Home / Fantasi / Manusia Penakluk Dunia / 108. Suku Viljely

Share

108. Suku Viljely

Author: Jinada
last update Last Updated: 2021-12-20 21:00:38

Kanta mengatakan lebih dari separuh perjalanan mereka telah di tempuh. Segera mereka akan sampai sebelum sore hari. Jillian sungguh bersyukur tak ada masalah yang menghalanginya kini.

Ia mulai melihat gunung besar sebagai tempat tinggal Suku Viljely dan para perapal mantra. Menurut Kanta suku ikut tinggal di kaki gunung, mereka memiliki perkebunan yang subur dan mereka akan menyambut dengan ramah. Suju Viljely  bisa dibilang taat dengan dogma yang menyangkut Kepala Suku Agung Soar.

Eryn mulai melakukan manuver terbangnya untuk mendarat. Dari langit, Jillian melihat para The Horn sedang beraktivitas di kebun mereka. Segera pun terjadi sedikit kepanikan ketika para The Horn melihat kedatangan Eryn.

Jillian jadi sedikit terbesit, “Mungkinkah Eryn juga akan membawa kepanikan di bumi? Mungkin.”

Ketika Eryn mendarat Kanta-lah yang pertama melompat turun. Jillian yang melihat para balkanji itu mencoba turun, segera ia mencegahnya, “Kalian

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Manusia Penakluk Dunia   109. Selamat Datang di India

    Udara panas terasa menyengat Jillian. Suasana dinginnya malam dan remang-remang cahaya obor berubah menjadi cuaca cerah. Di ujung pandangannya ia melihat beberapa bangunan gedung. Saat itu juga ia merasa lega bahwa setelah tahu ia berhasil kembali ke bumi.“Ajagar....!” seorang berteriak.Jillian yang terbang di punggung Eryn, melihat kerumunan orang-orang yang lari tunggang langgang. Sekilas ia melihat para laki-laki itu berkulit cokelat tapi seperti William yang berkulit hitam. Wajah-wajah mereka tampak terlihat khas, ‘India.’‘Aku tiba di India!’ pikir Jillian yang mengkonfirmasi keberadaannya.“Aku pulang!” teriak Jillian meluapkan kebahagiaannya.Gate itu muncul di sebuah taman di tengah kota, bahkan di samping Jillian terdapat sebuah bangunan gedung bertingkat. Jika dibandingkan dengan negara lainnya, pemerintah India cenderung memiliki respons yang lambat terhadap kemunculan gate. Juga antusia

    Last Updated : 2021-12-21
  • Manusia Penakluk Dunia   110. Kabar Buruk Arina

    “Kau benar-benar Bos Jillian?” ulang William.Jillian merasa lega kala itu juga, “Ya, ini aku. Aku sudah pulang.”“Dari mana saja kamu, Bos? Semua orang merindukanmu, di mana kamu, Bos?”“Aku di India. Entah di kota mana. Di mana Arina? Aku tak bisa meneleponnya.”Rasa bahagia menyelimuti hati Jillian, selangkah lagi ia akan berjumpa dengan cintanya itu. Mungkin Arina akan menangis haru ketika Jillian pulang nanti, jadi Jillian membayangkan kata-kata romantis yang nanti ia harus ucapkan.‘Aku merindukanmu Arina,’ sambil membayangkan ia memeluknya.‘Jangan menangis karena yang kurindukan itu senyummu.’‘Ayah pulang, Mulan. Kamu sudah lebih besar sekarang,’ pikir Jillian pada putrinya.“Ini gawat!” perkataan William terdengar panik.William melanjutkan, “Arina dalam bahaya! Ada monster yang menyerang rumah Shido Katsuko! A

    Last Updated : 2021-12-21
  • Manusia Penakluk Dunia   111. Gate di Langit Malam

    Jillian menarik nafas dalam-dalam, ia mengumpulkan segala konsentrasi mana di tubuhnya. Menciptakan gate layaknya menyobek sebuah tirai, di balik tirai itu adalah tempat yang dituju. Jillian mulai membayangkan arah Jepang yang di tuju, semakin mengerucut ke rumah besar yang ada di pinggir kota Tokyo.Di rumah itu, ia ingat halaman depannya yang tak begitu luas, gerbang besar dengan sepetak kecil pos penjagaan, dan bangunan yang besar untuk dua lantai. Ia mulai terbayang kolam ikan dan taman di tengah rumah itu, tempat Arina sesekali mengajak Mulan berjalan-jalan.Jillian mengingat segala detail lokasi itu, tapi setiap detail yang ada selalu saja ada Arina di bayangnya. Di dapur tempat Arina memasak, di kamarnya tempat Arina terlelap dalam tidur cantiknya, di sofa besar tempat Arina tertawa saat bermain dengan Mulan, dan sebuah ruang keluarga tempat ia mengingat Sacha, Mika, Anatasia, dan Issac. Ia mengingat jamuan makan malam dan sarapan terakhir kalinya di meja makan

    Last Updated : 2021-12-22
  • Manusia Penakluk Dunia   112. Penyelamatan Shido Katsuko

    Shido Katsuko tak mengira bahwa malam ini akan menjadi malam terakhirnya. Ia telah mengalami luka yang sangat fatal. Tak ada harapan lagi ia memenangkan pertarungan itu. Tangan kirinya menutup luka agar darah tak mengucur lebih banyak. Tangan kanannya memegang pedang katana-nya tapi untuk menyangga tubuh tuanya.Bahkan setelah Sekretaris Toyoka membawakan pedangnya, Shido Katsuko tak mampu menandingi makhluk itu juga. Bantuan dari para anak buah dan hunter-hunter dari guild-nya tak membuat makhluk itu terdesak sedikit pun. Sebaliknya, bantuan yang datang malah menjadi pembantaian.Meskipun hanya Shido Katsuko yang bisa sedikit menandingi makhluk itu, kini batasan kekuatannya telah habis, dan lagi pula ia hanya menandingnya dengan petarungan bertahan. Beberapa serangannya berhasil mendesak makhluk itu, tapi tak satu pun serangan Shido Katsuko melukainya.Di taman tengah rumahnya, Shido Katsuko akhirnya tertunduk menyerah. Ia tahu batasan dirinya, sudah tidak ada

    Last Updated : 2021-12-23
  • Manusia Penakluk Dunia   113. Tak Kenal Jillian?

    Amarah dan kejengkelan Jillian naik sepenuhnya. Di tangan kanannya tercipta sihir pedang gladius hitam. Sedangkan di tangan kirinya tercipta Shield of Guardian Manaerath-nya. Jubah sihir hitam mulai menyelimuti tubuhnya. Ia mulai merentangkan tangan lebar-lebar seperti bersiap menyambut makhluk itu.“Kemarilah!” tantang Jillian.Monster itu mulai muncul dari reruntuhan rumah yang hancur. Ia bangkit dengan pedang panjang di tangannya.“Naga sialan,” umpat makhluk itu dalam bahasa semesta.Jillian sedikit kaget dan baru sadar bahwa makhluk itu bisa berbahasa Semesta. Sekilas tubuh makhluk itu mirip dengan manusia. Perawakannya memiliki tangan dan kaki yang seperti manusia, sedangkan postur tubuhnya tegap dan lebih tinggi dari Jillian.Di kepala makhluk itu ada sebuah helm logam yang mengkilap, bentuknya mirip dengan helm kesatria yang di kenakan bersama baju zirah. Di tengah-tengah helm tersebut terdapat rambut panjang yang me

    Last Updated : 2021-12-23
  • Manusia Penakluk Dunia   114. The Lord of Sword

    Entah, mungkin karena terjamahan bahasa Semestanya yang terasa asing di pikiran Jillian. Makhluk itu menyebutnya dirinya sebagai Penguasa Pedang artinya dialah Sang Lord of Sword. Jillian akui kekuatannya mungkin setingkat Issac hamis, tapi jika ia benar adalah Lord of Sword, pastinya ia belum mengeluarkan kekuatan seriusnya.Saat itu juga Eryn dan dua balkanji lainnya tiba. Jillian langsung bertanya, “Apa sudah ada yang menolong laki-laki tadi?”Eryn menganggukkan kepalanya dengan semangat. Para balkanji pun turun, tak ada Sixteen yang artinya balkanji itu menuruti perintah Jillian. Mungkin akan ada sedikit kegemparan, ia harap Sixteen tidak menghalangi orang-orang yang mencoba menolong Shido Katsuko.“Naga dan balkanji? Siapa kau sebenarnya?” ucap Penguasa Pedang dengan lantang.“Kau masih tak mengenaliku?” Jillian masih memancing emosi Penguasa Pedang dan sedikit mempermainkannya.“Tidak! Kau tak seperti

    Last Updated : 2021-12-24
  • Manusia Penakluk Dunia   115. Jillian Pulang

    Arina tak mengerti hal yang baru saja terjadi. Gate sangat besar muncul dan langsung menghilang. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang naga yang disaksikan oleh mereka. Dentuman-dentuman keras tadi juga sempat terdengar.Orang-orang di balik batas polisi pun semakin bertambah banyak. Ada yang mengatakan bahwa naga itu turun di arah depan— arah rumah Arina. Banyak dari mereka yang menyiarkan seperti artis sosial media yang sedang melakukan siaran. Keriuhan pun semakin membuat kewalahan petugas polisi yang bertugas di sana.Mobil-mobil ambulans pun telah berdatangan untuk menolong korban-korban anak buah Shido Katsuko. Dalam gendongannya, Mulan tampak begitu tenang menggenggam puppet monyetnya dan putri kecilnya itu mulai menguap.“Sebaiknya, kamu dan Mulan beristirahat saja. Akan aku siapkan kamar hotel di dekat sini,” ucap Sekretaris Toyoka.Arina sedikit setuju, tak ada yang bisa ia lakukan di sini, dan dinginnya udara malam sedikit

    Last Updated : 2021-12-24
  • Manusia Penakluk Dunia   116. Pembalasan untuk Para Korban

    Perasaan Jillian sungguh berkecamuk tak karuan, suara itu sangat jelas dan nyata. Arina ada di sekitar sana, mungkin dekat dengan para kerumunan penonton. Jillian merasa kelegaan dalam hatinya karena Arina pastinya baik-baik saja. Tapi ia tak bisa merasa lega sepenuhnya, ia khawatir jika pertarungannya merembet hingga ke sana.Burg! Sebuah pukulan menghantam kepala Jillian, ia terpental beberapa meter. Beruntung energi mana-nya juga menyelimuti hingga kepalanya. Ia mulai bangkit, dua pedang gladius dan delapan pedang claymore tercipta. Jillian harus segera mengalahkan makhluk itu.Menghilang.Jillian muncul di hadapan lawannya. Penguasa Pedang sedang dalam posisi bertahan. Pedangnya mengacung ke bawah dan genggaman pedangnya dekat dengan kepalanya. Ting! Pedang mereka saling berbenturan. Tapi tak seperti sebelumnya, tak ada adu kekuatan dalam adu pedang itu.Penguasa Pedang tiba-tiba melakukan serangan balik yang sangat kuat. Bahkan Jillian terpental mera

    Last Updated : 2021-12-24

Latest chapter

  • Manusia Penakluk Dunia   137. Arina: Terserah >.<

    “Kita harus pergi ke sana,” ucap Jillian yang langsung melepaskan pelukannya. Akan tetapi, genggaman tangan Arina semakin kencang mencengkeram baju Jillian.“Aku mohon, jangan pergi,” ucap Arina yang menahan Jillian untuk bergerak. Dia mendongakkan kepalannya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kamu baru pulang. Kamu belum ada sehari di sini. Biarkan WH Organization yang mengurusnya. B-bahkan kamu tak memilik tim lagi, Sayang. A-aku khawatir kamu pergi sendiri,” ucap Arina mencari-cari alasan.Jillian menghela nafasnya, ia tiba-tiba senang melihat Arina yang penuh kepedulian. Akan tetapi, ia juga sedikit merasa bersalah karena membuat Arina khawatir. Beberapa ucapan istrinya benar, ia baru saja pulang dan lagi pula ia tak memiliki sebuah tim.“Apa ada kabar dari WH Organization?” tanya Jillian pada William.“Aku belum mendapat kabar jika mereka akan bergerak. Mereka baru saja kehilangan Eric Novic,

  • Manusia Penakluk Dunia   136. Seperti di Australia

    William menangis tanpa tersedu-sedu ketika mendengar cerita tentang Mika yang tewas. Air matanya hanya mengucur dengan deras, dia mencoba tetap tegar di hadapan Jillian, meski tak dipungkiri bahwa dia sangat merasa kehilangan atas Mika.“Maaf, aku tak bisa menyelamatkannya,” ucap Jillian yang masih merasa bersalah.“T-tidak, Bos. Ini bukan salahmu.” William mulai mengusap air matanya.“Jadi bagaimana soal Rusia, Anatasia, dan Issac?” tanya Jillian.Ponsel William tiba-tiba berdering, dengan masih mengusap sisa air matanya Willliam mengangkat panggilan di teleponnya. “Permisi, Bos. Ini dari Edbert.”Arina terlihat kembali bersedih, dia menempelkan tubuhnya pada suaminya. Jillian pun mulai merangkul Arina karena merasakan kesedihan istrinya. Jadi, ia mengecup rambut Arina. “Tak apa-apa,” bisik Jillian.“Tapi bagaimana dengan Ana dan Issac? Aku khawatir,” ucap Arina yang me

  • Manusia Penakluk Dunia   135. Pidato Terakhir Presiden Rusia

    Anatasia bergegas lari ke belakang untuk menghampiri Presiden Alferov. Ia menyapanya dengan rasa kekhawatiran, “Tuan Presiden, apa yang sedang Anda lakukan di sini?”Presiden Alferov telah mengenakan pakaian hunternya, Anatasia tahu bahwa dulunya dia seorang hunter juga. Dia melepaskan helm hunter-nya. “Aku juga seorang hunter, Nona Prikodov.”“Tapi, tempat ini sangat berbahaya,” tutur Anatasia.“Di sini tempat terakhir kita bertahan. Kita gagal di sini, Rusia tidak akan terselamatkan. Apa kau pikir aku sudi berlarian dan bersembunyi dari kejaran monster?” ucap Presiden Alferov. Dia kemudian berbalik dan menghadap ke ribuan hunter lainnya.“Kita adalah hunter! Kita akan melawan!” teriak Presiden Alferov membangkitkan semangat juang setiap hunter di sana. Akan tetapi kehadiran Presiden Alferov membuat Antasia menjadi khawatir.Anatasia bergegas berbalik ke garis terdepan, ia mencari seseora

  • Manusia Penakluk Dunia   134. Garis Depan Pertahanan

    Lev Mashkov mengetuk pintu dan segera membuka pintu ruangan Presiden Alferov. Ia berdiri di hadapan Presiden Alferov yang sedang memandang layar gadgetnya, ia yakin presiden itu sama stresnya memikir bencana yang sedang melanda negara Rusia.“Aku kemari untuk melaporkan situasinya,” ucap Lev Mashkov.Presiden itu mulai memandang Lev Maskhov untuk mendengarkannya, “Apa sangat buruk?”“Dengan Alyesye Prikodov, kita baru saja kehilangan 4 hunter tingkat S. Zagoskin Prikodov, Artov Koneki, dan Alexander Gurvich.”“Bahkan Zagoskin Prikodov?” Mata Presiden Alferov membulat karena terkejut. Artinya pula hanya menyisakan Anatasia Prikodov sebagai hunter berkemampuan paling tinggi.Lev Mashkov mengangguk, “Kurang dari 4 jam lagi, gerombolan monster akan mencapai perimeter pertahanan di kota Pereslavl-Zalessky. Hal buruk akan terjadi, Tuan Alferov.”“B-bisakah kita menang atau mun

  • Manusia Penakluk Dunia   133. Hunter Tingkat S Gugur

    Suara mesin truk di jalan yang kasar membangunkan Anatasia. Bintang di langit malam tampak bergerak dan begitu indah. Langit tampak cerah meski malam masih gelap gulita. Ia mencoba bangkit, tapi kepalanya terasa pening dan badannya terasa remuk.‘Apa yang terjadi?’“S-seorang.” Bibir Anatasia terasa berat untuk berkata-kata.“Dia bangun. Kau baik-baik saja?” Suara seseorang menjawab. Anatasia mengenali suara dan wajah yang kemudian mendekat itu. Dia adalah Nestikov si hunter beastmaster.“Apa yang terjadi?”“Kamu pingsan, Nona Anatasia,” jawab Nestikov.“Di mana yang lain?” Anatasia mencoba bangkit tapi seluruh tubuhnya terasa kaku.Nestikov menjawab dengan raut wajah penuh kesedihan. “Kami semua mundur sesuai perintahmu. Ledakkan itu... menewaskan Pavel dan Grigory.”Perasaan Anatasia terasa tertusuk sangat dalam. Ia tak menyangka telah k

