Setelah selesai bercinta lagi, Raelina berbaring lemas di atas kasur. Dia menatap cemburu pria yang keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya. Stamina pria itu luar biasa.
Yosua yang melakukan pekerjaan paling banyak sepanjang hari, tetapi dia masih segar dan energik. Ada ekspresi puas di wajahnya usai “makan” sampai kenyang.
“Apa aku juga harus masuk tentara?” Raelina bergumam cemberut.
Yosua menoleh dan menyeringai. “Tidak masalah. Aku bisa “melatih”-mu sekarang.” Dia memegang kaitan handuk depan dan akan melepaskannya di depan Raelina.
“Dasar mesum!”” Raelina menjerit melempar bantal terdekat dan menutupi dirinya dengan selimut sampai kepala. Dia tidak ingin Yosua “melatih”-nya. Suruh tenaganya sudah terkuras habis.
Raelina menguap mengerjap-mengerjapkan kelopak matanya
Jangan lupa komen ya di kolom komentar biar makin semangat upš„°š
Yosua menekan kata sandi apartemennya sebelum masuk ke dalam. Tatapannya jatuh pada sosok wanita yang duduk di sofa ruang tamu, memakai kaus hitam kebesarannya sambil mengotak-atik remote TV dengan wajah cemberut.Dia tersenyum saat mendekatinya dan menariknya duduk ke pangkuannya.“Kenapa kau cemberut, apa yang membuatmu tidak senang?” Dia memeluknya dan menghirup aroma di lehernya dalam-dalam.Hanya empat jam dia pergi, Yosua sudah sangat merindukannya.Raelina memberontak dalam pelukannya. Tetapi lengan Yosua seperti penjepit besi dan tidak melepaskannya. Raelina memukul dada bidang pria itu marah.“Kau mengunciku dalam apartemen ini dan tidak meninggalkan apa pun untuk kumakan.”Yosua merasa bersalah ketika mendengar suara gemuruh dari perutnya. Namun juga diam-diam merasa senang melihatnya terkunci dalam apartemennya dan tidak ke
“Apa kau hamil?”Uhuk!Raelina tersedak nasi mendengar celetuk tiba-tiba Stella.“Minum ini.” Stella memberikan segelas air putih dan memandangnya dengan jijik melihat butiran nasi dari mulut Raelina menyembur ke mana-mana.Raelina meminum air putih pemberian Stella dan melirik ke sekitar kantin dengan khawatir. Beruntung hanya mereka berdua di meja itu.“Apa yang membuatmu berpikir aku hamil?” Dia bertanya dengan suara rendah.“Tidakkah kau menyadari kau sangat menyebalkan akhir-akhir ini? Kau jadi sangat sensitif dan marah-marah beberapa hari ini.”Raelina cemberut. Tentu saja dia sangat sensitif dan marah. Setelah kejadian di supermarket, Yosua tidak lagi mengunjunginya atau memberi kabar selama seminggu ini. Dia tidak tahu apakah Yosua sudah kembali ketentaraan atau tidak. Dia kesal kare
āIbu, aku tidak akan mengejar masalah lima tahun yang lalu saat kau menyebabkan keguguran istriku saat aku tidak ada. Dan memaksa Raelina untuk menceraikanku dan menelantarkannya di negara asing. Karena kau masih ibuku.ā Rahang Yosua mengeras.Raut wajah Hendry berubah. Dia membelalak menatap istrinya tidak percaya. āBukankah kau bilang Raelina ingin bercerai karena dia ingin melanjutkan studinya? Mengapa kegugurannya ada hubungannya denganmu?ā Dia bertanya galak.Dia tahu istrinya tidak menyukai Raelina. Tetapi dia tidak bisa mentolerir Wina menghilangkan nyawa tidak bersalah. Apalagi darah daging keluarga Rajjata.Wina panik melihat ekspresi menakutkan suaminya. āItu tidak mungkin! Meskipun aku tidak menyukai Raelina, tidak berarti aku membenci cucuku sendiri. Itu salah wanita itu karena lemah!āāIbu, kau memprovokasinya di masa kehamilann
