Beranda / Romansa / Mantan Kekasihku Menjadi Bosku / Bab 86 Cucu Yang Diinginkan

Share

Bab 86 Cucu Yang Diinginkan

Penulis: Jiriana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-04 18:33:20

"Menikah, Tante?" ulang Nindy dengan wajah terkejut. Sementara Billy tampak tersenyum lebar dengan eskpresi senang usai mendengar ucapan ibunya.

"Iya, kamu mau, kan?" tanya Ibu Billy dengan lembut.

"Mau, Ma." Bukan Nindy yang menjawab, melainkan Billy.

"Mama nggak tanya kamu." Setelah menatap putranya, Ibu Billy kembali menatap Nindy. "Bagaimana, Nin?"

Belum juga Nindy menjawab pertanyaannya, Ibu Billy kembali berbicara, "Kalau kamu mau, sekarang telpon orang tua kamu dan minta mereka ke sini. Biar mama yang bicara dengan orang tua kamu dan menjelaskan semuanya."

Sekaligus dia ingin meminta maaf pada keluarga Nindy atas kesalahan yang sudah diperbuat anaknya.

"Begini, Tante. Sebenarnya ..."

"Kok masih manggil Tante? Panggil mama dong."

"Iya, Sayang, panggil mama aja. Sebentar lagi kita, kan, mau menikah. Mama aku bakal jadi mama kamu juga," sahut Billy tiba-tiba dengan wajah sumringah, seperti habis menang undian berhadiah piring cantik.

"Diam kamu!" Setelah menegur anaknya, Ibu Billy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Sham Irsyahim
Sabar ngan bab seterusnya..jgn lama2
goodnovel comment avatar
Retno Mumpuni
semangat..
goodnovel comment avatar
Teteng yeni
kupikir sudah aman.....masi ada ulat bulu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 87 Billy Pergi Dengan Shela

    Setelah berada di depan kamar kakaknya, Billy segera memencet bel dan tidak lama setelah itu pintu kamar terbuka dan ternyata yang membuka pintu Adalah Shela."Kalian ... Kenapa bisa bersama?" tanya Shela dengan wajah terkejut. Lebih terkejut lagi ketika pandangannya terarah ke bawah, ke arah tangan Billy dan Nindy yang saling bertautan."Siapa Shel?" Tiba-tiba saja terdengar suara lantang dari dalam yang Nindy yakini adalah suara Kakak Billy, Sania."Billy dan temannya, Kak," jawab Shela dengan lantang juga agar suaranya terdengar sampai ke dalam."Minggir. Kamu menghalangi jalan."Secara spontan, Shela menggeser tubuhnya ke dinding.Ketika Billy akan melangkah masuk, Shela segera mencekal sikunya dan pemandangan itu dilihat oleh Nindy. "Aku mau bicara sama kamu.""Bicara aja di sini.""Aku mau bicara berdua aja di luar."Billy melirik sebentar pada Nindy, kemudian berkata, "Oke, kita bicara di luar." Setelah mengatakan itu, Billy beralih pada Nindy. "Kamu masuk dulu, aku mau bicara

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 88 Membawa ke Kamar

    Ketika Nindy akan melangkah setelah berbalik, tangannya tiba-tiba dicekal pria itu."Tunggu dulu, aku belum selesai bicara."Nindy segera menoleh dengan tatapan tajam. "Lepasin tangan aku."Pria itu segera menarik tangannya, kemudian berkata, "Maaf, aku nggak ada maksud apa-apa. Aku cuma mau—"Belum selesai pria itu bicara, tiba-tiba Billy datang dari arah belakang. "Kalian sedang apa?"Nindy dan pria itu menoleh bersamaan dan ketika melihat Billy yang datang, Nindy segera menghampiri dan berdiri di sampingnya."Eh, Bill. Tadi aku mencarimu. Kebetulan liat Nindy, jadi nyapa dia sebentar."Billy menatap pria itu sebentar, kemudian berkata, "Ada apa mencariku?" tanya Billy sambil merengkuh pinggang Nindy.Saat melihat itu, pria yang bernama Adi tampak mengerutkan kening. "Kalian balikan lagi?"Adi adalah teman satu kampus Billy sekaligus sepupu Stela. Dia salah satu teman Billy yang pernah ikut dalam taruhan untuk mendapatkan Nindy 6 tahun lalu."Ya," jawab Billy tegas."Terus, bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 89 Ditahan oleh Billy

    "Billy, aku mau pulang, udah malem." Sekarang sudah pukul 9 malam. Dia takut orang tuanya mencarinya. Walaupun, ibunya belum menghubunginya, tapi dia takut ibunya sedang menunggu di rumah. Apalagi, dia keluar sejak pagi dan belum kembali sampai sekarang. "Nanti dulu." Billy menghampiri Nindy yang sejak tadi berdiri di dekat ranjang usai masuk ke dalam kamar. Setelah berada di depan Nindy, Billy melingkarkan tangan di pinggangnya. "Aku masih kangen sama kamu." Nindy mendongak. "Tapi, aku harus pulang." "Nanti aku anter kamu jam 10." "Kalau gitu, aku ganti baju dulu." Tidak mungkin dia pulang dengan mengenakan gaun, ibunya pasti bertanya macam-macam nanti. Jadi, lebih baik dia memakai kembali baju yang tadi pagi dia pakai. "Iya." Sambil menunggu Nindy berganti baju, Billy melepas jas, dasi kupu-kupu serta vestnya hingga hanya menyisakan kemeja warna putih. Setelah meletakkan semua itu di sofa single, Billy duduk di tepi ranjang sambil menggulung lengan kemejanya. Kurang lebih 10

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 90 Merahasiakan Hubungan

    Kontak mata keduanya terputus ketika Billy tiba-tiba memajukan wajahnya dan memagut bibir merah Nindy.Namun, tautan itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba saja Billy berhenti. "Maaf. Kita harus berhenti." Billy akhirnya menarik dirinya dan berdiri dengan tegak di samping ranjang. "Sebaiknya, aku antar kamu pulang sekarang."Hampir saja mereka terlena. Beruntung, akal sehat Billy masih berfungsi dan akhirnya dia tersadar tepat waktu. Jika tidak, mereka pasti kembali melakukan kesalahan seperti 6 tahun lalu."Iya."Dengan wajah canggung dan malu, Nindy bangun, kemudian turun dari ranjang."Pakai ini." Billy menyodorkan jas miliknya, kemudian membantu memakaikan jas itu ke tubuh Nindy. "Lain kali, jangan pakai celana sependek ini kalau keluar rumah," ucap Billy setelah selesai memastikan tubuh Nindy tertutupi dengan jasnya. "Aku nggak suka.""Iya, maaf."Setelah itu, Billy menggandeng tangan Nindy, kemudian menariknya keluar.Mereka tidak tahu, kalau sejak tadi ada seseorang yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 91 Tamu Tidak di Undang

    "Nin, kamu dari mana saja? Kenapa baru pulang?"Nindy segera membalik tubuhnya ke belakang usai mendengar pertanyaan ibunya. "Itu, Ma ... tadi Nindy habis pergi ke ..."Melihat Nindy tampak kebingungan menjawab pertanyaannya, Ibu Nindy seketika memicing. "Jangan bilang kamu habis dateng ke acara pernikahan mantan kamu?"Wajah Nindy seketika menegang. Namun, secepat kali dia menarik senyuman lebar agar ibunya tidak menyadari perubahan di wajahnya. "Nggak, Ma. Tadi Nindy minta anter sama Dimas ke rumah Rere."Rere adalah teman kuliah Nindy yang satu jurusan dengannya."Kamu nggak bohong, kan?" Tatapan Ibu Nindy semakin memicing ke arah anaknya."Nggak, Ma. Beneran.""Ingat, ya, Nin. Mama nggak mau kamu ketemu mantan kamu itu lagi. Kamu harus menjauhinya dan jangan pernah berhubungan sama dia lagi."Melihat ibunya begitu tidak menyukai Billy, Nindy semakin ragu untuk memberitahukan mengenai hubungan mereka. Terlebih ibunya sudah salah paham pada Billy dan mengira kalau kekasihnya itu sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 92 Menyerahkan Diri Pada Billy

    Warning...!!!! Part ini hanya untuk yang usianya di atas 18+. Adegan di dalamnya TIDAK untuk DITIRU ataupun DICONTOH ...!!!!! Rate khusus 18+, selain usia itu dilarang keras mengintip, apalagi membaca ..!!! ======================= Sementara itu di kamarnya, Nindy tiba-tiba menjadi cemas ketika panggilan vidio mereka tiba-tiba terputus. Saat mencoba melakukan panggilan vidio lagi, ponsel Billy sudah tidak aktif. Pikiran buruk pun mulai bermunculan di kepalanya, terlebih ketika mengingat perkataan Shela sebelum panggilan terputus. "Lepas, Shel!" ujar Billy sambil mendorong tubuh Shela menjauh. "Jangan sembarangan memelukku." Tiba-tiba saja Shela tertawa. "Kenapa kamu dorong aku? Memangnya kamu nggak tertarik sama tubuh aku?" Setelah mengatakan itu, Shela mulai menurunkan kerah gaunnya yang lebar sampai sebatas bahu. "Aku bakal kasih kamu semuanya, asalkan kamu mau menikah sama aku." Billy tiba-tiba menutup hidungnya ketika mencium aroma alkohol yang sangat kuat dari mulut S

