"Tuan muda, hari ini aku minta izin sakit kepada manajer makanya bisa datang ke sini. Kalau sampai ketahuan manajer bahwa aku tidak sakit dan sibuk urusan lain, dia pasti akan menghukumku." Kata Nina berpura-pura kasihan."Apakah Anda boleh mengendarai Ferrari ini dan membawa aku ke Plaza untuk membeli beberapa baju, biasanya aku terlalu sibuk dan tidak ada yang menemaniku pergi.""Baiklah." Ketika suara wanita menjadi lebih lembut, Kevin juga tidak tahu bagaimana menolaknya."Duduk dengan tenang, aku akan bersiap untukjalan."Kevin mengendarai Ferrari dan meraung di jalan kota seperti tadi malam. Semua kendaraan takut akan kecelakaan lalu lintas dengan Ferrari, mereka menjauh dari Kevin, terlihat seperti mereka mengawal Kevin.Nina menikmati kenyamanan jok Ferrari. Dia meletakkan sikunya di jendela mobil dan melihat ke jalan lebar di sekitarnya. Mobil-mobil lain sangat jauh dari mereka. Nina merasa senang. Ini yang dia inginkan, perasaan menjadi seorang wanita kaya, rasa superiorita
"Bukannya kamu bilang, tahun ini bank kalian akan melakukan urusan kepegawaian dan kamu sendiri punya kesempatan untuk diangkat menjadi wakil kepala cabang? Dan juga hadiah Penghargaan Staf Luar Biasa tahun ini. Kamu sendiri sangat jelas bahwa kamu punya kesempatan untuk mendapatkannya. Kenapa kamu menjadi begitu bodoh, apakah kamu tahu kamu sedang bercanda dengan uang dan masa depan kamu sendiri?""Kamu ya, orang yang sudah mau kepala tiga, kenapa masih tidak bisa membuat aku dan ibumu tenang?" Ayahnya mengerutkan kening dengan erat. Sambil melihat Nina, dia menunjuk ke arah Kevin."Kamu berbohong kepada perusahaan kamu, berbohong kepada orang rumah, hanya demi berkencan dengan bocah ini, aku tanya, menurut kamu apakah layak seperti ini! Ah!"Nina menundukkan kepalanya sambil mendengar ocehan orang tuanya. Ketika ocehan orang tuanya mengarah ke Kevin, dia mencuri pandang ke arah Kevin, takut Kevian akan marah."Lihat dia!" Ayahnya sudah mengangkat tangan dan ingin menampar Nina, untu
Sikap Nina membuat semua orang terkejut! Vano juga tidak tahu harus bagaimana! Di depan orang tua Nina, dia tidak pernah dimarahi oleh Ninq seperti ini, dia tahu Nina tidak menyukainya. Dia sengaja mencari celah ke orang tua Nina. Hasilnya tidak buruk di awal, tapi sekarang, sepertinya orang tua Nina juga tidak berhasil.Sekarang Nina sudah membuka kartu di depannya, apakah bisa bersama dengan Nina, hari ini akan terlihat bagaimana hasilnya."Nina, kamu jangan seperti ini. Aku tahu kamu sedang marah sekarang, tenangkan dirimu dulu." Kata Vano di hadapan Nina."Aku tidak tahu kamu akan muncul di sini, aku hanya datang menemani Om dan Tante makan saja, bukan sengaja menemukanmu!""Iya, Kakak, aku datang bersama Kakak Vano, aku bisa bersaksi untuknya. Dia bukan sengaja menunggumu di sini." Kata Raya."Aku tidak peduli kamu sengaja menungguku, atau tidak sengaja. Aku persilahkan kamu menghilang dari pandanganku sekarang dan jangan pernah menggangguku lagi!" Kata Nina dengan tegas.Vano da
"Dia adalah mahasiswa miskin di kampus kami, di kampus dia terkenal dengan kemiskinannya!Selama 1 tahun dia hanya punya beberapa baju saja, dia juga anggota pemandu sorak. Di dalam sana, wanita manapun bisa merundungnya. Dia bahkan tidak berani bersuara, dia bekerja paruh waktu di minimarket ataupun kantin. Dia juga pernah mengemis di depan restoran di kota...""Ah! Mana mungkin dia mahasiswa? Pasti hanya seorang pengemis." Ibu Nina terkejut mendengar penjelasan Raya. Membiarkan Ninaqi bersamanya, mana mungkin bisa menikmati kekayaan?"Pergi, pergi dari sini, jangan datang menghancurkan putriku..."Ibu Nina mendorong Kevin."Kami sebagai orang tua Nina memberitahumu dengan jelas, kami tidak akan membiarkan kamu berkencan dengannya. Kamu juga jangan pernah berpikir untuk menikah dengan putri kami. Apakah jelas?!" Ayah Nina memperingatkannya dengan keras. Dia terus menunjuk ke arah Kevin."Mulai sekarang jangan pernah mengganggu putriku lagi, mengerti tidak?""Bicara apa saja bebas, tap
"Oh, begitu." Kevin langsung mengerti setelah mendengar penjelasan Indra. Azka yang membantunya. Azka ingin Kevin mulai mengambil alih beberapa proyek komersial dan melatih dirinya. Bagaimanapun, dia akan mengambil alih bisnis besar keluarga di masa depan. Dia melirik ke arah keluarga Nkna yang terus memelototinya, dia tahu mereka tidak akan membiarkan dirinya pergi begitu saja."Kalau begitu, mohon manajer Indra antar dokumennya ke restoran di dekat Plaza." Kata Kevin dengan sopan dan kemudian memutuskan teleponnya."Apakah itu manajer Indra?" Tanya Nina kepada Kevin dengan sedikit khawatir. Jika ketahuan oleh manajer Indra bahwa dia ijin sakit dan datang ke Plaza untuk belanja, dia pasti akan dipecat."Kalau begitu aku pergi dulu, Manajer aindra tidak boleh melihatku!" Melihat Kevin mengangguk, Nina langsung mau berjalan pergi."Kamu mau pergi ke mana!" Ibunya langsung menarik Nina."Jangan kira aku tidak tahu, kalian berdua sedang berakting di depanku! Urusan hari ini harus diseles
"Kamu, lepaskan!" Raya malu dan marah. Dia berteriak dengan keras ke wajah Kevin."Aku akan melepaskanmu, tapi kamu harus janji tidak akan memukulku." Kata Kevin dengan tegas."Pergi, memangnya kamu siapa!" Raya tidak akan melemah kepada Kevin. Matanya melirik ke arah lain."Tolong, kalian lihat orang ini mencabuliku..." Raya tiba-tiba menggigit tangan Kevin dan membuatnya berteriak, tangannya kemudian terlepas. Di tangan kanannya terlihat bekas gigitan yang jelas, bahkan ada sedikit darah yang keluar dari sana. Raya berdiri di depan Kevin dengan bangga."Gigitan yang bagus!""Gigit saja orang miskin ini!" Vano dan orang tua Nina menyindirnya.Nina sudah berlari ke samping Kevin dan memeriksa luka Kevin dengan hati-hati."Itu seperti... manajer Indra..." Senyuman di wajah Raya pelan-pelan menghilang, dia tiba-tiba melihat manajer Indta masuk ke dalam restoran."Ah! Di mana? Astaga, itu bemar manajer Indra..." Ibu Nina melihat manajer Indra dan berteriak dengan panik. Mereka langsung p
"Ternyata begitu, ini hanya sedikit salah paham saja." Manajer Indrw tertawa canggung. Dia mendekat ke samping Nina. "Nina, apakah kamu sudah merasa baikan? Hari ini perubahaan karyawan di bank kita, kamu punya kesempatan besar. Semoga mulai sekarang kamu berusaha dengan baik, pertahankan semangatmu ini, semua milikmu pasti akan menjadi milikmu suatu hari nanti." Semua orang pasti mengerti apa maksud manajer Indra.Kedua orang tuanya beserta Raya dan Vano langsung bingung. Apa yang terjadi? Si bocah miskin Kevin ini bicara 2 kalimat saja, langsung menyelesaikan masalahnya? Manajer Indrq kenapa harus memberi muka kepada Kevin? Dia hanyalah seorang mahasiswa miskin di universitas Bintang bukan?"Tuan Kevin, Silahkan duduk. Ini adalah informasi rinci dari dua bangunan apartemen yang saya temukan untuk Anda. Lokasi spesifik mereka dekat Distrik. Menurut perkiraan saya, sekitar 89 milyat sudah dapat diperoleh..."89 milyar! Mendengar angka ini, kedua orang tuanya beserta Raya dan Vano sem
"Prime Hidupkan!" Kevin berteriak ke arah Ferrari. Semalam Kevin sudah memasukkan suaranya ke dalam Ferrari dan juga memberikan nama Prime kepada Ferrari."Orang ini sakit ya?"...Ketika semua orang mengeluh, Ferrari bergerak. Ferrarinya pelan-pelan mundur. Wanita yang sedang siaran langsung tadi langsung terjatuh."Berputar di tempat!" Kevin sekali lagi berteriak. Kali ini, suara mesin Ferrari beneran mulai berdengung dan mulai berputar dengan kecepatan tinggi di tempat. Semua orang di sekeliling langsung ketakutan dan takut Ferrariini menabrak mereka. Hanya Kevin yang berdiri di sana, dia sangat mengerti dengan kestabilan Ferrari ini. Jika Ferrari dia yang tipe tertinggi ini juga kehilangan control, perusahaan Ferrari pasti akan ditutup."Berhenti!" Mengikuti perintah dari Kevin, Ferrarinya lalu berhenti. Kevin menekan kuncinya dan pintu otomatis terbuka, di hadapan semua orang yang terkejut, dia masuk ke dalam mobilnya. Setelah menjemput Indra, suara Ferrari seperti roket menghil
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.