Azka dan Beni adalah orang dari keluarga Wijaya. Meskipun mereka merasa tidak puas terhadap Gani di dalam hati mereka, tetapi mereka juga hanya bisa menuruti kata-kata Gani, lalu berdiri dan berjalan keluar tanpa suara.Hanya ada Gani dan Tuan Azril yang tersisa di dalam kamar. Tuan Azril berbicara sambil tersenyum."Tuan muda Gani, Anda benar-benar hebat, Anda menampar Azka dan Beni pertama kalinya untuk membangkitkan rasa belas kasihannya Kevin, kemudian menyebutkan masalah pernikahan Dinara untuk membangkitkan rasa bersalahnya, yang membuat dia melewati kesempatan dari kepala keluarga yang ingin mencabut larangannya!"Gani mengusap wajahnya sendiri dengan tangannya, lalu melirik Tuan Azril dengan tajam dan berbicara dengan tidak senang."Apanya yang hebat, apakah kamu tidak melihat Kevin sama sekali tidak tahu bahwa orang yang menikah adalah Dinara! Sebenarnya, jika aku mengatakan bahwa orang yang akan menikah hari ini adalah Dinara, anak itu pasti akan pergi ke villa keluarga Arma
Saat ini, di depan vila keluarga Arman, ada seribu hingga dua ribu orang muda bergosip yang datang untuk menyaksikan situasi pernikahan Tuan muda keluarga Arman yang pertama dan terkaya di kota. Keempat wanita murid Kevin juga berada di tengah kerumunan. Mereka baru saja melihat acara pernikahan yang begitu megah untuk pertama kalinya, yang membuat mereka merasa sangat penasaran dan semangat.Untuk menghindari kericuhan di tempat kejadian, pihak kepolisian telah mengirimkan 50 orang polisi untuk bertugas di depan keluarga Arhan. Kepala yang bertugas adalah kepala Departemen Kepolisian di kota, Raki.Pihak kepolisian telah menarik garis polisi dan menghalangi kerumunan penonton di kedua sisi, agar tidak menunda proses acara pernikahan. Di persimpangan tidak jauh dari vila keluarga Arman, ada sebuah truk makanan yang diparkir di pinggir jalan. Mia dan karyawan sewaannya sedang menjual kue di dalam truk makanannya. Acara pernikahan keluarga Arman membuat arus orang disini sangat padat
Lagi pula, Raki juga pernah mendengar beberapa pejabat senior di provinsi berbicara, bahwa ketika Raja menganugerahkan Medali Kehormatan Nasional ini, beberapa keluarga teratas di kota juga hadir di tempat danmereka pastinya juga tahu nilai dari medali ini. Jika dirinya membiarkan Kevin untuk masuk ke dalam, pastinya keluarga Armab juga tidak bisa berkata apa-apa.Raki menatap ke arah belasan polisi yang berdiri di depan Kevin dan berbicara"Minggir, biarkan dia masuk! Kalian lanjutkan saja untuk menjaga ketertiban di tempat."Setelah itu, Raki membawa belasan bawahannya dan pergi ke samping untuk mengatur penonton lainnya."Terima kasih!" Kevin berbicara demikian kepada Mia, kemudian dia hendak berjalan masuk ke dalam villa keluarga Arman."Siapa yang ingin masuk ke villa keluarga Arman, apakah dia tidak ingin hidup lagi!"Ada seorang pria paruh baya kurus yangmengenakan kemeja abu-abu berjalan keluar dari pintu villa. Pria itu adalah Diman yang mengalahkan 10 orang anggota tim ca
Dia melihat ponselnya dan sekarang sudah jam 11:45. Jika terus menundanya lagi, upacara pernikahan Dinara dan Arhan akan selesai! Mata Kevin memerah dan berteriak dengan dingin."Kalian bertujuh, minggir sekarang!"Suaranya yang sangat keras telah membuat telinga keempat wanita sakit. Mia dan keempat wanita itu merasa terkejut, karena mereka belum pernah melihat penampilan Kevin yang begitu marah."Beraninya bocah kecil yang seperti kamu berteriak di depan kami, kamu benar-benar tidak ingin hidup lagi!" Setelah Sani selesai berbicara dengan dingin, ketujuh bodyguard itu bersama-sama untuk bergegas ke arah Kevin dan lainnya! Dalam waktu sekejap mata, kedua kelompok itu sedang berkelahi. Setiap wanita dari berkelahi dengan seorang bodyguard, sedangkan Mia sebenarnya juga bisa sedikit seni bela diri dan dia juga berkelahi dengan seorang bodyguard!Hanya saja dia sedikit dirugikan. Luis dan Sani bergabung untuk menghadapi Kevin. Ketika melihat adegan perkelahian berskala besar, para peno
Terdengar sebuah raungan dari luar pintu dan Kevin berlari masuk ke dalam dari luar pintu. Dia memelototi Arhan dan berbicara demikian. Ketika semua orang di dalam aula melihat Kevin, mereka mulai berdiskusi dengan tidak senang."Siapakah dia, tidak sopan sekali!""Bagaimana bisa dia berlari masuk ke dalam, Tuan muda Arhan sedang menikah, apa maksud dari kata-katanya ini.""Cepat panggil orang untuk mengusirnya keluar."Para Tuan muda dari keluarga teratas di kota telah hadir di tempat. Beberapa hari yang lalu, mereka kehilangan bisnis dari Raja senilai 7 milyar dolar AS karena Kevin. Ketika mereka melihat Kevin saat ini, mereka seolah-olah ingin memakannya, bahkan mereka jauh lebih terangsang daripada para tamu lainnya."Hei, dasar pecundang sialan, apakah di sini adalah tempat yang bisa kamu datangi? Cepat keluar sana!""Apakah kamu masih berani mengancam Tuan muda Arhan? Hati-hatilah kamu akan dipukul sampai mati oleh Tuan muda Arhan di sini.""Nona Dinara adalah pengantinnya Tuan
Setelah Tuan Yonda selesai berbicara dia mendekati Kevin. Sosok tubuh dan bayangannya berpindah begitu cepat, seolah-olah dia telah berubah menjadi dua orang. Dalam waktu sekejap, Tuan Yonda telah datang ke sisi Kevin. Reaksi Kevin melambat, sedangkan lima jari tangan Tuan Yonda telah membentuk kepala ayam dan mematuk ke arah dada Kevin.Tuan Yonda merasa sangat senang dan berpikir bahwa Kevin hanyalah anak muda yang berusia 20 tahun. Ketika dirinya menunjukkan seni bela dirinya yang asli, dia sama sekali bukanlah lawannya. Selanjutnya, jurus dari Tuan Yonda terus-menerus digunakan. Dari sepuluh jurusnya, ada tiga atau empat jurus yang telah mengenai tubuh Kevin.Kevin tidak dapat beradaptasi denganperubahan Tuan Yonda untuk sementara waktu. Saat ini, dia jatuh ke dalam kondisi pasif. Dia melihat tubuh Tuan Yonda sefleksibel ikan mas, yang menempel pada tubuhnya dan selalu menemukan kesempatan untuk memukulnya, kemudian dia berpikir bahwa jurus milik Tuan Yonda benar-benar hebat. Tid
Kevin berjarak kurang dari 10 meter dari Arhan dan lainnya. Nafasnya Arhan menjadi sedikit tidak lancar dan sepertinya dia adalah penderita asma. Dinara berdiri di sampingnya dan bisa mendengar suara nafas Arhan dengan jelas. Dinara menatap Arhan dan bertanya dengan perhatian."Apakah kamu baik-baik saja?"Arhan sama sekali tidak bisa mendengarnya. Wajahnya yang jelek sedang menatap Kevin dengan gemetar. Saat ini, jika Kevin berbicara bahwa dia akan melepaskannya setelah menyerahkan Dinara padanya, maka Arhan pasti akan menyerahkan Dinara kepada Kevin tanpa mengucapkan sepatah kata pun!Kevin melihat tatapan Dinara yang begitu perhatian ke arah Arhan. Ketika berpikir bahwa Dinara begitu peduli pada Arhan dan tidak pernah menatap dirinya seperti itu. Sebuah pemikiran yang menakutkan tiba-tiba muncul di dalam benak Kevin, mungkinkah Dinara bersedia untuk menikah dengan Arhan hari ini?Ketika berpikir demikian, Kevin marah dan menatap Arhan dengan marah."Argh..." Teriak Arhan dengan ke
Diana memeluk Kevin dengan erat. Dia merasa bahwa hidupnya sudah cukup jika dia mati di dalam pelukannya Kevin. Tetapi dia tiba-tiba didorong oleh sebuah kekuatan yang sangat besar. Dia berdiri dengan tegak dan melihat bahwa Kevin yang mendorongnya.Saat ini, Diana merasa takut bahwa Arman akan memerintahkan bawahannya untuk menembak Kevin! Dia ingin memeluk Kevin lagi, tetapi Kevin menatapnya dengan marah dan berteriak."Minggir, bukannya kamu bilang kamu yang menikah sebelumnya! Mengapa sekarang berubah menjadi kakakmu? Katakan!"Kevin memang sangat marah terhadap Diana. Jika bukan karena Gani telah memberitahunya yang sebenarnya, dia tidak akan tahu bahwa Dinara akan menikah dengan Arhan. Namun, ketika Diana bergegas untuk melindunginya, Kevin merasa sangat tersentuh. Mungkin saja dia akan ditembak mati jika bersama dengan dirinya, sehingga Kevin mendorongnya menjauh."Aku... Maafkan aku yang membohongimu, kamu bisa memperlakukanku ataupun menghukumku, tetapi kamu jangan peduli te
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan