasa-basi."Ini Non, ada berita terbaru yang lagi viral. Bibi deg-degan nontonnya." Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV, Bi Inah menjawab pertanyaan Kara."Seru banget kayaknya," celetuk Kara pelan."Iya, Non! Kasian aktornya difitnah orang. Mere

  • Married With My Anti-fan   Telepon

    "Arzan akan segera menikah!"Kalimat yang keluar dari mulut Ibu Aina membuat seluruh keluarganya yang sedang berkumpul di ruang keluarga menatapnya heran."Kenapa tiba-tiba sekali?" tanya ayah yang duduk di depan Arzan dan Istrinya.Ibu Aina menatap Arzan yang duduk di sampingnya dengan tajam, "Putramu tidur dengan seorang wanita."Mata ayah Arzan membulat kaget dan langsung berdiri dengan penuh emosi sambil berkacak pinggang. Ia tidak menyangka putra semata wayangnya akan melakukan hal seperti itu karena selama ini ia telah mendidiknya dengan ajaran agama sejak kecil.Ayah menunjuk ke arah wajah Arzan, "Ini pasti ada hubungannya dengan pekerjaanmu sebagai aktor. Kamu jadi berubah sejak terjun ke dunia hiburan yang gelap itu. Kamu jadi suka party sampai tengah malam bersama teman-teman Artismu sambil minum-minuman beralkohol," ucapnya menggebu-gebu.Ibu Aina langsung berdiri dan berusaha menenangkan suaminya yang terlihat sangat emosi. Ia me

  • Married With My Anti-fan   Ketahuan

    Sinar mentari mulai masuk melewati sela-sela jendela. Cahayanya menyilaukan mata seorang wanita yang sedang tertidur. Wanita itu berusaha menggerakkan tubuhnya tapi ia merasakan sesuatu mengikat erat tubuhnya. Matanya masih terasa berat untuk terbuka membuat ia memilih meraba apa yang ada di depannya. Ia mengernyit saat tangannya bersentuhan dengan kulit seseorang. Ia merasakan sebuah dada bidang tanpa penutup.Kara memaksakan membuka matanya, "AAAA!"Kara menutup mulutnya saat menyadari suara teriakannya terlalu besar.Seorang lelaki tanpa baju memeluk tubuhnya erat. Kara langsung memeriksa tubuhnya di balik selimut. Untuknya ia masih berpakaian lengkap. Lelaki itu juga masih menggunakan celana.Netranya memandangi wajah tidur lelaki itu yang terlihat begitu lelap dan tenang. Wajah tampannya terlihat begitu menggoda. Kara mengangkat tangan dan meraba pipi halus lelaki itu tanpa sadar. Beberapa saat kemudian ia tersadar dan segera menurunkan tangan dan la

  • Married With My Anti-fan   Malam Bersama

    Meja kaca yang terdapat di depan kasur Arzan terlihat begitu berantakan. Terdapat beberapa botol minuman beralkohol yang berjejer di atas meja. Dua botol pecah dan tumpah berserakan akibat dilempar oleh lelaki itu. Arzan bersandar di ujung kasurnya. Tangannya menggenggam sebotol alkohol yang baru saja ia buka. Toleransi alkoholnya sebenarnya sangat rendah tapi ia tetap memaksakan diri untuk berusaha meminum minuman tersebut. Baru satu teguk ia langsung memuntahkannya karena tak menyukainya. Drttt... Drttt.... Telepon milik Ardan bergetar, ia segera meraihnya dan mengangkat telepon tanpa memeriksa siapa yang menelepon. "Halo!" ucap Arzan dengan suara serak. "Bagaimana hadiahku?" tanya suara di seberang sana sambil tertawa keras. Arzan memeriksa layar handphonenya dan terdapat nomor tidak dikenal yang menghubunginya. Ia segera mematikannya. Sejak tadi beberapa nomor tak dikenal terus menghubunginya. Sepertinya ada yang berniat menerornya. Handphone Arzan kembali bergetar tapi ia ti

  • Married With My Anti-fan   Siapa Pelaku Sebenarnya?

    Kamar hotel yang ditempati seorang wanita terlihat begitu berantakan. Sang pemilik kamar mengacak-ngacak barang di sekitarnya. Beberapa kali ia menggaruk rambut yang tak gatal. Kepalanya mumet mencari salah satu barang yang sangat penting baginya. Benda itu hilang sejak semalam, tapi baru menyadarinya ketika bangun pagi saat menyalakan TV."Kara bego, kamu menyimpannya dimana, sih?"Ia menyerah dan memilih duduk di kasur. Tangannya meraih remot dan kembali menyalakan Televisi yang sempat dimatikannya.Kara membeku sejenak saat melihat berita infotainment di TV yang memberitakan tentang Aktor yang dibencinya. Antara percaya dan tidak percaya. Sebuah video skandal kontroversi Aktor Arzan tersebar di internet dan sedang menjadi trending dimana mana. Berita-berita gosip di TV mulai membahasnya. Kara menekan tombol remote mencari siaran TV lain. Namun, hampir semua berita infotainment mengabarkan berita tentang Aktor tersebut."Memang ini yang kamu mau k

  • Married With My Anti-fan   Berita Buruk

    Tok... tok... tok....Suara ketukan dari luar membuat lelaki yang sedang berpakain menoleh bingung. Ia tidak memanggil karyawan hotel. Juga tidak punya tamu yang akan datang berkunjung pagi ini. Lelaki itu tidak terlalu memperdulikannya. Ia terlebih dahulu menggunakan celana dan baju baru setelah itu baru berniat membuka pintu."Tuan, cepat buka pintu!" teriak seseorang dari luar.Suaranya terdengar familiar, membuatnya segera membuka pintu kamar hotelnya."Apa yang kamu lakukan disini? Bukannya kamu sedang libur?" tanya lelaki itu saat membuka pintu dan melihat managernya berdiri di depannya.Manager segera masuk dengan nafas tersengal karena buru-buru datang menemui Bosnya, "Saya menghubungi Anda, tapi tidak diangkat. Ada berita penting yang harus anda lihat."Sang manager menyerahkan sebuah iPad yang terdapat sebuah video dan beberapa artikel dan juga foto-foto.Lelaki itu menatap bingung managernya. Ia memilih duduk terlebih dahul

  • Married With My Anti-fan   Wanita Pemandu Lagu

    "Kenapa tidak masuk?" tanya seorang laki-laki yang muncul dari belakang. "HAH!!!" Kara menoleh dengan melongo kebingungan. Seorang laki-laki menatapnya intens dari atas ke bawah. Ternyata orang itu adalah salah satu teman Arzan. "Ayo masuk!" ajak laki-laki itu. Kara berniat melarikan diri, tapi laki-laki itu mendorong pintu. Pintu ruangan karaoke terbuka lebar, membuat semua mata yang ada di dalam ruangan tertuju pada Kara. Jika ia lari sekarang juga, orang-orang akan mencurigainya. Dirinya bisa saja ketahuan jika pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. "Ayo cepat masuk! Tunggu apa lagi?" tanya laki-laki itu penasaran karena Kara malah diam. Kara tersenyum ramah agar tak terlihat mencurigakan. Mau tidak mau ia melangkah masuk ruang karoeke itu. Ia akan keluar setelah tidak ada yang menyadari keberadaanya. Matanya menyusuri seisi ruangan. Sebuah sofa panjang berbentuk setengah lingkaran. Di depannya terdapat televisi lebar yang menampilkan lagu yang sedang diputar. Di tengah t

  • Married With My Anti-fan   Mendapatkan Bukti

    Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai marmer menggema. Kara berjalan seorang diri melewati lorong hotel yang begitu sepi. Ia beberapa kali celingak-celinguk mencari lelaki dan wanita yang tadi diikutinya. Mereka melangkah terlalu cepat membuatnya hilang dari pandangan Kara. Tadi sengaja menjaga jarak agar tak ketahuan, tapi malah kehilangan targetnya. Ia berhenti sejenak saat di depannya terdapat dua lorong yang berbeda arah."Mereka pergi kemana yah?" ucapnya kebingungan. "Cap cup cup ajalah. Cap cup cup kembang kuncup pilih mana yang mau dicup.... Ah, kanan!"Kara memilih lorong di arah kanan. Berharap pilihannya tidak salah. Ia segera melangkah agar tak kehilangan orang yang dicarinya. Di sepanjang lorong ia tak melihat siapapun. Membuat Kara mulai meragukan pilihannya. Ia semakin jauh melangkah, tapi tetap saja belum menemukan kedua manusia itu. Kara berhenti berjalan saat merasa ia mulai jauh. Ia menghela nafas panjang. Merasa us

DMCA.com Protection Status