Share

Bab 580

Author: Miana
Zayn terdiam beberapa detik, lalu dengan datar berkata, "Tak usah pedulikan dia."

"Lalu kalau dia tetap ingin mencari gara-gara denganku, bagaimana?"

Zayn kembali diam selama dua detik, lalu berkata, "Kalau dia mencari gara-gara denganmu, balas saja."

"Hah, ini kamu yang bilang ya. Nanti kalau dia pura-pura sakit, bersikap seolah-olah aku menindasnya, jangan salahkan aku."

"Tidak akan!"

Pria itu menatapku dalam-dalam, suaranya penuh keyakinan.

Aku menundukkan kepala, sudut bibirku tanpa sadar melengkung, hatiku dipenuhi kebahagiaan.

Aku menggenggam tangannya dan berkata pelan, "Tentang ibumu yang tidak suka aku, aku juga tidak bisa sepenuhnya serahkan ini padamu untuk diselesaikan."

"Hanya mengandalkan kata-katamu saja, tentu tidak cukup untuk mengubah pandangannya terhadapku, jadi aku juga harus melakukan sesuatu."

"Hmm?"

Zayn membelai rambutku dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang mau kamu lakukan?"

"Hmm ... belum bisa kuberitahu sekarang. Tunggu sampai aku berhasil dulu baru k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 581

    "Siapa yang suruh kamu datang? Pergi dari sini!"Aku tersenyum padanya dan berkata, "Aku datang untuk antar sarapan untuk Ibu.""Tidak perlu, pergi dari sini!"Aku mengabaikan kata-kata penuh kebenciannya dan tetap meletakkan beberapa bakpao di atas meja di depannya. "Bu, ini semua aku buat sendiri, coba cicipi.""Aku bilang tidak perlu!"Begitu aku meletakkan bakpao di meja, Bu Agatha langsung mengibaskan tangan, menyapu semua bakpao itu ke lantai.Aku diam saja, menatap bakpao yang berguling di lantai. Setelah beberapa saat, aku berjongkok dan mengumpulkan mereka satu per satu, lalu membuangnya ke tempat sampah.Bukan berarti aku punya kesabaran yang luar biasa.Namun, aku bisa melihat bahwa Bu Agatha bukanlah orang yang licik dan berhati jahat.Alasannya memusuhiku, kemungkinan besar karena Cindy telah menjelek-jelekkan aku di depannya.Bu Agatha adalah tipe orang yang tampak galak di luar, tetapi hatinya lembut.Aku sudah menduga bahwa dia akan menyapu sarapanku ke lantai, jadi aku

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 582

    Begitu melihatnya, wajah Bu Agatha langsung berseri-seri dan bergegas melambaikan tangan padanya.Cindy berjalan mendekat dengan wajah polos dan patuh, tampak penuh kebingungan. "Bibi, apa sarapan ini dibelikan oleh Nona Audrey untuk Anda?"Sebelum Bu Agatha sempat menjawab, dia sudah melanjutkan, "Aku tahu Nona Audrey punya niat baik, bahkan datang pagi-pagi hanya untuk mengantar sarapan untuk Anda. Hanya saja, makanan dari luar tidak selalu bersih. Aku khawatir nanti Bibi akan sakit perut."Bu Agatha menatapku dengan ekspresi yang sulit diartikan, seolah tidak tahu harus berkata apa.Aku tersenyum dan berkata pada Cindy, "Mendengar Nona Cindy mengira bahwa sarapan ini kubeli dari luar, aku merasa sangat terhormat. Ini berarti keterampilanku tidak buruk."Cindy mengernyitkan dahi dan tertawa sinis, "Nona Audrey, apa kamu mau bilang, sarapan ini kamu buat sendiri?""Seorang nona besar yang bahkan jarinya tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah tangga, jangan pura-pura di sini."Aku menu

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 583

    Meskipun sekarang aku sudah jarang mengalami mual kehamilan, tetapi mencium bau yang menyengat tetap membuatku tidak tahan.Aku tidak memikirkan hal lain lagi, buru-buru menutup mulut dan berlari ke kamar mandi.Dari luar, terdengar suara Cindy yang dibuat-buat, "Nona Audrey kenapa ini? Barusan masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba ingin muntah?""Bibi, mungkinkah dia sengaja muntah di depanmu karena melihatmu bela aku, supaya kamu merasa muak?"Aku bersandar di wastafel dan muntah hebat, rasanya ingin memuntahkan semua sarapan yang kumakan pagi ini.Aku tidak punya waktu untuk peduli dengan provokasi jahat dari Cindy.Setelah selesai muntah dan berkumur, aku keluar dari kamar mandi dengan berpikir bahwa Bu Agatha pasti akan makin jengkel melihatku.Namun, di luar dugaanku, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa jengkel. Dia hanya mengerutkan alis dalam-dalam, menatapku dengan ekspresi penuh kecurigaan.Aku juga tidak takut dia akan menebak sesuatu, dengan wajah tenang aku berkat

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 584

    Zayn bersandar di kap mobil, mengenakan mantel hitam, tampak begitu elegan dan berkelas di tengah pemandangan bersalju.Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku, sementara tangan lainnya memegang ponsel, sedang berbicara denganku."Masih belum turun juga?"Saat bertanya, dia mendongak dan menatap ke arahku.Jaraknya agak jauh, aku tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, tapi rasanya dia sedang tersenyum.Aku menggigit bibir, sengaja bertanya, "Turun buat apa?""Kencan."Zayn mengucapkan dua kata itu dengan nada lembut yang bisa melelehkan hati siapa pun.Hatiku tentu saja berbunga-bunga, tetapi aku tetap ingin menggodanya, "Kita ini sudah seperti pasangan lama, masih perlu kencan segala? Lagi pula, cuacanya dingin sekali."Zayn terdiam selama dua detik, lalu berkata dengan nada kesal, "Audrey, bahkan kencan pun kamu malas hanya karena cuaca dingin? Kamu ini masih perempuan atau bukan? Sama sekali tidak romantis."Aku menutup mulut, tertawa sampai perutku sakit.Bagaimana ini? Aku b

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 585

    "Pertama kali."Zayn menundukkan kepala, menikmati pangsit dalam kotak makanan, lalu menjawabku.Sudut bibirku tak sadar melengkung ke atas, seolah aroma bunga ini pun membawa sedikit rasa manis.Zayn dengan cepat menghabiskan pangsitnya.Dia merapikan kotak makanan dan menyerahkannya padaku, lalu berkata, "Nanti sampaikan terima kasihku untuk ibumu.""... hmm."Aku mengangguk mantap. Mengingat bagaimana keluargaku memperlakukannya dulu, aku masih merasa sedikit bersalah.Aku bertanya padanya, "Kamu ... tidak menyalahkan kami?"Zayn tertegun sejenak. "Menyalahkan kalian untuk apa?""Maksudku, dulu aku dan keluargaku perlakukan kamu seperti itu, aku ...."Zayn menggeleng sambil tersenyum, lalu berkata dengan nada bercanda, "Percayalah atau tidak, tiga tahun di rumahmu jauh lebih membahagiakan dibandingkan di Keluarga Hale."Hatiku tiba-tiba terasa sesak, seperti ditusuk rasa sakit yang menyengat.Selama di rumahku, dia selalu ditekan olehku dan kakakku.Ayah dan ibuku pun tak pernah ber

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 586

    Kalimat berikutnya langsung tak serius."Sepertinya kamu memang tidak suka tahapan kencan seperti ini, lebih suka langsung ke ranjang begitu bertemu. Baiklah, lain kali aku akan tahu.""Zayn!"Benar saja, pria ini tidak bisa serius lebih dari tiga detik.Tatapan Zayn menjadi makin dalam.Mata pria ini selalu begitu suram dan penuh misteri, terutama saat disertai hasrat seperti ini, membuat jantungku tanpa alasan berdebar kencang, tubuhku memanas.Aku menggenggam erat kerah bajuku, menatapnya tajam. "Kamu kenapa? Jangan menatapku dengan mata seperti itu."Zayn menundukkan kepala, terkekeh pelan. "Baiklah, toh nanti aku punya banyak kesempatan untuk melihatmu ... bahkan 'lebih banyak'."Kata "lebih banyak" itu diucapkannya dengan penuh makna.Aku segera meraih jus di sampingku dan meneguknya, berusaha meredam kehangatan yang menjalar di dalam diriku.Saat itu juga, terdengar suara "bum" di luar, dan langit langsung dipenuhi kembang api yang meledak dengan megah.Aku langsung terpana.Kem

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 587

    Namun, di masa depan, Zayn yang berbeda justru menatapku dengan mata merah darah, mencekik leherku, dan menyuruhku pergi dari Kota Jenara selamanya.Dunia ini memang selalu penuh dengan hal-hal yang sulit ditebak!Begitu keluar dari restoran, banyak pejalan kaki mengenali kami. Mereka berebut ingin berfoto bersama dan bahkan ingin mewawancarai kisah cinta kami.Zayn hanya menjawab mereka dengan beberapa kata seadanya, lalu menarik tanganku dan mulai berlari.Itu adalah pertama kalinya aku berlari bebas di tengah badai salju.Dia menggenggam tanganku dan berlari di depan.Angin dingin menerpa wajah, butiran salju selembut bulu angsa turun perlahan.Namun, aku sama sekali tidak merasa kedinginan, justru hatiku terasa hangat, tanganku juga terasa hangat.Kami berlari hingga ke tepi sungai yang sepi, di mana angin dingin berhembus kencang.Zayn membantu merapikan syal dan topiku, lalu bertanya, "Dingin?"Aku menggelengkan kepala, lalu menatapnya dengan senyum geli. "Ini semua salahmu, terl

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 588

    Zayn menyimpan ponselnya, menggenggam tanganku, lalu tersenyum. "Tidak apa-apa, ayo pulang."Meskipun dia tersenyum, matanya masih menyiratkan sedikit kekhawatiran.Wajar saja, meskipun dia tidak memiliki perasaan romantis terhadap Cindy, mereka tetap memiliki ikatan seperti saudara.Terlebih lagi, Cindy memang benar-benar sakit. Jadi, wajar jika dia merasa khawatir saat Cindy kambuh.Aku melihat dia menyalakan mobil.Aku tersenyum padanya. "Pergilah melihatnya. Kalau terjadi sesuatu yang serius, kamu mungkin akan menyesal seumur hidup."Zayn mengernyit dan menatapku dengan serius. "Aku sudah bilang, aku tidak akan tinggalkan kamu lagi. Hari ini, aku hanya akan temani kamu.""Aku tahu." Aku tersenyum lebar. "Jadi, aku ikut kamu. Setelah melihatnya, kita bisa pulang bersama."Zayn tertegun.Aku melanjutkan dengan ekspresi serius, "Karena kamu anggap dia sebagai adik, maka dia juga adikku, 'kan?Sekarang dia sedang sakit, sebagai kakak ipar, sudah seharusnya aku juga jenguk dia, 'kan?"M

Latest chapter

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 589

    Sebelum pintu terbuka sepenuhnya, aku sudah melihat sosok ramping yang langsung menerjang ke dalam pelukan Zayn.Begitu aku melihat lebih jelas, ternyata itu adalah Cindy.Yang membuatku tertawa dingin dalam hati adalah, entah sengaja atau tidak, Cindy hanya mengenakan gaun tidur sutra putih.Gaun itu tipis seperti sayap capung, memperlihatkan siluet tubuhnya yang samar-samar.Selain itu, bagian leher gaun itu juga sangat rendah.Dia langsung menerjang ke dalam pelukan Zayn seperti ini. Kalau ada yang bilang dia tidak berniat menggoda, aku sama sekali tidak percaya."Kak Zayn, akhirnya kamu datang. Aku ... aku sangat tidak enak badan, dadaku terasa sangat sakit ... Kak Zayn ...."Dengan wajah penuh penderitaan, dia meraih tangan Zayn dan menempelkannya ke dadanya.Aku tersenyum sinis dan berkata, "Cindy, sepertinya kamu benar-benar merasa sangat sakit. Bagaimana kalau aku panggilkan dokter untukmu?"Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku sama sekali. Ucapanku yang tiba-tiba membuat

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 588

    Zayn menyimpan ponselnya, menggenggam tanganku, lalu tersenyum. "Tidak apa-apa, ayo pulang."Meskipun dia tersenyum, matanya masih menyiratkan sedikit kekhawatiran.Wajar saja, meskipun dia tidak memiliki perasaan romantis terhadap Cindy, mereka tetap memiliki ikatan seperti saudara.Terlebih lagi, Cindy memang benar-benar sakit. Jadi, wajar jika dia merasa khawatir saat Cindy kambuh.Aku melihat dia menyalakan mobil.Aku tersenyum padanya. "Pergilah melihatnya. Kalau terjadi sesuatu yang serius, kamu mungkin akan menyesal seumur hidup."Zayn mengernyit dan menatapku dengan serius. "Aku sudah bilang, aku tidak akan tinggalkan kamu lagi. Hari ini, aku hanya akan temani kamu.""Aku tahu." Aku tersenyum lebar. "Jadi, aku ikut kamu. Setelah melihatnya, kita bisa pulang bersama."Zayn tertegun.Aku melanjutkan dengan ekspresi serius, "Karena kamu anggap dia sebagai adik, maka dia juga adikku, 'kan?Sekarang dia sedang sakit, sebagai kakak ipar, sudah seharusnya aku juga jenguk dia, 'kan?"M

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 587

    Namun, di masa depan, Zayn yang berbeda justru menatapku dengan mata merah darah, mencekik leherku, dan menyuruhku pergi dari Kota Jenara selamanya.Dunia ini memang selalu penuh dengan hal-hal yang sulit ditebak!Begitu keluar dari restoran, banyak pejalan kaki mengenali kami. Mereka berebut ingin berfoto bersama dan bahkan ingin mewawancarai kisah cinta kami.Zayn hanya menjawab mereka dengan beberapa kata seadanya, lalu menarik tanganku dan mulai berlari.Itu adalah pertama kalinya aku berlari bebas di tengah badai salju.Dia menggenggam tanganku dan berlari di depan.Angin dingin menerpa wajah, butiran salju selembut bulu angsa turun perlahan.Namun, aku sama sekali tidak merasa kedinginan, justru hatiku terasa hangat, tanganku juga terasa hangat.Kami berlari hingga ke tepi sungai yang sepi, di mana angin dingin berhembus kencang.Zayn membantu merapikan syal dan topiku, lalu bertanya, "Dingin?"Aku menggelengkan kepala, lalu menatapnya dengan senyum geli. "Ini semua salahmu, terl

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 586

    Kalimat berikutnya langsung tak serius."Sepertinya kamu memang tidak suka tahapan kencan seperti ini, lebih suka langsung ke ranjang begitu bertemu. Baiklah, lain kali aku akan tahu.""Zayn!"Benar saja, pria ini tidak bisa serius lebih dari tiga detik.Tatapan Zayn menjadi makin dalam.Mata pria ini selalu begitu suram dan penuh misteri, terutama saat disertai hasrat seperti ini, membuat jantungku tanpa alasan berdebar kencang, tubuhku memanas.Aku menggenggam erat kerah bajuku, menatapnya tajam. "Kamu kenapa? Jangan menatapku dengan mata seperti itu."Zayn menundukkan kepala, terkekeh pelan. "Baiklah, toh nanti aku punya banyak kesempatan untuk melihatmu ... bahkan 'lebih banyak'."Kata "lebih banyak" itu diucapkannya dengan penuh makna.Aku segera meraih jus di sampingku dan meneguknya, berusaha meredam kehangatan yang menjalar di dalam diriku.Saat itu juga, terdengar suara "bum" di luar, dan langit langsung dipenuhi kembang api yang meledak dengan megah.Aku langsung terpana.Kem

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 585

    "Pertama kali."Zayn menundukkan kepala, menikmati pangsit dalam kotak makanan, lalu menjawabku.Sudut bibirku tak sadar melengkung ke atas, seolah aroma bunga ini pun membawa sedikit rasa manis.Zayn dengan cepat menghabiskan pangsitnya.Dia merapikan kotak makanan dan menyerahkannya padaku, lalu berkata, "Nanti sampaikan terima kasihku untuk ibumu.""... hmm."Aku mengangguk mantap. Mengingat bagaimana keluargaku memperlakukannya dulu, aku masih merasa sedikit bersalah.Aku bertanya padanya, "Kamu ... tidak menyalahkan kami?"Zayn tertegun sejenak. "Menyalahkan kalian untuk apa?""Maksudku, dulu aku dan keluargaku perlakukan kamu seperti itu, aku ...."Zayn menggeleng sambil tersenyum, lalu berkata dengan nada bercanda, "Percayalah atau tidak, tiga tahun di rumahmu jauh lebih membahagiakan dibandingkan di Keluarga Hale."Hatiku tiba-tiba terasa sesak, seperti ditusuk rasa sakit yang menyengat.Selama di rumahku, dia selalu ditekan olehku dan kakakku.Ayah dan ibuku pun tak pernah ber

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 584

    Zayn bersandar di kap mobil, mengenakan mantel hitam, tampak begitu elegan dan berkelas di tengah pemandangan bersalju.Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku, sementara tangan lainnya memegang ponsel, sedang berbicara denganku."Masih belum turun juga?"Saat bertanya, dia mendongak dan menatap ke arahku.Jaraknya agak jauh, aku tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, tapi rasanya dia sedang tersenyum.Aku menggigit bibir, sengaja bertanya, "Turun buat apa?""Kencan."Zayn mengucapkan dua kata itu dengan nada lembut yang bisa melelehkan hati siapa pun.Hatiku tentu saja berbunga-bunga, tetapi aku tetap ingin menggodanya, "Kita ini sudah seperti pasangan lama, masih perlu kencan segala? Lagi pula, cuacanya dingin sekali."Zayn terdiam selama dua detik, lalu berkata dengan nada kesal, "Audrey, bahkan kencan pun kamu malas hanya karena cuaca dingin? Kamu ini masih perempuan atau bukan? Sama sekali tidak romantis."Aku menutup mulut, tertawa sampai perutku sakit.Bagaimana ini? Aku b

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 583

    Meskipun sekarang aku sudah jarang mengalami mual kehamilan, tetapi mencium bau yang menyengat tetap membuatku tidak tahan.Aku tidak memikirkan hal lain lagi, buru-buru menutup mulut dan berlari ke kamar mandi.Dari luar, terdengar suara Cindy yang dibuat-buat, "Nona Audrey kenapa ini? Barusan masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba ingin muntah?""Bibi, mungkinkah dia sengaja muntah di depanmu karena melihatmu bela aku, supaya kamu merasa muak?"Aku bersandar di wastafel dan muntah hebat, rasanya ingin memuntahkan semua sarapan yang kumakan pagi ini.Aku tidak punya waktu untuk peduli dengan provokasi jahat dari Cindy.Setelah selesai muntah dan berkumur, aku keluar dari kamar mandi dengan berpikir bahwa Bu Agatha pasti akan makin jengkel melihatku.Namun, di luar dugaanku, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa jengkel. Dia hanya mengerutkan alis dalam-dalam, menatapku dengan ekspresi penuh kecurigaan.Aku juga tidak takut dia akan menebak sesuatu, dengan wajah tenang aku berkat

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 582

    Begitu melihatnya, wajah Bu Agatha langsung berseri-seri dan bergegas melambaikan tangan padanya.Cindy berjalan mendekat dengan wajah polos dan patuh, tampak penuh kebingungan. "Bibi, apa sarapan ini dibelikan oleh Nona Audrey untuk Anda?"Sebelum Bu Agatha sempat menjawab, dia sudah melanjutkan, "Aku tahu Nona Audrey punya niat baik, bahkan datang pagi-pagi hanya untuk mengantar sarapan untuk Anda. Hanya saja, makanan dari luar tidak selalu bersih. Aku khawatir nanti Bibi akan sakit perut."Bu Agatha menatapku dengan ekspresi yang sulit diartikan, seolah tidak tahu harus berkata apa.Aku tersenyum dan berkata pada Cindy, "Mendengar Nona Cindy mengira bahwa sarapan ini kubeli dari luar, aku merasa sangat terhormat. Ini berarti keterampilanku tidak buruk."Cindy mengernyitkan dahi dan tertawa sinis, "Nona Audrey, apa kamu mau bilang, sarapan ini kamu buat sendiri?""Seorang nona besar yang bahkan jarinya tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah tangga, jangan pura-pura di sini."Aku menu

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 581

    "Siapa yang suruh kamu datang? Pergi dari sini!"Aku tersenyum padanya dan berkata, "Aku datang untuk antar sarapan untuk Ibu.""Tidak perlu, pergi dari sini!"Aku mengabaikan kata-kata penuh kebenciannya dan tetap meletakkan beberapa bakpao di atas meja di depannya. "Bu, ini semua aku buat sendiri, coba cicipi.""Aku bilang tidak perlu!"Begitu aku meletakkan bakpao di meja, Bu Agatha langsung mengibaskan tangan, menyapu semua bakpao itu ke lantai.Aku diam saja, menatap bakpao yang berguling di lantai. Setelah beberapa saat, aku berjongkok dan mengumpulkan mereka satu per satu, lalu membuangnya ke tempat sampah.Bukan berarti aku punya kesabaran yang luar biasa.Namun, aku bisa melihat bahwa Bu Agatha bukanlah orang yang licik dan berhati jahat.Alasannya memusuhiku, kemungkinan besar karena Cindy telah menjelek-jelekkan aku di depannya.Bu Agatha adalah tipe orang yang tampak galak di luar, tetapi hatinya lembut.Aku sudah menduga bahwa dia akan menyapu sarapanku ke lantai, jadi aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status