Share

Pelarian

“Jadi bagaimana? Mau memanfaatkan aku?” tanya Alexi setelah menyampirkan mantel tebalnya pada Ranesha. Mata abu itu terlihat begitu serius. Tidak ada titik kebohongan barang sedikit pun yang bisa Ranesha temukan di sana.

Namun, tetap saja perempuan ini tidak bisa mengerti apa motif dari tindakan Alexi yang mendadak seperti ini. Entah ke mana hilangnya semua rasa sesak yang Ranesha rasakan tadi. Kini semuanya berganti dengan rasa tak karuan dan keheranan akan tingkah laku Alexi.

“Kau … bicara apa?” Ranesha mengeratkan mantel yang tadi dipakaikan untuknya. Baru ia sadar akan suasana dingin di sekitar yang menghunus dan menusuk tajam sampai ke tulang.

"Ah, j-jadi ...." Telinga Alexi tiba-tiba memerah. Ia menjilat bibirnya yang kering agar basah, menunduk gelisah dan menggaruk kepala seperti sedang dilemparkan pertanyaan mematikan saat sedang wawancara.

Harus kah ia melakuk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status