"Apa? Nona Dinara, apakah kamu suka makan... Jagung itu? Apakah jagung itu benar-benar... Lebih enak daripada tumis udangku?" Erik menatap Dinara dengan tidak percaya. Dia tidak bisa mengerti, bagaimana bisa jagung itu jauh lebih enak daripada hidangannya sendiri?Yang lainnya juga terkejut sambil membicarakannya. Mereka tidak tahu apa yangsedang terjadi."Elmira, kamu benar-benar telah mengingatnya. Ibumu pernah bilang bahwa kamu paling suka makan jagung, karena jagung pernah membuatmu sedih, apakah kamu sampai sekarang masih tidak mengakui dirimu sendiri adalah Elmira?" Ketika Kevin melihat Dinara merasa jagung itu enak, dia bahkan lebih yakin bahwa Dinara ini adalah Elmira.Dinara menatap Kevin dengan kosong, kemudian perlahan berdiri dan berjalan mendekati Kevin. Yang lainnya juga merasa sedikit panik, terutama Erik. Tangannya mulai mengepal tinju dengan erat."Ada apa ini, apakah Nona Dinara ingin menerimanya?""Ini juga terlalu cepat, sebuah jagung rebus telah mendapatkan Nona
Bisikan dari orang di sekitarnya bahkan membuat wajahnya merah. Dia merasa dirinya telah terhina. Dia melunasi tagihannya dengan tergesa-gesa, kemudian dia segera pergi setelah memelototi Kevin dengan kejam. Kevin juga segera diusir keluar oleh pihak restoran.Saat ini, suasana hati Kevin sudah menjadilebih tenang. Meskipun Kevin tidak bisa membiarkan Dinara mengakui dirinya adalah Elmira, tetapi Dinara telah menerima Kevin, sedangkan Kevin juga setidaknya telah merusak pengejaran Erik terhadap Dinara.Elmira telah ditemukan sekarang. Selama dia terus berusaha untuk mengejar Dinara, suatu hari nantinya, Dinara akan merasa tersentuh oleh dirinya."Kevin!" Saat ini, waktu sudah jam 8 malam. Kevin mengendarai sepeda umum di jalan dan tiba-tiba mendengar sebuah suara teriakan. Kevin mendongak dan menatapnya, ternyata mereka adalah Luna dan Wily."Apakah kamu mengendarai sepeda ke restoran Mewah?""Sayangku, orang yang kita lihat darikejauhan dan baru saja diusir keluar dari restoran ole
Keesokan harinya, Kevin mengikuti Mia keluar untuk berbisnis di dekat stadium seperti biasa. Mia merasa sangat muak atas tindakan Kevin yang pergi mencari Dinara belakangan ini, kemudian dia terus mengancamnya untuk memotong gajinya. Setelah menghitungnya, gaji Kevin untuk bulan ini sudah dipotong sampai habis.Bisnis di stadium lumayan bagus. Setelah sepanjang pagi, mereka telah mendapatkan uang lebih dari 300 ribu."Nona, buatkan aku dua Kebab." Ada seorang gadis yang datang ke depan truk makanan. Ketika dia menatap Kevin, dia berteriak."Kevin!"Kevin melihat gadis itu lebih cermat dantelah mengenali bahwa dia adalah Rika, teman sekelas SMA Kevin yang selalu menganggap dirinya seperti angin dan juga tidak pernah berbicara sepatah kata pun."Rika, sungguh kebetulan, kamu juga berada di kota ini." Kevin tersenyum. Lagi pula, sama-sama teman sekelas SMA dan Rika tidak peduli pada Kevin, kemudian dia melambaikan tangan ke samping dan berteriak."Luna, kemarilah."Setelah beberapa saat
"Terima kasih." Kata Kevin kepada Mia. Mia tidak melirik Kevin dan langsung mengurus pancinya."Untuk apa terima kasih padaku, aku merasa kedua wanita itu merusak pemandanganku, itu tidak ada hubungannya denganmu."Kevin tiba-tiba merasa sedikit malu pada Mia. Saat berpikir bahwa setelah dirinya pergi setiap harinya, hanya ada Mia sendirian di dalam truk makanan, seharusnya dia merasa sangat kesepian."Kamu jelas begitu hebat, mengapa kamu begitu toleran pada mereka?" Setelah Mia selesai mengemasinya, dia bertanyasambil duduk di atas kursi. Kevin merasa terkejut dan langsung berkata."Bagaimanapun, kami adalah teman sekelas lama. Lagi pula, mereka hanya memgejekku saja dan tidak memukulku. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang seperti mereka. Jika aku sembarang marah seperti mereka, bukannya aku juga telah berubah menjadi orang yang seperti itu?""Huh, daya tahanmu cukup kuat, aku tidak bisa dibandingkan denganmu. Jika ada orang yang memarahiku, aku pasti akan jauh lebih kejam
"Halo, Kevin, ini aku, Rika." Terdengar suara Rika dari dalam panggilan."Rika! Mengapa kamu punya nomor ponselku?" Tanya Kevin dengan aneh."Hei, itu mudah, sekarang tekonologi sudah canggih, aku meminta orang untuk membantuku mencari nomormu dan aku telah menemukannya.""Oh, ada apa?" Kevin merasa terkejut seketika. Dia tiba-tiba merasa curiga pada Rika yang datang untuk meneleponnya. Dia juga tidak sering berurusan dengannya di masa SMA, apa tujuannya untuk menelepon dirinya."Begini, besok ada acara reuni teman sekampung di Hotel Masa, bukannya aku telah bertemu denganmu hari ini? Aku hanya ingin mengajakmu datang bersama, apalagiorang yang menghadiri acara reuni berasal dari kota kita, itu juga ada baiknya untukmu, apakah kamu bisa ikut?" Kata Rika."Aku tidak pergi, kamu pergilah sendiri, terima kasih..." Kevin ingin menghadirinya, tetapi dia tidak punya uang."Hei, kamu benar-benar cukup membosankan, bagaimana kamu bisa menolak ajakan dari wanita cantik yang seperti aku? Kamu
Sambil menunggu bus di halte, ponsel Kevinberdering lagi. Setelah Kevin mengambil ponselnya dan melihat bahwa itu bukan nomor ponselnya Rika, dia menekan tombol jawab panggilan."Kevin." Terdengar sebuah suara wanita dari panggilan. Kevin menjadi terkejut dan berdiri diam di tempat setelah mendengar suara dan panggilan yang akrab itu."Kevin..." Wanita itu masih memanggilnya lagi, tetapi Kevin masih belum bisa bereaksi. Kevin tidak berani percaya bahwa apa yang dia dengar itu benar."Kevin, ada apa denganmu? Ini ibu, anakku. Ada apa denganmu? mengapa kamu tidak berbicara..." Wanita di sisi panggilan itu sedang berbicara. Suaranya terdengar sedikit cemas dan hidung Kevin sudah mulai terasa masam."Ibu..." Tenggorokan Kevin terasa panas, seolah-olah telah disiram dengan air yang panas. Dia merasa sangat menderita untuk berbicara dan tidak tahu mengapa air matanya telah mengalir ke bawah. Kevin menyeka air matanya dengan tangannya, tetapi air matanya terus-menerus mengalir ke bawah."He
Kevin berjalan ke lantai bawah hotel dan hendak ingin masuk, tetapi dia tiba-tiba melihat seorang nenek yang sedang mendorong sepeda di samping hotel. Sepeda itu penuh dengan plastik dan kertas. Nenek itu secara tidak sengaja menjatuhkan plastik dan kertas itu ke bawah. Setelah jatuh ke bawah, Kevin segera bergegas dan membantu nenek itu untuk mengambil barang-barangnya.Kevin mengambilnya sambil mengobrol dengan nenek itu. Dia baru saja tahu bahwa putra dari nenek itu sudah meninggal akibat kecelakaan mobil."Terima kasih, anak muda." Nenek itu berterima kasih kepada Kevin dan menatap Kevin dengan bengong. Matanya sudah basah dan berkata sambil menghela nafas."Jika anakku masih hidup, dia pasti juga seperti kamu, anak muda, bisakah kamu memanggilku ibu?"Kevin melihat ada cahaya bintang yang penuh harapan di dalam mata nenek itu. Dia merasa sangat sedih karena dirinya sudah tidak pernah bertemu dengan ibunya selama 8 tahun, sedangkan nenek itu malah telah berpisah dengan putranya, b
Totalnya ada 10 meja makan. Setiap meja bisa menampung 9 orang. Totalnya kurang lebih 90 orang dan hampir semuanya sudah sampai. Di atas dinding tergantung sebuah spanduk merah panjang. Spanduk itu bertuliskan "acara reuni teman kecil".Kevin hendak ingin masuk ke dalam, tetapi ponselnya berdering lagi. Itu adalah panggilandari ibunya dan Kevin segera menjawabnya.Ternyata Belina terlalu merindukan Kevin. Awalnya, Belina telah memesankan kamar di hotel yang paling terbaik di kota, tetapi dia terburu-buru ingin bertemu Kevin, sehingga dia tiba-tiba datang ke hotel Masa dan pesan kamar yang paling bagus. Belina bertanya kepada Kevin apakah dia sekarang sudah sampai di lokasi acara atau belum.Jika masih belum sampai, Belina ingin meminta Kevin bertemu dengannya dulu, tetapi Kevin bilang bahwa dirinya sendiri telah sampai di kamar 310 dan sekarang masih belum bisa pergi. Belina baru saja menyerah dan akhirnya memberitahu Kevin, bahwa setelah acara selesai, harus datang bertemu dengannya
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan