Di dalam kamar Arhan, Dinara sedang duduk di atas ranjang. Hatinya masih terasa sangat kontradiktif. Jika Arhan benar-benar ingin tidur dengannya nanti, apa yang harus dia lakukan?"Tuan muda Arhan pernah menyelamatkanku sebelumnya dan kami telah melewati begitu banyak suka dan duka. Aku sangat menyukainya, apalagi aku sudah menikah dengannya sekarang. Jika dia benar-benar ingin melakukan hal itu padaku, sebenarnya... Sebenarnya itu juga normal, aku... Aku..."Ketika Dinara memikirkannya, pipinya memerah, wajahnya memanas dan dia merasa sangat malu."Sudahlah, jangan berpikir lagi." Dinara memperingatkan dirinya sendiri. Ketika melihat sederet buku di atas meja, dia berdiri dan berjalan ke sana, kemudian dia bergumam."Apakah Tuan muda Arhan begitu suka membaca buku? Tidak tahu buku apa yang dia baca."Dinara mengambil dua buku secara acak dan menemukan bahwa kedua buku itu tentang bisnis, kemudian Dinara meletakkannya kembali."Eh, apa ini?" Di dalam sederet buku yang rapi, Dinara
Dinara sangat kecemasan dan terburu-buru ingin mendapatkan jawabannya. Ketika melihat Arhan yang menjatuhkan cangkirnya, dia merasa bahwa ada yang salah dengan Arhan."Hah, begini, ini... Aku sembarang mengambil... Buku harian ini... Aku merasa itumenyenangkan dan menyimpannya, aku akan... Membuangnya sekarang…”Kata Arhan dengan gagap. Dia berjalan ke depan meja dan hendak ingin membuang buku harian itu!Tiba-tiba, Dinara merebut buku harian itu. Arhan pasti sedang menyembunyikan sesuatu hal. Dinara mengambil buku harian itu, lalu melihat ke arah Arhan dan berlari keluar dari kamar. Dinara merasa bahwa mungkin saja dirinya adalah Elmira. Menurut buku harian itu, Elmira hanya memiliki seorang ibu dan telah meninggal pada beberapa bulan yang lalu.Jika dirinya adalah Elmira, siapakah Dendi?Ada terlalu banyak rahasia di dalamnya ini. Dia perlu mencari tahu dan tidak bisa lagimenjalani hidupnya yang begitu tidak jelas ini. Dinara meninggalkan keluarga Arman, lalu memanggil taksi dan l
Setelah mendengar pengakuan dari ayahnya, kedua kaki Dinara melemas dan hampir saja jatuh ke lantai, kemudian dia ditopang oleh Diana."Kalau begitu apakah aku... Adalah putri Anda?" Tanya Dinara dengan berani. Dia takut untuk mendengar jawabannya dan juga menantikan jawabannya."Iya! Tentu saja!" Dendi berdiri dan berjalan ke sisi Dinara dengan ekspresinya yang yakin."Ayah..." Dinara bergegas ke pelukan Dendi. Untungnya, Dendi masih tetap menjadi ayahnya sendiri. Jika tidak, Dinara benar-benar tidak bisa menerimanya."Anakku yang baik, Dinara, mungkin saja kenyataan itu kejam, apakah kamu benar-benar ingin mendengarnya?" Dendi mengusap rambut Dinara dengan lembut dan berkata demikian."Aku ingin mendengarnya!" Dinara mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya dengan yakin"Jika itu kejam, maka aku semakin harus mendengarnya, aku harus tahu apa yang telah kualami, bukannya ini adalah kehidupan yang sempurna?"Dendi sedikit menghela nafas dan tatapannya menjadi dalam, seolah-olah d
"Aku tahu bahwa dia memiliki kekuatan yang demikian dan aku kembali ke kota, tetapi aku percaya bahwa putriku pasti belum mati. Sejak saat itu, aku mulai mencari putriku di seluruh negeri.""Awalnya, aku bertanya di mana-mana tentang bayi tanpa kedua orang tuanya. Kemudian, setelah teknologi berkembang, aku mulai menggunakan teknologi DNA untuk mencarimu lagi, tetapi setelah lebih dari 20 tahun, aku selalu tidak bisa menemukanmu.""Kalau begitu bagaimana bisa aku kembali ke keluarga ini?" Tanya Dinara."Empat bulan yang lalu, ada seorang pria yang meneleponku secara tiba-tiba dan berkata bahwa sudah menemukan kabar tentang putriku. Aku terkejut setelah mendengarnya dan langsung bergegas ke tempat yang dijanjikan. Di dalam kamar, aku telah melihat kamu yang terbaring di atas ranjang.""Saat aku pertama kalinya melihatmu, aku yakin bahwa kamu adalah putriku dan Maudi, karena kamu sangat mirip dengan Maudi, apalagi masih ada batu phoenix di tubuhmu, itu adalah barang pribadinya Maudi! H
"Kakak, ini adalah buku harianmu!" Kata Diana dengan terkejut.Dinara tidak berbicara. Dia membuka buku hariannya lagi dan melihat kata-kata yang terekam di dalam buku harian itu, kemudian gambaran di benaknya mulai menjadi jelas. Gadis yang jatuh ke Danau adalah dirinya dan pria yang menyelamatkan dirinya sendiri adalah Kevin!Dirinya sendiri pergi bekerja di restoran dan dilecehkan oleh orang lain. Pria yang menyelamatkan dirinya adalah Kevin!Fani dan lainnya menekan kepalanya ke dalam air dan nyawanya sendiri hampir saja akan mati. Pria yang bergegas untuk menyelamatkan dirinya tanpa memikirkan apapun juga Kevin.Kevin, Devin, Universitas bintang, Fani, audisi di grup peraih mimpi dan grup band wanita... Dinara telah mengingat segalanya.Dia adalah Elmira!Kevin adalah pacarnya.Tiba-tiba, Elmira teringat lagi kejadian di kota. Kevin selalu berusaha keras untuk mengejarnya dan membangunkan ingatannya, tetapi dia selalu salah paham padanya dan selalu menyakiti hatinya Kevin. Elmi
"Ayah, hadiahku adalah seutas gelang angsana India."Pria itu adalah Derren, putra Rama yang kesembilan. Derren menyerahkangelang angsana itu kepada orang yang bertanggung jawab untuk menerima hadiah, kemudian dia memberikan ucapan selamat kepada Rama."Semoga Anda penuh rezeki dan panjang umur."Setelah itu, dia berdiri diam di depan Rama, sambil menunggu perintah dari Rama untuk memintanya kembali. Meskipun gelang angsana yang diberikan oleh Derren bernilai lebih dari 50 juta, tetapi itu tidak pantas disebut di hadapan keluarga besar seperti keluarga Wijaya. Sebelumnya, ada orang yang memberinya gading gajah, ginseng, peralatan giok, lukisan kaligrafi dan lainnya dan harganya diatas 300 juta. Jika dibandingkan dengan Derren, hadiah yang diberikan olehnya benar-benar terlihat buruk.Ketika Derren menghadapi Rama, dia seolah-olah sedang bekerja dan tampaknya tidak tulus, juga jauh dari penampilannya yang tersenyum, hormat dan berharap dipuji oleh Rama."Jika kamu telah menikah, aku
Sulit bagi Tuan muda kaya yang sudah dimanja sejak kecil untuk menerimanya."Tidak."Gani menggelengkan kepalanya dan berbicara sambil tersenyum."Kakek, apa yang Anda pikirkan sudah salah, bagaimana bisa aku membenci Anda? Sebaliknya, aku merasa sangat bersyukur atas pengalaman ini. Hal ini telah membuatku menyadari kesulitan para pekerja di bawah dan kekayaan kita semua dari tangan mereka semua, sehingga aku akan selalu menjaga rasa hormat terhadap mereka. Kakek, bukannya Anda juga berharap aku bisa mempelajarinya dari hal ini?""Benar! Tampaknya kamu sudah benar-benar mengerti." Rama mengangguk dan merasa penuh kegembiraan, karena kata-kata Gani sudah menyentuh lubuk hatinya."Kakek, kakak juga sudah kembali, Anda pasti sangat merindukannya bukan?" Kata Gani sambil melihat ke meja Kevin dan berseru."Kakak, datanglah untuk memberikan hadiah ulang tahun untuk kakek."Tatapan Rama tertuju pada Kevin.Tiga hari yang lalu, dia telah menerima kabar dari Gani bahwa Kevin bersedia untuk
Secara umum, Rama tidak akan menanyakan apakah ada bukti atau tidak ketika anggota keluarganya melakukan kesalahan, melainkan dia akan langsung menanyai orang yang melakukan kesalahan. Tidak ada satu orang pun yang berani berbohong di depan Rama.Tetapi sekarang, dia tidak bertanya kepada Kevin secara langsung, karena dia sedang memberi waktu kepada dirinya sendiri untuk berpikir. Gani merasa sedikit tidak seimbang di dalam hatinya. Dia telah merasakan pilih kasih kakeknya untuk Kevin."Ada."Gani menanggapinya dan melihat Raven yang sedang duduk di bawah. Raven berdiri dengan gugup, kemudian dia berjalan ke depan Rama dengan hati-hati dan Gani mencibirnya."Raven, beritahulah kakek tentang semua hal yang kamu tahu.""Baik."Raven menanggapinya dengan takut-takut. Di depan keluarga Wijaya, Raven merasa dirinya sendiri terlalu kecil. Dia menundukkan kepalanya dan nada bicaranya menunjukkan rasa hormat yang tak terbatas, kemudian dia berkata."Tuan, aku adalah teman sekelasnya Tuan muda
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"