Di kawasan pinggir pantai, sebuah upacara pernikahan megah tengah diadakan di hotel bintang lima. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Rangkaian bunga Lily berbagai macam warna menghiasi sudut-sudut ruangan.Tidak sedikit namun juga tidak banyak tamu-tamu yang diundang ke pernikahan Raelina dan Yosua. Beberapa rekan-rekan dekat Raelina yang diundang. Selebihnya kerabat dan kenalan keluarga Rajjata diundang. Rata-rata berasal dari kalangan militer. Beberapa memakai seragam dinas militer yang serius membuat suasana tampak khidmat. Semua tamu tersebar, mengobrol selagi menunggu acara dimulai.Rekan-rekan Raelina tidak bisa menutup mulut mereka melihat beberapa pejabat penting hadir di pernikahan.“Aku bertanya-tanya, apa Raelina menikahi seorang anak presiden? Wow, apa itu Gubernur Negara kita?” Erik tidak bisa menahan decak kagum melihat sosok Gubernur secara langsung, tengah mengobrol dengan ayah mertua Raelina.“Keluarga
Pesta pernikahan telah berakhir, dua pengantin sudah diantar ke kamar pengantin untuk beradu kasih. Dalam kamar remang-remang, suasana tampak romantis dan agak panas dengan taburan kelopak bunga mawar merah dan lilin redup.Cahaya muram memperlihatkan bayangkan di dinding dua orang yang bergerak di atas ranjang.āAh ... Pelan-pelan ....ā rintih sang wanita.āAku sudah pelan-pelan ....āāTapi tetap sakit.āāAku sudah lembut ....ā Yosua berkata dengan wajah mulai berkeringat. Jubah tidurnya terbuka hingga memperlihatkan dadanya yang berotot.Ekspresinya tampak terbakar memandang sosok menggairah istrinya dalam balutan lingerie seksi. Gaunnya sudah terangkat seperempat paha, memperlihatkan kulit paha yang halus.Yosua merasakan tenggorokannya kering Raelina tersipu. āApa yang kau lihat, cepat pijat kakiku.āYosua menelan ludah dengan ekspresi pahit. Malam pengantinnya harus dihabiskan untuk memijat kaki istrinya yang
Raelina terbangun merasakan tenggorokannya kering. Dia mengerjap menatap lampu tidur di samping ranjang. Dia tidak ingat tertidur di atas ranjang.Raelina ingin bangun tetapi lingkaran tangan besi memeluknya begitu erat dari belakang hingga dia tidak bisa bergerak.Ekspresi Raelina muram saat dia memberontak. “Lepaskan aku!”“Sttts, jangan bergerak kasar. Kau akan menyakiti bayi kita.” Suara serak Yosua terdengar dari belakang. Dia memeluk erat tubuh Raelina untuk menghentikannya memberontak, tanpa menekan perutnya.“Apa pedulimu! Bukankah kau akan tetap meninggalkan kami!” Raelina tidak bisa menahan keluhannya dan mulai menangis.“Kita baru saja menikah, mengapa militer tidak memiliki hati nurani menugaskanmu yang baru saja menikah.”“Raelina, kita sudah menikah lima tahun yang lalu.” Yosua memberitahunya dengan sabar.“Bagaimana itu bisa sama! Apa saat itu kita benar-
