"Bawa dia pergi!" Kata Polisi wanita kepada bawahan di belakangnya."Baik!”Jawab dari kedua bawahannya. Sambil berbicara demikian, mereka berdua berjalan mendekati Medi dan dua orang polisi lainnya membidik pistol mereka ke arah Medi.Kedua polisi itu memborgol Medi. Ketika mereka baru saja mengangkat Medi, Medi memutarkan matanya dan terjatuh pingsan. Tubuhnya telah ditembak lima kali dan keyakinannyalah yang mendukung dia sampai menunggu polisi datang."Bawa dia ke rumah sakit segera!" Polisi wanita memeriksa nafas Medi dan berbicara kepada polisi lainnya.Polisi wanita dan lainnya menelepon nomor 120. Setelah 120 datang, polisi wanita mengirim dua orang polisi ke rumah sakit bersama Medi, sedangkan dia dan kedua orang polisi lainnya mengendarai mobil polisi untuk kembali ke kantor polisi. Polisi wanita meminta kedua orang polisi itu melapor kepada Kepala polisi, sedangkan dirinya langsung pergi ke ruang tahanan dan tiba di dalam sebuah kamar kecil tempat Kevin ditahan.Ketika po
Sambil berteriak demikian, Fandi segera berdiri dan keluar dari ruangan kantornya."Apa yang terjadi?"Fandi berdiri di depan Kevin dan bertanya pada Polisi wanita dengan marah."Kalian, bawa dia kembali ke ruang tahanan sekarang." Teriak Fandi sambil menatap kedua orang polisi itu. Kedua orang polisi itu hendak akan menahan Kevin lagi. Polisi wanita menghalangi kedua orang polisi itu dan berbicara kepada Fandi."Kepala polisi, sekarang sudah terbukti bahwa Kevin tidak bersalah dan kita seharusnya membebaskannya!""Dia tidak bersalah? Siapa yang telah membuktikannya! Bawa dia kembali ke ruangtahanan sekarang!"Kata Fandi lagi."Pistol dalam kasus penembakan di rumah Fikri hanya ada sidik jari Fikri dan Medi di bagian pelatuknya. Ini telah menunjukkan bahwa pastinya bukan Kevin yang menembaknya saat itu. Sebelumnya, kami telah menangkap Medi dan dia telah mengaku secara pribadi bahwa dia yang menembak Fikri. Alasannya adalah karena dia tidak tahan dengan kemarahan Fikri dan Damar pad
Kedua bawahannya baru saja melapor kepadaFandi tentang Medi yang berinisiatif untuk melapor pada polisi dan mengungkapkan sejarah gelapnya Damar di tempat, tetapi Fandi hanya mendengar Medi yang telah ditangkap dan tidak mendengar sisanya."Sudah ditangkap."Suasana hati Damar yang awalnya marah sudah sedikit mereda."Oke, bagus, dia sama dengan Kevin dan kalian harus menghukum mereka berdua secepat mungkin, semakin berat semakin baik. Setelah kamu mengurung mereka berdua ke dalam penjara, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya hal-hal kedepannya lagi."Setelah mendengar Damar yang telah menyebutkan Kevin, suasana hati Fandi semakin gugup. Sekarang dia telah mencapai titik di mana dia tidak bisa mengatakan tidak, kemudian Fandi mengumpulkan keberaniannya dan akhirnya berkata."Tuan muda Damar, ada... Sesuatu hal yang terjadi di tempatku sini, bahwa satpam yang bernama Kevin itu sudah... Dibebaskan!""Apa!"Suara Damar segera naik sedikit lebih tinggi, yang membuat Fandi terkejut sampai
Fandi teringat lagi bahwa sebelum dia menelepon, Widia berbicara bahwa ada satu permintaan yang ingin diajukan. Fandi sangat tidak ingin bertemu dengan Widia. Jika Widia adalah petugas polisi biasa, Fandi akan menyuruhnya pergi, tetapi keluarga Wisnu bukanlah orang yang bisa dia singgungkan."Masuk!" Teriak Fandi dan Widia berjalan masuk ke dalam."Ada apa, katakanlah!" Kata Fandi. Dia ingin membiarkan Widia pergi secepat mungkin."Baik, Kepala polisi!"Widia berbicara dengan nyaring. "Kepala polisi, aku sekarang ingin mengajukan permintaan untuk menangkap Damar dan Fikri di Rumah sakit!"Setelah mendengar kata-kata Widia, Fandi hampir saja memuntahkan seteguk darah."Apa, kamu ingin menangkap Damar dan Fikri!" Kata Fandi dengan terkejut."Benar."Widia berbicara."Ketika kami sedang menangkap Medi, Medi secara pribadi berbicara bahwa Damar dan Fikri yang memerintahkannya untuk membunuh Kevin dan Tora di Universitas Santara! Setelah tindakan Medi gagal, Damar mengirim beberapa ora
"Angga!" Teriak Fandi."Kepala polisi, aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh Medi saat itu, bahwa Damar dan Fikri itu memang menyewa penjahat untuk membunuh orang, sehingga mereka harus ditangkap..." Angga berbicara kepada Fandi dengan sedikit takut. Setelah itu, dia tidak menoleh ke belakang dan berlari ke luar pintu. Widia mengendarai mobil dan membawa Angga pergi ke Rumah sakit.Saat ini, Fandi sudah dibuat marah oleh Widia. Jika bukan berada di kantor polisi, dia pasti akan melempar sesuatu barang dan berteriak dengan keras untuk melampiaskan amarahnya.Fandi berjalan kembali ke ruangan kantornya dan membanting pintu sampai tertutup. Fandi berada di dalam ruangan kantor dan berjalan mondar-mandir. Sekarang Widia telah pergi ke Rumah sakit untuk menangkap Damar dan Fikri. Dia harus segera melapor kepada Damar.Tetapi begitu dia mengatakannya, dia selalupunya sejenis firasat bahwa Damar ingin membunuhnya. Kantor polisi hanya jarak 20 menit berkendara ke Rumah sakit. Jika dia
"Apakah itu dari Medi? Haha, pernahkah kamu berpikir bagaimana jika Medi sengaja untuk menjebakku!" Tanya Damar dengan suara yang tajam."Menurut bukti yang ada saat ini, kami perlu menangkap Anda dan tidak ada ruang untuk negosiasi. Setelah Medi kembali ke kantor polisi untuk menjelaskan semua kebenarannya, jika Anda tidak bersalah, pihak kepolisian pasti akan membebaskan Anda, tetapi jika Anda benar-benar melanggar hukum, pihak kepolisian juga tidak akan pernah mentolerir!"Setelah Widia selesai berbicara, dia langsung memborgol tangan Damar."Baik, tapi kamu ingat saja, jika aku tidak bersalah, aku akan membuatmu membayar pengorbanan atas hal ini!" Kata Damar sambil menatap Widia dengan dingin."Berdiri, ikuti kami ke kantor polisi!"Widia mengabaikan Damar. Dia menarik Damar, lalu menoleh untuk menatap Fikri dan berbicara."Karena lukamu yang terlalu serius, pihak kepolisian tidak akan menangkapmu untuk sementara waktu. Mulai besok, kami akan mengirim polisi ke rumah sakit untuk
Kevin berpikir bahwa menurut kata-kata Tora, sangat memungkinkan bagi David untuk memecatnya. Masalah ini terjadi karena dia dan Kevin pastinya tidak akan membiarkan hal ini terjadi."Kakak Tora, mungkin saja kamu telah berpikir banyak, bukannya Pak David masih belum membuat pernyataan? Aku pikir dia pasti akan mengerti padamu." Kata Kevin sambil tersenyum."Tapi...""Kakak Tora, istirahatlah, aku sedang bertugas sekarang, sampai jumpa!" Setelah itu, Kevin menutupi panggilannya.Setelah Kevin bertugas sampai jam 10 pagi, dia harus masuk ke ruang satpam dan mengendarai mobil patroli bersama orang lain untuk berpatroli. Kevin berjalan ke ruangan kantor departemen keamanan. Setelah dia masuk, dia menyadari bahwa para satpam yang sedang beristirahat tidak menundukkan kepala mereka untuk bermain ponsel, melainkan sedang mengobrol dengan heboh."Hei, tadi malam terjadi dua kasus penembakan dan banyak orang yang telah mati di tempat! Kalian masih tidak tahu bukan? Masalah ini telah ditutup
David telah mengucapkan banyak kata. Tujuannya adalah ingin memecat Tora dan tidak memberi kesempatan kepada Kevin untuk menjadi perantara."Pak, bagaimana bisa kakak Tora mengajukan cuti padamu kemarin?" Setelah Kevin selesai mendengar kata-kata David, dia tahu bahwa David tidak tahu apa yang terjadi kemarin."Kemarin Tora memberitahuku bahwa adiknya sedang sakit dan harus pulang untuk melihatnya, ada apa?" Kata David.Kemarin, Tora takut memberitahu David bahwa dia telah menyinggung Tuan muda Fikri dan Damar dan akan memecatnya secara langsung, sehingga dia menyembunyikan kebenarannya dari David."Tidak, dia sudah berbohong. Kenyataannya adalah kemarin kami berdua bertugas di depan perumahan keluarga, kemudian Tuan muda Fikri dan Tuan muda Damar ingin masuk, tetapi kami tidak mengizinkannya masuk, sehingga kami bertengkar dengan mereka. Pada akhirnya, Fikri telah ditampar olehku dan mereka berdua baru pergi! Kakak Tora takut mereka akan datang untuk membalas dendam, sehingga dia m
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"