Kevin berpikir bahwa menurut kata-kata Tora, sangat memungkinkan bagi David untuk memecatnya. Masalah ini terjadi karena dia dan Kevin pastinya tidak akan membiarkan hal ini terjadi."Kakak Tora, mungkin saja kamu telah berpikir banyak, bukannya Pak David masih belum membuat pernyataan? Aku pikir dia pasti akan mengerti padamu." Kata Kevin sambil tersenyum."Tapi...""Kakak Tora, istirahatlah, aku sedang bertugas sekarang, sampai jumpa!" Setelah itu, Kevin menutupi panggilannya.Setelah Kevin bertugas sampai jam 10 pagi, dia harus masuk ke ruang satpam dan mengendarai mobil patroli bersama orang lain untuk berpatroli. Kevin berjalan ke ruangan kantor departemen keamanan. Setelah dia masuk, dia menyadari bahwa para satpam yang sedang beristirahat tidak menundukkan kepala mereka untuk bermain ponsel, melainkan sedang mengobrol dengan heboh."Hei, tadi malam terjadi dua kasus penembakan dan banyak orang yang telah mati di tempat! Kalian masih tidak tahu bukan? Masalah ini telah ditutup
David telah mengucapkan banyak kata. Tujuannya adalah ingin memecat Tora dan tidak memberi kesempatan kepada Kevin untuk menjadi perantara."Pak, bagaimana bisa kakak Tora mengajukan cuti padamu kemarin?" Setelah Kevin selesai mendengar kata-kata David, dia tahu bahwa David tidak tahu apa yang terjadi kemarin."Kemarin Tora memberitahuku bahwa adiknya sedang sakit dan harus pulang untuk melihatnya, ada apa?" Kata David.Kemarin, Tora takut memberitahu David bahwa dia telah menyinggung Tuan muda Fikri dan Damar dan akan memecatnya secara langsung, sehingga dia menyembunyikan kebenarannya dari David."Tidak, dia sudah berbohong. Kenyataannya adalah kemarin kami berdua bertugas di depan perumahan keluarga, kemudian Tuan muda Fikri dan Tuan muda Damar ingin masuk, tetapi kami tidak mengizinkannya masuk, sehingga kami bertengkar dengan mereka. Pada akhirnya, Fikri telah ditampar olehku dan mereka berdua baru pergi! Kakak Tora takut mereka akan datang untuk membalas dendam, sehingga dia m
Setelah Widia kembali untuk beristirahat, Fandi segera pergi ke ruang tahanan untuk melihat Damar dan meminta bawahannya untuk membawa matras, selimut dan bantal yang paling lembut di kantor polisi kepada Damar, agar Damar tidak menderita di dalam ruang tahanan.Di dalam ruang tahanan, Fandi hanya bisa mengucapkan semua kata baik, lalu berbicarabahwa karena identitas Widia, dirinya tidak berani ikut campur tangan dalam kasus ini. Jika tidak, dia tidak akan pernah datang ke tempat Damar sana untuk mencari penderitaan!Damar yang merasa kesal melampiaskan semua amarahnya ke Fandi, kemudian dia menampar Fandi dua kali dan menendang Fandi. Fandi bahkan tidak berani melepaskan kentutnya. Setelah ditendang, dia tersenyum malu-malu dan berbicara."Selama amarah Tuan muda Damar bisa mereda, aku juga merasa rela untuk dibunuh sampai mati."Damar merasa kesal untuk menatap Fandi, kemudian dia meminta Fandi untuk keluar dari ruang tahanan. Kabar bahwa Damar dibawa ke kantor polisi pasti sudah d
Terdengar suara polisi itu dalam panggilan.Setelah mendengar ini, Widia tidak tahan untuk merasa frustrasi dan memelototi pengacara Darius."Bagaimana dengan situasi Medi?" Tanya Widia lagi."Dokter bilang situasinya cukup bagus. Lima peluru di tubuhnya tidak berada di posisi yang terpenting. Semua pelurunya telah dikeluarkan. Beberapa hari kemudian, otak Medi akan kembali pulih dan kita bisa merekam pengakuannya di rumah sakit!" Kata polisi itu di dalam rumah sakit."Oke, jagalah Medi itu dengan baik. Jika ada situasi apa pun, lapor lah padaku segera!" Setelah itu, Widia menutupi panggilannya."Polisi Widia, ini adalah slip jaminan kami untuk Tuan muda kami. Kami ingin membawa Tuan muda kami pergi sekarang, apakah kamu masih ada masalah?" Tanya pengacara itu sambil tersenyum.Menurut Widia, pengacara itu sedang memprovokasinya secara disengaja. Widia tidak ingin peduli padanya, kemudian dia menatap Damar dan berbicara."Jika kamu adalah pembunuh kriminal, aku secara pribadi akan
"Baik, aku tahu." Jawab Damar."Selain itu, Geng Pemuda sana sudah memiliki informasi yang akurat kemarin. Mereka telah menyetujui permintaanku. Jika kita ingin berkelahi dengan keluarga Zano, mereka akan mengirim seorang master untuk membantu kita mengalahkan keluarga Zano dalam satu gerakan." Kata Darius sambil berpikir saat menelepon Deri, pemimpin Geng Pemuda. Darius selalu berencana untuk sepenuhnya merebut dunia bawah tanah dari tangan keluarga Zano. Dia tidak pernah bertempur dalam pertempuran yang tidak pasti. Selama bertahun-tahun ini, kekuatan bawah tanah dari keluarganya selalu berkembang. Hingga dua tahun terakhir, Darius merasa bahwa sudah saatnya bagi keluarganya untuk menggantikan keluarga Zano.Beberapa bulan yang lalu, Darius mulai berkomunikasi dengan Geng Pemuda dan meminta mereka untuk membantu tindakannya. Sikap dari Geng Pemuda selalu tidak jelas sebelumnya, tetapi Darius tahu bahwa Geng Pemuda perlu menilai kekuatan dari keluarga Darius.Ketika dia menelepon D
Nenek tua itu telah memasuki kamar bangsal. Setelah pintu kamar ditutup, tatapannya tertuju pada Medi yang berbaring di atas ranjang. Kedua matanya yang awalnya jujur berubah menjadi licik saat ini. Dia mengeluarkan jarum suntik sekali pakai dari lengannya, yang telah diisi dengan cairan transparan yang sedikit kekuningan.Cairan ini adalah sejenis racun kuat. Bahannya adalah racun yang diekstrak dari bisa ular yang ditangkap di gurun pasir. Saat ini, pemahaman dunia tentang racun ini dapat disebut sebagai pengetahuan kecil. Yang lebih menakjubkan lagi adalah setelah diracuni, dalam waktu tiga hari pertama, tubuh orang yang diracuni itu tidak dapat mendeteksi komponennya, tetapi tiga hari kemudian, berbagai tanda keracunan itu akan muncul satu per satu.Nenek tua itu mengambil jarum suntik ini dan berjalan ke depan ranjang Medi. Di atas ranjang, Medi masih dalam kondisi koma. Tangan kanannya masih diinfus dan tangan kirinya diborgol ke ranjang. Nenek tua itu perlahan membungkuk dan me
Saat ini, dokter telah memeriksanya, lalu berjalan Ke arah polisi segera menanyakan penyebab dari kematian Medi."Semua gejala fisik Tuan Medi normal dan bisa dipastikan bahwa penyebab dari kematiannya tidak berhubungan langsung dengan lukanya, mungkin saja dia sendiri menderita sesuatu penyakit, yang kebetulan kambuh di pagi hari ini. Saat ini, hanya ada spekulasi ini saja dan tidak ada alasan lain yang bisa ditemukan, tetapi kemungkinan dari spekulasi ini juga sangat rendah. Aku tidak bisa berpikir penyakit apa yang bisa menyerang fisiknya begitu cepat, bahkan sama sekali tidak mengeluarkan suara..."Kata dokter itu sambil menggelengkan kepalanya."Tidak mungkin, tidak mungkin bisa begitu kebetulan..."Di dalam panggilan, Widia telah mendengar kata-kata dokter, tetapi dia tidak mempercayainya. Dia samar-samar merasa bahwa kematian dari Medi mungkin saja terkait dengan Damar, kemudian dia bertanya."Apakah ada orang yang masuk ke dalam kamar bangsal Medi?""Tidak ada... Eh, ada satu
Bab 794Widia dan kedua polisi itu terkejut,"Bagaimana bisa mayatnya dibawa pergi? Apakah polisi tidak memberitahumu bahwa dia terlibat dalam kasus pembunuhan? Dia adalah kunci dalam kasus itu, tetapi kalian malah melepaskannya pergi dengan begitu mudah bukan!""Ini bukan urusanku dan mereka telah membawa bukti dari rumah sakit. Aku adalah orang yang menjaga kamar mayat, jangan meminta pertanggungjawaban dariku..."Setelah pria itu berdebat dengan Widia, dia memeluk kepalanya segera dan tampaknya sangat ketakutan. Widia telah menyadari impulsifnya sendiri dan meminta maaf kepada pria tua itu. Dia berjalan ke samping, lalu menelepon kedua polisi yang menjaga Medi sebelumnya dan meminta mereka datang ke kamar mayat untuk segera menemuinya.Tak lama kemudian, kedua polisi itu telah datang."Kapten Widia...""Mayat Medi sudah dibawa pergi, bagaimana cara kerja kalian? Bukannya aku sudah bilang bahwa tidak ada siapa pun yang diizinkan untuk menyentuh mayat Medi?"Widia menegur mereka. Dia
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan