Orang-orang yang berkumpul mulai mengejek Kevin yang mengejar Nona dari keluarga Dendi. mengatakannya "Memangnya pantas jadi menantu orang kaya, tidak mengaca dulu" "sadar diri" "Terlalu berhalusinasi" dan bahasa tidak enak didengar lainnya."Sekarang kalian boleh pergi?" Tuan Erik tertawa menang."Tidak apa, jangan pedulikan dia, terus lah isi formulirnya." Kevin tahu jika Erik tidak akan mendengarkannya, dia menunduk dan membisik pada Rika menyuruhnya lanjut mengisi."Tidak jelas dengan perkataanku?" Erik mengambil formulir pendaftaran dari tangan Rika dan "srek, srek , srek" merobeknya lalu melemparkannya ke udara, kertas-kertas itu bertebaran seperti salju."Tulis, tulis!"Rika menatap Erik, dia mengatupkan bibirnya, dua bulir air mata perlahan jatuh dari matanya."Jangan menangis, tidak apa, aku akan membuatmu menjadi relawan." Kevin segera menunduk dan menangkupkan wajah Rika dengan kedua tangannya, berkata dengan lembut.Rika tidak bisa menahannya lagi dan menangis terisak, air
"Apa kamu paham peraturannya? Perlu aku mengajarimu?" Erik bertanya pada Kevin dengan 3 anak panah di tangannya."Paham sedikit." Kata Kevin."Bagus, kalau begitu kita main 301!" Kata Erik."301" adalah salah satu aturan permainan yang paling umum untuk anak panah. Skor awal kedua belah pihak dalam permainan ini adalah 301 poin. Setelah itu, kedua pemain akan bergiliran untuk menembakkan anak panah, setiap kali mereka menembakkan 3 anak panah, skor terus berlanjut, papan dikurangi dengan poin 301, siapapun yang pertamamengurangi 301 poin menjadi 0 akan menang.Kevin dan Erik menembakkan anak panah pertama ke papan. Anak panah Erik lebih dekat ke titik merah sehingga Erik menembakkan anak panah terlebih dahulu. Erik berdiri di depan papan, mencondongkan tubuh sedikit ke depan, memegang anak panah di tangan kanannya dan menggoyangkannya sedikit ke depan dan ke belakang. Sebuah anak panah diluncurkan dan ditembakkan di area hijau kecil tepat di atas titik merah dari papan."Kenapa anak
Kevin memegang anak panah di tangannya, melihat ke papan Darts dan menembakkan panah. Itu menusuk di area 20 poin, panah kedua juga 20 poin dan panah ketiga benar-benar ditembak di 20 poin zona 1"Haha, anak panah ke-3 hanya mencetak 41 poin, yang mana kurang 79 poin dari Tuan Erik!""Buruk sekali kemampuannya.""Walaupun mataku mines, aku juga bisa mendapatkan nilai lebih tinggi darinya."Orang-orang yang berkumpul menertawakan poin Kevin."Bocah, lebih baik kamu langsung merangkak dari sela kaki ku daripada melanjutkan pertandingan ini." Kata Erik dengan sombong."Tuan Erik, lebih baik menjaga mulutmu dengan baik, agar nanti tidak terlalu malu saat kalah dariku yang hanya bermain Darts saat kecil ini!" jawab Kevin."Baik, mari kita lihat apa yang bisa kamu katakan saat kalah nanti." Erik berkata puas dan kembali berdiri di depan papan Darts.Saat ini dia sudah lebih unggul 79 poin daripada Kevin, dia sangat santai, 3 anak panah ia tembakkan dan poinnya lebih tinggi dari sebelumnya,
"Bocah busuk, aku akan memberimu satu kesempatan lagi, jika kamu menyerah sekarang aku akan membiarkanmu merangkak dari sela kakiku di sini, jika kamu ingin menunggu sampai aku yang mengalahkanmu, mungkin waktu itu aku akan menyuruhmu merangkak dari sela kakiku di depan Sports Park. Kau juga tahu sendiri di luar sana sangat ramai. Jangan berharap kau bisa keluar dengan kemenangan."Selesai mengatakannya, orang lain tertawa terbahak-bahak."Lebih baik kamu menyerah sekarang, lebih baik melakukannya di sini daripada nanti di luar.""Pecundang, sudah memikirkannya? Mau merangkak sekarang?" Erik tertawa"Tuan Erik, bagaimanapun kamu adalah tuan muda di kota ini, sedikit-sedikit mengatakan hal yang tidak baik, apakan mulutmu tidak merasa kotor?" Kevin tertawa"Baiklah, bocah busuk, jangan merasa senang dulu sekarang, sebentar lagi aku akan membuatmu menangis!" Erik tertawa dingin dan berjalan ke depan papan Darts dan bersiap menembak.Erik memiliki sisa 41 poin dari total 301 poin. Di baba
"Kalau begitu terima kasih atas kesempatan membalikkan situasi yang diberikan, pertandingan belum selesai, tunggu pertandingan ini selesai baru kamu boleh sombong." selesai mengatakannya, Kevin berjalan ke depan papan Darts, dia harus mendapatkan 140 poin dengan 3 anak panah, mata Kevin fokus ke poin 20 "zona ganda" lalu menembakkan anak panah itu, dengan pengalaman 2 babak sebelumnya, kali ini tembakan Kevin sangat tepat dan mengenai poin 20 "zona ganda", mendapat 40 poin, masih tersisa 100 poin."Sial, bocah itu beruntung lagi.""Hoki sekali.""Masih ada 100 poin, aku tidak percaya dia bisa mendapat 100 poin dari 2 anak panah."Tepat disaat orang-orang meragukannya, Kevin menembak anak panah kedua dan mengenai titik merah, 50 poin!Orang lain masih membicarakan keberuntungan Kevin dan sekarang mereka terkejut, semuanya terdiam. Mereka merasa jika kemampuan Kevin melesat pesat, 10 menit yang lalu 3 anak panah hanya bisa mendapat 41 poin, kenapa sekarang rasanya dia bisa menembak poin
Kevin menembakkan anak panah terakhir, orang lainnya ingin melihat bagaimana tembakan Kevin akan miring, tidak menyangka jika tembakan Kevin akan lurus dan dengan kecepatan yang sangat cepat ditembakkan, mereka sama sekali tidak bisa mengikutinya, hanya mendengar suara "Ting" dan anak panah sudah menancap di papan Darts tepat di titik merah. Ekor anak panah sebelumnya terkoyak dan helai demi helai terjatuh ke tanah.Anak panah pertama 40 poin, kedua 50 poin, babak ini Kevin mendapat 140 poin, poin 301 nya sudah habis, Kevin menang!Orang yang melihat sangat terkejut, mereka menatap papan Darts seperti patung, ada yang mengucek matanya untuk meyakinkan dirinya jika itu nyata."Tuan Erik, maaf, aku menang!" Kevin berjalan ke sisi Erik dan berkata sambil tersenyum."Kamu…" Erik sekarang masih belum tersadar dari keterkejutannya, dia benar-benar tidak habis pikir, hal seperti itu kalaupun pemain profesional, juga ada kemungkinan 20% mengenai titik merah, Kevin pecundang ini, bagaimana dia
Kevin terkejut, dia sama sekali tidak menyangka ketua kelas yang menghormati dan mencintai dirinya lebih dari apapun itu, rela merangkak demi orang lain!"Tuan Erik, kamu berdiri di samping, aku akan merangkak untuk menggantikanmu.""Baik, maaf sudah merepotkanmu." Erik dengan senang memberinya tempat dan berdiri di samping.Luna sudah merangkak di lantai, Kevin melihat Luna yang merangkak di tanah seperti anjing, dia menurunkan kakinya dari meja dan berkata datar."Sudahlah, aku tidak perlu kamu merangkak lagi, kalian pergilah.""Tidak perlu! Aku Luna tidak perlu rasa kasihanmu, aku juga tidak ingin berhutang apapun denganmu, naikkan kakimu, aku akan merangkak melewatinya!" Kata Luna.Kevin sedih, tapi karena dia ingin melakukannya, biarkan saja dia lakukan. Kevin menaikkan salah satu kakinya ke atas meja lagi. Luna merangkak langkah demi langkah melewati sela kaki Kevin."Bagus, kamu melakukannya dengan bagus, tunggu kamu lulus, kerjalah di perusahaan kami, aku pasti akan memperlaku
Raven pergi ke toilet, Dinara masih bernyanyi di atas podium, Kevin dan kedua penari latar lainnya sedang melakukan pemanasan, Kevin tahu jika Dinara sekarang tidak begitu menyukainya, jadi ketika dia pemanasan, dia akan curi-curi kesempatan untuk melihat Dinara, bisa melihat Dinara saja Kevin sudah merasa bahagia.Kevin sedang diam-diam melirik Dinara dan tersenyum bodoh, Dinara tiba-tiba melihat ke arahnya, wajah cantik itu seketika membuat hati Kevin berdetak kencang, dengan cepat dia mengalihkan kepalanya ke tempat lain. Dia yang masih pemanasan tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan badannya terlempar keluar pagar podium "Ah" dia berteriak kecil dan terjatuh.Tinggi podium itu 2 meter, untung saja Kevin sempat menangkap ujung pagar podium sehingga dia tidak terjatuh terlalu keras, tapi Kevin tetap terjatuh dengan bokong mencium lantai terlebih dahulu."Aduh.." Kevin berteriak sakit, dia hanya merasa terjatuh di depan Dinara sangat memalukan."Haha, Kevin, Kevin, kamu benar-benar a
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb