Keluarga Arman sebenarnya memiliki pendapatan sebesar 1 trilun per tahun dan harus ditransfer ke rekening keluarga Wijaya. Jika kakeknya tahu bahwa dirinya menyerang perusahaannya sendiri, dia pasti akan datang untuk menghukum dirinya tanpa menanyakannya. Ini bukanlah dosa yang kecil.Saat ini, kakeknya sedang merawat kesehatan di Pulau. Gani secara khusus mengirim dua orang terapis yang terbaik dari Thailand ke Pulau dan meminta mereka untuk membuat rencana relaksasi tubuh untuk Wijaya selama tiga hari. Selama waktu tiga hari ini, Wijaya tidak akan mencari tahu tentang situasi di dunia luar sana.Gani ingin memanfaatkan celah ini untuk menyelesaikan perang bisnis pemalsuan ini secepat mungkin. Jika tidak, setelah diketahuioleh Wijaya, itu akan menjadi sebuah kesalahan yang sangat sulit untuk dimaafkan."Baik, aku mengikuti pengaturan dari Tuan muda Gani. Aku akan pergi ke gedung pusat keluarga Arman untuk membeli perusahaan mereka besok!" Jawab Raven.Keesokan harinya, setelah mele
Para ahli memperkirakan bahwa dana lancar keluarga Arman hanya ada 500 juta dan tidak mungkin bagi mereka untuk segera mengeluarkan 200 milyar. Juga bisa dikatakan bahwa kebangkrutan dari keluarga Arman hampir bisa dipastikan.Saat ini, terdengar suara sirine dari kejauhan dan semua orang melihat ke arah suara itu. Sebuah mobil Mercedes-Benz kelas S perlahan melaju kemari. Dari nomor plat mobilnya, itu adalah mobil baru Tuan muda dari keluarga di Lin'an. Tuan muda Wira sudah datang!Memang benar, setelah mobil berhenti, ada seorang pria yang turun dari mobil. Dia adalah generasi kedua kaya di kota, Wira!"Tuan muda Arhan, aku sudah datang! Apakah aku terlambat?" Wira tersenyum dan berjalan mendekati Arhan."Baguslah jika kamu datang, sahabatku!" Arhan juga berjalan menghampiri Wira dan memeluknya. Para wartawan tidak tahu apa yang terjadi dengan Wira yang datang ke sini, kemudian ada satu per satu mobil yang melaju kemari.BMW, Range Rover, Audi Q7 dan Porsche.Semuanya adalah mobil
"Sahabatku, ayo kita masuk bersama!"Kata Arhan kepada generasi kedua kaya lainnya."Ikuti kata Tuan muda Arhan!" Jawab dari generasi kedua kaya lainnya dan masuk ke dalam gedung pusat.Para wartawan di depan pintu ingin bergegas masuk untuk mewawancarainya. Mereka semua sudah kecemasan, tetapi mereka telah dihentikan oleh satpam dari Grup Hasi. Sebenarnya pada saat ini, ada sebuah mobil mewah juga melaju di sekitar gedung pusat Grup Hasi, tetapi dia sengaja untuk tidak muncul di depan gedung pusat.Raven dan ayahnya, Rahadian duduk di dalam mobil. Ketika melihat adegan generasi kedua kaya lainnya yang mendukung Arhan di depan para wartawan, dia mencibir dan bergumam."Huh, sekelompok anjing penjilat, keluarga Arman sudah ditakdirkan untuk berakhir, sedangkan kalian masih saja menjilatinya, benar-benar bodoh! Tetapi aku malah merasa cukup bagus untuk melihat kalian yang seperti ini. Setelah aku menjadi Tuan muda pertama di kota, kalian akan menjilatiku seperti menjilat Arhan, biarkan
Arhan membawa sekelompok orang menuju ruangan kantor Arman. Arman sedikit terkejut setelah melihat anak-anak dari semua keluarga di kota datang ke tempatnya."Ayah, lihatlah, sahabatku sudah datang untuk mendukungku!" Kata Arhan kepada ayahnya."Ini... Terima kasih banyak." Arman berdiri dan berbicara kepada generasi kedua kaya. Generasi kedua kaya segera berbicara dengan rendah hati."Paman, untuk apa Anda begitu sopan, kami bersahabat dengan Tuan muda Arhan, urusannya adalah urusan kami semua!""Benar, kami bermain dengan Tuan muda Arhan sejak kecil hingga dewasa. Waktu aku masih kecil, bukannya aku sering makan di rumah kalian?""Dulu, Tuan muda Arhan telah membantu kami untuk berkelahi beberapa kali. Saat itu, dia telah menjadi kakak kami dan sekarang dia masih menjadi kakak kami!""Lagi pula, hubungan kerja sama di antara keluarga kami dan keluarga Anda begitu erat dan keluarga kami juga tidak bisa tidak peduli pada keluarga Anda yang sedang bermasalah, alangkah baiknya jika ki
Tapi anak orang kaya yang lain memberikan uang mereka, hanya dirinya yang tidak memberi, bukankah itu tindakan yang terlalu menonjol? Dia hanya bisa memberikan sedikit sebagai tanda simbolis.Erik menyenggol Luna dengan sikunya, lalu memberikan isyarat mata kepadanya, meminta dia untuk bekerja sama dengan dirinya. Tadi saat di perjalanan datang ke sini, Erik sudah berdiskusi dengan Luna, ketika nanti sampai, mereka harus bagaimana. Walaupun Luna merasa tindakan itu tidak benar, tapi dia hanya menganggukkan kepalanya.Luna sudah bersama dengan Erik untuk waktu yang lama, walaupun Erik terkadang kehilangan temperamennya, tapi secara keseluruhan masih lumayan. Luna juga merasa, untuk menemukan anak orang kaya yang sikap dan penampilannya lebih baik Erik adalah sesuatu yang tidak mungkin. Jadi, dia memberitahukan seluruh isi hatinya kepada Erik, berharap untuk menikahi Erik secepat mungkin.Erik menghampiri Arhan, mengeluarkan kartu bank dari sakunya, lalu melihat Arhan dan berbicara.“Tu
"Benar, paman Arman, kalau hati sudah bersatu, gunung pun bisa kita gerakkan!""Grup Hasi sudah berdiri lama di kota ini, juga sebagai jaminan kehidupan banyakkeluarga, jika Grup Hasi jatuh, warga kota juga tidak akan setuju."Diana menyaksikan semua itu terjadi dengan diam, sebagai penonton dia bisa melihat jelas, dia tahu, inti dari semua ini adalah dua 200 milyar itu, kalau tidak ada uang itu, mereka sungguh hanya bisa mengikuti takdir saja.Dia berjalan keluar dari kantor, di koridor di depan, berjalan ke sana ke mari, Diana terpikir akan satu solusi akan masalahnya sekarang, Kevin. Walaupun Diana sekarang masih tidak tahu sebenarnya keluarga Kevin itu seperti apa. Tapi, dari perilaku keluarga Arman kepadanya, perilaku keluarga Zano kepadanya, Azka juga bawahan dia, juga adiknya yang dipanggil "tuan muda kedua" yang hadir di pernikahan Arhan dan kakaknya, memperlihatkan seluruh tamu untuk melihatnya. Tidak diragukan lagi, keluarganya sangat kuat, mungkin kuat yang tidak bisa dib
200 milyar? Ada apa? Apa yang terjadi disana? Keluarga Arman bekerja untuk keluarga Wijaya, kenapa keluarganya bisa menghadapi krisis sebesar ini? Apakah karena keluarga lain yang menyerang keluarga Wijaya?Walaupun Kevin meninggalkan keluarga Wijaya, tapi bagaimanapun dia adalah keturunan keluarga Wijaya, dia bisa tidak bergantung pada reputasi, bantuan, dan kekuatan keluarga Wijaya, tapi saat keluarganya sedang dalam masalah, dia tidak mungkin akan diam saja."Sebenarnya ada apa?" Tanya Kevin dengan serius."Jadi begini, kemarin, di waktu yang sama seperti sekarang, seluruh pekerjaan perusahaan keluarga Paman Arman muncul masalah fatal sampai sekarang, para rekan kerja sama pun memutus kerja sama mereka, membuat perusahaan langsung rugi sebesar 200 milyar. Sekarang, seluruh bisnis keluarga Paman sudah ditutup total, jika pemberhentian ini berlanjut, kerugian keluarga paman semakin lama akan semakin besar, sekarang, paman Arman sudah putus asa, jika tidak ada kas aktiva sebesar 200
"Tuan Arman!"Seorang pria berumur lima puluh tahun bangkit berdiri, dia tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 160 senti, jidatnya lebar, dengan sepasang mata yang menunjukkan ekspresi mencibir, dengan hawa yang serius dan terpuruk dari semua orang yang ada di sana, matanya terlihat berbinar, rambut dan alisnya sudah memutih, dia terlihat sangat tua.Dia adalah Marwan, petiinggi Grup Hasi yang ditarik oleh Raven!Dengan suaranya yang keras, tatapan semua orang pun tertuju kepadanya."Marwan, apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Arman.Sebenarnya, memotong perkataan Tuan itu adalah tindakan yang sangat tidak sopan, tapi Marwan adalah petinggi senior yang sudah lama bekerja dengan Arman, Arman selalu bersikap toleran kepadanya. Marwan tidak mengatakan apa-apa, hanya menghampiri Arman, lalu menempatkan secarik kertas di depan Arman. Amarah Arman pun berkobar saat melihat tulisan yang ada di kertas itu."Surat pengunduran diri!" Arhan melihat tulisan yang ada di kertas itu, saat mendengar
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan