Setelah melewati dua hari dengan tenang, kematian Brian seperti tidak pernah terjadi. Dua hari ini, Karina dan anaknya terus berada di hotel, Kevin juga terus memperhatikan pergerakan Braja. Menurut Laporan Azka, Braja sudah mulai mengutus orang untuk mencari Brian.Hari ini, Kevin keluar dari Guest House. Dia memanggil taksi dan datang ke hotel untuk menjenguk Karina dan anaknya. Datang ke pusat perkotaan, Kevin ingin pergi sarapan terlebih dahulu.Sebuah restoran bernama Sup Sapi Suji menarik perhatian Kevin. Wajah pintu antik dan bendera yang mengambang di luar membuat orang merasa seperti di dunia lain.Bisnis di restoran sangat bagus. Tempatnya hampir penuh. Kevin memesan semangkuk sup daging sapi dan dua sate, dia duduk di meja paling sudut. Sementara Kevin makan makanan lezat, ada suara memuji yang terdengar"Cantiknya!""Seperti putri.""Belum berumur 20 tahun sudah berpenampilan seperti itu, jika dewasa siapa yang percaya dia akan lebih cantik lago."...Kevin mengangkat kepal
"Kenapa kamu berbicara seperti itu pada gadis cantik, jika dia bilang tidak enak ya tidak enak!" Saat ini, seorang anak muda berdiri dan berjalan kedepan gadis cantik ini, dia marah kepada bos restoran itu dulu, baru tersenyum ke arah gadis cantik ini sambil bertanya."Hai cantik, sop daging sapi mereka memang seperti ini, kamu ingin makan apa, aku yang traktir!"Anak muda itu tertarik dengan kecantikan gadis ini dan menggunakan kesempatan ini untuk mendekatinya."Kamu ingin mentraktirku?" Melihat anak muda ini begitu semangat, gadis cantik ini tersenyum."kalau begitu beri aku semangkuk bubur sapi saja.""Dengar tidak, satu mangkok bubur sapi, cepat pergi!" Anak muda itu mengusir bosnya pergi, kemudian dengan alami duduk di meja gadis cantik itu. Melihat gadis cantik dari jarak sedekat ini, membuat hati anak muda berdetak kencang. Dia sangat cantik, dengan pakaian yang cantik ini, seperti wanita cantik yang keluar dari komik.Ketika bubur sapinya datang, gadis cantik itu mulai makan
"Aku bantu dia bayar." Kilatan siletnya mengenai Kevin, dia tiba-tiba memiliki firasat buruk, belasan silet ini jika terbang keluar, mungkin semua orang di restoran ini akan mati. Dia tanpa ragu masuk ke kerumunan dan berdiri di depan gadis cantik itu."Bukannya hanya 150 ribu, biar aku yang bayar saja, ditambah punyaku juga, ini semuanya." Kata Kevin sambil tersenyum ke arah bos restoran, sambil berkata, dia mengeluarkan hpnya dan membayarnya."Sudah bisa keluar kan? Kami pergi dulu..." Kevin melihat ke arah gadis cantik itu, Kevin baru sadar ternyata dia sedang menatap dirinya dengan senyuman. Kevin tersenyum canggung."Nek, aku sudah bayar makanannya, kita bisa pergi."Kevin pernah bertemu wanita tua ini dan merasa kemampuannya sangat kuat, tanpa sadar dia masih memanggilnya "Nenek".Silet di tangan gadis itu langsung tersimpan kembali ke lengan bajunya dan berjalan keluar bersama Kevin."Gadis ini beruntung sekali, sekolah mana yang bisa menerima dia, dan kenapa gurunya bisa menga
"Tiga hari lalu aku membunuh orang sial yang berasal dari Braja atau apanya itu, sepertinya dia juga orang penting. Tapi sudah tiga hari berlalu, semua orang sepertinya tidak menyadari tentang kematiannya, apakah kamu yang membereskannya?""Anda perlu aku membantu apa?" Kevin semakin merasa wanita ini tidak sederhana."Aku ingin kamu menempatkan aku ditempatmu, tidak boleh ada yang menggangguku. Dan setiap hari kamu harus membawa ayam dan kambing hidup kepadaku." Kata gadis itu kepada Kevin.Kevin sedikit terkejut, orang ini berbahaya, jika menempatkan dia di rumahnya, bukannya sama saja membahayakan dirinya."Kamu takut aku membunuhmu?" Gadis itu langsung mengatakan pertimbangan dalam hati Kevin."Hehe, aku sudah membunuh banyak orang puluhan tahun ini, nyawa orang tidak berarti apa-apa di tanganku, tapi kali ini aku bisa memberikan janji kepadamu, jika kamu mengikuti perkataanku, aku jamin aku tidak akan melukaimu, bahkan kedepannya aku akan memberikan kamu keberuntungan besar!""N
Hebat juga kamu Fadli, hal seperti ini tidak beri tahu kami, kamu sudah tidak menganggap kami temanmu rupanya." Sambil berkata, Kevin duduk di samping Fadli. Sambil menarik bajunya."Atasan polo, celana pendek Levi's, sepatu nike, semua bahannya bagus, coba ceritakan berapa harganya?"Kevin melepaskan baju Fadli dan Fadli langsung merapikan tempat yang ditarik oleh Kevin tadi. Ini pertama kali dia memakai baju yang begitu mahal, dia sangat menyayanginya. Dia juga tidak ingin bajunya kusut ketika bertemu adiknya nanti.Fadli tersenyum canggung ke arah QKevin dan Doni."Atasan 500 ribu, celana pendek 650 ribu, sepatu 700 ribu." Fadli melihat Kevin dan Doni yang seperti ingin memakannya, dia langsung menjelaskannya."Semua ini tidak memakai uangku, aku mana punya uang sebanyak itu? Semuanya pakai pay later.""Kamu ini hanya ingin senang sesaat dan bulan selanjutnya cuma makan angin? Hanya bertemu adik kandungmu, bukan pergi berjodoh, apakah perlu sampai sebegitunya?" Kata Kevin kepadanya
"Indri, kita pergi." Fisha berbisik kepada Indri dan menariknya pergi, di luar bandara lebih baik menjauh dari orang-orang seperti ini."Jangan pergi." Kedua pria itu langsung menahan kepergian Fisha dan Indri, mereka menunduk dan melihat dua gadis yang masih muda ini, tatapannya begitu genit"Kalian pertama kali datang ke kota ini? Ayo, Kakak bawa kalian jalan-jalan..." Sambil berkata, mereka mengulurkan tangan dan menarik tangan Fisha dan Indri."Tidak, apa yang kalian lakukan?" Fisha danIndri merasa sangat takut, mereka memukul tangan yang diulurkan itu sambil mundur perlahan."Kalian memukulku? Aku juga ingin memukul kalian..." Kata kedua pria itu dengan tidak tahu malu, mereka menarik tangan Fisha dan menariknya ke pelukannya."Tidak... tolong..." Fisha dan Indri berteriak dengan kencang."Lepaskan!""Hei, mau apa kalian!"Saat ini, Fadli, Kevin dan Doni sudah sampai, melihat pemandangan seperti ini, mereka langsung marah. Mereka mana peduli siapa dua orang ini.Kevin langsung m
"Iya, setiap hari hanya bekerja 3 jam, sebulan bisa mendapatkan 6 juta, jika dihitung berarti satu jam sekitar 70 ribu. Astaga, 70 ribu jika di desa kita itu pendapatan sehari. Kak Fadli, cepat beri tahu kami!" Kata Indri sambil menatap Fadli dengan penuh berharap."Hmm..." Fadli terlihat sedikit kesulitan, dia mengelap keringat di keningnya, sambil berpikir dengan cepat."Aku kan jurusan lansekap, jadi... bisa menggambar. Aku pergi ke luar kampus... untuk mengajari orang menggambar. Bengkulu adalah kota besar, orang kaya disini tidak peduli dengan uang, satu jam 70 ribu bukan termasuk tinggi.""Ternyata begitu, kak, kamu sangat hebat." Kata Fisha sambil tersenyum."Aku juga mau masuk jurusan lansekap nanti. Tunggu aku lulus, Kakak Fadli pasti sudah menjadi orang hebat di perusahaan besar. Nanti kamu bisa membantuku." Indri semakin tertarik dengan Fadli dan sangat ingin mendekatinya."Uuh... nanti kita bicarakan lagi..." Fadli melihat keluar jendela. Hatinya sangat kacau, dia terus be
"Kakak."Fisha menyadari Kakaknya sedikit tidak benar, Kakaknya pasti ada kesulitan di dalam hati, dia lalu berkata "Sebenarnya seafood ini juga lumayan, aku suka makan ikan, makan disana saja.""Fisha, Kakak Fadli tidak memperhitungkan uang. Kita jarang-jarang datang ke kota, biarkan Kakak kamu membawa kita makan yang enak. Tadi kamu juga bilang ingin foto dan kirim ke media sosial kan? Seafooddan rumah makan biasa sama saja, jima dikirim ke media sosial akan ditertawakan oleh teman-teman, datang ke bengkulu dan makan di tempat seperti itu, sangat memalukan.""Untuk apa peduli pada mereka, Kakak aku mau traktir aku makan apapun aku akan tetap makan." Kata Fisha. Walaupun dalam hatinya sedikit curiga dan kecewa, tapi dia tetap berada di pihak Kakaknya.Kedua perempuan ini masih ribut untuk makan di mana, Fadli yang berada di tengah-tengah terlihat sangat kesulitan. Dia ingin sekali berteriak."Jangan berisik, aku bawa kalian makan di restoran paling bagus di kota ini!". Tapi dia tid
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi