"Aku tidak akan perhitungan dengan mereka! Kamu lanjutkan saja untuk menerima hukuman!" Kata Rama dengan sungguh-sungguh. Sebenarnya, dia juga khawatir pada Kevindan dia tidak terlalu marah tentang perilaku keempat wanita itu yang mencoba untuk menyelamatkan Kevin."Baik." Jawab Kevin. Dia menghela nafas dengan lega, kemudian dia menatap keempat wanita dan berbicara."Kakek sudah memaafkan kalian dan aku akan menerima hukuman dari keluarga Wijaya sekarang. Kalian berdiri di samping dengan patuh, jangan melakukan apapun lagi.""Tuan muda Kevin..."Keempat wanita itu merasa tidak tega untuk melihat Kevin yang dipukuli."Siapa pun tidak boleh bergerak dan ini adalah perintahku." Setelah Kevin selesai berbicara, dia berbalik dan berjalan menuju bangku cambuk. Rani dan lainnya mengerutkan kening, seolah-olah mereka sedang menderita. Kevin berjalan ke depan bangku cambuk. Ketika dia hendak ingin berbaring, ponselnya berdering saat ini!Di atas Pulau, nomor ponsel di luar bisa menelepon
"Baiklah, tunggulah aku di kota, aku akan segera kembali untuk mencarimu!" Kevin telah menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam pesta ulang tahun kakeknya dan sedang bersiap untuk menerima hukuman dari keluarga. Penampilan ini benar-benar tidak sopan."Aku menunggumu." Kata Elmira. Setelah itu, Kevin menutup panggilannya."Diana, dia masih menginginkanku, dia tidak membenciku dan kami bisa kembali lagi..." Elmira meraih tangan Diana dan berbicara dengan penuh kegembiraan. Hatinya penuh dengan rasa kegembiraan yang tak terbatas dan matanya yang berkaca-kaca tersenyum.Diana menemani Elmira untuk tersenyum, tetapi masih ada sedikit kepahitan dan rasa iri di dalam hatinya.Ketika melihat Kevin yang menelepon dengan bahagia, Rama telah menyadari sesuatu hal dan bertanya dengan tegas."Siapa yang meneleponmu? Siapa yang mengizinkan kamu untuk menjawab panggilan saat kamu menerima hukuman dari keluarga?"Rama sangat marah. Dia merasa Kevin telah melupakan aturan keluarga."Iya, ini
"Mahes!"Rama memelototi Kevin dan berteriak."Sekarang adalah periode tersulit bagi keluarga Wijaya dan aku sekarang menambahkan satu aturan di hukum keluarga. Jika ada orang yang melanggar perintah dari kepala keluarga secara terang-terangan, dia akan mendapatkan hukuman cambuk sebanyak 100 kali! Mulai sekarang, aturan ini segera berlaku, apakah kamu sudah mengingatnya!""Baik." Kata Mahes sambil mengangguk.Begitu Rama selesai berbicara, orang-orang di aula menjadi terkejut, jelas bahwa Rama sedang menargetkan Kevin. Ketika memikirkan hukuman cambuk sebanyak 100 kali, semua orang di keluarga Wijaya sangat terkejut. Hukuman cambuk yang paling berat dalam hukum keluarga sebelumnya hanya 90 kali. Ada seseorang yang pernah menerima hukuman cambuk sebanyak 90 kali. Meskipun dia tidak mati, tetapi dia hanya bisa hidup di atas kursi roda selamanya."Kevin, aku bertanya padamu untuk terakhir kalinya, apakah kamu akan meninggalkan Elmira!" Rama memelototi Kevin. Dia merasa bahwa Kevin te
Kedua bawahan dari penanggung jawab hukum keluarga hendak mengangkat tongkat dengan tinggi dan hendak akan jatuh ke atas tubuhnya Kevin di detik berikutnya."Hentikan!"Terdengar sebuah suara teriakan yang centil lagi. Ada satu sosok bayangan yang bergegas ke depan Kevin dengan cepat dan dia adalah Mia. Hatinya Derren merasa tergerak setelah melihat Mia. Dia merasa sangat akrab dengan gadis ini."Tangkap dia!" Bara mendorong Derren ke kedua bawahan dari oenanggung jawab hukum keluarga dan bergegas ke depan Mia. Dia dapat memastikan bahwa gadis ini bukanlah orang dari keluarga Wijaya, sehingga dia menggunakan 70% dari kekuatannya untuk memukul bahu kanan Mia.Keterampilan seni bela diri Mia sangat lemah. Setelah Bara memukul bahu kanannya, dia mendengus, lalu terjatuh ke lantai dan darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Bara bergegas ke depan Mia dan mengendalikannya."Siapakah kamu?" Rama menatap Mia dan tidak tahu bagaimana bisa gadis itu muncul di sini."Siapakah aku! Huh, ket
Setelah mendengar Derren yang telah mengenali dirinya, Mia merasa ingin menangis, tetapi dia bahkan tidak melihatnya. Ternyata gadis yang tampaknya jelek itu adalah cucunya sendiri dan orang-orang keluarga Wijaya di aula menjadi tercengang. Rama juga terkejut. Sebenarnya, selama beberapa tahun ini, dia terkadang juga memikirkan kedua ibu dan anak itu!Bagaimanapun, mereka juga termasuk keturunan dari keluarga Wijaya dan tampaknyasedikit kejam untuk membiarkan mereka tinggal di malaysoa. Saat ini, ketika melihat tatapan Mia yang penuh kebencian padanya, Rama tidak merasa marah, tetapi dia malah merasa menyesal!Dia bisa melihat dari penampilan dan tatapan Mia, bahwa dia pasti sangat menderita selama bertahun-tahun ini."Kemarilah." Kata Rama sambil menatap Mia. Dia ingin melihat cucunya sendiri lebih dekat."Huh, orang tua sialan, aku benci kamu!" Mia mengutuknya dan sekarang dia baru saja tahu bahwa Rama yang telah menyebabkan tragedi pada tahun itu! Jika bukan karena dia, ibunya j
Tatapan dari semua orang tertuju pada Kevin. Setelah Kevin memikirkannya selama beberapa detik, dia berdiri dan perlahan menghadap orang-orang di bawah. Yang lainnya sedang bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh Kevin.Kevin perlahan berlutut di lantai dan mengetuk kepalanya tiga kali di hadapan para kerabat di bawah. Kemudian, dia berdiri, berjalan ke depan kedua orang tuanya dan mengetuk kepalanya tiga kali. Pada akhirnya, dia berjalan ke depan Rama, lalu berlutut lagi dan mengetuk kepalanya tiga kali lagi.Ketika Kevin berdiri, tanda merah di dahinya terlihat jelas. Dia menatap Rama dan berbicara."Kakek, Kevin sebagai keturunan keluarga Wijaya yang durhaka, bersedia untuk keluar dari keluarga Wijaya. Mulai sekarang, aku bukan lagi orang dari keluarga Wijaya dan tidak ada hubungannya lagi dengan keluarga Wijaya!"Hingga sekarang, Kevin juga tahu bahwa dirinya hanya ada satu jalan keluar ini. Suara Kevin tidak keras, tetapi itu telah mengguncang hati setiap orang keluarga Wijay
Saat ini, kesan kemarahan di mata Andrea sudah menghilang. Dia tersenyum dengan canggung dan meminum segelas anggur sendirian."Suamiku, ayo kita melihat kakak dan kakak ipar." Kata Marisa sambil tersenyum.Marisa selalu suka membandingkan dirinya sendiri dengan bellina dan setiap kalinya selalu kalah, tetapi hari ini sudah berbeda, karena putranya bellina sudah diusir keluar, bagaimana bisa bellina bertarung dengan dirinya?Marisa dan Andrea membawa gelas anggur dan datang ke meja Andara. Marisa berbicara sambil tertawa."Hari ini adalah hari yang baik, mari kita bersulang!""Apa katamu!" Belina menjadi marah.Putranya sudah diusir keluar dari rumah, sedangkan Marisa malah berkata bahwa hari ini adalah hari yang baik. Dia sedang mempermalukannya secara disengaja."Ada apa, hari ini adalah hari ulang tahun ayah, apa salahnya jika aku berkata bahwa hari ini adalah hari yang baik!" Kata Marisa dengan enggan.Belina menatap Marisa dengan marah. Matanya sudah memerah. Andara merangkuln
"Sudahlah, anak kita hendak pergi, kamu jangan memarahinya lagi." Kata Andara.Belina segera mengubah perkataannya. Dia menatap Kevin dan berbicara sambil tersenyum."Anakku, ibu tidak mengolok-olok mu, kamu adalah anak ibu yang baik, aku merasa bangga padamu...""Aku mengerti, bukannya aku baik-baik saja sekarang? Itu jauh lebih baik daripada dicambuk sampai mati bukan?" Canda Kevin dengan sengaja.Meskipun yang lainnya tidak bisa tertawa, tetapi suasana hati mereka sedikit tenang."Kakak, tidak peduli apakah kamu adalah orang dari keluarga Wijaya atau bukan, kamu selalu menjadi kakakku!" Devin meninju dada Kevin dengan pelan."Saudaraku yang baik!"Kevin tersenyum. Dia merasa sangat beruntung untuk memiliki seorang adik yang seperti Devin."Aku minta tolong padamu untuk menjaga kedua orang tuaku ke depannya!" Kata Kevin sambil tersenyum."Cih, aku masih punya orang tua yang harus dijaga, kami menunggumu kembali ke keluarga Wijaya!" Kata Devin. Dia menantikan hari itu di dalam h
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"