"Kalau begitu terima kasih atas kesempatan membalikkan situasi yang diberikan, pertandingan belum selesai, tunggu pertandingan ini selesai baru kamu boleh sombong." selesai mengatakannya, Kevin berjalan ke depan papan Darts, dia harus mendapatkan 140 poin dengan 3 anak panah, mata Kevin fokus ke poin 20 "zona ganda" lalu menembakkan anak panah itu, dengan pengalaman 2 babak sebelumnya, kali ini tembakan Kevin sangat tepat dan mengenai poin 20 "zona ganda", mendapat 40 poin, masih tersisa 100 poin."Sial, bocah itu beruntung lagi.""Hoki sekali.""Masih ada 100 poin, aku tidak percaya dia bisa mendapat 100 poin dari 2 anak panah."Tepat disaat orang-orang meragukannya, Kevin menembak anak panah kedua dan mengenai titik merah, 50 poin!Orang lain masih membicarakan keberuntungan Kevin dan sekarang mereka terkejut, semuanya terdiam. Mereka merasa jika kemampuan Kevin melesat pesat, 10 menit yang lalu 3 anak panah hanya bisa mendapat 41 poin, kenapa sekarang rasanya dia bisa menembak poin
Kevin menembakkan anak panah terakhir, orang lainnya ingin melihat bagaimana tembakan Kevin akan miring, tidak menyangka jika tembakan Kevin akan lurus dan dengan kecepatan yang sangat cepat ditembakkan, mereka sama sekali tidak bisa mengikutinya, hanya mendengar suara "Ting" dan anak panah sudah menancap di papan Darts tepat di titik merah. Ekor anak panah sebelumnya terkoyak dan helai demi helai terjatuh ke tanah.Anak panah pertama 40 poin, kedua 50 poin, babak ini Kevin mendapat 140 poin, poin 301 nya sudah habis, Kevin menang!Orang yang melihat sangat terkejut, mereka menatap papan Darts seperti patung, ada yang mengucek matanya untuk meyakinkan dirinya jika itu nyata."Tuan Erik, maaf, aku menang!" Kevin berjalan ke sisi Erik dan berkata sambil tersenyum."Kamu…" Erik sekarang masih belum tersadar dari keterkejutannya, dia benar-benar tidak habis pikir, hal seperti itu kalaupun pemain profesional, juga ada kemungkinan 20% mengenai titik merah, Kevin pecundang ini, bagaimana dia
Kevin terkejut, dia sama sekali tidak menyangka ketua kelas yang menghormati dan mencintai dirinya lebih dari apapun itu, rela merangkak demi orang lain!"Tuan Erik, kamu berdiri di samping, aku akan merangkak untuk menggantikanmu.""Baik, maaf sudah merepotkanmu." Erik dengan senang memberinya tempat dan berdiri di samping.Luna sudah merangkak di lantai, Kevin melihat Luna yang merangkak di tanah seperti anjing, dia menurunkan kakinya dari meja dan berkata datar."Sudahlah, aku tidak perlu kamu merangkak lagi, kalian pergilah.""Tidak perlu! Aku Luna tidak perlu rasa kasihanmu, aku juga tidak ingin berhutang apapun denganmu, naikkan kakimu, aku akan merangkak melewatinya!" Kata Luna.Kevin sedih, tapi karena dia ingin melakukannya, biarkan saja dia lakukan. Kevin menaikkan salah satu kakinya ke atas meja lagi. Luna merangkak langkah demi langkah melewati sela kaki Kevin."Bagus, kamu melakukannya dengan bagus, tunggu kamu lulus, kerjalah di perusahaan kami, aku pasti akan memperlaku
Raven pergi ke toilet, Dinara masih bernyanyi di atas podium, Kevin dan kedua penari latar lainnya sedang melakukan pemanasan, Kevin tahu jika Dinara sekarang tidak begitu menyukainya, jadi ketika dia pemanasan, dia akan curi-curi kesempatan untuk melihat Dinara, bisa melihat Dinara saja Kevin sudah merasa bahagia.Kevin sedang diam-diam melirik Dinara dan tersenyum bodoh, Dinara tiba-tiba melihat ke arahnya, wajah cantik itu seketika membuat hati Kevin berdetak kencang, dengan cepat dia mengalihkan kepalanya ke tempat lain. Dia yang masih pemanasan tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan badannya terlempar keluar pagar podium "Ah" dia berteriak kecil dan terjatuh.Tinggi podium itu 2 meter, untung saja Kevin sempat menangkap ujung pagar podium sehingga dia tidak terjatuh terlalu keras, tapi Kevin tetap terjatuh dengan bokong mencium lantai terlebih dahulu."Aduh.." Kevin berteriak sakit, dia hanya merasa terjatuh di depan Dinara sangat memalukan."Haha, Kevin, Kevin, kamu benar-benar a
