Tristan keluar ke halaman depan, ada dua orang menemui Tristan. Mereka melaporkan pekerjaan mereka sudah beres. Semua yang dipesan Tristan sudah diletakkan di tempat yang diinginkan Tristan.
"Bos tugas kami sudah selesai, semua sudah tertata dengan rapi dan benar," ucap Iman.
"Bagus, ini upah untuk kalian dan pembayaran untuk semua yang aku pesan," ucap Tristan sambil memberikan amplop berisi uang.
"Makasih Bos," ucap Iman.
"Iya," ucap Tristan.
Kedua orang itu meninggalkan rumah besar. Tristan kembali masuk ke dalam rumah. Dia menuju ke dalam dapur, melihat Adelia yang sibuk memasak bersama Bi Siti. Tristan mengeluarkan handphone-nya lalu memfoto Adelia tanpa diketahuinya. Tristan menjadikan foto yang diambilnya itu menjadi wallpaper handphonenya. Dia duduk di meja menunggu Adelia memasak dengan Bi Siti. Tak lama Adelia menghidangkan Gurame asam manis di meja makan.
Tristan mengantarkan Adelia pulang ke rumahnya. Sampai di depan rumah Adelia Tristan ikut turun bersamanya. Adelia masuk ke dalam rumahnya bersama Tristan. Ibu Ayu sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tristan langsung mengucapkan salam. Dari dulu walau sikapnya acuh, cuek dan tidak peduli dengan Adelia saat menikah dulu tapi Tristan selalu menghormati Ibu Adelia."Nak Tristan terimakasih sudah mengantarkan Adelia pulang," ucap Ibu Ayu."Iya Bu ..., Papa tadi titip salam untuk Ibu dan Raisa," ujar Tristan."Oya, titipkan salam Ibu juga untuk Papamu nak," ucap Ibu Ayu."Baik, saya sekalian pamit untuk pulang. Selamat malam Ibu dan Adelia," ucap Tristan."Malam," jawab Adelia dan Ibu Ayu bersamaan.Tristan meninggalkan rumah Adelia dengan perasaan yang senang. Sementara itu di dalam rumah Ibu Ayu mengajak Adelia mengobrol berdua. Dia tahu akhir-akhir ini
Sampai di halte bus, Adelia turun dari bus, berjalan menuju perusahaan tempatnya bekerja. Baru sampai lobi perusahaan, beberapa orang menatap Adelia dengan sinis. Ada juga yang berbisik-bisik sambil melihat ke arahnya, Adelia tidak tahu mengapa mereka seperti itu padanya.Adelia terus berjalan masuk ke dalam lift, beberapa karyawan perempuan menjaga jarak dengan Adelia. Mereka yang biasa tersenyum dan menyapanya terlihat diam dan acuh padanya. Tak lama Adelia keluar dari lift menuju ke ruangan akunting, dia tak sengaja menguping tiga orang karyawan sedang membicarakannya."Adelia itu janda, pantas saja bisa kerja di sini. Paling juga godain Manajer HRD," ujar Ina."Bukan cuma godain Manajer HRD, tapi lebih dari itu. Dia menggoda Presdir kita," tambah Aca."Iya, kemarin katanya ada yang melihat Adelia jalan dengan Presdir," ucap Dara."Paling juga ke hotel, biasa kalau janda
Tristan masuk kembali ke ruangan kerjanya. Hatinya merasa lega setelah memberi tahukan kebenaran Adelia pada seluruh karyawannya. Dia tidak ingin ada yang akan membicarakan hal buruk lagi tentang Adelia. Orang boleh menghinanya tapi tidak pada Adelia, terlalu banyak rasa sakit yang sudah dia rasakan saat menikah dengannya, Tristan tak ingin Adelia tersakiti karena keegoisannya lagi yang mementingkan dirinya sendiri. Baginya sekarang bisa memperbaiki kesalahannya dan kembali bersama Adelia.Tristan duduk di kursi kerjanya, lalu menelpon asisten Soni. Tak lama Soni masuk ke ruangan kerjanya."Presdir memanggil saya?" tanya Soni."Iya," jawab Tristan."Ada tugas yang harus saya kerjakan?" tanya Soni."Soni panggil Yudi, Budi dan Doni ke ruangan saya," ucap Tristan."Baik Presdir," jawab Soni.Soni keluar dari ruangan Tristan menuju ke ruang
Tristan dan Adelia berjalan menuju ke parkiran di mana mobil Tristan diparkirkan. Tristan berinisiatif membukakan pintu mobil depan untuk Adelia. Dia mempersilahkan mantan istrinya duduk di depan bersampingan dengannya. Saat dalam perjalanan mereka berbincang."Adelia memangnya Qisya sakit apa?" tanya Tristan."Sakit tipes," jawab Adelia."Kalau begitu gimana kalau kita beli buah-buahan untuk dibawa ke sana sekalian mampir makan di restoran, kamu pasti sudah lapar," usul Tristan."Apa tidak merepotkan Tristan?" tanya Adelia."Tidak, kebetulan aku sengggang," jawab Tristan."Jangankan mengantar beli buah atau ke restoran, menikahimu hari ini juga aku mau Adelia," batin Tristan.Tristan berusaha mencari cara biar bisa berduaan terus dengan mantan istrinya. Cinta harus dimulai dari kebersamaan yang diulang-ulang, memupuk kenyamanan dan membu
Adelia masuk ke dalam rumah Irfan, dia belok ke kiri sesuai yang dikatakan Irfan, mencari pintu berwarna pink. Tak lama Adelia menemukan pintu berwarna pink tepat di depannya beberapa langkah lagi. Tiba-tiba mertua Irfan, Ibu Sri menghampirinya. Dia terlihat masam melihat Adelia."Adelia kamu ngapain di sini?" tanya Ibu Sri."Saya mau menjenguk Qisya Bu," jawab Adelia dengan sopan."Ada hubungan apa sehingga kamu mau menjenguk Qisya?" tanya Ibu Sri. Dia tidak ingin Adelia kembali dekat dengan Irfan."Saya hanya ingin bertemu Qisya, kemarin Irfan bilang kalau Qisya sakit tipes," jawab Adelia."Kamu tidak sedang menggoda Irfan agar jatuh kepelukanmu lagikan?" tanya Ibu Sri menuduh Adelia."Maaf, tidak Bu. Maksud kedatangan saya murni untuk menjenguk Qisya," jawab Adelia. Dia berusaha sabar menghadapi mantan mertuanya itu, dari dulu Ibu Sri memang selalu bersika
Setelah Adelia pulang, Irfan masuk ke dalam rumahnya. Dia berjalan menuju kamar Qisya, tiba-tiba Ibu Sri menghentikan langkahnya dan mengajaknya bicara. Irfan langsung berhenti dan mendengarkan perkataan Ibu mertuanya itu."Irfan ngapain kamu deketin Adelia lagi, sudah tahu dia itu gak baik buat Qisya. Bisanya cuma manjain Qisya mulu, gimana Qisya bisa jadi anak yang pintar dan mandiri kalau kayak gitu terus," ucap Ibu Sri.Irfan hanya diam. Coba untuk menghormati pendapat ibu mertuanya walaupun dia sendiri tidak sependapat."Gadis kaya Adelia itu gak punya malu dan gak setia, masa datang ke sini di antar laki-laki. Udah jelaskan dia itu genit. Mau dapetin kamu tapi jalan sama laki-laki lain juga," ujar Ibu Sri.Irfan masih diam. Ingin rasanya melawan tapi teringat almarhum istrinya, dia mengurungkan niatnya."Dia itu udah kaya gadis murahan yang obral sana sini harga dirinya, ap
Adelia bangun jam 4 pagi untuk memasak,mencuci piring, mencuci baju, menyapu dan mengepel. Dia belum punya cukup uang untuk menyewa asisten rumah tangga. Apalagi sekarang ibunya sakit, tabungannya digunakan untuk pengobatan ibunya. Untung saja Adelia sudah mulai bekerja, setidaknya bulan depan dia akan mendapatkan gaji untuk mencukupi semua kebutuhannya. Setelah itu Adelia membangunkan ibunya dan Raisa untuk sarapan. Mereka sarapan bertiga, selesai makan Adelia mandi dan berganti pakaian lalu bersiap untuk berangkat bekerja. Adelia dan Raisa berjalan bersama ke depan rumahnya. Ada Frey yang sudah menunggu Adelia di depan jalan rumahnya."Kak Adelia kita hari ini berangkat di antar Kak Frey ya, kemarin Raisa yang minta Kak Frey mengantar kita pagi ini," pinta Raisa."Kakak naik bus saja," tolak Adelia."Kak gak enak sama Kak Frey, aku dah bilang iya, ayolah. Kak Frey udah meluangkan waktunya untuk ke sini pagi-pag
Adelia turun ke bawah dengan naik lift. Sore ini semua pekerjaannya sudah selesai. Tristan mencari Adelia ke ruangannya untuk mengajaknya pulang bersama tapi ternyata Adelia sudah tidak ada di ruangan kerjanya. Dia berjalan menuju lift turun ke lantai dasar. Terlihat Adelia berjalan keluar dari perusahaan. Tristan terus mengikutinya hingga Adelia naik ke bus. Dia ikut naik ke bus melalui pintu belakang, Tristan berdiri di lorong dekat kursi belakang mencari keberadaan mantan istrinya, ternyata Adelia duduk di kursi depan bus sedangkan Tristan berjarak empat kursi dari tempat Adelia duduk.Tristan mengambil handphone di sakunya, menyalakan layar handphonenya dan menelpon asisten Soni."Hallo Soni.""Iya Presdir.""Tolong bawakan aku satu mobil perusahaan ke Jl. Bunga Angger No 10 Kota Mekar Harum ya.""Baik Presdir."Setelah menelpon Soni, Tristan masih
Tristan memakai kostum badut beruang berjalan ke tempat Adelia duduk. Dia menari-nari di depan Adelia lalu beberapa anak kecil mendekatinya. Adelia tersenyum melihat tingkah badut beruang yang lucu itu. Badut itu meraih tangan Adelia mengajaknya menari bersama. Mereka pun menari bersama khas tarian boneka. Anak-anak kecil tertawa melihat mereka menari bersama.Setelah selesai menari, anak-anak itu berfoto bersama badut beruang, kemudian mereka pergi. Tristan memastika suasananya sepi terlebih dahulu, barulah Tristan memberikan sebuah cincin dari kantong beruangnya sambil berlutut di depan Adelia. Dia melepas kepala beruang yang dipakainya itu, Adelia terkejut melihat badut beruang itu ternyata Tristan."Adelia maukah kau kembali rujuk denganku?" tanya Tristan sambil memegang sebuah cincin.Adelia hanya diam. Pertanyaan yang dilontarkan Tristan terlalu cepat. Adelia baru saja kembali menyambung silaturrahmi dengan Tristan
Tristan, Adelia dan Raisa sudah sampai di taman hiburan. Taman hiburan itu sangat ramai dipadati pengunjung, apalagi hari minggu, hampir semua orang libur. Mereka masuk ke dalam taman hiburan itu. Membeli tiket dan masuk ke wahana yang ada di dalam. Raisa mengajak Tristan dan Adelia untuk naik wahana halilintar."Kak naik halilintar seru, menegangkan," usul Raisa."Kakak tidak berani naik itu," ucap Adelia."Gak usah takut Kak Adelia, sekali-kali nyoba wahana itu, iyakan Kak Tristan?" tanya Raisa."Iya ide bagus Raisa," jawab Tristan.Adelia terdiam."Ada aku Adelia, tidak usah takut," ucap Tristan.Adelia tersenyum malu-malu, apalagi Raisa semakin meledeknya.Merekapun menuju ke wahana halilintar. Adelia duduk berdua di kursi belakang dengan Tristan. Sedangkan Raisa duduk di depan bersama orang lain. Waha
Pagi itu Irfan sudah rapi mengenakan kemeja, dia ingin menemani Qisya jalan-jalan di taman hiburan. Irfan berjalan keluar dari kamarnya. Dia berdiri di depan dispenser, mengambil segelas air minum, kemudian meminum airnya hingga habis. Irfan kembali berjalan menuju ke ruang depan dari arah yang berlawanan, Mutie mengenakan baju tidur yang transparan dan berlenggak lenggok berjalan melewati depan Irfan lalu dia pura-pura jatuh supaya Irfan masuk ke dalam perangkap cintanya.Bruuug ..."Aw ... kakiku sakit," ucap Mutie.Melihat Mutie yang terjatuh dan kesakitan, Irfan langsung menolongnya."Mutie, kamu tidak apa-apa?" tanya Irfan."Kak Irfan kaki keseleo gak bisa jalan, gimana dong?" ucap Mutie."Ya sudah aku bantu berdiri," usul Irfan."Berdiri juga gak bisa Kak Irfan," ucap Mutie."Oke, aku bopong ya," ucap Irfan.
Irfan dan Raisa pergi menuju ke kedai soto di daerah Hayammuruk. Mereka turun dari mobil lalu berjalan masuk ke kedai soto. Kedai itu cukup ramai apalagi di musim hujan seperti ini orang-orang ingin makan-makanan yang hangat. Irfan dan Raisa duduk dan memesan soto itu. Tak lama pelayan mengantarkan dua mangkuk soto, kemudian pergi. Aroma soto begitu enak menggugah rasa lapar mereka berdua. Segera Raisa dan Irfan mengambil sendok secara bersamaan hingga tangan mereka saling memegang.Deg ...Jantung Raisa berdebar tak karuan saat tangannya bersentuhan dengan tangan Irfan sedangkan Irfan sendiri juga hanya merasakan hal yang sama. Mereka terpaku lalu melepas tangan secara bersamaan."Kak Irfan duluan aja ngambil sendoknya," usul Raisa mempersilahkan Irfan."Raisa saja duluan," timbal Irfan yang meminta Raisa duluan."Kalau begitu aku ambil sendok untuk Kak Irfan juga ya?" tanya Rai
Adelia masih mengerjakan pekerjaannya di ruangan akunting. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Adelia duduk di kursi mengerjakan laporan keuangan bersama Manager Akunting dan dua orang staf akunting lainnya. Biasanya di akhir bulan akunting harus menyelesaikan laporan keuangan akhir bulan ini."Adelia maaf, saya harus pulang, anak saya sedang sakit di rumah. Bisakah laporan keuangannya kamu handle dulu besok saya teruskan," ucap Manajer Andi."Baik Pak Andi," sahut Adelia."Tidak perlu kamu selesaikan semuanya, kamu kerjakan sebisamu saja ya," ujar Manajer Andi."Ya Pak Andi," kata Adelia.Manager Andi pamit pulang pada ketiga stafnya. Tak lama dua staf lainnya juga minta izin pulang karena ada keperluan mendadak dan kepentingan keluarga. Tinggal Adelia sendiri di ruangan akunting. Dia mengerjakan pekerjaan yang diamanahkan Pak Andi.Di sisi lain, Tr
Eric sedang bersiap untuk bekerja di dalam ruang prakteknya. Suster Tari mempersiapkan semua peralatan yang akan dipakai Eric nantinya. Setiap jam 10 pagi Eric sudah mulai melayani pasien. Seperti biasa, dia duduk di kursi kerjanya, tapi kali ini Erik sedang memikirkan sesuatu. Melihat sang Dokter seperti itu, suster Tari ingin tahu penyebabnya."Dokter sedang memikirkan apa?" tanya suster Tari."Suster Tari masih ingat cerita saya dan mantan istri sayakan?" tanya Eric balik."Masih Dok," jawab suster Tari."Saya sedang bingung gimana cara saya mendekati mantan istri saya kembali, soalnya bukan hanya saya mantan suaminya," ucap Eric."Maksud Dokter ada mantan suami lainnya selain anda?" tanya suster Tari. Dia terkejut, tak menyangka kalau mantan istri Dokter Eric memiliki mantan selain dirinya. Selama ini suster Tari mengira hanya Eric mantan suami Adelia."I
Adelia sudah bersiap di kamarnya untuk menunggu kedatangan Frey. Sebenarnya dia ragu untuk datang ke rumah Frey sendirian karena dia tidak begitu mengenal Frey secara dekat. Raisalah adiknya yang sangat mengenal Frey, tapi karena sudah berjanji, Adelia harus menepatinya. Ketika Adelia sedang memikirkan masalah itu, Ibu Ayu masuk ke dalam kamarnya."Adelia ada Frey menunggu di ruang tamu," ucap Ibu Ayu."Iya Bu," sahut Adelia."Kau mau pergi dengan Frey?" tanya Ibu Ayu."Iya Bu, kemarin ibunya Frey mengundangku makan malam di rumahnya. Jadi aku akan pergi ke sana Bu," jawab Adelia."Ya sudah, sampaikan salam Ibu pada ibunya Frey ya," ucap Ibu Ayu.Adelia mengangguk.Setelah bicara dengan ibunya, Adelia menuju ke ruang tamu. Di sana Frey sudah duduk menunggunya. Frey melihat Adelia yang berjalan menghampirinya, matanya tertuju ke depan, men
Adelia turun ke bawah dengan naik lift. Sore ini semua pekerjaannya sudah selesai. Tristan mencari Adelia ke ruangannya untuk mengajaknya pulang bersama tapi ternyata Adelia sudah tidak ada di ruangan kerjanya. Dia berjalan menuju lift turun ke lantai dasar. Terlihat Adelia berjalan keluar dari perusahaan. Tristan terus mengikutinya hingga Adelia naik ke bus. Dia ikut naik ke bus melalui pintu belakang, Tristan berdiri di lorong dekat kursi belakang mencari keberadaan mantan istrinya, ternyata Adelia duduk di kursi depan bus sedangkan Tristan berjarak empat kursi dari tempat Adelia duduk.Tristan mengambil handphone di sakunya, menyalakan layar handphonenya dan menelpon asisten Soni."Hallo Soni.""Iya Presdir.""Tolong bawakan aku satu mobil perusahaan ke Jl. Bunga Angger No 10 Kota Mekar Harum ya.""Baik Presdir."Setelah menelpon Soni, Tristan masih
Adelia bangun jam 4 pagi untuk memasak,mencuci piring, mencuci baju, menyapu dan mengepel. Dia belum punya cukup uang untuk menyewa asisten rumah tangga. Apalagi sekarang ibunya sakit, tabungannya digunakan untuk pengobatan ibunya. Untung saja Adelia sudah mulai bekerja, setidaknya bulan depan dia akan mendapatkan gaji untuk mencukupi semua kebutuhannya. Setelah itu Adelia membangunkan ibunya dan Raisa untuk sarapan. Mereka sarapan bertiga, selesai makan Adelia mandi dan berganti pakaian lalu bersiap untuk berangkat bekerja. Adelia dan Raisa berjalan bersama ke depan rumahnya. Ada Frey yang sudah menunggu Adelia di depan jalan rumahnya."Kak Adelia kita hari ini berangkat di antar Kak Frey ya, kemarin Raisa yang minta Kak Frey mengantar kita pagi ini," pinta Raisa."Kakak naik bus saja," tolak Adelia."Kak gak enak sama Kak Frey, aku dah bilang iya, ayolah. Kak Frey udah meluangkan waktunya untuk ke sini pagi-pag