"Tidak." Dinda tertawa, "Bukannya aku sudah bilang tadi padamu, bahwa aku kembali denganmu bukan karena uang. Kamu bisa menyimpan uang ini dan ketika aku membutuhkannya di suatu saat, aku akan memberitahumu!"Tampaknya Kevin sudah sepenuhnya percaya pada dirinya lagi. Kenapa dia harus buru-buru mengambil uangnya, akan ada kesempatan untuk kedepannya nanti!Dinda merangkul tangan Kevjn lagi, lalu berkeliling di sekitar kampus dan keduanya berjalan ke lapangan di depan kantin. Di sana ada panggung yang sedang mengadakan kegiatan."Teman-teman, kami dari pelaksana OSIS sedang mengadakan kegiatan penggalangan dana untuk anak-anak yang tinggal di desa pegunungan. Tidak mudah bagi anak-anak di desa pegunungan untuk pergi ke sekolah, karena mereka harus berjalan kaki di jalan gunung lebih dari belasan kilometer ... Berikanlah kasih sayangmu kepada mereka." Seorang gadis dengan rambutnya yang panjang berjalan ke sisi Kevin dan berkata padanya."Baiklah, aku ikut menyumbang, bisakah untuk memb
Kevin sedang berkeliling di kampus sendirian. Saat ini, Raya datang meneleponnya dan Kevin menjawabnya, "Kapten, apakah kalian sedang berlatih di lapangan lagi? Aku akan pergi sekarang!"Raya datang mencari Kevin, pastinya butuh bantuan Kevin untuk memindahkan pakaian ke lapangan."Kamu benar-benar bodoh, sial, aku lihat tidak ada seorangpun di kampus yang lebih bodoh daripada kamu." Kata Raya dengan jijik, "Aku menelponmu bukan untuk memindahkan barang hari ini, sekarang cepat datang ke Drinks star."Setelah selesai berbicara, Raya menutup panggilannya.Kevin merasa bingung, ada apa Raya mencari dirinya? Kevin segera keluar dari kampus.Drinks star adalah sebuah gerai minuman kelas atas di luar Universitas Bintang. Secara umum, mahasiswa dari Universitas Bintang yang memiliki sedikit uang juga bisa pergi ke sana.Kevin masuk ke dalam gerai itu dan bertemu dengan Raya. Raya masih dengan gaya berpakaian yang muda dan cantik. Dia mengenakan rok mini, sepatu datar, rambut yang berwarna d
"Pengalamanmu masih sedikit dan belum mengerti. Vano itu seorang manajer yang berpenghasilan ratusan juta selama setahun dan jauh lebih kaya daripada hartaku. Meskipun dia menyukaiku, tetapi pada akhirnya, keputusan masih ada di tangannya. Aku ingin membalikkan situasinya dan membiarkan dia merasakan sakit hati melihatku mempunyai pasangan, sehingga dia bisa melamarku secepat mungkin.""Tetapi mengapa kamu harus mencari seseorang yang bodoh?" Raya masih tidak bisa memahaminya."Gadis bodoh, pikirkanlah, jika aku mencari seseorang yang bodoh untuk menjadi pacarku, sedangkan Vano tidak bodoh, bukannya ini mengatakan bahwa Vano tidak bisa dibandingkan dengan orang bodoh? Hati Vano akan merasa sangat tidak nyaman, sehingga dia akan lebih mencintai aku dan juga itu akan mempercepat perkembangan hubungan kami berdua.""Oh ... Kakak, kamu memang pintar." Raya sekarang benar-benar paham tentang niat dari kakaknya.Setelah menutup panggilan kurang dari satu menit, sebuah mobil hitam berhenti d
Mungkin, kakaknya ingin memperlakukan Kevin lebih baik terlebih dahulu, kemudian dia akan masuk.perangkapnya, sehingga Kevin akan lebih terkontrol untuk kedepannya!"Kakak, izinkan aku memperkenalkannya untukmu. Namanya Kevin, seorang mahasiswa di kampus kami. Dia sangat jujur dan aku rasa dia cocok denganmu." Raya menatap kakaknya dengan senyuman yang jahat di wajahnya.Ketika melihat Kevin yang tidak tahu apa-apa, Raya merasa sangat bahagia. Anak ini masih belum tahu, bahwa dirinya sendiri dan kakaknya sedang dimanfaatkan bukan? Apakah dia mengira kakaknya benar-benar tertarik padanya? Saat kakaknya mencampakkannya, lihatlah bagaimana dengan ekspresinya nanti.Raya memperkenalkan kakaknya kepada Kevin lagi, kemudian dia mulai memesankan beberapa buah dan makanan penutup, tetapi karena ada begitu banyak tamu hari ini, pelayan tidak pernah datang melayaninya."Kevin, untuk apa kamu bengong di sini? Cepat pergi dan tanya ada apa yang terjadi di sana?" Raya menepuk meja sambil memelotot
"Oh begitu..." Mata Kevin bertambah sedikit pengamatan yang tak terlihat, "Namun, jika kamu sudah tahu dengan identitasku, aku mungkin tidak cocok denganmu."Kevin selalu merasa bahwa Nina masih ada tujuan lainnya dan lebih baik dia menjauh darinya sesegera mungkin.Tetapi, Nina pasti tidak akan melepaskan kesempatan bagus yang seperti ini, bahkan jika Kevin menolaknya, Nina telah mengambil keputusan dan harus mendapatkan Kevin!"Tuan Kevin, sebenarnya saya masih punya satu alasan lainnya untuk mencari pacar dengan tergesa-gesa kali ini, karena keluarga saya telah mengatur sebuah hubungan untuk saya, tetapi saya sama sekali tidak menyukai pria yang bernama Vano itu, sehingga saya sekarang harus mencari pacar dan membuat pria itu berhenti untuk mengejar saya. Tuan Kevin, mohon untuk bantuannya!"Setengah jam yang lalu, Nina masih memikirkan bagaimana membuat Vano melamar dirinya secepat mungkin, tetapi sekarang, setelah mengetahui Kevin jauh lebih kaya daripada Vano, dia langsung "tida
Ketiganya mulai menikmati manisan dan minuman. Raya sudah terbiasa untuk menyuruh Kevin. Dia tidak bisa membiarkan Kevin diam tidak ada pekerjaan.Nina sangat terganggu melihat perlakuan adiknya yang seperti ini. Raya, kamu tidak tahu apa yang telah kamu lakukan. Orang yang kamu suruh sekarang adalah orang yang memiliki kekayaan yang sangat cukup untukmu menghabiskan uang lebih dari sepuluh generasi kehidupan. Apakah kamu pantas menyuruh orang itu?Kamu sekarang sedang bermain api, jika benar-benar menyinggung Kevin secara tidak sengaja, sudah terlambat bagimu untuk menyesalinya!Setelah makan dan minum, Raya menyeka mulutnya dengan serbet dan bertanya, "Kevin, bagaimana pendapatmu tentang kakakku?""Lumayan." Kata Kevin.Nina merasakan rasa tersanjung tanpa sadar di dalam hatinya dan ada sedikit kegembiraan di dalam tubuhnya. Kevin memiliki kesan yang baik terhadap dirinya, kalau begitu apakah harapan untuk dirinya mendapatkan Kevin akan semakin besar?"Bodoh, kakakku begitu cantik,
"Sudahlah, Raya, jangan bicara omong kosong lagi. Aku sedang mencari pacar, bukan mencari bawahan, bagaimana bisa aku akan tega seperti yang kamu katakan?" Nada bicara Nina sudah sangat kesal.Raya malah tidak menyadari bahwa Nina sudah benar-benar marah pada saat ini dan masih lanjut berkata, "Meskipun kamu adalah pacar kakakku, tetapi kalian tetap harus memiliki ruang privasi sendiri dan hak untuk mencari kebahagiaan lagi!""Apa maksudmu?" Kevin bertanya."Kamu juga benar-benar sangat bodoh, aku akan memberitahukan kepadamu dengan jelas." Raya berbicara dengan nada sedikit menghina dan dia berkata dengan begitu santai sambil bersandar di dinding."Ketika nanti kakakku berpacaran denganmu, dia pasti akan memiliki kebebasannya tersendiri dan jika dia bertemu dengan pria yang tertarik dengannya, dia bisa saja untuk dekat dengannya dengan sangat mudah, bahkan kakakku bisa jadi akan bergandengan tangan dengan pria lain di depanmu, ataupun berpelukan dan berciuman."Kevin pun sedikit bing
"Sudahlah, tamparanku tadi memang sedikit kejam dan kamu jangan membenciku. Setelah aku bisa mendapatkannya, kamu akan mendapatkan keuntungan!" Kata Nina sambil menyentuh wajah Raya dengan lembut."Tentu saja, aku tahu bahwa Vano adalah keturunan pewaris kedua yang kaya. Saat itu, kakak juga harus mengeluarkan uang ratusan juta untukku bukan?" Raya berkedip pada Nina.Hanya saja Raya tidak menyangka bahwa apa yang dikatakan Nina tentang dia bukanlah Vano."Itu maksudku." Nina berkata sambil tertawa. Selama aku bisa bersama dengan Tuan Kevin, apakah ratusan juta itu bisa disebut uang?Kedua orang kakak beradik itu segera melupakan ketidakbahagiaan mereka."Oh iya, kakak, bukannya kamu pernah mengatakannya sebelumnya, bahwa ada orang yang super kaya yang pernah ke bankmu, apakah dia pernah kesana lagi dalam beberapa hari ini? Aku meminta kamu untuk membantuku mendapatkan nomor ponselnya, apakah kamu sudah mendapatkannya?" Di dalam mata Raya ada bintang terang yang bersinar dan hatinya p
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"