Home / Romansa / Mantan Terindah / Bab. 57 Sebuah Keputusan Besar

Share

Bab. 57 Sebuah Keputusan Besar

last update Last Updated: 2023-09-17 12:35:35
Tujuan terakhir yang Rayhan dan Bella kunjungi adalah Pantai Parangtritis. Rayhan sengaja memilih tempat itu sebagai yang terakhir karena dia ingin melihat sunset sebelum pulang ke Jakarta. Di mana pun itu, yang namanya sunset selalu terlihat tampak indah, apalagi jika dinikmati bersama orang terkasih.

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang terletak di Bantul-Yogyakarta dan paling terkenal di antara pantai-pantai di Yogyakarta. Pantai yang terbentang luas itu mempunyai ombak yang besar dan pasir yang halus. Saat bertelanjang kaki di atas pasir, kita bisa merasakan halusnya pasir pantai yang sesekali tersapu ombak.

Hal itu juga yang dilakukan Rayhan dan Bella. Mereka bergandengan tangan sambil bertelanjang kaki berjalan menyusuri permukaan pasir dan sesekali kedua kaki mereka disapu ombak pantai.

Angin berembus kencang karena hari sudah sore jadi cuaca sudah tak begitu panas. Maka dari itu pengunjung pun juga tak sedikit yang datang.

"Ray, aku boleh nanya nggak?" tanya Bella. Saat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mantan Terindah   Bab. 58 Peluk Aku

    Naura tidak menyangka Vicko akan secepat itu mengambil keputusan sebesar itu. Dia saja sangat sulit untuk bisa memutuskan hal tersebut dan memilih untuk menjadi egois karena takut operasi Rayhan akan gagal. "Akan ada banyak pemeriksaan lanjutan jika melakukan operasi, Om. Rayhan juga harus dirawat sebelum pelaksanaan operasi. Saya ragu dia mau melakukannya." "Om yang akan bicara pada Rayhan dan menjelaskan semuanya." "Rayhan sudah tahu semuanya, Om." "Maksud kamu?" Naura mengangguk. "Dia tahu kita menyembunyikan penyakitnya, dan dia marah. Dia tidak mau mengangkat telepon dari kemarin." "...." ***Vicko pulang ke rumah dan bertemu Mike yang sudah rebahan di sofa sambil bermain dengan ponselnya. "Baru pulang, Om?" sapa Mike. Vicko yang sedang buru-buru tidak menyahut sapaan Mike. Dia langsung berjalan ke lantai dua menuju kamar Rayhan. "Om Vicko ngapain ke atas?" Mike tampak heran, karena yang ada di atas hanya kamar dia dan Rayhan. Tak lama kemudian, Vicko turun lagi sambil

    Last Updated : 2023-09-17
  • Mantan Terindah   Bab. 59 Aku Masih Hidup

    Rayhan berada di mobil papanya yang terparkir di tepi jalan. Vicko duduk di sebelahnya dan tadi yang bertugas mengemudikan mobil. Mereka memutuskan untuk mengobrol di sana. Sekitar sepuluh menit sejak mobil berhenti, suasana hening. Rayhan maupun Vicko sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun, keduanya masih sibuk dengan pikiran masing-masing. "Apa Papa mencintai mama?" Rayhan membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan. Vicko terlihat sedikit gusar dan terkejut. "Kenapa kamu nanya kayak gitu?" "Aku tahu. Papa nggak pernah mencintai mama, kan? Karena di hati Papa, udah ada orang lain." Vicko mulai curiga kalau dugaannya benar, bahwa dulu Evellyn sudah mengatakan semuanya pada putranya itu, dan itulah alasan kenapa Rayhan meninggalkan Bella. Biarpun Rayhan atau pun Evellyn tidak pernah mau mengatakan apa-apa padanya, tapi masa lalu itu pastilah penyebab utama masalah ini."Iya kan, Pa? Papa masih mencintai Tante Evellyn sampai sekarang. Dan nggak ada sedikitpun ruang di hati

    Last Updated : 2023-09-18
  • Mantan Terindah   Bab. 60 Jangan Menyimpan Rahasia

    "Terus kemarin kalian liburan ke mana aja? Apa yang kalian lakuin di sana? Apa kalian melakukannya lagi?" Mike yang kepo akut terus mengajukan pertanyaan pada Rayhan. "Melakukan apa? Jangan ngomong yang enggak-enggak, deh." "Aku tahu malam itu kamu sama Bella kan semalaman? Pakek nggak mau ngaku segala. Padahal aku selalu cerita semuanya ke kamu. Tapi kok kayaknya kamu punya banyak rahasia yang aku nggak tahu?" Mike tampak mengajukan protes atas kekecewaannya.Mendengar ocehan Mike, Rayhan hanya bisa menghela napas. Dia sedang malas menanggapi Mike untuk sekarang ini. "Sekarang kan Kakak udah tahu, jadi ya udah kan?" "Ya udah gimana? Kita harus bikin jadwal dong, buat double date lain kali. Kita liburan ke Bali berempat gimana, Ray?" Mike antusias sekali merencanakan tentang liburan. "Terserah kamu aja." Rayhan mau melangkah tapi Mike menahannya lagi. "Bentar, bentar." "Apa lagi?" Mike berjalan mendekati meja dan membungkuk mengambil sesuatu dari bawah meja. Dia memegang sebuah

    Last Updated : 2023-09-18
  • Mantan Terindah   Bab. 61 Double Date

    "Hah?" Rayhan refleks mengusap-usap sekitar mulutnya. Dan malah ditertawakan oleh Bella. Pertanda wanita itu mengerjainya. "Jangan sembarangan, ya. Aku kalau tidur nggak pernah ngiler." "Kamu mana tahu kamu ngiler apa enggak. Kan kamu tidur." "Ya pokoknya aku tahu kalau aku nggak pernah ngiler." Rayhan menegaskan dengan kesal. Bella tertawa dan mengangguk-angguk. "Iya, iya, percaya kok." "Kamu ngapain ke sini? Ada yang mau dibicarain?" tanya Rayhan. "Kamu pasti nggak cek hape kamu, ya? Aku teleponin dari tadi nggak diangkat.""Iya, tadi aku habis selesai rapat. Maaf, belum sempet cek hape. Emang ada yang penting, ya?"Bella menggeleng. "Bukan hal yang terlalu penting juga, kok. Cuma aja, kata Melissa, Mike mau ngajakin kita buat double date nanti malam. Kamu bisa nggak?" "Double date?" Bella mengangguk-angguk. "Iya. Tapi kalau kamu capek juga, nggak apa-apa, kita nggak usah ikut." "Kamu pengen ikut?""Aku ngikut kamu aja," kata Bella santai."Ya udah, aku bisa kok," jawab Rayha

    Last Updated : 2023-09-19
  • Mantan Terindah   Bab. 62 Ketika Kamu Menjadi Orangtua

    Mike melotot. "Udah berangkat? Mama berangkat dari subuh apa gimana?" Dia mengecek jam tangannya. "Sekarang aja masih terlalu pagi buat berangkat kerja. Nah mama udah berangkat dari tadi? Jangan-jangan mama tidur sambil jalan ya, Om?"Vicko yang sangat mengenal tabiat keponakannya itu hanya bisa geleng-geleng kepala sambil terus tersenyum saja."Boleh nggak, kalau aku pindah aja kerja di kantor Om Vicko? Capek banget diomelin mama terus." Mike mengeluh betapa cerewetnya sang mama. "Om sih, enak. Nggak perlu tiap hari ke kantor nggak ada yang ngomelin." Vicko malah tertawa. "Padahal Om juga pengen ada yang cerewet dan mengomeli Om." Mike pun nyengir. Dia tak bermaksud menyinggung Vicko yang berstatus duda itu. "Hehehe ... yang sabar ya, Om. Ya udah, aku berangkat dulu, Om. Nanti mama bakalan ngamuk-ngamuk kalau aku datengnya telat." "Hati-hati." Mike pun melenggang pergi. Seperginya Mike, Vicko mendapat telepon dari seseorang. "Halo? Oh, Pak Kenzo." Vicko tampak sangat senang mend

    Last Updated : 2023-09-19
  • Mantan Terindah   Bab. 63 Dia Segalanya

    Bella bermaksud mau mendekati Rayhan, tapi Daniel melarangnya. "Mau ke mana? Mau ke tempatnya Rayhan?" "Iya.""Nggak usahlah. Kamu lihat sendiri kan, dia? Dia lagi sibuk pertemuan sama kliennya. Apa kamu mau ganggu?" "Tapi ...." "Kamu takut Rayhan cemburu? Aku pikir, dia nggak cemburu deh, sama kamu. Kamu lihat kan tadi, ekspresinya biasa-biasa aja. Itu tandanya dia percaya sama kamu," kata Daniel yang sebenarnya dia yakin kalau Rayhan cemburu. Bella masih khawatir, tapi Daniel terus membujuknya. "Udahlah, nggak apa-apa. Rayhan pasti ngerti kok, kalau kita cuma mau makan siang biasa aja. Kayaknya di sini tempatnya udah penuh deh, gimana kalau kita cari tempat lain aja buat makan?" Bella masih terus memandang ke tempat Rayhan yang sedang berbicara serius dengan orang yang diyakini Bella merupakan orang penting itu. "Yuk." Daniel merangkul Bella dan mengajaknya pergi, tujuannya pasti supaya Bella tidak bertemu dengan Rayhan. Saat Bella dan Daniel keluar, Rayhan menegakkan kepalany

    Last Updated : 2023-09-20
  • Mantan Terindah   Bab. 64 Kamu Nggak Marah 'Kan?

    Mobil Bella melaju membelah keramaian kota Jakarta. Dia sedang dalam perjalanan menuju tempat janjiannya dengan Rayhan malam ini. Jam digital di ponselnya menunjukkan waktu yang hampir merapat ke pukul tujuh malam. Bella semakin tak sabar untuk segera sampai ke sana dan menjelaskan semuanya tentang pertemuannya dengan Daniel tadi siang. Kenyataan bahwa sampai sekarang Rayhan tidak menelepon atau membalas chat-nya membuatnya khawatir akan ada kesalahpahaman di antara mereka. Sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Bella mengira itu adalah telepon dari Rayhan, tapi ternyata bukan. Evellyn yang meneleponnya. "Halo, Ma. Kenapa?" Bella sudah membelokkan mobilnya ke halaman Sweet Cafe saat menerima telepon dari mamanya. "Bella, ini saya," terdengar suara seorang perempuan di ujung telepon. Bella pun langsung mengenali suara tersebut. "Kak Maya? Kok Kakak pegang hape mama?" "Saya hanya mau memberitahu, kalau sekarang Bu Direktur ada di rumah sakit." Wanita bernama Maya yang merupakan sekre

    Last Updated : 2023-09-20
  • Mantan Terindah   Bab. 65 Tak Ada Restu Sampai Kapanpun

    Seseorang bersepatu hitam mengkilat dengan celana panjang berwarna selaras, berjalan dengan langkah santai di sebuah lorong rumah sakit. Setelah berjalan jauh, dia berhenti di depan sebuah ruang rawat inap VIP. Dia buka pintu tersebu dan masuk ke dalam. Evellyn sedang tertidur dan tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke ruang inapnya. Dia sedang sendirian saat ini. Laki-laki itu terlihat meletakkan sekeranjang buah-buahan segar di atas sebuh meja kaca yang berada di ruangan tersebut. Lalu dengan langkah perlahan, dia mendekati Evellyn yang masih tertidur dan berdiri di sebelahnya. Entah karena merasa ada yang datang atau karena memang kebetulan terbangun, Evellyn membuka matanya. Dan saat melihat di sebelahnya mendadak ada orang selain Bella, dia tampak terkejut. Lebih tepatnya kehadiran orang ini tidak diharapkannya. "Kamu?" Rayhan tersenyum tipis. Sangat tipis sampai tak terlihat kalau dia sedang tersenyum. Paling tidak, dia sudah berusaha tetap bersikap ramah daripada harus

    Last Updated : 2023-09-21

Latest chapter

  • Mantan Terindah   Bab. 105 I Love You

    Mike sedang sibuk dengan ponselnya---membaca berita di internet dalam keadaan tenang. Tiba-tiba ada keributan datang dan mengganggu ketenangannya. Empat anak kecil---dua perempuan dan dua laki-laki yang semuanya masih kecil-kecil berlari menghampirinya. "PAPA!!!!" Mike kaget dan buru-buru meletakkan ponselnya dan menyambut kedatangan mereka. "Ada apa? Kenapa ribut-ribut?" tanya Mike. "Kalian nggak sekolah?" "Aku belum sekolah, Pa," kata salah satu anak perempuannya yang masih kecil. "Aku masih tiga tahun." "Maksud Papa, kakak-kakak kamu itu." Mike menunjuk ketiga anaknya yang lainnya. "Kenapa kalian nggak sekolah?" "Ini kan hari Minggu, Pa," kata salah satu anak laki-lakinya. "Papa aja santai-santai di rumah, nggak kerja." "Apa?" Mike bengong. "Masa Papa nggak tahu kalau hari ini hari Minggu? Ih, ternyata Papa kita payah." Mike langsung kesal. "Hei, biar payah gini, aku ini papa kalian, tahu. Kalau Papa nggak ada, nggak mungkin kalian bakalan ada." Mike mengatakan hal-hal yan

  • Mantan Terindah   Bab. 104 Undangan Pernikahan

    Sepuluh Tahun Kemudian .... Bella sedang menjalani syuting film terbarunya di sebuah taman bermain. Dia berdialog panjang sekali, sampai-sampai harus mengulang sampai tiga kali karena salah terus. Dan di take ke tiga-nya .... "Kamu nggak tahu kenapa aku melakukan ini?" kata Bella dalam dialognya bersama seorang pria yang menjadi lawan mainnya. "Sudah 15 tahun aku menunggu kamu, tapi apa? Kamu hanya memberikan janji-janji tapi nggak pernah menepatinya. Kalau kamu terus seperti ini, mendingan kita---" "MAMA!!!!" Dialog Bella lagi-lagi terputus, kali ini bukan karena Bella lupa dialognya, melainkan ada yang memanggilnya di luar syuting. Dua anak laki-laki memakai seragam SD dan seorang anak perempuan memakai seragam TK berlari ke arahnya dan memasuki lokasi syuting. Mereka bertiga mendekati Bella. "CUT! CUT! CUT!!" teriak sutradara. "Aduh, ada apa lagi sih, itu?!" Sutradara mulai frustrasg "Mama, ayo pulang!" rengek salah seorang anak laki-lakinya yang kembar. "Iya, Mama!" si kemb

  • Mantan Terindah   Bab. 103 Kamu Milikku

    Daniel melihat ke foto yang dirobek Naura, lalu tersenyum kecil. "Nyerah?" Naura terdiam, memandangi fotonya yang sudah terpisah dengan foto Rayhan. "Menurut kamu?" "Aku juga udah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang aku mau. Tapi memang, ada hal-hal yang seharusnya memang bukan menjadi milik kita. Sekeras apapun usaha kita untuk ngejar dia, kalau emang dia bukan milik kita, pasti akan tetep ninggalin kita." Naura masih diam, memandangi foto Rayhan. "Gimana kalau aku nyaranin, mendingan kamu mulai lupain dia?" tanya Daniel. "Emang itu yang mau aku lakuin sekarang," jawab Naura. "Aku udah cukup bahagia Rayhan sekarang sembuh. Aku juga bahagia, kalau Rayhan bahagia." Daniel menoleh, memandangi Naura dengan tatapan aneh. Sebuah pemikiran pun terlintas di benaknya. "Ra?" "Iya, kenapa?" "Kamu mau ikut aku ke Sidney?" tanya Daniel tiba-tiba. Naura memandang Daniel---bingung. "Sidney?" "Aku bakal bantu kamu buat bisa ngelupain Rayhan sepenuhnya," ujar Daniel. "Untuk m

  • Mantan Terindah   Bab. 102 Semua yang Hidup Pasti Mati

    Satu tahun kemudian .... Bella berlari-lari sambil membawa sepatu hak tingginya. Dia berlari di atas rerumputan hijau yang subur, dan berkali-kali dia menginjak tanah becek karena sepertinya habis hujan deras tadi malam. Tentu saja dia sangat kesusahan berlari apalagi dengan mengenakan sepatu hak tinggi, makanya dia memutuskan untuk telanjang kaki saja.Setelah lari-lari dan menghadapi beberapa rintangan, seperti tanah becek, genangan air, dan lain-lain, Bella sampai juga di tempat tujuan. Sebuah pohon besar yang sudah tidak asing lagi untuknya. Napasnya terengah-engah dan hampir saja dia tidak bisa bernapas karena terlalu lelah."Terlambat dua menit, lima puluh tiga detik," kata seseorang.Bella berteriak kesal. "HEI!"Seseorang berdiri membelakangi Bella sambil menatap pohon besar tua di depan matanya yang daunnya tampak lebat dan hijau subur. Rayhan memutar tubuhnya dan tersenyum jahil padanya. "Aku kan udah bilang, aku nggak punya banyak waktu. Aku suruh kamu dateng dalam waktu l

  • Mantan Terindah   Bab. 101 Kamu Boleh Pergi

    FlashbackRayhan dan Vicko menghabiskan akhir pekannya dengan pergi memancing sesuai rencana. Tempat yang mereka pilih untuk acara memancing adalah sebuah sungai besar yang terletak di tepi hutan. Air sungai yang jernih serta dikelilingi banyak bebatuan, menjadikan tempat itu sangat nyaman untuk bersantai sambil memancing. "Udaranya seger ya, Pa?" Rayhan yang duduk di atas bebatuan sambil memegang kail pancingnya, berkata pada sang papa yang juga melakukan hal yang sama di sebelahnya. "Iya, kebetulan cuaca agak mendung jadi nggak panas. Mudah-mudahan aja nggak hujan." Vicko menengadah ke langit dan melihat gumpalan awan abu-abu yang tersebar di langit sejak pagi tadi. "Sebenernya ya, Pa. Dari pada mancing, aku lebih suka nyemplung aja ke sungai terus berenang." Rayhan berkata sembari tertawa. "Aku udah lupa kapan terakhir kali mandi di sungai." "Waktu kamu kelas 1 SD dan Papa bawa kamu pulang sambil dijewer kupingnya." Vicko menjawab sekaligus mengingatkan. Jawaban Vicko sukses m

  • Mantan Terindah   Bab. 100 Kembalikan Senyuman Anak Saya

    Sambungan flashback"Aku janji nggak akan lupa sama pelajaran sekolah kok, Ma." Bella memberikan pembelaan. "Sekolah tetep jadi yang utama buat aku. Lagian, kita pacarannya nggak akan macem-macem, kok."Rayhan mengangguk lagi, mengiyakan ucapan Bella. "Betul, Mama---emm maksud saya Tante. Kita berdua nggak akan ngelakuin hal-hal yang aneh, kok.""Saya sudah menyuruh kamu diam, ya." Evellyn melotot ke arah Rayhan. "Kenapa kamu main nyerobot saja dari tadi? Diam."Rayhan menutup mulutnya rapat-rapat dan kembali menganggukkan kepalanya.Evellyn kembali menatap ke arah putrinya. "Bella, kamu nggak pacaran aja nilai kamu sudah jelek. Kamu bahkan menempati urutan ke tiga terendah di kelas kamu. Apalagi sekarang kamu sok-sok an pacaran segala? Mau jadi apa kamu nanti? Sebenarnya kamu ke sekolah buat belajar apa buat pacaran, sih?""Aku janji bakal rajin belajar kalau Mama ngijinin aku sama Rayhan pacaran, Ma." Bella tetap bersikeras. "Kamu pikir Mama percaya? Pokoknya Mama nggak setuju kali

  • Mantan Terindah   Bab. 99 Hanya Kamu

    Bella kembali ke lantai dasar dan sampai di lapangan basket sekolah. Dulu, tempat itu selalu ramai tiap kali jam istirahat karena ada banyak murid laki-laki yang bermain basket di sana dan para murid perempuan menjadi penonton.Di sisi yang lain, dulu pernah ada sebuah panggung hiburan di sana saat pentas seni sekolah. Di panggung itu dulu Bella dan Rayhan berduet menyanyikan lagu sampai tragedi Rayhan lupa lirik dan semua teman-temannya melempari mereka dengan segala macam benda yang ada termasuk sepatu.Pengalaman yang tak akan pernah terlupakan oleh Bella."Bella!"Bella menoleh lagi mendengar namanya disebut. Lalu dia seolah berada di masa belasan tahun yang lalu, saat hujan turun ketika pelajaran olahraga.Rayhan remaja membawakan payung berwarna kuning dan menghampiri Bella remaja yang sedang asik menikmati hujan pertama di lapangan, sementara semua teman-temannya berteduh."Kamu ngapain hujan-hujanan?" tanya Rayhan remaja sambil memayungi Bella remaja yang seragam olahraganya s

  • Mantan Terindah   Bab. 98 SMA Kenangan

    Hari ini tiba-tiba Bella ingin mengunjungi SMA tempatnya dulu bersekolah. Setelah berkali-kali hanya lewat dan lebih sering mengunjungi taman belakangnya yang merupakan tempat kencan favoritnya bersama Rayhan, kali ini Bella menyempatkan mendatangi sekolah lamanya dan menyapa beberapa guru yang dulu pernah mengajarnya di kelas. SMA Pelangi---papan nama itu masih tetap terpampang dengan jelas di atas pintu gerbang. Bella sengaja datang di saat jam pelajaran berlangsung karena dia ingin berjalan-jalan di sekolah tanpa ada keramaian. Ketika melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolah, Bella langsung bernostalgia tentang masa-masa SMA nya dulu. Seolah dia melihat dirinya sendiri yang memakai seragam SMA sedang berlarian bersama teman-temannya---dengan tawa candanya. Senyuman Bella mengembang saat dia mulai teringat masa remajanya dulu. Dia melanjutkan langkahnya menuju serambi sekolah. Suasana sangat sepi seperti yang dia harapkan dikarenakan proses belajar mengajar masih berlangsung

  • Mantan Terindah   Bab. 97 Happy Birthday

    Bella memarkir mobilnya di tepi jalan dengan lampu sein sebelah kiri menyala. Di dalam ada Daniel yang duduk di sebelahnya. Suara kendaraan berlalu lalang menjadi latar belakang."Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, Bel." Daniel membuka percakapan mereka. "Aku minta maaf karena udah minta kamu buat ketemu sama mama aku. Aku juga nggak tahu ternyata mamaku kayak gitu. Aku pikir dia minta mau ketemu kamu buat tujuan yang baik. Nggak tahunya ...." Daniel benar-benar menyesalkan semuanya."Nggak apa-apa. Aku ngerti, kok." Bella berusaha memahami perasaan Daniel, walaupun dia merasa sedikit tersinggung dengan ucapan Catherine tempo hari. "Aku juga minta maaf mewakili mama aku, Bel. Aku janji, aku bakal kasih pengertian lagi ke mama. Aku nggak akan nyerah biar mama aku bisa terima kamu.""Dan." Bella berusaha menjelaskan. "Aku yang harus minta maaf ke kamu. Mungkin selama ini aku terkesan ngasih harapan palsu ke kamu."Daniel seolah tahu apa yang akan dikatakan Bella selanjutnya, tamp

DMCA.com Protection Status