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 93 Penjelasan Billy

    "Kenapa diam aja? Kamu nggak mau masuk?" Billy menatap heran pada Nindy yang sejak tadi hanya berdiri di dekat pintu setelah dia masuk ke dalam apartemennya. "M-mau," jawab Nindy tergagap. Dia kemudian melangkah masuk dengan pelan sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tidak ada yang berubah dari apartemen Billy. Semuanya masih sama seperti yang dulu. Tidak terasa sudah 6 tahun dia tidak ke sana. Terakhir kali dia menginjakkan kaki di apartemen itu adalah seminggu sebelum keduanya putus. "Jadi, kamu tinggal di sini sekarang?" tanya Nindy, masih memperhatikan setiap sudut ruangan tamu. "Ya. Setelah pulang dari Singapore, aku tinggal di sini." Sambil menjawab Billy berjalan menuju ruangan santai diikuti Nindy di belakangnya. "Kenapa tinggal di sini? Kenapa nggak tinggal di rumah orang tua kamu?" Billy berhenti sejenak, lalu membalik tubuhnya menghadap Nindy. "Karena di sini banyak kenangan kita berdua." Tatapan keduanya beradu, ingatan keduanya seketika melayang pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 94 Cincin Milik Nindy

    Nindy pun tidak bertanya lagi dan memutuskan untuk mengikuti langkah Billy menuju kamarnya. Tiba di kamar, Billy meminta Nindy untuk duduk di tepi ranjang. Meskipun ragu, Nindy tetap menuruti perkataan kekasihnya. Billy tampak membungkuk di depan nakas, lalu mengeluarkan sebuah kotak beludru dengan ukuran sedang yang dihiasi sebuah pita berwarna merah. "Ini untuk kamu," ucap Billy setelah duduk di sebelah Nindy. "Ini apa?" Billy tersenyum lembut, kemudian berkata, "Buka aja." Dengan wajah ragu, Nindy mengambil kotak beludru berukuran besar itu dari tangan Billy, kemudian membukanya perlahan. Matanya membelalak ketika melihat isi di dalamnya. Sebuah kalung berlian yang memiliki desain unik yang sudah pernah Nindy lihat sebelumnya. Kalung itu adalah kalung yang pernah Billy beli bersamanya saat di mal Surabaya. Namun, yang membuat Nindy bingung, kenapa Billy memberikan kalung itu padanya. "Ini bukannya kalung waktu itu? Kenapa kau kasih aku? Bukannya kamu mau kasih buat Shela?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Kabar Bahagia-End)

    "Menantu Anda tidak sakit, tapi dia sedang hamil," jawab Dokter wanita itu dengan senyuman tipis. "Hamil?" ulang Amara dengan wajah tercengang. "Maksud Dokter, ada calon cucu saya di perut menantu saya?" Meski dia sudah menduga kalau menantunya hamil, tapi Amara tetap terkejut ketika mendengar langsung berita baik itu dari mulut sang dokter. "Benar sekali." Nindy yang sejak tadi mendengar itu, tampak mengusap perutnya dengan lembut sambil tersenyum bahagia. Bagaimana tidak bahagia, dirinya bisa langsung hamil setelah pulang dari berbulan madu, sementara kakak iparnya belum hamil sampai sekarang. Padahal, dia sangat berharap bisa segera hamil setelah menikah. "Untuk memastikannya, silahkan langsung melakukan pemeriksaan USG dengan Dokter Obgyn." Setelah tiba di rumah sakit, Amara langsung membawa Nindy ke IGD. Sebenarnya, dia sudah curiga sejak awal kalau menantunya sedang hamil setelah putranya bercerita kalau sudah beberapa hari Nindy tidak napsu makan dan pagi tadi mengal

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Terakhir)

    "Sayang, berhenti. Jangan main-main." Billy mencoba memperingatkan Nindy sejak tadi terus memainkan jemari lentiknya di dada bidangnya. Saat ini keduanya sedang berbaring di ranjang dengan posisi Billy bertelanjang dada menghadap ke langit-langit, sementara Nindy sedang berbaring miring menghadap Billy dengan mengenakan pakaian tidur tipis dan seksi "Aku cuma mau pegang, memangnya nggak boleh?" Billy memejamkan mata sambil menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan saat merasakan tangan Nindy semakin turun ke bawah. "Boleh, tapi jangan lama-lama. Nanti kamu menyesal." Nindy mengabaikan peringatan Billy dan semakin berani meraba tubuh sang suami. "Sayang, cukup." Nindy seketika menghentikan gerakan tangannya ketika tiba di otot perut Billy. "Kamu nggak suka aku pegang badan kamu?" Sebisa mungkin Billy berkata dengan pelan agar tidak menyinggung perasaan sang istri. "Nggak, Sayang. Aku suka, tapi ini untuk kebaikan kamu. Kamu sendiri yang rugi kalau terus memancin

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 4)

    "Sayang, kamu berdiri di sana, nanti aku foto," tunjuk Billy pada latar bangunan berwarna putih yang memiliki kubah warna biru. Saat ini keduanya sedang berada di Thira atau lebih dikenal dengan Santorini. Thira atau Santorini adalah pulau vulkanik yang berada di antara Pulau Ios dan Anafi, Yunani. Santorini terletak di Kepulauan Cyclades sekitar 200 km dari daratan Yunani. Di pulau ini, sangat terkenal dengan sejarah gunung meletus serta keindahan bangunan-bangunan putih dan gereja berkubah biru yang berada di pinggir tebing atau di bangun di atas lereng kaldera yang berada di kota Oia. "Aku nggak mau foto sendirian, maunya sama kamu." Ketika mendengar itu, Billy tidak tahan untuk menggodanya. "Sekarang, kayaknya kamu nggak bisa jauh-jauh dari aku, maunya nempel terus. Aku pergi ke mana, selalu aja mau ikut. Kamu begitu, apa karena takut suami kamu diambil orang?" "Jangan ngeledek terus. Cepetan, ke sini atau aku nanti aku foto sama orang lain." "Jangan coba-coba atau aku lempar

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 3)

    "Sayang, ayo kita berenang di bawah," ajak Nindy sambil menghampiri Billy yang sedang duduk bersantai di bawah payung pantai yang berada di pinggir kolam. "Kamu duluan aja, Sayang. Nanti aku nyusul." "Aku nggak mau berenang sendirian." "Aku istirahat sebentar, ya? Aku masih capek." Bagaimana tidak capek, kemarin dia habis menggempur Nindy hingga malam, lalu dia lanjutkan lagi menjelang pagi. Setelah itu, dia menemani Nindy bermain jet ski hingga pukul 9 pagi, kemudian bermain banana boat, parasailing hingga pukul 12 siang. Setelah makan siang, mereka berjalan-jalan di sekitar pulau sampai menjelang pukul 2 siang, kemudian pulang dan berendam bersama sambil menikmati pemandangan di luar. Jika dihitung-hitung, dia hanya beristirahat selama setengah jam. "Sebentar aja Sayang nanti habis berenang kamu bisa istirahat." Nindy meraih tangan Billy dan mencoba untuk menariknya, tapi sang suami tidak bergerak sedikit pun. "Nanti aku nyusul, Sayang. Aku liatin kamu dulu dari sini." "Ya, u

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 2)

    "Bagus banget pemandangannya." Mata Nindy tampak berbinar ketika melihat pemadangan bintang dari tempat tidurnya. Saat ini, dia dan Billy sedang berbaring di ranjang sambil menikmati pemandangan bintang di malam hari. Kebetulan sekali kamar mereka dilengkapi dengan atap kamar yang bisa dibuka tutup secara otomatis menggunakan tombol. "Rasanya aku pengen tinggal di sini terus." Billy yang sedang berbaring miring menghadap sang istri yang sedang tidur terlentang seketika tersenyum. "Nanti kita ke sini lagi kalau aku ada waktu." "Beneran?" tanya Nindy seketika memiringkan tubuhnya ke arah Billy. "Iya, Sayang." Nindy pun tersenyum. "Besok kita mau ke mana lagi?" Seharian ini, mereka sudah melakukan banyak hal. Snorkling, berjalan-jalan, bersepeda di sekitar resort, bermain air di pantai sampai sore hari, kemudian melakukan spa di resort tersebut. Malam harinya, mereka makan malam romantis di gedung utama resort. "Besok istirahat aja di kamar. Sorenya baru kita jalan-jalan

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu di Soneva Jani)

    "Sayang, bangun. Ini sudah pagi."Billy sedang duduk di tepi ranjang kembali memberikan kecupan singkat di pipi sang istri yang masih terlelap sejak siang hingga 7 sore hari. Sejak tadi, dia sudah berusaha untuk membangun Nindy dengan memberikan kecupan-kecupan ringan di wajahnya, tapi sang istri tidak terpengaruh sedikit pun.Sore kemarin, mereka baru saja tiba di penginapan Soneva Jani yang terletak di pulau Medhufaru. Nindy yang kelelahan akibat perjalanan jauh langsung tertidur setelah makan malam bersama dengan Billy dan belum terbangun hingga kini. Padahal, dia bilang ingin berenang sambil melihat matahari terbit."Jam berapa ini?" tanya Nindy dengan suara serak.Akhirnya, dia membuka mata setelah dibangun selama kurang lebih 15 menit oleh Billy. Meski sudah terbangun, tapi matanya belum terbuka dengan sempurna."Jam 7 pagi, Sayang," jawab Billy lembut sambil merapihkan anak rambut sang istri yang menutupi sebagian matanya. "Kamu masih ngantuk?"Nindy menggeleng lemah. "Nggak. C

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 148 Rencana Bulan Madu (Tamat)

    Baru saja Dimas memasuki lift untuk turun ke lantai bawah, tiba-tiba saja ada seorang wanita ambruk di depannya. Sebelum wanita itu sempat terjatuh di lantai, Dimas sudah lebih dulu menangkap tubuh wanita itu dan menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Selain Dimas dan wanita itu, ada seorang pria juga yang berada di dalam lift."Nona, ada apa denganmu?" tanya Dimas sambil menepuk wajah wanita yang sudah menyandarkan kepala di bahunya."Maaf, ini teman saya. Dia lagi sakit. Biar saya yang bawa dia."Pria yang berada satu lift dengan mereka akhir membuka suara setelah pintu lift tertutup.Saat pria itu akan menyentuh wanita itu, Dimas segera mencengkram tangannya dengan tatapan tajam. "Kau mau berbuat apa dengan wanita yang sedang pingsan?"Pria tinggi berkulit sawo matang yang mengaku sebagai teman wanita itu tampak tidak senang mendengar ucapan Dimas. "Dia temanku. Jadi, apa masalahmu?""Bagaimana aku bisa tahu kalau kau memang temannya? Bisa saja kau mengaku-ngaku. Aku tidak bisa membi

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 147 Tidak Mencintaimu

    "Di mana Nindy?" tanya Angga setelah Billy duduk di kursi depannya.Siang ini Billy bertemu dengan Angga di restoran hotel tempatnya menginap. Di sana jugalah nanti dia akan bertemu dengan teman-temanya yang berasal dari Singapore."Lagi tidur."Angga seketika tersenyum mendengar itu. "Masih jam 10 pagi, tapi dia udah tidur?Sepertinya kau habis menggempurnya habis-habisan semalam sampai membuatnya kelelahan seperti itu."Bukannya marah diolok-olok oleh Angga, Billy justru menanggapi dengan santai, "Nggak ada yang salah dengan itu. Dia udah resmi menjadi istriku.""Tapi, setidaknya tahan dirimu sedikit. Dia pasti lelah setelah melewati resepsi pernikahan yang panjang. Seharusnya, biarkan dia beristirahat dulu sehari, setelah itu kau bisa melakukannya.""Aku nggak bisa menahannya.""Tapi, selama ini kau berhasil menahannya, bahkan sampai 6 tahun. Kau juga tidak pernah terpengaruh dengan Shela yang sudah berkali-kali menggodamu.""Tidak bisa jika Nindy orangnya," jawab Billy santai, "jan

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 146 Mempersiapkan Diri

    "Sayang, kamu yakin mau sarapan bersama?" tanya Billy sambil menghampiri Nindy yang sedang mengeringkan rambut di depan cermin kamar mandi dengan menggunakan hairdryer."Iya, nggak enak kalau nggak ikut sarapan.""Memangnya kamu bisa jalan?" Billy melingkarkan tangan di perut istrinya sambil menatapnya dari pantulan cermin setelah Nindy mematikan pengering rambut yang ada di tangan kanannya."Bisa, tapi pelan-pelan." Setelah itu, Nindy membalik tubuhnya menghadap Billy."Kalau nggak bisa, jangan dipaksa, Sayang. Lebih baik sarapan di kamar aja. Mereka juga pasti maklum, kita, kan, pengantin baru.""Ini salah kamu. Katanya cuma sebentar, tapi ternyata keterusan."Billy terkekeh pelan melihat wajah cemberut istrinya. "Maaf, Sayang. Kamu tahu sendiri, aku udah menahannya sejak lama. Ini aja aku masih sedikit menahan diri karena kasihan sama kamu.""Menahan diri apanya, kamu jangan bercanda. Badan aku sakit semua karena ulah kamu."Billy kembali terkekeh pelan. Setelah tawanya mereda, dia

DMCA.com Protection Status