Melalui kaca mata penglihatan malam, Yosua tidak kesulitan melihat dalam kegelapan. Tapi yang menyulitkannya, para teroris menggunakan senapan serbu mematikan, menembak sembarangan ke segala penjuru.Bang!Yosua merunduk ketika tembakan mengenai kusen jendela samping kepalanya. Dia berbalik menggunakan senapan semi-otomatis, menembak musuh terdekat dalam jangkauan penglihatannya.“Kapten!” Seorang prajurit merayap menghindari hujan peluru, mendekati tempat Yosua.“Bagaimana keadaannya?” Yosua bertanya tanpa menurunkan kewaspadaannya.“Sandera sudah dibawa ke tempat aman dan helikopter sudah menunggu di atas. Kita harus segera pergi dari tempat ini, bom yang kami tanam akan meledak dalam waktu lima menit.” Prajurit muda itu melihat jam militernya, menghitung waktu.Yosua mengangguk paham dan segera menggunakan sistem komunikasinya untuk memerintahkan anak buahnya mundur.Satu per-satu anak buah Yosua
Malam semakin larut, dalam kesunyian, sosok wanita berdiri beranda yang pucat tanpa peduli angin dingin menerpa tubuhnya yang ringkih.Tuk menunggu seseorang di jalan pulang.āKakak ....ā Zeron membatu memandang punggung lembut namun rapuh, menantang deru angin di kegelapan malam.Raelina memeluk dirinya sambil menoleh menatap sang adik dengan senyum di wajahnya yang pucat.āKenapa kau belum tidur?āZeron tidak menjawab, menatap lurus kedalaman mata wanita itu.āBagaimana dengan Kakak? Sudah larut, jangan menunggu lagi. Dia ... Tidak akan kembali.ā Suaranya melemah di akhir kalimatnya.Raut wajah Raelina hanya tersenyum, namun bibirnya yang membiru bergetar, melengkungkan senyum getir.āAku tahu.ā Suaranya serak, terdengar memaksakan mengeluarkan suara yang tersendat di ujung tenggorokan.Tapi dia tidak percaya.Tidak masalah orang lain menganggap Yosua tidak akan kembali, karena dia percaya Yosua akan menepati janjinya.
āRoger ketua. Aku akan mendapatkannya dalam lima menit.ā āAku memberimu waktu dua menit,ā putus Romi tegas nan dingin tanpa menerima bantahan. Yosua tidak sabar menunggu sampai lima menit. Lima menit baginya bisa membunuh Raelina. Danis tersentak menerima ultimatum dari sang Jenderal dan berkata tergesa-gesa. āBaik Kapten!ā Danis sigap mengutak-atik komputernya di sisi ruang lain. Setelah beberapa saat, tidak butuh dua menit bagi Romi segera mendapatkan lokasi mobil penculik itu. āKerja bagus,ā puji Romi pada bawahannya. Dia tidak sadar Danis baru saja mengelap keringat dinginnya. Romi membuka komputernya dan memeriksa lokasi kamera yang dikirim Danis padanya. Dia memandang sebuah mobil yang bergerak menuju ke arah selatan sebelum berhenti di sebuah gudang garam terbengkalai. Setelah memastikan lokasinya, dia mengirim lokasi gudang itu pada Yosua. āBaik, terima kasih,ā ujar Yosua menerima alamat lokasi dari Romi
Raelina membantu Zenith mandi dan berpakaian, sebelum turun dari kamarnya untuk memberi salam pada ayah mertuanya. Yosua masih belum kembali dari joging paginya.Raelina membiarkan Zenith berjalan sendiri sambil memegang tangannya saat menuruni tangga.“Tidak mau! Ayah, aku tidak mau pergi!”Dari lantai bawah terdengar berisik suara tangisan Arina.Raelina berhenti dan melirik ke bawah dengan penasaran melihat apa yang terjadi.Dia melihat keluarga Rajjata berkumpul di ruang tamu, termasuk Yosua yang mengenakan pakaian yang dipakai untuk berolah raga.Terlihat Arina dan Wina sedang ditahan oleh beberapa pria bersetelan hitam. Beberapa pria itu memegang dua koper besar di tangan mereka.Arina meronta melepaskan cengkeraman dua orang pria yang menahannya sebelum berlari berlutut memegang kaki Hendry yang duduk di sofa.“Ayah, kumohon jangan mengirimkan aku luar negeri.” Arina menangis memohon.
Arina terisak di sebelahnya.Hendry mendengus lalu menatap pelayan di sebelah Romi.“Sekarang katakan apa yang sebenarnya terjadi?”Pelayan itu sejenak menatap ke sekeliling dengan ekspresi gugup. Ketika tatapan dan bertemu mata dingin Yosua, dia langsung menundukkan kepalanya merasa bersalah dan takut.“Maafkan saya, saya hanya menerima perintah Nona Arina untuk mengantar sampanye itu pada Tuan Yosua. Tapi bukan aku yang memasukkan obat perangsang dalam minum itu, melainkan Nona Arina!” ujarnya sambil menunjuk Arina.Yosua dan Hendry langsung menatap Arina dengan mata ekspresi suram. Perilaku Arina sudah tidak bisa ditoleransi lagi.“Kakak ... ayah ... aku ....” Arina terbata-bata, dia tidak bisa mengelak lagi. Dia menatap ngeri cambuk tebal dan berduri di tangan kepala pelayan.Dia tidak akan bisa membayang rasa sakit saat cambuk itu merobek kulitnya.Dia buru-buru merangkak memeluk kaki ay
“Ayah, apa yang terjadi di sini?”Yosua bertanya heran melihat beberapa orang berkumpul di d ruang keluarga. Kepala pelayan berdiri di samping sofa Hendry.Sementara Yosep dan Romi yang jarang berkumpul duduk di masin sofa. Arina dan Wina berlutut di depan mereka dengan kepala tertunduk.Wina dan Arina mendongak melihat Yosua sudah datang.“Kakak!” Arina hendak merangkak ingin menghampirinya namun langsung dibentak oleh Hendry.“Tetap di tempatmu!” Hendry melempar Arina asbak rokok di atas meja.Asbak itu melayang dan mengenai lantai sampai hancur berkeping-keping di samping.“Kyaaaa ....” Arina berteriak ketakutan dan menangis.Dia buru-buru menjauhi pecahan kaca dan kembali berlutut di sebelah Wina.Dia menundukkan kepalanya sambil terisak ketakutan.Yosua berkedip melihat tindakan ayahnya yang jarang marah menjadi brutal tanpa ragu melempar asbak rokok ke arah adi
āApa yang sudah kamu lakukan pada suamiku?!ā Semua orang menahan napas menonton dengan tertarik apa yang akan terjadi selanjutnya. Leah mendekatinya berpura-pura gugup. āRaelina, aku bisa jelaskan ini ... aku dan Yosua tidak bermaksud melakukan ini di belakangmu ... kamiāā Sebelum Leah menyelesaikan ucapannya, Raelina tiba-tiba mendorong tubuh Yosua dan menghampirinya dnegan cepat. Tangannya terangkat cepat menampar Leah keras. Suara tamparan keras itu bergema di koridor. Tak sampai situ, Raelina menjambak rambut Leah kuat. Semua orang tersentak kaget dan ngeri. āAkh, sakit! Apa yang kamu lakukan?!ā Leah menjerit memegang tangan Raelina yang menjambak rambutnya. āAku tanya apa yang kamu lakukan pada suamiku!ā Raelina ganas menarik rambut Leah dengan kedua tangannya. āKamu berani memberinya obat perangsang! Begitu inginkan kamu mengambil suamiku! Kamu jalang kotor! Beraninya kamu bermain trik kotor me
āTeman-teman ayo sapa kawan lama kita!ā Yonis membawa Yosua pada teman-temannya yang berkumpul di sofa. Mereka melambaikan tangan pada Yosua, menyapanya. Yosua menyapa mereka dengan akrab. Sementara istri mereka yang berkumpul bergosip di sebelah sofa para lelaki melirik Yosua dengan pandangan ingin tahu. āBro, apa kabarmu?ā Salah satu pria berdiri sedikit terhuyung-huyung menghampiri Yosua. Tampaknya dia sudah mabuk melihat beberapa botol Wine, Vodka dan sampanye kosong di atas meja kaca. Yosua menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai. āAldy, terlalu awal untuk mabuk. Hati-hati atau kamu akan dimarahi istrimu.ā Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan membantu temannya kembali duduk di sofanya. Pria itu cegukan dengan wajah memerah. āJangan sebutkan perempuan jalang itu!ā raungannya menarik perhatian beberapa tamu Tampaknya pria itu sudah mabuk sepenuhnya dan tidak sadar apa yang dilakukannya. āKamu
Yosua mengambil cuti kerja satu hari untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina bersama Raelina dan Stella.Setelah apa yang terjadi di toko gaun, Yosua sangat enggan datang ke pesta ulang tahun Arina. Namun dia harus hadir karena bukan semata-mata datang ke pesta ulang tahun Arina, karena dia sudah berjanji akan menjenguk orang tuanya bersama Raelina.Pada pukul tujuh malam, Raelina dan Yosua ke kediaman Rajjata untuk menghadiri pesta ulang tahun Arina dengan mobil. Stella ikut bersama mereka. Zeron tidak bisa ikut karena dia harus kerja kelompok di rumah temannya.Saat mereka tiba, Raelina melihat kediaman keluarga Rajjata dipenuhi dengan mobil para tamu yang berdatangan. Halaman kediaman Rajjata yang mewah dipenuhi mobil-mobil mewah yang berjejer.“Apa seperti ini pesta ulang tahun Arina yang selalu di adakan Arina?” Raelina bertanya takjub melihat betapa mewah suasana pesta kediaman Rajjata.Karena ini adalah kediaman seorang J
“Tidak ada. Ayo pergi.” Raelina menarik lengan Yosua mencegahnya melihat Fiona dalam toko.Yosua mengalihkan pandangannya bingung saat Raelina menariknya menjauh dari toko itu.Saat mereka menjauh daro toko gaun itu, Raelina melirik Yosua beberapa kali. Dia menggigit bibir bawahnya gelisah.Penampilan Fiona hari ini membuatnya gelisah. Dia bahkan lupa memberitahu Yosua dia bertemu dengan Arina dan bertengkar dengan adik iparnya.“Ada apa? Kenapa kamu terus melirikku? Ada yang ingin kamu tanyakan?” Yosua menundukkan kepalanya menatap Raelina di sebelahnya.Raelina tersentak gugup dan menggelengkan kepalanya.“Tidak apa-apa,” ujarnya mengalihkan pandangannya ke depan.Yosua mengangkat alisnya bingung, “Kamu aneh hari ini.”Raelina hanya tersenyum datar.“Aku mau ke kamar mandi,” ujarnya melangkah menuju ke kamar mandi tanpa menunggu Yosua.“Apa
Raelina membeku menatap wajah gadis itu. Dia merasa akrab dengan wajahnya.Dia melihat wajah gadis dalam foto yang dikirimkan oleh orang misterius di mana dia berpelukan dengan Yosua beberapa bulan yang lalu?Sudah lima bulan berlalu Raelina menghindari pembahasan tentang gadis itu meski Yosua bekerja sebagai pengawalnya.“Nyonya, kamu baik-baik saja ....” Gadis itu melambaikan tangannya di depan wajah Raelina melihat wanita hamil itu terdiam dengan ekspresi aneh di wajahnyaDia mencemaskan Raelina karena wanita itu sedang hamil.Raelina mengerjapkan matanya tersadar.“Ahh ....” Dia mencoba tersenyum namun wajahnya justru terlihat aneh.Raelina memeluk perutnya yang besar dan berkata pada gadis itu. “Terima kasih sudah menolongku,” ujarnya.Fiona tersenyum lega.“Syukurlah kalau Anda baik-baik saja.” Senyum wanita muda itu sangat lembut.Sekilas orang melihat d