"Elmira…." Kevin berkata kecil."Kamu…" Dinara mendengar Kevin lagi-lagi menganggapnya sebagai kekasihnya itu, hatinya merasa marah dan malu, tapi melihat Kevin yang emosional, dia tidak tega memarahinya.Tiba-tiba, dua penari latar lainnya Firadan Mira, masuk dari pintu. Mereka berjalan ke sisi Dinara dan melihat ke arah Kevin dan bertanya pada Dinara dengan tidak mengerti."Dinara, mengapa dia menangis seperti ini?""Tidak… tidak tahu, aku hanya membantunya mengobati lukanya dan dia menangis." jawab Dinara dengan ekspresi tertunduk."Ha? Karena itu?" Fira menertawakan Kevin: "Kevin, Kevin, memalukan sekali, begini saja menangis? Kamu itu pria, benar-benar tidak tahu malu."Mira tertawa."Hah, apanya yang aneh? Kevin setiap hari di kelas, tidak ada yang memperdulikannya. Dinara adalah wanita paling cantik di sini, dia membantu Kevin membersihkan luka, Kevin tentu saja sangat terharu lalu menangis seperti ini, benar tidak?""Sudah, jangan dilanjutkan lagi, ayo pergi." Dinara tahu ka
"Boleh juga, ada hotel bintang 3 di Plaza, yang berjalan cukup baik, Dinara, apa kamu pernah kesana?" Raven tersenyum pada Dinara. Melihat Dinara menggelengkan kepalanya perlahan, Raven berkata sambil tersenyum."Yah, karena Dinara belum pernah kesana, ayo pergi sekarang, aku akan mengendarai mobil dan membawa kalian kesana.""Ya, Tuan Raven, kami belum pernah makan di hotel bintang 3.""Benar, kita bisa memposting di ruang Momen, pasti akan membuat orang iri."Fira dan Mira berkata dengan semangat sambil membereskan barang-barang, mereka tidak sabar untuk pergi makan. Raven sudah menelpon pengikutnya untuk membawa mobilnya. Raven dan Dinara berjalan di depan, Kevin dan yang lainnya mengikuti di belakang, Rangga melirik Kevin dan berkata pada Raven."Tuan Ravem, dia sepertinya tidak perlu ikut?"Mereka berhenti berjalan, Raven tersenyum mencibir melihat Kevin, tatapannya seperti berkata "Bocah murahan, mendengar akan makan di restoran bintang 3 kamu tanpa malu mengikutiku!"Kevin tida
Kevin berjalan ke gedung administrasi yang merupakan pusat dari berbagai departemen di Universitas Neo. Kevin ingin memberikan 200 ribu euro ke Departemen Keuangan. Dengan cepat, Kevin menemukan Departemen Keuangan, mengetuk beberapa kali sebelum mendengar suara "masuk", Kevin masuk sambil membawa kantong sampah.Di dalam kantor ada 1 meja dengan 4 anggota staf, salah satunya adalah seorang pria berusia 50 tahun, sepertinya itu adalah Direktur, Pak Bobi dan di seberang para staff ada 2 orang siswa yang ternyata adalah Raven dan Rangga."Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Raven.Dia semalam sudah membahas masalah donasi malam orientasi dengan ayahnya, sebagai orang bisnis, ayahnya memintanya untuk bertanya dengan jelas seberapa banyak uang yang dibutuhkan dan untuk apa saja, dia akan menghitung dan memikirkan terlebih dahulu akan mendonasikan berapa, jadi hari ini Raven dan Rangga datang untuk menanyakan hal itu."Oh, aku datang untuk.." Kevin terdiam, tidak menyangka akan bertemu Ra
"Hais, mahasiswa ini, aku tadi sudah menjelaskan denganmu kan, jika kamu ingin mengajukan dana miskin, harus mengajukannya pada guru pembimbing dulu, Departemen Keuangan tidak menerima pengajuan langsung, pergilah!" Direktur Bobi mengibaskan tangannya lalu berjalan kembalike ruangan, Kevin diam-diam mengikuti di belakang."Kamu ini mau apa?" Direktur Bobi tidak senang."Aku bukan datang untuk mengajukan dana miskin, namaku Kevin, datang untuk mensponsori malam orientasi." Kevin juga sadar jika pakaiannya biasa saja, tidak heran jika Direktur Bobi akan salah paham.Selesai Kevin mengatakannya, Direktur Bobi dan beberapa staf dalam ruangan menertawakannya, tadi Raven sudah mengatakan jika Kevin hanyalah pecundang, sama sekali tidak perlu memperdulikan dia."Mahasiswa ini, sponsor malam orientasi itu bukan lah bisa diselesaikan dengan uang 1 juta, kami menerima niat baikmu, kamu kembali lah." Kata Direktur Bobi sambil tertawa."Bukan, aku akan mendonasikan tidak sedikit uang, bisakah me
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"