Beberapa hari berlalu. Apa yang di katakan Zayn benar terjadi. Setelah kejadian dimana mereka telah tidur bersama, bukan hanya sekedar tidur itu. Zeline tak keluar dari kamarnya. Bukan tidak keluar, melainkan menunggu Zayn berangkat ke kantor dulu barulah ia keluar dari kamar, dan akan kembali mengurung diri di kamar sebelum Zayn pulang ke rumah. Zeline benar-benar merasa malu untuk bertemu dengan Zayn apa lagi jika ia mengingat saat dimana ia yang tanpa malunya memimpin permain. Memikirkannya saja membuat Zeline merasa malu dengan dirinya sendiri, apa lagi jika bertemu dengan Zayn.
Jarum jam menunjukan pukul sepuluh malam dan Zeline belum mengisi perutnya. Ia mengelus perutnya. tidak ada pilihan, akhirnya dia terpaksa keluar dari kamar, namun sayangnya tidak ada apa-apa di dalam lemari pendingin.
Zeline yang masih berdiri di depan lemari pendingin di buat terkejut, saat mendengar suara langkah kaki yang masuk ke dapur, ia membalikkan tubuhnya dan melihat Zayn masuk ke
Mobil yang di kemudikan Zayn tiba di rumah mereka. Zayn membuka Seatbelt lalu turun lebih dulu dari mobil tanpa mengatakan apapun pada Zeline yang menatap bingung padanya."Apa aku membuat kesalahan?" ucapnya bingung.Zeline turun dari dalam mobil lalu menyusul langkah Zayn untuk masuk kedalam rumah, baru saja ia melangkah masuk, suara pintu yang ditutup cukup keras oleh Zayn membuat Zeline terkejut, dan semakin bingung ada apa dengannya."Sudahlah, lagi pula bukan urusanku, mungkin saja dia sedang ada masalah," gumam Zeline kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.Di lantai atas tepatnya di dalam kamarnya, Zayn bersandar di balik pintu untuk menata hatinya yang merasa tidak nyaman setelah mendengar ucapan Zeline saat di restoran. Mendengar kata berpisah dan sementara dari Zeline membuatnya merasa tidak nyaman, ia merasa begitu gelisah dengan kalimat yang di ucapkan Zeline."Ada apa dengan hatiku? Sadarlah, Zayn. Tujuanmu adalah membalas dendam
Zeline tiba di A3 bakery terdiam di depan pintu masuk, ia menatap bingung pada etalase roti yang ada di sana yang terlihat kosong. Ia mulai menduga-duga apa mungkin sesuatu telah terjadi hingga mamanya dan Ria tidak bisa membuat roti. Untuk menjawab rasa penasarannya, Zeline masuk ke dalam menuju dapur, "kak, kenapa tidak ada satupun roti di luar?" tanya Zeline pada Ria yang tengah membersihkan dapur di sana. "Kapan tiba, Ze?" tanya Ria menatap Zeline. "Batu saja kak, kalian tidak membuat roti?" ulang Zeline kembali bertanya. "Semua sudah habis terjual, Ze!" jawab Ria tersenyum menatap Zeline. "Habis? Semuanya?" ulang Zeline bertanya yang di angguki oleh Ria. "iya, sudah beberapa hari belakangan ini semua roti dan kue selalu habis terjual dengan sangat cepat, contohnya hari ini!" jawab Ria semakin membuat Zeline bingung. Bukan lantaran tidak bersyukur, Zeline sangat bersyukur jika dagangan mamanya laris, namun ia tetap merasa a
Seakan belum cukup apa yang ia lihat di restorant. Zayn menambah luka Zeline dengan membawa kekasihnya masuk ke dalam rumah mereka. Salah, bukan rumah mereka, tepatnya rumah Zayn yang di dalamnya juga di tempati oleh Zeline yang bekerja padanya. Zeline bermaksud mempertanyakan tingkah Zayn di luar sana, ia sadar jika masing-masing antara mereka di larang ikut campur dalam urusan mereka, namun tetap saja harusnya Zayn memikirkan kemungkinan yang akan terjadi. Bagaimana jika adik dan mamanya melihat Zayn bersama wanita lain di luar? Apa yang harus ia jelaskan pada mereka? Itulah yang ingin Zeline bahas bersama Zayn. Ia yang keluar dari kamar saat mendengar suara deru mobil Zayn, menegang saat melihat Zayn membawa masuk wanita yang tadi siang ia lihat bersama Zayn berada di samping Zayn, membuat Zeline terdiam membeku melihatnya. 'Apa ini saatnya mereka berpisah?' pertanyaan itulah yang ada di benaknya. "Ze, kenalkan ini Sella!" ucap Zayn dengan santainya mengen
Pagi ini, Zeline bangun lebih awal dari biasanya, ia sengaja bangun lebih cepat agar tak bertemu dengan kedua makhluk yang sudah membuat moodnya menjadi buruk. Zeline keluar dari kamar sudah dengan penampilannya yang trendi tetap selalu menunjukan kecantikannya. Rok mini berbahan jeans menjadi pilihan Zeline hari ini, memang terlihat biasa, namun rok mini jeans yang digunakan Zeline menjadi sangat stylish saat dipadukan dengan atasan berupa blouse. Zeline memilih square neck blouse berwarna putih untuk atasan dan padukan dengan rok mini berbahan jeans, dan juga dengan sneaker putih. Penampilannya kali ini membuatnya terlihat sangat modis dan trendi. Tiba di dapur, Zeline lagi-lagi mengeluarkan telur dan beberapa bahan lainnya dari kulkas, kali ini dia akan membuat scrambled eggs dan segelas coklat panas. Menu yang cukup untuk mengisi perutnya pagi sebelum memulai aktivitasnya. Zayn yang sudah terbangun dari tidurnya dan sedang berolahraga di taman belakang fa
"Kenapa aku harus terjebak dengan pernikahan seperti ini, Tuhan? Maafkan aku atas kesalahan yang telah aku perbuat ini," ucap Zeline mengusap air matanya yang jatuh membasahi wajah cantiknya setelah ia berada di dalam mobil.Sesungguhnya Zeline tak ada agenda hari ini, namun dia memilih keluar dari rumah sepagi mungkin untuk menghindar dari Zayn dan kekasihhya. Meskipun Zeline berulang kali menekankan pada dirinya untuk tidak terbawa perasaan akan hubungan mereka, namun tetap saja Zeline merasa sakit saat piria yang sudah mendapatkan kesuciannya itu justru dengan seenaknya tanpa rasa bersalah membawa wanita yang di akui sebagai kekasihnya, untuk tinggal serumah dengan mereka.Zeline tidak akan merasa begitu kecewa jika saja ia tidak seatap dengan Zayn, ia akan dapat dengan mudah melupakan kejadian dimana keperawanannya terlepas, tapi di sini posisinya mereka tinggal seatap dan lebih membuat Zeline susah melupakan hal tersebut adalah, saat Zayn justru bersikap santai di
Sella yang sedang bersantai di ruang keluarga sembari mengecek pekerjaanya di laptop, menajamkan pengelihatannya saat melihat Zayn keluar dari kamarnya dengan penampilan rapi yang menunjukan jika di abak keluar."Zayn kamu mau ke mana?" tanya Sella, meletakkan laptopnya di atas meja lalu menghampiri Zidan."Aku ada keperluan di luar, apa kamu mau sekalian aku antar pulang?" tanya Zayn membuat Sella merengut kesal mendengarnya."Kamu mengusirku?" ucap Sella bertanya."Tidak, bukan seperti itu, aku pikir kamu mau pulang," jawab Zayn berusaha untuk lembut."Zayn, aku merasa nyaman tinggal di sini, apa aku boleh menginap lagi di sini?" tanya Sella manja pada Zayn."Tentu saja boleh, tunggulah di rumah aku ada keperluan di luar!" ucap Zayn asal, yang tidak ingin membuang waktunya di rumah, dan membiarkan Zeline di luar sana bersama pria lain."Kamu mau kemana hari libur seperti ini?" tanya Sella menempel pada Zayn yang berusaha mengh
Zayn mengetuk pelan pintu kamar Zeline."Masuk saja, Dek. Nggak di kunci," ucap Zeline dari dalam sana tanpa bertanya siapa yang mengetuk pintu, sebab yang ia tau hanya ada dia dan kedua adiknya di rumah.Ceklek.Pintu di buka, namun Zeline masih saja tak menoleh, ia masih fokus menonton drakor di Handphonenya sebagai peralihan dari rasa sedih dan kesalnya atas ucapan Zayn."Ada apa?" tanya Zeline."Aku minta maaf, aku tidak bermaksud berbicara seperti itu," ucap Zyan berhasil mengejutkan Zeline yang seketika langsung menatap ke arah suara yang sangat di kenalnya."Kenapa kamu di sini?" tanya Zeline menatap tajam pada Zayn."Aku di sini karena istriku ada di sini," jawab Zayn santai."Zayn, aku tidak ingin berdebat denganmu. Bukankah kamu sendiri yang bilang untuk tidak ikut campur dalam urusan kita masing-masing, jadi, aku minta tolong pergilah!" ucap Zeline menatap Zayn."Kenapa aku harus pulang di saat istriku ada di
Setelah pertempuran di ranjang yang terjadi antara Zayn dan Zeline, keduanya terlelap dengan posisi Zeline yang berada di dalam dekapan Zayn.Beberapa saat kemudian, Zayn terbangun lebih dulu dari Zeline. Ia membuka matanya dan langsung bertemu dengan wajah cantik Zeline yang ada di depan matanya.'Kenapa aku sanagt memuja tubuhnya? Jujur saja aku sangat menyukai apa yang ada pada dirinya, belum pernah aku merasakan sensasi bercinta senikmat dan sepuas ini. Bersamanya aku merasa begitu puas dan begitu nikmat, Apa aku mulai menyukainya? Bagaimana jika benar aku menyukai? Menyukainya hanya akan menggagalkan recanaku, jika benar aku menyukainya maka aku harus membuang rasa itu sebelum tumbuh semakin besar di hatiku!' batin Zayn.Zayn perlahan melepaskan Zeline dari dekapannya, menatap Zeline sesaat setelah itu mengecup lama dahinya. "Anggaplah ini sebagai yang terakhir kalinya antara kita Ze, aku tidak akan menyentuhmu lagi. Seperti yang kamu katakan, pernika
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba. Hari ini dan detik ini semua orang tengah berkumpul di rumah sakit. Harapan Zeline untuk melahirkan menggunakan jasa dokter cantik Kiran sebagai dokternya musnah, karena sejak beberapa bulan yang lalu dokter cantik itu berhenti dari pekerjaanya saat ia juga dinyatakan hamil. Saat ini semua keluarga tengah menunggu di luar ruangan, menunggu dengan perasaan cemas. Kecemasan yang dirasakan semua orang di luar tak sebanding dengan kecemasan seorang pria yang sedari tadi tak melepaskan tangan istrinya, pria itu terus saja mengusap lembut tangan istrinya sembari memberikan usapan yang begitu lembut di pinggang istrinya yang terlihat gelisah menahan sakit kontraksi kehamilan tersebut. Tidak ada dari mereka yang menge
Hari-hari yang buruk benar-benar dilalui oleh Sella. Semua yang Zayn ucapkan bukan hanya sebuah ancaman, namun benar-benar terjadi.Tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya ataupun bekerja sama dengannya. Semua tempat menolak kehadiran Sella dan itu membuatnya begitu frustasi memikirkan semua hal yang terjadi.Tujuan terakhir Sella adalah Johan. Sella berpikir hanya Johan lah yang akan siap menerimanya apa adanya. Tanpa ia sadari jika ucapan Johan saat terakhir bertemu denganya adalah suara terakhir dari Johan yang akan Sella dengar.Sella mendatangi mansion Johan yang ia tau jelas keberadaanya sebab Johan sering membawanya ke sana. Namun ia tak menemukan keberadaan Johan di sana. Mansion itu terlihat begitu sepi, hanya dihuni oleh beberapa pelayan di yang ditugaskan menjaga mansion tersebut.
Zayn tak menahan namun juga tak menghajar Johan seperti rencana awalnya. Ia sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Johan dan Sella, dan kecelakaan yang terjadi pada Zeline sama sekali bukan kesalahanya. Johan sudah meminta maaf padanya dan itu dapat Zayn sadari begitu tulus pria itu ucapkan. Untuk itu Zayn melepaskan Johan, dan tak berniat memperpanjang semuanya. Arya yang melihat itu semua merasa bangga dengan sahabatnya yang bisa bersikap dewasa dan memaafkan itu. "Zayn… Anak kita!" lirih Sella dengan air matanya yang mengalir deras membasahi wajahnya. "Berhenti mengatakan anak kita! Itu bukan anakku! Anakku hanya akan hadir dari rahim Zeline, tidak darimu ataupun wanita lainnya!" Seru Zayn membentak Sella, saat amarahnya kembali membuncah melihat Sella. Sella i
Seorang pria terduduk lemas di kursi yang ada di dalam ruang perawatan wanita yang ia pikir akan menjadi ibu dari anaknya itu.Pria itu adalah Johan. Johan sadar kesalahanya dulu adalah merebut Sella dari Zayn dan membawa Sella pergi dari kehidupan Zayn. Namun, menelantarkan Sella saat Sella mengatakan jika dirinya hamil, hingga akhirnya Sella mengalami keguguran.Johan dipertemukan kembali dengan Sella beberapa minggu yang lalu dan rasa yang ia miliki untuk Sella kembali hadir, Johan bermaksud mengulang dan memulai kembali hubungannya dengan Sella. Ia berniat meminta maaf pada Sella, namun keduanya kembali melakukan kesalahan dengan tidur bersama yang menghasilkan hadirnya kembali janin dalam kandungan Sella.Johan sadar jika Sella sangat membencinya atas apa yang sudah terjadi di masa lalu mereka, untu
Semua orang sudah berkumpul di ruang perawatan di mana Zeline sudah dipindahkan ke sana. Semua orang juga sudah mendengar semua yang terjadi dari Arya, dan itu tentu membuat semua orang merasa geram pada Sella. Mereka bersedih atas apa yang telah terjadi pada Zeline, namun mereka juga bersyukur saat Zeline dan kandunganya baik-baik saja. Apalagi setelah mendengar jika pengorbanan Zeline hari ini membuahkan hasil, dimana ia mendapat bukti jika anak yang dikandung Sella bukanlah anak Zayn.Zayn sedari tadi duduk di samping Zeline terus saja menggenggam tangan Zeline, sembari menatap wajah cantik istrinya yang belum sadarkan diri.Emosi Zayn masih saja menyelimutinya, apalagi saat melihat kepala istrinya yang dililit perban saat kepala sebelah kirinya mendapat lima jahitan itu. Zayn ingin sekali menghajar bahkan membunuh Sel
Zayn begitu panik setelah mendengar suara teriakan istrinya. Ia langsung bergegas keluar dari ruangannya diikuti oleh Arya yang dengan sigap mengekor di belakangnya."Zayn ada apa?" tanya Arya yang juga merasa panik. Keduanya saat ini tengah berada di dalam lift."Istriku! Sella pasti mencelakai Zeline," ucap Zayn menceritakan apa yang ia dengar sembari tangannya bergerak bermain di ponselnya mencari lokasi Zeline lewat pelacak yang ada di ponsel istrinya itu."Ar, ke rumahku!" seru Zayn bersamaan dengan lift yang terbuka.Keduanya langsung berlari menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil dimana Arya yang mengemudikan mobilnya."Bagaimana ini? istriku tengah hamil. Aku akan membunuh Sella jika sampai terjadi sesuatu pada Zeli
Zayn masih saja terdiam setelah Sella pergi. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang mengatakan akan menikahkan dia dengan Sella. Mengingat hal itu membuat Zayn merasa kesal. Ia pergi meninggalkan Zeline, kembali ke dalam kamar lalu berbaring membelakangi posisi yang akan di tiduri oleh istrinya. Zeline yang melihat hal itu di buat tersenyum.Ia mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai, meletakkannya di tempat kotor, lalu mematikan lampu yang ada di ruang tamu sebelum akhirnya kembali ke kamar menyusul suaminya yang tengah merajuk itu.Senyum di wajah Zeline semakin merekah melihat aksi merajuk Zayn yang tidur membelakanginya, dapat ia lihat juga jika kaos yang tadi Zayn kenakan sudah dibuka olehnya, namun setengah tubuhnya tertutup dengan selimut.Zeline juga memadamkan lampu utama yang ada di kamar
Zeline yang baru saja terlelap usai pergulatan panjang mereka yang melelahkan di atas ranjang itu, terusik tidurnya saat mendengar suara bel yang terus saja ditekan dari luar sana. Zeline tersenyum menatap Zayn yang terlihat tertelap dengan tenangnya usai menggempur tubuhnya, dengan tangan yang masih saja memeluknya. Ia dengan perlahan menurunkan tangan Zayn dari pinggangnya, lalu dengan cepat turun dari tempat tidur.Menyadari jika pakaiannya berserakan di luar sana, Zeline masuk ke walk in closet, mengambil asal kaus milik Zayn, memakainya lalu keluar dari kamar untuk melihat siapa yang tengah datang berkunjung itu."Sella?" gumamnya melihat dari layar monitor yang berada di samping pintu.Zeline tersenyum menyeringai, apa yang ia pikirkan benar, jika Sella tidak akan berhenti mengusik Zayn.
Setelah mendapat izin dari keluarga. Zayn dan Zeline pulang dari kediaman Arini, membawa beberapa barang milik Zeline. Tak banyak yang Zeline bawa, sebab Zayn sudah meminta Arya untuk menyiapkan kebutuhan Zeline di apartemennya."Sayang, aku sangat bahagia akhirnya bisa kembali tinggal bersamamu, dan lebih membahagiakan saat kita tak lagi tidur di kamar terpisah, aku bisa sepuasnya memeluk istriku kapanpun aku mau!" seru Zayn yang terlihat begitu riang. Senyum tak luntur di wajahnya sedari tadi, tanganya Zeline juga begitu sering ia kecup.Mendengar kata tidur bersama dan memeluk sepuasnya, semburat kemerahan di wajah Zeline kembali muncul. Wajah cantik itu kembali bersemu malu atas ucapan Zahn dan itu membuat Zayn begitu gemas melihatnya hingga menghe tijan mobil di pinggir jalan secara tiba-tiba."Ada apa?" tanya