"Iya, bukan hanya pernah bertemu, kamu juga pernah membantu menyelesaikan masalah besarku..." kata Devina sambil menganggukan kepala. Devina menjelaskan situasi hari itu pada Kevin. Kevin baru teringat dan sepertinya memang ada wanita ini di tempat itu."Saat itu aku sudah tidak tahu harus berbuat apa. Untung saja kamu muncul tepat pada waktunya dan memukul mereka semua. Aku merasa kamu sangat tampan. Jadi aku mencari-cari petunjuk untuk datang ke Universitas bintang dan menemukanmu.""Ternyata begitu..." Kevin mengangguk kepala pelan. Saat ini dia baru percaya bahwa Devina datang bukan untuk menipu uangnya.Saat ini, Sahira berjalan cepat ke hadapan Devina. Tadi dia tidak bersepeda, dia hanya berjalan mengikutinya dari belakang. Melihat sepeda yang sudah terguling di lapangan, Sahira bertanya khawatir "Devina, apakah kamu tidak apa-apa?"Devina tidak mempedulikannya, tatapan matanya hanya diarahkan pada wajah Kevin."Jadi, apakah kamu bersedia berpacaran denganku?" saat ini Devina sa
"Kelihatannya kalian sangat mesra." Kata Devina sambil tersenyum, namun hatinya sangat iri "Tapi jangan kira aku bisa membiarkan kamu diberikan padanya begitu saja. Bagiku, kelebihan dia hanyalah karena mengenalmu lebih awal saja. Kita tidak tahu kamu akan hidup dengan siapa nanti, itu semua belum ditentukan.""Aku tadi sudah mengatakannya dengan jelas. Aku akan menjaganya seumur hidup. Jika kamu bosan tidak ada kerjaan, sebaiknya menjauh dariku." kata Kevin tanpa sungkan."Kamu memarahiku? Tidak masalah, aku akan membuat kamu menutupi rasa bersalahmu." Devina tidak marah sedikitpun. Dia tertawa dengan percaya diri, namun hatinya hancur."Kamu..." Kevin benar-benar tidak pernah bertemu wanita seperti ini. Memarahinya, namun tidak marah. Devina ini seperti sudah menargetkan sasaran. Hal ini membuat Kevin merasa dia seperti kapas, yang dapat dengan gampang menghabiskan energinya dan membuat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa."Apa mau mu agar kamu dapat melepaskanku?" Kevin melototi Dev
"Kalau gitu aku tidak usah pergi..." Kevin tidak memasukkan ucapan Sahira ke dalam hatinya, juga tidak menganggap pesta ini sama sekali."Tidak apa, penampilanmu seperti ini juga tampan. Ayo naik." kata Devina sambil tersenyum kegirangan.Kevin duduk di kursi penumpang di belakang. Devina menyalakan mobil. Melihat Devina memarkirkan mobil di sekitar Perumahan Pulau Indah, Kevin menjadi bingung."Kenapa berhenti?""Pesta hari ini diadakan di wilayah kecil ini." kata Devina dengan menawan "Kalian turun dulu. Aku akan memarkirkan mobil."Kevin dan Sahira turun dari mobil. Kevin mengamati wilayah kecil ini. Dalam hati ia berpikir, untung saja Elmira pergi latihan di perusahaan Dream Music. Jika Elmira melihat mereka bersama pasti akan bahaya. Dia sekarang hanya ingin segera mengakhiri pesta ini dan menjaga jarak dengan Devina."Uh! Melihat tatapan matamu itu, sepertinya kamu belum pernah mendatangi wilayah yang sebagus ini kan?" Sahira tertawa melihat Kevin yang bengong.Kevin menatap Sah
Kevin menelan ludah, ucapan Sahira memang benar adanya, tapi yang dia katakan juga tidak bohong. Dia memang memiliki villa di Perumahan Pulau Indah, selain itu villa termahal yang ada di dalam sana juga miliknya."Sahira", Devina menarik Sahira, ucapannya ini sangat tidak enak didengar "Mungkin saja ucapannya memang benar?"Devina dari dalam hati tersirat sebuah harapan, bahwa Kevin tidak sedang membohonginya"Benarkah? Devina, kamu jangan mau dibodohi. Aku rasa dia pasti bekerja paruh waktu di wilayah ini, sehingga dia memiliki kartu gerbang ini." Sahira tertawa dengan lepas. Dia menunjuk ke post piket di depan gerbang, menatap Kevin "Apakah kamu berani ikut aku ke sana dan bertanya? Jika kamu adalah penduduk di sini, mereka pasti akan mengenalimu!"Kevin tidak bicara, dia tidak ada hubungan apapun dengan Sahira dan Devina, untukapa mencari masalah?Sekarang malah lebih baik, dengan begini bisa mencegah mereka tahu bahwa dirinya sebenarnya memiliki banyak uang dan mencegah memiliki
"Siapa tahu? Aku dengar dari staf yang bekerja di sini, dia sudah membeli villa ini lebih dari satu bulan, tapi tidak pernah sekalipun tinggal di dalamnya. Mungkin saja dia masih punya banyak rumah yang lebih baik." Sahira membayangkan rupa bos muda itu di dalam benaknya dan berkata dengan konyol "Jika aku berkesempatan bertemu dengannya, aku sungguh ingin memeluk dan menciumnya. Dia pasti seorang pria tampan.""Uhuk uhuk..."Mendengar ucapan Sahira, Kevin yang ada di samping itu pun batuk. Sahira menatap tidaksenang pada Kevin."Maaf, aku tersedak..." Kevin bergegas meminta maaf."Huft!" Sahira mana mungkin tidak melihatnya, dia ini pasti merasa geli dengan ucapannya tadi "Dasar pria pecundang. Bukannya kamu tadi bilang kamu tinggal di sini? Katakan padaku, villa yang mana milikmu itu? Katakan lah jika kamu punya keberanian!""Emm..." Kevin spontan melirik ke villa yang ada di atas pulau itu."Apa yang kamu lihat! Villa itu tidak akan bisa kamu beli..." kata Sahira dengan nafas tere
"Namanya Kevin, kalian jangan meremehkan Tuan ini, dia bukanlah orang biasa..." kata Sahira sambil tersenyum misterius."Oh..."mendengar ucapan Sahira, semua orang pun mulai mengamati ulang Kevin, apakah mungkin pria berpenampilan seperti pecundang ini adalah keturunan generasi kedua yang kaya dan rendah hati?"Uhuk uhuk," Sahira batuk pelan "Sebulan yang lalu Tuan Kevin memesan sebuah Mercedespaling top senilai 60 milyar. Mobil ini sekarang sedang diproduksi di luar negeri dengan suku cadang teratas di dunia..."Mendengar hal ini, semua orang terkejut. Sementara Kevin dan Devina mengerutkan kening, mereka tahu, Sahira dari awal tidak seperti ingin memuji Kevin."Tuan Kevin ini merasa pembuatan mobilnya terlalu lama, jadi dia menambahkan uang 10 juta agar produksinya dipercepat dan dalam 1 minggu mobil itu sudah harus tiba di tangannya..." ujar Sahira melebih-lebihkan, ekspresi bercandanya muncul di wajah.Awalnya orang-orang percaya bahwa Kevin adalah keturunan kedua keluarga kaya y
Devina adalah wanita idaman mereka. Hati mereka tidak bisa menerima kenyataan ini. Devina berhasil didapatkan oleh seorang pria pecundang Kevin ini."Yang kami katakan tidak salah, 'kan?" kata pria muda itu pada Devina, "Devina, Sebenarnya jika kamu sungguh ingin mencari pacar palsu, aku bisa membantumu...""Dan juga aku.""Aku juga bisa. Setidaknya kami lebih baik dari pada pria pecundang ini?"Melihat orang-orang yang sok pintar ini, Devina tertawa pelan."Siapa yang bilang dia adalah pacar palsuku?" tanya Devina sambil tertawa kecil. Semua orang menatap Devina heran, Devina yang begitu berkelas, kenapa bisa pergi mencari pecundang seperti Kevin ini?Sementara saat ini, Devina menatap Kevin.Kevin termenung sejenak, menatap wajah kecil Devina yang cantik seperti bunga persik di musim semi. Dia menatap kedua mata Devina yang cemerlang. Mata yang gelap dan lincah itu sedikit bergetar dan hatinya pun tersentuh tanpa disadari.Devina tiba-tiba bergerak, dia menatap mata Kevin, menjinjit
Beberapa keturunan keluarga kaya ini memarahi Kevin dengan sangat emosi."Apa yang kalian lakukan?" Devina berdiri di hadapan Kevin lagi."Devina, dia ini pasti sengaja melakukannya padamu. Tapi kamu malah melindunginya seperti ini?" Pria muda tadi itu berbicara dengan heran sambil menunjuk Kevin."Tidak peduli apa yang dia lakukan terhadapku, ini adalah masalah kami berdua. Tidak ada hubungannya dengan kalian." kata Devina dengan melototkan mata pada mereka.Dia juga memahami mengapa Kevin mendorongnya. Dia pasti teringat dengan pacarnya sendiri, lalu dia merasa bersalah, sehingga mendorongnya begitu. Ini membuktikan bahwa Kevin adalah pria baik yang konsisten.Meskipun Kevin membuat Devina hilang harga diri, tapi Devina tidak peduli, karena dia telah melihat bahwa Kevin memang pria yang pantas dikejar. Ucapan Devina seketika membuat orang-orang tidak bisa berkutik, mereka menatap Devina heran, lalu melihat lagi Kevin.Mereka ingin sekali meninju Kevin, tapi mereka tidak punya alasan
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda