Meskipun Kevin tidak menyukai Lisa, tetapi ketika dia memikirkan sikap Toni yang sudah membohongi Lisa jika dia yang menyelamatkannya dari keluarga Kusuma, padahal Kevin lah aktor utama yang menyelamatkan Lisa. Dia tidak ingin membiarkan Lisa terjerumus dari kebohongan Toni selamanya, sehingga dia menyetujui rencana Syifa."Baguslah, aku telah memberitahu Lisa sebelum datang ke sini, bahwa hari ini kami akan pergi ke lapangan bersama. Kevin, kamu harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, mungkin saja kamu benar-benar bisa mendapatkan Lisa." Kata Syifa sambil tertawa."Apa dia benar-benar akan datang?" Kevin juga tidak menganggapnya dengan serius. Dia merasa bahwa menurut dia sifat dari Lisa, jika dia tahu bahwa Kevin ada di sini, dia pasti tidak akan datang."Tidak, dia pasti akan datang, tenang saja, kalian duduk dan aku akan pergi ke luar untuk melihat Lisa sudah sampai atau belum." Setelah Syifa selesai berbicara, dia berjalan ke luar restoran. Saat ini, Lisa juga datang samb
"Toni, akhirnya kamu datang juga!" Lisa berjalan mendekati Toni sambil tersenyum dan secara alami memeluk Toni."Lisa, jika kamu ingin mengajak Toni, kenapa kamu tidak memberitahukan aku terlebih dahulu?" Ketika melihat Lisa dan Toni begitu mesra, wajah Syifa menjadi lebih muram."Aduh, Syifa, Toni juga kebetulan saja lewat daerah sini, sehingga aku mengajaknya saja kesini." Lisa tidak merasa dirinya salah.Dia berkata sambil menatap Syifa dan yang lainnya, "Sebenarnya, ada satu hal lagi yang ingin aku beritahu hari ini, bahwa aku telah menerima cinta dari Toni. Mulai hari ini, kami berdua sudah resmi berpacaran."Ketika kata-kata ini diucapkan, ekspresi di wajah Syifa menjadi kaku.Andre juga merasa sangat terkejut dan kemudian tanpa sadar menatap Kevin.Kevin terkejut dan juga sedikit menundukkan kepalanya, kemudian menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. Dia bisa menebak, bahwa Lisa pasti akan menerima cinta dari Toni, karena Lisa merasa bahwa toni lah yang sudah membantu kelu
"Minggirlah, kalian jangan menghalangi jalan!" Kevin tidak bergerak sama sekali dan hanya memelototi Toni sambil mengutuknya dengan kejam.Masuk akal saja jika untuk membantu gadis membawa tasnya, tetapi Toni yang tidak tahu malu itu malah membiarkan Kevin membawa tasnya, seberapa tidak tahu malunya dia? Apakah dia benar-benar menganggap Kevin tidak punya otak?Ketika dikutuk oleh Kevin seperti itu, Toni kaget dan pergi sambil bergumam."Jangan peduli padanya, dia hanyalah orang yang tidak memiliki kemampuan apa-apa." Lisa memelototi Kevin, lalu memegang tangan Toni dan berjalan keluar pintu terlebih dahulu, sedangkan Kevin, Syifa dan Andre mengikutinya dari belakang.Begitu mereka berjalan keluar dari pintu restoran, ada beberapa pria yang lewat di depan Lisa dan yang lainnya sambil berbicara dan tertawa.Mata Lisa menyusut dan tatapannya terkunci erat pada salah satu orang, kemudian dia berteriak, "Brengsek, apa kamu tidak melihat aku ada di depan?" Suara teriakan itu sangat keras d
"Lisa, itu sudah cukup untuk menghukumnya, ayo cepat kita berangkat." Toni sangat panik ketika dia mendengar bahwa itu adalah Rendi, karena dia sama sekali tidak pernah membantu Lisa. Jika hal ini terbongkar, habislah dia."Jangan dulu pergi, sayang, anak ini telah menghancurkan keluargaku dengan begitu sengsara, bagaimana bisa aku membiarkan dia begitu saja dengan mudah?" Lisa merangkul lengan Toni dan berkata, "Sekarang kamu pergi dan tampar dia di hadapanku!""Hah ... Tidak." Kata Toni dengan rasa yang bersalah."Aduh, apa yang kamu takuti? Kita punya koneksi dengan Ketua Anas, bahkan jika kita memberikan dia pelajaran, dia juga tidak berani terhadap kita!" Kata Lisa sambil menghasutnya.Sekarang Toni telah dihimpit ke posisi ini dan tidak mungkin baginya untuk tidak menamparnya. Toni memberanikan dirinya, lalu berjalan ke hadapan Rendi, mengangkat tangannya dan menampar Rendi beberapa kali."Bagus sekali." Lisa bertepuk tangan dengan gembira, lalu berjalan ke hadapan Rendi dan men
"Ini dari ayahku, film akan segera dimulai, ayo kita masuk sekarang." Sebelum Toni sempat bertanya, Lisa telah menarik dia masuk ke dalam untuk menonton bioskop.Setelah selesai menonton bioskop, waktunya sudah lebih dari jam 11 malam. Toni memberi sebuah ide agar Lisa tidak kembali ke kampus malam hari ini dan langsung mencari tempat di luar saja. Hari ini, setelah bertemu dengan Rendi telah memberikan sebuah peringatan padanya dan lebih baik untuk tidak membawa Lisa kembali ke kampusnya dan lebih memilih memesan hotel. Jika menunggu sampai Lisa mengetahui kenyataannya, akan terlambat bagi dirinya untuk menyesalinya."Naik taksi untuk pulang juga tidak butuh waktu yang lama." Kata Syifa dengan terburu-buru. Dia selalu merasakan firasat buruk atas niat Toni yang ingin tidur di luar."Jika kalian ingin pulang, pulanglah lebih dulu, aku bersama Lisa tidak akan pulang ke asrama!" Sambil berkata demikian, Toni merangkul bahu Lisa dan bersandar padanya."Lisa, maukah kamu pulang bersama ka
"Pak manajer." Kevin mengenalinya. Sebelumnya, dia telah bertemu dengan pria yang ada di depannya ini di acara jamuan makan yang diadakan oleh Beni, tetapi dia tidak menyangka bahwa hotel ini masih milik keluarganya."Jangan seperti itu, Tuan bisa memanggil saya Azka saja." Jawab Azka dengan tersanjung.Kevin adalah orang yang sangat santai akhirnya dia memanggil Azka sebagai Pak Azka"Tuan muda, kenapa Anda bisa datang ke sini?" Azka bertanya sambil membungkuk."Oh, aku tadi pulang bermain dengan teman-temanku, karena hari sudah malam kami memutuskan tidur di hotel saja." Kata Kevin sambil tertawa."Ternyata begitu." Azka mengangguk kepalanya, lalu menoleh ke staf resepsionis dan bertanya, "Apakah kamar untuk Tuan muda ini sudah dibuka?""Sudah." Kata staf resepsionis dengan suaranya yang sedikit bergetar. Bagaimana dia bisa menyangka, bahwa anak muda yang berpakaian lusuh itu ternyata bisa membuat manajer Azka begitu sopan padanya. Seluruh staf hotel, termasuk dia juga bersikap acuh
Haiz, sudahlah, meskipun dirinya mengatakan semuanya, mungkin Lisa juga tidak akan mempercayainya. Saat itu, mungkin saja Lisa akan mengejek yang tidak tahu malu dan ingin memanfaatkannya.Ketika memikirkan sikap Lisa terhadap dirinya sebelumnya, Kevin tidak jadi merasa kasihan seperti sebelumnya. Dia berbaring di atas ranjang. Sebelumnya..Lisa dan Toni sudah memasuki kamar, Toni mulai menyentuh Lisa dan mengucapkan begitu banyak rayuan, karena tujuannya hanya untuk meniduri Lisa.Lisa pada akhirnya memutuskan untuk memberikan semua yang diinginkan Toni. Bagaimanapun, Lisa merasa punya hutang budi terhadap Toni karena sudah banyak membantunya.Setelah mandi, dia berbaring di atas ranjang, sedangkan Toni juga sudah melepaskan semua pakaiannya. Ketika merangkak di ranjang dan saat itu, ayahnya Lisa meneleponnya. Lisa bangun dari ranjang dan menerima panggilannya, tidak disangka bahwa dia telah mendengar sebuah kabar yang mengejutkan.Ketika melihat Toni yang berbaring di atas ranjang
"Tidak masalah jika aku harus menggantinya, bukannya itu sebuah patung saja? Untuk apa aku berlama-lama tinggal di hotel ini." Lisa yang sedang marah bersikap acuh tak acuh kepada siapa pun."Apa yang dikatakan oleh Nona memang benar, karena kami tidak memiliki uang yang banyak seperti Anda." Wajah Azka menyeringainya, "Kalau begitu silakan Nona untuk membayarnya sekarang, patung ini dibuat oleh pemahat besar di Amerika pada tahun 80 dan saya membelinya dari rumah lelang di Amerika pada tahun 2017 dengan harga total 15 milyar rupiah!""Apa!" Lisa mengira dia sudah salah mendengarnya dan menatap Azka dengan tidak percaya. Azka juga malas untuk menjelaskannya kepada Lisa dan memintanya untuk menunjukkan tanda terima lelang kepada Lisa.Saat ini, Lisa tidak bisa berkata apapun lagi.15 milyar sudah setara dengan pendapatan keluarga mereka selama satu tahun!"Tuan, aku benar-benar tidak sengaja ..." Lisa merasa panik dan seluruh tubuhnya lemas, kemudian tangannya yang memegang bukti tanda
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"