"Kevin, bawa aku ke rumah sakit, cepat, bawa aku ke rumah sakit..." Kata Elmira sambil memukul Kevin dengan panik, hatinya sekarang sangat cemas, juga sangat ketakutan, yang ada di pikirannya hanya dirinya ingin cepat sampai ke rumah sakit untuk bertemu dengan ibunya. Tubuh Elmira semakin lama terasa semakin berat, tubuhnya pun gemetaran."Jangan takut, percaya padaku, tidak akan terjadi apa-apa kepada ibumu." Kata Kevin di samping telinga Elmira, dia memeluk Elmira dan berjalan sampai ke pinggir jalan.Jam seperti ini, taksi juga sulit untuk ditemukan, Kevin bisa merasakan Elmira yang gemetaran di pelukannya, dia langsung berjalan ke tengah jalan dan menghentikan sebuah mobil berwarna hitam."Kamu mau mati ya?" Pemilik mobil itu mengeluarkan tubuhnya dari jendela mobil dan memarahi Kevin. Saat ini, Kevin melemparkan setumpuk uang ke wajah pemilik mobil itu, larangan untuk Kevin sudah dihalus dan dia kembali bisa membawa uang sesukanya.Melihat ternyata benda yang mengenai wajahnya ad
Adrian meminta mereka untuk memberikan pelajaran kepada Kevin, dirinya tetap di depan seorang wanita. Pengemudi mobil itu pun terkejut, hatinya merasa sakit, dia merasa dirinya pasti akan dipukuli.Dia awalnya berpikir untuk kabur, saat dia ingin berputar balik, dan saat Kevin berkata"bajingan", lalu berjalan ke samping pintu pengemudi, membuka pintunya dan berkata "turun", lalu menarik pengemudi itu keluar."Ah, kamu mau melakukan apa..." Pengemudi mobil itu terkejut dan terlihat polos."Ayo naik!" Kevin membanting pintu mobilnya, duduk di bangku pengemudi, tatapannya tertuju kepada belasan anak muda itu, lalu berteriak kepada pengemudinya untuk bergegas naik ke samping pengemudi.Melalui kaca spion belakang, Kevin melihat Elmira yang terlihat sedih, lalu melihat anak-anak muda yang sedang berlari mengarah ke mereka. Karena ingin menghadang jalanku, jangan salahkan aku kalau aku tidak akan segan-segan.Kevin menginjak gasnya dengan perlahan,lalu mobilnya melaju ke arah mereka."Hei
"Tenang saja, kamu tidak akan ditilang." Karena Kevin yang mengemudikan mobilnya, Kevin tidak akan membiarkan dia menderita, dia akan meminta seseorang untuk mengurus masalahnya. Setelah mengatakan itu, dia menggenggam tangan Elmira dan berjalan masuk ke rumah sakit.Kevin sampai ke ICU, Azka sedari tadi berjaga di luar kamar inapnya dan melihat Kevin datang."Tuan Kevin, nona Elmira, kalian sudahdatang." Saat ada orang dari luar keluarga Kevin, Azka tidak mungkin memanggil dia "tuan muda besar"."Bagaimana kondisinya?" Tanya Kevin sambil mengerutkan keningnya, dan Elmira sudah meninggalkan Kevin dan bergegas berlari ke depan pintu ICU, melihat situasi di dalam dengan cemas melalui jendela kaca.Dia hanya melihat di dalam ruang ICU itu ada beberapa dokter yang mengenakan jubah putih mengelilingi Wulan yang terbaring di kasur, mereka sesekali mengawasi nomor-nomor yang ada di alat-alat di sekitar mereka, beberapa suster melap keringat mereka..."Wanita itu, dia jangan sembarangan meli
Dengan ajakan Kevin yang lembut, Elmira akhirnya tidak memaksa ingin masuk ke kamar inap untuk melihat Wulan lagi, tapi dia masihbersandar di jendela kaca untuk melihat.Kevin menoleh ke Azka "Kamu sekarang segera panggil semua dokter terkenal di kota ini dan dari luar kota untuk datang ke sini, jika mereka tidak bisa mengobati ibu Elmira, aku akan membuat mereka pergi dari sini!""Baik, saya akan segera mengurusnya." Kata Azka dengan takut, dia tidak pernah melihat Kevin secemas ini. Setelah mengatakan itu, dia langsung pergi mengurusnya.Direktur dan para dokter di sana hanya terdiam, kelihatannya orang ini bukan mahasiswa biasa, dia bisa berteriak kepada Azka seperti itu, dan juga Azka sangat menuruti perkataannya, membuat mereka semakin terkejut.Elmira hanya terdiam menatap ke dalam melalui jendela kaca itu selama tiga jam lebih, Kevin juga menemani dia selama itu. Azka memberitahukan Kevin, sekarang dokter terkenal di daerah sana, sedang bergegas datang ke rumah sakit itu, ruma
"Apa!" Azka terkejut mendengar itu dan bergegas menoleh melihat Kevin, melihat Kevin membuka matanya dan gerakannya terhenti untuk sesaat, Elmira yang ada di samping Kevin baru saja lebih tenang pun jadi panik lagi, dia langsung ingin menerobos ICU."Kalau terjadi sesuatu kepada Nyonya Wulan, kalian akan ku usir dari rumah sakit ini, cepat obati Nyonya Wulan!" Marah Azka kepada dokter itu."Tapi... Dokter Faisal berkata pasien sudah sangat kritis..."Kata dokter ini ketakutan.Kevin seperti menyadari sesuatu dari nada bicara dokter itu, dia melepas Elmira dan bergegas masuk ke ICU dengannya."Kalian sedang apa disini? Tidak ada boleh masuk ke ruang ICU..." Kata dokter muda yang ada di depan Azka itu.Azka langsung menampar wajahnya "Kamu berani menegur tuan Kevin? Buka pintunya!""Baiklah." Dokter itu bergegas menghampiri dan membuka pintu ICU-nya.Kevin, Elmira, dan Azka pun masuk, Elmira berdiri di samping pasien, menutup mulutnya dengan air mata yang mengalir, menatap ibunya dengan
"Kevin, tolong kamu tetap disini..." Kata Wulan dengan lemas, Kevin menetap, Azka dan dokter-dokter itu keluar, lalu menutup pintunya."Ibu…" Elmira menatap wajah ibunya dan menjadi semakin sedih, matanya pun langsung dipenuhi air mata."Jangan menangis, Elmira..." Kata Wulan sambil tersenyum, dia mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Elmira, Elmira memegang tangannya."Ibu jangan banyak bergerak." Elmira tahu ibunya sangat sulit untuk bergerak "Apa yang sekarang ibu rasakan? Pasti sangat kesakamin..." Terpikir akan ibunya sekarang sedang menahan sakit, hati Elmira seperti ditusuk pisau.Wulan hanya menggelengkan kepalanya,dia merasa senang "Tidak sakit, ibu sama sekali tidak merasa sakit...""Kevin, kamu akan menjaga Elmira dengan baik kan?" Pandangan Wulan dengan perlahan pindah ke Kevin, sedari hari pertama dia bertemu dengan Kevin, dia bisa merasakan perasaan dalam Kevin kepada Elmira."Ibu..." Elmira mendengar bahwa ini adalah kalimat-kalimat terakhir ibunya."Iya, tante
"Walaupun kami sudah sangat berhati-hati, tapi kami akhirnya tetap ketahuan oleh orang di rumah, akhirnya sampai di sebuah jurang, mereka mengemudikan mobil dan mengepung kami. Saat itu, nona pulang lebih dulu dengan mereka dan menunggu kesempatan lain untuk lari, tapi kami tidak mengira pemimpin keluarga itu ada maksud ingin membunuh nona, nona merasakan ada yang tidak benar, walaupun sudah terlambat, orang itu sudah menembakkan pistolnya ke arah kami...""Ah..." Elmira pun terkejut, pandangan Kevin juga terkejut."Orang itu menunjukkan senyuman kemenangannya. Saat ini, ketika dia menarik pelatuk pistolnya, nona tiba-tiba memelukku dan melompat ke jurang. Ibu sangat amat takut, selain dengan gemuruhnya suara angin, ibu tiba-tiba mendengar nona berkata padaku: "Wulan, aku titipkan anakku padamu", ibu masih belum tersadar, saat membuka mata, ibu hanya melihat nona tersenyum kepadaku, kemudian, dia dengan sekuat tenaga membalikkan badannya dan dia membalikkan badanku, saat ibu menyadari
"Ibu istirahat dulu..." Elmira membantu Wulan mengenakan masker oksigen, saat baru saja memakaikannya ke hidungnya, matanya tertuju kepada tangan yang ada di pinggir kasurnya terjatuh seperti daun. Elmira menyentuh tubuhnya, tapi Elmira merasa dirinya seperti dipukul dengan palu yang besar.Elmira melihat Wulan yang menutup matanya, hatinya pun menjadi hampa menghabiskan seluruh tenaganya dan bibirnya terlihat gemetaran "Ibu, ibu..."Dia memanggil sambil gemetaran, dia berharap Wulan bisa menjawab dia seperti biasanya. Bahkan hanya iya saja juga sudah cukup, tapi Wulan hanya terbaring tenang di kasur dan tidak bergerak, tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di wajahnya."Ibu…" Elmira secara tidak sadar menyadari apa yang terjadi, keluar suara tangisan dari mulut Elmira.Elmira memeluk tubuh Wulan, dia menekan kepalanya pada tubuh Wulan dan menangis dengan sedih. Saat ini, para dokter terkenal dari berbagai rumah sakit bergegas datang, tapi di hadang oleh Azka di depan pintu, mereka sud
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"