Diana dan Elmira duduk di samping Dendi, sambil meraih tangannya."Paman, aku mengerti dengan usahamu, tetapi..."Kevin hanya bisa mengatakannya dengan jelas sekarang."Tetapi aku sudah diusir keluar dari keluarga Wijaya tadi malam dan sekarang tidak mungkin bagiku untuk menggunakan kekuatan dari keluarga Wijaya."Setelah Kevin selesai berbicara, Dendi sekeluarga menjadi terkejut."Ketika aku bertemu dengan kedua ayah dan anak dari keluarga Arman sebelumnya, aku sudah bilang bahwa aku bukan lagi orang dari keluarga Wijaya, hanya saja kalian tidak peduli pada hal itu." Kata Kevin dengan sedih.Dendi sekeluarga baru saja teringat bahwa Kevin memang pernah mengatakannya, tetapi saat itu, mereka berpikir bahwa Kevin sedang bercanda dan tak terduga bahwa apa yang dia katakan itu benar."Kalau begitu bagaimana solusinya ini?" Dendi menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Tekanannya sekarang sangat besar, apalagi kehebohan yang disebabkan oleh Elmira di kota belakangan ini sudah cukup b
Hari ini, foto yang dibawa oleh Anjas dipotret pada saat hari pernikahan Arhan dan Elmira.Di dalam foto itu, batu giok jatuh ke lantai dan Elmira di dalam kerumunan itulah yang hendak ingin mengambil batu giok itu."Itu adalah dia! Apakah kamu sudah menemukan Elmira? Di manakah dia sekarang?" Tanya Zano sambil menatap Anjas."Elmira ada di rumah keluarga Dendi sekarang!" Setelah Anjas selesai berbicara, tatapan Zano terpaku dan penampilan Dendi muncul di dalam benaknya. Tinjunya sedikit terkepal dan tatapannya yang kejam tersebar di matanya."Aku baru saja mendapatkan foto ini dan memiliki pemahaman yang terbatas tentang situasinya. Tuan muda Arhan dari keluarga Arman di kota menikahi Nona Dinara dari keluarga Dendi dan sebenarnya, Dinara adalah Elmira! Elmira sudah tiba di keluarga Dendi pada empat bulan yang lalu. Adapun tentang bagaimana bisa dia kembali, masih belum diketahui sekarang." Kata Anjas.Zano menepuk meja dengan keras. Banyak benda di atas meja seperti tempat kuas,
"Apakah pihak pemerintah yang maju untuk menekan masalah ini?" Ketika melihat ayahnya sedang melamun, Anjas mengemukakan pandangannya sendiri."Tidak mungkin."Zano membantahnya dengan tegas."Pemerintah kota tidak memiliki kemampuan yang begitu hebat. Meskipun pemerintah provinsi mampu, tetapi keluarga Arman masih tidak memiliki rasa malu yang begitu besar, sepertinya ada satu kekuatan lainnya yang sedang menekan masalah ini.""Kekuatan lainnya? Keluarga mana yang memiliki kekuatan yang begitu kuat?’Anjas berpikir sekali di dalam hatinya, tetapi dia tidak bisa memikirkannya, keluarga mana yang dapat menekan masalah ini dengan begitu erat."Pikirkanlah dengan baik, jika itu tidak ada, itu berarti bahwa kekuatan ini tidak ada di sisi terangnya." Seringai muncul di mulut Zano, sepertinya dia telah menebak siapakah itu."Maksud Anda... Keluarga Wijaya yang tersembunyi!”Anjas tiba-tiba menyadarinya dan sekarang Anjas secara bertahap sudah mulai mengambil alih urusan keluarga Zano. Beb
Di rumah keluarga Arman di kota, setelah kembali ke rumah, Arman duduk dengan lumpuh di atas sofa. Sekarang dia akhirnya bisa menghela nafas dengan lega, sedangkan Arhan juga duduk di atas sofa, tetapi dia merasa hidupnya sudah tidak ada artinya lagi dan berpikir tentang Elmira di dalam benaknya.Arman memiliki satu pertanyaan di dalam hatinya, apa maksud dari kalimat terakhir Kevin? Apa yang dimaksud dengan "aku sudah bukan lagi orang dari keluarga Wijaya"?Saat ini, ponsel Arman tiba-tiba berdering dan itu adalah sebuah pesan. Ketika melihat nomor itu, Arman segera duduk dengan tegak. Nomor ini milik keluarga Wijaya yang tersembunyi. Dia ingat dengan jelas bahwa dirinya menerima bantuan dari keluarga Wijaya melalui nomor ini saat itu!Tentu saja, dia tidak berani menelepon nomor ini. Meskipun dia meneleponnya, juga tidak ada orang yang akan menjawabnya. Sebenarnya, nomor ini digunakan oleh keluarga Wijaya untuk mengumumkan hal-hal besar dari keluarga Wijaha. Hanya orang yang memilik
Di dalam ruang tamu, Kevin telah bertemu dengan kedua ayah dan anak dari keluarga Arman."Tuan muda Kevin, Anda sudah datang!" Arman segera menyapanya dan dia masih menganggap Kevin sebagai Tuan muda pertama dari keluarga Wijaya."Tuan muda Kevin."Arhan menyapanya dan hatinya masih terasa sangat tidak seimbang. Kevin sudah bukan Tuan muda pertama dari keluarga Wijaya Lagi, tetapi dirinya sendiri masih harus memanggilnya seperti itu."Tuan Arman terlalu sopan." Kata Kevin sambil tersenyum. Dia melirik pelayan yang sedang membersihkan kaca di ruang tamu, kemudian Arman telah melihatnya dan segera minta pelayan itu untuk keluar.Kevin meraih tangan Elmira, kemudianduduk di atas sofa dan berkata sambil menatap Arman."Tuan Arman, aku berharap Anda tidak menyebar informasi bahwa Tuan muda Arhan sudah bercerai dengan Dinara dan juga Elmira, karena pengaruhnya terhadap Anda dan keluarga Dendi tidak baik. Biarkan orang-orang di luar sana mengira Tuan muda Arhan dan Dinara masih suami istr
Pada saat Kevin dan Elmira sedang mempersiapkan acara pernikahan mereka, Anjas pergi untuk mengundang Master Roki atas perintah dari ayahnya. Anjas duduk di sebuah mobil yang dikendarai oleh sopirnya menuju ke Kuil di pinggiran kota.Roki terobsesi dengan seni bela diri. Dia menghabiskan waktu sepertiga tahun untuk mempelajari seni bela diri. Sejak direkrut oleh Zano pada sembilan tahun yang lalu, dia selalu tinggal di Kuil, karena udara di atas Gunung sangat segar dan penuh dengan aura, yang merupakan tempat yang bagus bagi orang yang berlatih seni bela diri.Mobil melaju di sepanjang jalan pegunungan yang berkelok-kelok dan akhirnya telah tiba di depan gerbang kuil di lereng gunung. Anjas turun dari mobil. Setelah sopir turun dari mobil, dia mengeluarkan sebuah kotak kardus dari bagasinya. Kotak kardus itu berisi segala jenis minuman yang berkualitas.Salah satu hobi dari Roki adalah minum minuman alkohol. Ketika orang dari keluarga Zano datang untuk melihatnya setiap kalinya, merek
"Huh, orang yang tidak berguna, tenang saja, aku tidak akan membunuhmu sekarang dan aku akan membunuh musuhku sekarang, bukannya itu lebih baik jika ada orang lain yang menyaksikannya?"Pria paruh baya itu berbicara sambil tersenyum."Setelah aku membunuh Roki, aku akan membiarkan kalian pergi bersamanya."Sopir itu langsung pipis di celana. Seluruh tubuhnya menjadi lemas dan mulutnya terus berbisik."Jangan, jangan...""Bajingan!"Pria paruh baya itu mengutuk sopir, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke Roki dan berteriak."Roki, aku sudah datang ke sini untuk membalas dendam padamu hari ini!"Setelah itu, pria dan wanita paruh baya itu bergerak tajam dan keduanya bergegas menuju Roki sambil membawa pedang."Gawat." Teriak Anjas di dalam hatinya. Jika Roki telah dibunuh oleh mereka, situasinya akan sangat berbahaya. Pria dan wanita paruh baya itu hampir saja bergegas ke depan Roki. Mereka mengangkat pedang dan hendak akan membelah kepala Roki.Roki malah tidak menghindarinya, ba
Robi dan Kanza merasa terkejut. Kecepatan Roki sangat cepat. Saat ini, ada satu pemikiran yang muncul di dalam benak keduanya, bahwa jika dibandingkan dengan Roki, perbedaan mereka bagaikan kucing dan harimau.Tetapi keduanya masih segera mengayunkan pedangnya untuk melawannya. Roki mengitari kedua tangannya di sekitar pergelangan tangan mereka dan kemudian dia menepuk punggung tangan mereka. Keduanya tidak tahan lagi untuk melepaskan tangannya, kemudian pedang mereka berdua terbang ke atas dan jatuh ke samping!Kemudian, Roki berhenti untuk bersikap sopan terhadap Robi dan Kanza. Kedua lengannya yang kuat menyerang mereka berdua secara bergantian. Robi dan Kanza hanya bisa membela diri. Mereka biasanya bisa saling mendukung saat menghadapi musuh, tetapi saat ini, mereka telah menyadari bahwa diri sendiri sudah tidak bisa menjaga diri sendiri, jangan sebutkan bahwa akan membantu satu sama lain.Mereka hanya melihat lengan dan tinju Roki yang padat, seperti kelelawar yang mulai muncul
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb