Share

Asing

Author: Gana Dahayu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ne, apa aku seasing itu sampe kamu nggak cerita apa pun? Masa iya harus dengar dari mulut orang lain, sih? Jelasin ke aku ada apa sebenarnya.” Niko yang datang tiba-tiba ke kantor Nea hanya untuk memarahi gadis itu.

“Ne, kenapa diam aja!” Niko terus memaksa Nea berbicara.

Nea yang sedang fokus pada laptopnya langsung melirik tajam. “Bisa nggak biarin aku selesaikan pekerjaan ini dulu terus ngobrol?” tanya Nea geram.

Niko malah menggeleng membuat emosi Nea melonjak.

“Nik! Plis, aku lagi ngejar deadline. Nanti aku jelasin, seriusan,” pinta Nea dengan wajah memelas.

“Nea ini istirahat, simpan aja laptopnya!” Niko mengambil laptop Nea dan memegang kedua bahu gadis itu, lalu mengarahkan tubuh gadis ke arahnya.

“Oke, apa pertanyaannya? Aku nggak bisa lama.”

Tarikan napas yang panjang dari Niko membuat Nea bergidik ngeri, sepertinya tidak akan sebentar. Niko pasti langsung menyerbunya dengan puluhan pertanyaan.

“Kamu dilamar sama CEO Adelard Construction itu?” tanya Niko memulai intr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Married For Sale   Memandang Rendah

    Malam ini Nea begitu sibuk. Setelah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Ayu, kini dia diberikan pekerjaan baru oleh Pak Adi. Tubuhnya mulai lemah karena bekerja seharian tetapi semangatnya masih penuh. Rasa lelah sedikit tidak mempengaruhi semangat Nea yang menggebu-gebu. Masalah Niko, Nea menjadi lebih tenang setelah Rea mengatakan bahwa pria itu akan datang ke rumah malam ini. "Nea, sudah malam. Lebih baik kamu pulang dan kerjakan di rumah saja, saya pamit duluan." Pak Adi terburu-buru untuk pulang. Nea, Ayu, dan sejumlah karyawan lainnya bernapas lega. Setelah bekerja seharian akhirnya mereka bisa pulang. "Akhirnya, capek banget," ucap Ayu sembari meregangkan tubuhnya. Teman kantor Nea mulai grasak-grusuk untuk pulang. Mereka mulai sibuk menyusun barang-barangnya sementara Nea memilih memejamkan mata sesaat."Ne, pulang sama siapa?" tanya Ayu melirik ke arah Nea yang kelelahan."Biasa, mbak. Naik motor sendiri, mbak mau diantar?" Mata Nea mulai terbuka dan ia menegakkan pun

  • Married For Sale   Memperebutkan Nea

    Mata Niko tidak bisa beralih, tubuhnya membeku serta matanya terus menatap ke satu tempat. Setelah duduk sekitar setengah jam, Niko dikejutkan dengan kehadiran Nea. Nea yang di hadapannya kali ini berbeda, ia terlihat anggun mengenakan gaun putih panjang hingga menyapu lantai serta rambut yang disanggul. Waktu seakan melambat begitu juga dengan Nea yang berjalan ke arah Niko. Senyuman yang terpancar ditambah gerakan lambat yang dilihat Niko membuat pria itu menahan napas sesaat.“Cantik,” gumamnya.Nea mendengar ucapan Niko langsung tersenyum. “Tidak perlu minta pendapat, lewat tatapan aja udah tahu jawabannya apa,” kekeh Nea sembari mengangkat gaunnya yang sempat terinjaknya. Niko tersadar langsung memalingkan wajah. “Sok tahu, tapi bajunya emang bagus jadi pas kamu pakai ya cantik-cantik aja,” alibi Niko.Ucapan Niko tentu tidak bisa meyakinkan Nea. Jelas wajah Niko tadi terpesona sama dirinya. “Aku pilih ini aja? Atau coba yang lain ya?” Nea mulai melihat ke sekeliling. Ia sudah

  • Married For Sale   Menghitung Hari

    Pernikahan tinggal menghitung beberapa hari lagi. Rumah Nea mulai ramai didatangi oleh tetangga serta kerabat. Pernikahan memang diselenggarakan di gedung tetapi ada beberapa persiapan yang dilakukan di rumah yang dibantu oleh kerabat Nea serta tetangga. Rea baru saja kembali membagikan undangan. Sesuai keinginan Nea, pernikahannya tidak dihadiri banyak orang dan hanya orang terpilih yang diundang. “Bu, undangan udah Rea antar.” Rea duduk selonjoran di sebelah Indri yang sedang menyiapkan souvernir. “Rumah Tante kamu, Nisa, udah?” tanya Indri. Rea mengangguk. “Udah semua.”“Oke, bantu ibu susun souvernir ini ke dalam kotak,” ucap Indri. Rea menghela napas. Nea sudah menawarkan Indri untuk memesan souvernir yang sudah jadi tanpa harus kita siapkan terlebih dahulu, tetapi Indri menolak. Ia ingin orang yang mendapatkan souvernir merasakan usaha dan kebahagiaan mereka.“Ibu, ibu, dikasih kemudahan malah minta yang ribet.” Rea memulai pekerjaan dengan mengomeli ibunya.“Kerjakan aja,

  • Married For Sale   Zee Cantik

    Zee terus berlarian ke sana ke mari, ia begitu antusias saat di sekelilingnya dipenuhi oleh permainan. Saat ini Aciel mengajak gadis kecil itu ke wahana permainan di salah satu mall yang berada di dekat rumah. "Sus, tolong jaga Zee. Saya ingin jemput Nea sebentar.""Baik, pak." Aciel langsung pergi menuju parkiran. Hari ini ia berencana menjemput Nea dari kantor. Ada beberapa hal yang harus dibahas sebelum pernikahan dan sampai sekarang Aciel belum sempat membahasnya. Setelah sampai di parkiran, Aciel disambut dengan Pak Didin, sopir Aciel. Pak Didin membukakan pintu untuk tuannya lalu kembali masuk ke dalam mobil."Antar kan saya ke kantor Nea, tolong dipercepat." Aciel melirik sekilas jam tangan yang melingkar di tangannya. Ia dia takut kalau Nea sudah lebih dulu pulang. "Baik, tuan.""Galen, di mana dia?" tanya Aciel saat menyadari tidak ada Galen sejak tadi."Pak Galen baru saja pulang, dia bilang ada yang mau di urus.""Oke." Mobil mulai melaju membelah jalanan kota, sepanjan

  • Married For Sale   Apakah Pak El Tahu?

    Setelah berusaha menemui Niko berkali-kali, hari ini akhirnya Nea bisa bertatapan langsung dengan laki-laki ini. Nea sempat ingin memukul bahunya karena kesal Niko tidak mau bertemu dengannya tapi urung mengingat hubungan mereka yang sedang retak.“Tumben banget nyariin, biasanya aku yang nyariin,” sindir Niko.Tentu Nea merasa tersindir dan tertohok. Jika dipikir-pikir benar apa yang dikatakan Niko, selama ini Nea terlalu tidak peduli pada keadaan sekitar.“Sorry, aku minta maaf udah bicara sembarangan.” Nea menangkupkan kedua telapak tangannya dan menatap kedua mata Niko dengan wajah melasnya.Niko memalingkan wajahnya. Kali ini ia bertekad tidak akan mudah termakan rayuan Nea. “Maaf? Besok diulangi lagi.”Nea menarik napas dan membuangnya peralahan. Matanya kembali menatap ke arah Niko yang enggan menatapnya.“Aku minta maaf, aku berusaha untuk tidak mengulanginya. Nik, Minggu aku nikah dan kamu masih marah? Aku mau kamu datang ke nikahan aku,” bujuk Nea.“Jadi datang ke sini supa

  • Married For Sale   Impian Masa Kecin

    Flashback OnAkad nikah sepasang kekasih baru saja selesai, semua orang mengucap syukur dan menangis haru. Kini semua orang sedang menikmati hidangan yang telah disediakan oleh keluarga pengantin tak terkecuali ke keluarga Nea. Nea yang saat itu berusia 6 tahun terus memandangi pengantin yang duduk di pelaminan. Gadis kecil itu menarik baju ayahnya dan mendongak menatap kedua bola mata sang ayah. “Ayah, nikah itu apa? Kenapa mereka senang?” tanya Nea.Omar menunduk lalu menarik hidung Nea gemas. Anaknya ini memang selalu menanyakan setiap hal. “Pernikahan adalah ritual sakral antara sepasang kekasih.”Penjelasan Omar yang cukup berat tentu sulit diterima gadis kecil itu. Ia membuka mulut dengan alis menyatu. “Apa itu ayah?”Omar terkekeh. “Kayak ibu sama ayah yang hidup berdua selamanya, sama seperti teman? Mereka akan hidup bersama seumur hidupnya. Bisa bermain sama, bercerita, jalan-jalan, dan hal lain yang dilakukan bersamaan,” jelas Omar dengan kata-kata yang mudah dimengerti o

  • Married For Sale   Sah

    Sebuah tarikan napas yang cukup panjang oleh Nea membuat orang yang duduk di sebelahnya sempat melirik sekilas. Gadis itu tak hentinya menghela napas lalu bergerak gelisah. Mereka berdua kini dilihat oleh banyak orang yang membuat Nea menjadi gugup dan gelisah, apalagi saat ini adalah detik-detik dirinya menjadi lajang.Matanya menatap pada ayah yang menjabat tangan Aciel dan mata mereka saling beradu. Gadis itu semakin bertambah gugup saat ayahnya mulai bersuara.“ Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Aciel Cale bin Adelard Cale dengan anak saya yang bernama Nea Halina dengan maskawinnya berupa uang tunai senilai 500 juta, tunai.” Suara tegas nan lantang membuat atmosfer semakin tegang.Darah Nea berdesir hebat bersama dengan detak jantungnya diluar batas normal. Sesaat gadis itu sulit untuk meraih oksigen. Beberapa tamu undangan dan keluarga ikut merasakan kegugupan yang dirasakan Nea. Suasana hening dan hanya terfokus pada Omar dan Aciel.“Saya terima nikahnya dan kawinn

  • Married For Sale   Malam Di Hotel

    Indri dan Omar sibuk menyapa para tamu yang datang. Tamu datang silih berganti membuat sepasang suami istri tersebut tidak berhenti berkeliling. Rea pun begitu, mereka tidak melewatkan satu tamu pun.“Kak Mira, Indri senang lihat kakak datang.” Indri berjalan dengan semangat melihat sang kakak yang tinggal di luar kota menyempatkan untuk datang di pernikahan putrinya.“Masa Nea nikah kakak nggak datang, mana Nea nya? Kok nggak kelihatan?” Mira melihat ke kanan dan kiri tetapi tidak menemukan Nea serta suami. “Oh, Nea lagi ganti baju. Sebentar lagi juga keluar, kakak nikmatin hidangan yang sudah disediakan saja dulu.” Mira mengangguk, matanya masih sibuk mencari sesuatu. Indri pun mengikuti arah pandang Mira namun ia tidak menemukan apa yang dicari wanita itu. “Kakak nyari apa?” tanya Indri. “Mertua Nea ke mana? Dari tadi kakak lihat Cuma kalian yang sibuk nyapa tamu.” Pertanyaan yang diberikan sang kakak membuat Indri diam mematung, ia hanya tersenyum tipis. “Orang tua Nak El be

Latest chapter

  • Married For Sale   Cerai

    Semalaman Nea tidak tidur, ia terus mencoba menghubungi Aciel akan tetapi tidak mendapatkan jawaban sama sekali. Omar pun ikut menemani Nea karena khawatir pada anak sulungnya itu. Pagi ini sudah beberapa kali Omar memaksa sang putri untuk sarapan, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Nea. "Ne, ayolah makan. Ibu sudah masak untuk kamu. Jangan hanya duduk seperti itu terus," ucap Omar melihat sang putri duduk di dekat jendela. Tidak ada respon, Nea masih duduk termenung di dekat jendela memikirkan keadaan Aciel. Telepon tidak diangkat dan ia pun tak bisa keluar rumah karena Indri mengurungnya. "Ayah akan coba bujuk ibumu agar bisa keluar, kamu bisa lihat keadaan Nak El. Jangan kayak gini terus, ayah jadi khawatir. Di luar ibumu sudah khawatir karena Rea masih belum bisa dihubungi."Nea memang terlihat acuh akan tetapi setiap kata yang keluar dari mulut Omar didengarkannya dengan baik. Ia pun langsung menolehkan kepala, memang Nea belum menghubungi Rea. Apa yang terjadi pada gadis itu?

  • Married For Sale   Panik

    Matahari mulai tenggelam berganti dengan sinar rembulan akan tetapi seorang wanita masih setia duduk di teras dengan ponsel yang terus menghubungi seseorang. Wajahnya terlihat cemas sejak tadi membuat seorang pria paruh baya yang melihatnya merasa iba. "Ne, mungkin kerjaan Nak El belum selesai. Masuk saja dulu, di luar dingin," ucap Omar membujuk sang putri untuk masuk tapi tidak ada jawaban dari Nea. "Mas El udah janji mau datang, dia pasti datang yah. Ayah saja masuk, Nea tidak apa sendirian." Omar menghela napas berat melihat sang putri yang keras kepala. Ia pun melirik ke arah jam yang tergantung di dinding. "Sudah jam 9 malam, lebih baik kamu istirahat saja."Nea menggeleng. "Tidak, Nea tidak bisa istirahat. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tidak-tidak. Ponsel Mas El nggak aktif sekarang, tadi masih bisa di telepon. Kak Galen juga nggak angkat telepon Nea, tadi coba telepon kantor katanya mereka berdua nggak ada di kantor sejak pagi. Yah, kira-kira ke mana mereka? Nea khaw

  • Married For Sale   Aciel Menghilang

    Hari ini adalah hari yang ditunggu Nea. Semalaman wanita itu tidak tidur memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Lihatlah sekarang saat ini Nea sedang sibuk di dapur menyiapkan beberapa makanan yang akan disajikan untuk sang suami. Indri pada awalnya sempat marah akan tetapi Omar membujuk istrinya itu untuk mendengarkan Aciel sekali ini saja. "Ne, jam berapa Nak El datang?" tanya Omar. Nea yang sedang sibuk menggoreng ayam langsung menoleh ke belakang di mana sang ayah tengah duduk di kursi roda dekat pintu dapur. "Katanya siang, yah. Pagi ada kerjaan yang harus dikerjai."Omar mengangguk paham. "Yaudah, ayah mau ke depan dulu jalan-jalan, kalau sudah datang kabari ayah saja." "Oke, hati-hati yah."Perhatian wanita itu kembali pada ayam yang sudah mulai matang. Ia membalikkan ayam itu dan menunggunya beberapa saat sebelum diangkat. Suara derap kaki yang mendekat membuat perhatian Nea kembali teralihkan. Indri berdiri di belakangnya dengan ponsel di tangan. Wajah yang terlihat ce

  • Married For Sale   Harapan Satu-satunya

    Rea tertawa melihat Galen yang baru saja terjatuh akibat tersandung. Tawanya yang cukup kuat membuat Galen mendengkus kesal dan berusaha untuk bangkit. Setelah itu, ia menoyor kepala Rea. Mereka baru saja dua hari di Yogyakarta tapi sudah sangat dekat satu sama lain. "Makanya jangan jalan cepat banget kak, tuh malah kesandung kan. Lagian, kebiasaan jalan kayak cheetah," kekeh Rea lalu berjalan meninggalkan Galen. "Kalau ketinggalan kereta gimana? Kamu tahu ini tiket terakhir."Hari ini, Galen akan pulang ke Jakarta. Sebelumnya Galen memperkenalkan Rea dengan teman kuliah Galen dulu yang akan menjaganya selama di sini. Ada beberapa urusan yang harus Galen kerjakan. "Ya ampun, padahal masih ada sepuluh menit lagi. Santai aja kali," ucap Rea tenang. Jika Rea bisa tenang tidak untuk Galen, pria itu sangat tepat waktu dan tidak pernah terlambat oleh karena itu ia berusaha sebisa mungkin untuk datang tepat waktu. "Rea waktu itu sangat berharga, bagi kamu hanya sepuluh menit bagi aku t

  • Married For Sale   Rasa Rindu

    Nea melirik ke sekeliling, sekiranya dirasa sudah aman barulah ia mengunci pintu kamar dan mengambil ponsel yang diberikan Rea tempo hari. Ya, setelah kejadian tersebut, Indri menyita ponsel Nea dan membuatnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan Aciel. Untuk keluar saja Nea harus ditemani terlebih dahulu. Hidup Nea jauh dari kata nyaman. Setelah mencari kontak yang ingin dihubungi, barulah Nea langsung menempelkan ponsel ke telinga dan menunggu sang penerima menjawab panggilan Nea."Halo, Ne? Syukurlah akhirnya kamu hubungi aku." Suara yang sudah lama tidak didengar oleh Nea. Hanya suaranya baru terdengar membuat Nea sangat bahagia. Ia langsung mencari posisi nyaman untuk bicara pada orang tersebut. "Iya, mas. Kemarin mau hubungi mas, tapi ibu ngikutin aku Mulu sekarang ibu sedang tidur dan kebetulan ayah duduk di luar, jadi bisa hubungi mas.""Gimana kabar kamu? Semuanya baik, kan?" tanya Aciel. "Nea baik-baik saja, tidak ada masalah hanya kemarahan ibu yang belum reda. Mas g

  • Married For Sale   Kepergian Rea

    "Di mana Kak El?" tanya Rea pada Galen yang baru saja datang dengan tas ransel yang seperti tidak ada isinya itu. Mata Rea masih berkeliling melihat keberadaan sosok Aciel. "Kakak nggak ngajak Kak El? Bukannya Rea minta tolong untuk mempertemukan Rea dengan Kak El?" Galen menghela napas. "El di rumah, dia nggak mau diajak bicara. Aku udah coba ngajak dia ke sini tapi nggak ada jawaban. Lebih baik kita tunggu saja mana tahu El akan datang." Harapan satu-satunya akan hubungan mereka adalah cara Aciel membujuk sang ibu. Indri saat ini memang sangat marah akan tetapi perlahan wanita itu akan mendengarkan Nea ataupun Aciel.Cukup lama mereka menunggu, setengah jam lagi kereta aka berangkat tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Aciel hingga pria itu terlihat sedang berjalan ke arah sini dengan wajah datarnya. "Itu Kak El!" Rea membenarkan ransel di punggungnya dan berlari menghampiri Aciel."Kak El, cepat Rea mau bicara!" Rea menarik tangan Aciel dan duduk di kursi yang tidak banyak oran

  • Married For Sale   Aciel Datang

    Suara gedoran pintu yang terus terdengar membuat orang rumah langsung berdecak kesal. Indri berjalan dengan hentakan kaki yang cukup kuat berjalan ke pintu rumah akan tetapi ditahan oleh Nea."Bu, biar Nea saja yang keluar," bujuk Nea.Indri menghempaskan kasar tangan Nea hingga tubuh sang anak terhuyung ke belakang. "Duduk saja di dalam jangan keluar!" tegasnya. Nea langsung mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon sang suami akan tetapi tidak diangkat hingga akhirnya suara pintu terbuka menampilkan wajah Aciel. "Ngapain kamu ke sini?" tanya Indri dengan nada tinggi. "Bu, dengarkan penjelasan El terlebih dahulu, El akui awal pernikahan kami salah dan telah memaksa Nea untuk menikahi saya—"Indri mengangkat telapak tangannya memberi kode pada Aciel untuk berhenti bicara. "Sudah, saya hanya ingin dengan pengakuan itu. Semuanya sudah jelas, kenapa masih di sini? Silakan pulang, masalah hutang akan saya bayar besok. Silakan pergi dan jangan pernah kembali!" Tangan Indri menarik ga

  • Married For Sale   Terlambat

    Sesuai permintaan Nea, sejak pagi Rea sudah mengawasi setiap gerak-gerik Omar dan Indri. Tidak ada yang aneh, malahan Indri yang merasa risih dengan Rea yang selalu mengikuti ke mana ia pergi. "Re, ada masalah apa sih? Kenapa ikutin ibu mulu?" protes Indri.Rea tidak menghiraukannya, ia malah sibuk dengan ponsel seakan dirinya sibuk padahal setelah itu kembali melihat ke arah ibunya tiada henti. "Kamu mau uang?" tanya Indri, teringat akan anak tetangga yang bertingkah persis seperti Rea karena menginginkan uang jajan lebih. Tatapan Rea langsung teralihkan dari ponsel. "Ha? Ibu bilang apa?" Indri berdecak kesal. "Kamu kenapa? Dari tadi sikapnya aneh banget. Kamu butuh uang jajan lebih?" tanya Indri. Sang anak pun menggeleng. "Cuma lihat ibu lagi masak apa. Lagian kak Nea baru ngirim uang jajan banyak, ngapain minta ke ibu lagi.""Yaudah, kamu tolongin ambil daun jeruk di kulkas." Rea pun langsung bangkit dari duduknya mengambil daun jeruk sesuai perintah sang ibu. Saat berbalik,

  • Married For Sale   Mulai Terusik Ancaman

    "El, kamu dan Nea harus bicarakan mengenai pernikahan kalian pada orang tua Nea secepatnya. Niko mulai mengumpulkan bukti menjatuhkanmu. Bahkan, dia sudah tahu Pak Broto yang membuat kamu meminta Nea untuk menikah." Galen memberikan beberapa foto yang menunjukkan Niko menemui sekretaris Pak Broto.Aciel mengacak rambut kasar sambil membuang semua foto-foto itu ke lantai. "Sial! Kenapa dia tidak berhenti?" geram Aciel. "Kamu secepatnya harus membatalkan kontrak pernikahan itu dan berkata jujur dengan orang tua Nea dan juga Tante Dayana sebelum terlambat."Niko sama sekali tidak membiarkan Aciel dapat bernapas lega. Ia pun bangkit dan membalikkan tubuh. Bola mata yang berputar hingga terhenti saat bertemu dengan netra hitam Nea. "Nea?" gumam Aciel dengan kepala yang beralih ke kiri Nea. "Rea?" Kedua kakak beradik itu berdiri sambil memandangi Aciel yang terlihat kaget. Terlebih lagi Rea yang masih bingung dengan apa yang terjadi. Nea yang langsung menoleh ke kiri, makanan yang dipega

DMCA.com Protection Status