  • Manusia Penakluk Dunia   132. Situasi Memburuk

    Mobil kembali melaju dengan kencang. Satu per satu monster babau mulai datang, dengan sigap Anatasia dan lainnya mengalahkan monster setengah kelelawar itu. Mereka belum terlihat kewalahan, akan tetapi gerak mobil tiba-tiba berkelok-kelok, dan Pytor diserang seekor monster babau tanpa bisa melawan.“Pytor!” teriak Anatasia.“Tolong aku!” Tubuh Pytor hampir tertarik keluar, genggamannya di setir telah terlepas. Dengan cepat, Anatasia menembakkan anak panahnya dan mengenai monster babau yang mencoba menarik tubuh Pytor.Brug! Mobil menabrak sebuah tiang listrik di pinggir jalan. Anatasia dan lainnya terpental dari mobil, sedangkan Pytor jatuh berguling sendirian. Pening dirasakan oleh Anatasia, tapi ia mencoba langsung bangkit.Zagoskin dan Nestikov tampak baik-baik saja, mereka berdua telah bangkit dan menghadapi monster-monster babau yang berdatangan. Sedangkan Pavel Prikodov, Grigory Lesky, dan Zhelesky mulai bangkit. Mereka

  • Manusia Penakluk Dunia   131. Lebih Cepat!

    #131 Lebih Cepat!Hati Anatasia tertusuk oleh kesedihan yang cukup dalam. Lagi-lagi ia kehilangan seorang rekannya dan bahkan seorang anggota keluarga Prikodov-nya. Ia segera bangkit karena sadar tak bisa terus bersedih, ia menoleh ke arah barisan pasukan undead yang berbaris rapi. Undead itu tak lagi memegang dua tombaknya. Salah satu tombaknya hilang dan pastinya tombak yang menancap pada tubuh Nezhnov Prikodov.Sosok Komandan March kembali terbayang dalam undead itu. Anatasia kembali mengamati dengan serius undead berkuda itu. Ia tak mengenali wajahnya yang telah membusuk tapi dari paras tegapnya saat berkuda sangat mirip dengan Komandan March.‘Tidak mungkin itu Komandan March.’ Undead itu kembali mengangkat tangannya yang memegang tombak. Gerak pasukan undead di belakangnya tiba-tiba berubah, pasukkan undead bertombak mengarahkan tombaknya ke depan, beberapa undead yang lain menarik pedangnya. Ketika undead itu menurunkan tombaknya, ia seperti m

  • Manusia Penakluk Dunia   130. Salju Pertama

    Zagoskin tampak sedang bergulat dengan salah satu monster yang menyerupai ular, Nestikov masih mencabik-cabik undead di baris depan. Zehelesky juga masih menghajar monster-monster yang muncul dengan belatinya. Pavel Prikodov dan Grigory Lesky pun masih menghunuskan tombak dan pedang untuk membunuh para undead. Sedangkan Anatasia, tangannya masih terus menarik tali busur dan menciptakan anak panah, akan tetapi pikirannya tak bisa fokus.‘Di mana Pytor dan Nezhnov Prikodov?’ Anatasia tidak melihat keberadaan mereka berdua.Dua puluh menit pertarungan berlalu, gerombolan monster undead pun tak terlihat berkurang sedikit pun. Puluhan hingga ratusan bangkai monster mulai bertumpuk, tapi gerombolan monster yang muncul dari arah barat tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Jika gerombolan monster itu menerjang seperti ombak laut, maka artinya para hunter hanya menciduk airnya dan membuangnya ke pasir pantai. Mereka membunuh para undead seperti membasahi pasir

  • Manusia Penakluk Dunia   129. Keputusan

    Ivon Zhelesky yang merupakan seorang hunter tanker di tim itu, bersiaga di paling depan dengan perisai besarnya. Di balik tubuh besar Zhelesky, Ivan Nestikov berlari dengan tangan kosong dan menghadang ogre besar itu. Tongkat pemukul ogre itu diayunkan namun Nestikov dengan mudah menghindar.Tangan kosong Nestikov berubah sedikit membesar, lengannya menjadi berbulu putih, dan jemarinya menjadi cakar yang cukup panjang. Ia merupakan hunter dengan class beastmaster jadi wajar sebagian tubuhnya berubah menjadi monster. Ia pun langsung menyerang balik ogre itu. Tak butuh waktu yang lama, cakar-cakar Nestikov mengoyak tubuh ogre itu hingga membunuhnya.Beberapa orang bersorak penuh bangga ketika melihat pertarungan singkat itu. Rasa cemas dan khawatir mereka hilang untuk sesaat. Truk-truk militer pun mulai bergerak pergi meninggalkan warga-warga yang masih terkagum-kagum.“Pergi! Tinggalkan kami! Tempat ini berbahaya!” teriak Anatasia pada kerumunan itu,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status