Dengan tersenyum-senyum Luis memperkenalkan diri kepada Arhan, kemudian berbicara kepada dua bodyguard yang bertarung dengan mereka."Sebagai bodyguard pasti ada kalanya terluka atau bahkan terbunuh! Jika hal itu sampai terjadi di tengah-tengah beradu, tolong dimengerti."Kata-kata Luis ini mengejutkan semua orang, nada bicara orang ini sombong sekali! Dari perkataan mereka, sepertinya mereka berencana untuk membunuh kedua lawannya?Dua bodyguard lawannya tidak terima segera membalas."Tuan, sebaiknya Anda tidak mendengarkan mereka!"Sani mencibir dan memandang keduapendekar di sisi berlawanan sambil berbicara."Dua bajingan yang tidak tahu diri, berani sekali mengatakan ini kepada kami! Apakah kalian mencari mati?"Tiba-tiba, Luis dan Sani mendadak bergegas dan menyerang kedua lawan yang ada di seberangnya. Luis dan Sani belajar bela diri pada seorang guru yang lama mengasingkan diri di gunung. Guru itu meninggal beberapa tahun yang lalu. Setelah itu, pasangan kakak beradik sepergur
Pria itu tersenyum santai."Sepertinya kamu masih dapat mengingat apa yang terjadi 5 tahun yang lalu."Lima tahun yang lalu adalah tahun pertama Luis dan Sani turun gunung, dalam tahun yang sama, mereka belum menemukan orang yang dapat menandingi mereka, mereka mulai sombong.Suatu hari, ketika mereka mencari kesenangan di Klub, mendengar Nenek tua mengatakan bahwa wanita penghibur di sana telah dipesan oleh tamu lain. Mereka marah sekali dan langsung menyerbu kamar wanita penghibur itu, bermaksud untuk merebutnya.Tanpa diduga, setelah pintu tertendang buka, pria yang sedang bersenang-senang dengan wanita di ranjang segera berdiri membelakangi mereka dan memakai pakaiannya. Dari penampilan rambutnya dan baju yang dikenakan, jelas sekali bahwa pria itu adalah seorang pendeta.Seorang pendeta datang ke Klub untuk mencari kesenangan adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji. Luis dan rekannya menertawakan pendeta itu sebagai orang yang paling tidak tahu malu di dunia!Sembari memaki, k
Yonda sangat puas mendengarnya, lalu mengangguk."Ketulusan Tuan muda sudah cukup. Jika kondisi yang Tuan muda janjikan dapat diwujudkan satu per satu, maka saya bersedia bekerja untuk keluarga Anda!"Arhan bertepuk tangan dengan gembira sambil berbicada."Baiklah, bodyguard Yonda, jangan khawatir."Dia berbicara kepada bodyguard yang lain."Aku telah melihat kemampuan kalian semua. Kalian juga bisa bekerja untuk keluarga Arman. Namun tentu saja, gaji kalian akan sedikit lebih rendah dari bodyguard Yonda."Alasan para bodyguard jauh-jauh datang ke Kota karena mereka ingin memperoleh banyak uang dari keluarga Arman, jadi mereka menganggukkan kepala dan setuju untuk bekerja di keluarga Arman.Arhan merasa lega setelah berhasil merekrut bodyguard terhebat di dunia seni bela diri. Selanjutnya, hal utama yang ingin segera dilakukan adalah meringkus manusia tengik itu, Kevin. Untuk sekarang dia harus mengurus masalah pernikahannya dulu. Tunggu sampai acara pernikahannya selesai dijalankan,
Dinara mengeluarkan batu berpola phoenix dari dalam rak meja samping ranjang, lalu menyerahkannya kepada Diana dan berbicara."Diana, bantulah aku untuk membawanya ke acara pernikahanku hari ini."Diana berbicara dengan terkejut."Kakak, bilang batu ini hanya bisa ditempatkan di dalam kamarmu dan tidak bisa dibawa keluar, lebih baik untuk meletakkannya kembali."Dinara menggelengkan kepalanya dan berbicara."Aku merasa sangat dekat dengan batu ini. Menikah adalah peristiwa besar dalam hidup orang dan aku ingin mengenakannya! Bagaimanapun, setelah aku menikah dengan keluarga Arman, batu ini juga akan dibawa ke sana. Diana, bantulah aku untuk membawanya. Jika tidak, aku akan merasa ada sesuatu yang kurang dalam acara pernikahanku sendiri.""Ini.. Ini.."Diana merasa benar-benar tersulit. Sebelumnya, ayahnya telah memberitahunya secara khusus, bahwa batu kakaknya ini tidak dapat dilihat oleh orang lain, tetapi sekarang Dinara malah ingin membawanya ke acara pernikahannya. Dinara melihat
Kevin terkejut sejenak dan penampilan Gani, adik keduanya muncul di dalam benaknya. Gani adalah anak pertama dari pamannya. Sejak kecil, Gani selalu suka bersaing dengan Kevin, seperti membandingkan nilai, kekuatan, kecepatan lari, bahkan tinggi badan, berat badan dan lainnya juga harus dibandingkan.Ada suatu kalinya, kakeknya menguji kemampuan gerakan tinju mereka. Awalnya, mereka bisa berlatih sendiri, tetapi Gani malah bersikeras untuk berlatih dengan Kevin. Dia ingin mengalahkan Kevin di depan kakeknya, tetapi pada akhirnya, dia malah ditinju beberapa kali oleh Kevin.Tentu saja, keduanya memiliki kemenangan satu sama lain dan Kevin lebih menang sedikit, tetapi juga tidak memiliki keunggulan mutlak atas Gani. Kevin masih ingat dengan jelas, bahwa ketika dia berusia tujuh tahun, orang tuanya baru saja pindah kerja ke wilayah Eropa selama setahun. Sehari sebelumnya, mereka datang untuk mengunjunginya dan pergi dengan pesawat.Kevin duduk di atas ayunan dengan sedih. Tepat ketika di
Gani menatap Azka dan Beni dengan marah dan berbicara."Aku meminta kalian datang jam 10, sedangkan kalian baru saja datang sekarang, apakah kalian tidak menghargaiku? Dan juga, larangan Kevin dari keluarga sekarang masih belum dicabut, siapa yang meminta kalian untuk memanggilnya "Tuan muda"!"Azka menundukkan kepalanya untuk menatap Gani dan berbicara. "Tuan muda, ada sesuatu hal yang terjadi di jalan hari ini yang menyebabkan kami terlambat, harap tenangkan amarah Anda, kami tidak akan berani meremehkan Anda.""Plak!"Gani menampar wajah Azka lagi dan berbicara."Kamu sedang mencari alasan, apakah menurutmu aku salah untuk menamparmu?"Azka menundukkan kepalanya dan berbicara."Tidak.""Huh, Azka, kamu hanyalah penanggung jawab di wilayah kecil, tetapi bagi keluarga Wijaya, kamu hanyalah seekor anjing, ingatlah identitasmu sendiri."Kata Gani."Plak!"Dia menampar wajah Beni lagi dan berbicara sambil mencibirnya."Azka sudah menerima dua kali tamparan dan kamu baru saja menerima s
Kevin terkejut oleh kata-kata Gani. Ketika Kevin memikirkan hari-hari bersama dengan Elmira, hatinya terasa sakit. Gani mencibirnya."Kevin, apakah kamu mengaku bahwa kamu munafik atau tidak!""Tidak, aku mencintainya dan aku akan memberikan kompensasi atas apa yang aku hutang padanya sebelumnya!" Kata Kevin dengan cemas."Beri dia kompensasi! Huh!"Gani mendengus. Matanya menatap Kevin seperti elang dan berbicara."Siapa lagi yang kamu bohongi sekarang? Dia akan menikah hari ini, sedangkan kamu bilang kamu ingin memberinya kompensasinya, apakah kamu ingin menjadi orang ketiga untuk menghancurkan pernikahannya?""Apa yang kamu bicarakan? Apa yang dimaksud dengan dia akan menikah?"Kevin tiba-tiba terkejut, kemudian bertanya sambil menatap Gani."Apakah kamu masih berpura-pura bodoh? Tuan muda Arhan akan menikahi Dinara hari ini, bukannya kamu sudah tahu!" Kata Gani."Sembarangan, pasangan dari Tuan muda Arhan adalah Diana, adiknya Dinara!"Kata Kevin.Kesan kecurigaan melintas di ma
Azka dan Beni adalah orang dari keluarga Wijaya. Meskipun mereka merasa tidak puas terhadap Gani di dalam hati mereka, tetapi mereka juga hanya bisa menuruti kata-kata Gani, lalu berdiri dan berjalan keluar tanpa suara.Hanya ada Gani dan Tuan Azril yang tersisa di dalam kamar. Tuan Azril berbicara sambil tersenyum."Tuan muda Gani, Anda benar-benar hebat, Anda menampar Azka dan Beni pertama kalinya untuk membangkitkan rasa belas kasihannya Kevin, kemudian menyebutkan masalah pernikahan Dinara untuk membangkitkan rasa bersalahnya, yang membuat dia melewati kesempatan dari kepala keluarga yang ingin mencabut larangannya!"Gani mengusap wajahnya sendiri dengan tangannya, lalu melirik Tuan Azril dengan tajam dan berbicara dengan tidak senang."Apanya yang hebat, apakah kamu tidak melihat Kevin sama sekali tidak tahu bahwa orang yang menikah adalah Dinara! Sebenarnya, jika aku mengatakan bahwa orang yang akan menikah hari ini adalah Dinara, anak itu pasti akan pergi ke villa keluarga Arma
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan