Bagaimana pria itu bisa masuk? Lydia tiba-tiba teringat kalau dia tidak menutup pintu!Charter melirik Lydia sebentar dengan sorot mata sedikit dingin, pada akhirnya tatapan pria itu tertuju pada anak kecil berambut pirang di belakang Lydia.“Sini,” kata pria itu dengan suara berat.Mike langsung berlari ke arah pria itu, lalu mengulurkan tangan dan memeluk kaki pria itu sambil tersenyum. Setelah itu, dia berkata, “Papa ....”Pada saat keduanya berdiri bersama, meski fitur wajah mereka terlihat agak mirip, Mike memiliki wajah orang luar negeri, tapi ayahnya terlihat seperti orang lokal.Hanya saja, hal itu tidak mengganggu Lydia untuk terkejut ketika melihat ketampanan ayah dan anak itu.Charter sudah terbiasa dengan taktik si kecil. Dia mengangkat Mike dengan satu tangan dan berkata, “Suruh orang pergi, habis itu kamu pergi sendiri. Kamu merasa sudah hebat?”Mike menendang kakinya dan meronta dengan sedih, “Aku lihat Kakak cantik. Aku mau tinggal bersamanya. Aku suka dia, aku nggak ma
Suara magnetis Dylan begitu merdu.“Lagi pula itu bukan kamu.”Lydia sudah sangat marah, Tiger masih memasang raut wajah bingung, mencoba memahami mengapa Lydia begitu marah.Dylan terdiam selama beberapa detik, lalu dia berkata lagi dengan pelan, “Bukannya dulu kamu sangat menyukai aku?”Dulu yang dimaksud Dylan sungguh sudah terlalu lama. Lydia hampir lupa betapa menderitanya dia saat menyukai Dylan.“Dulu memang suka, tapi sekarang aku sudah tahu diri,” kata Lydia dengan ketus.“Kamu bisa nggak ....”Dylan belum selesai bicara, Lydia sudah meraih ekor Tiger dan berkata, “Cepat matikan teleponnya!”Tiger pun bergegas menutup telepon dengan patuh, dia merasa sedih sampai air mata pun hampir keluar. Lydia menjadi tidak tega, akhirnya dia melepaskan ekor Tiger dan mengelus kepalanya.“Dasar kamu ini, memangnya kamu nggak tahu kalau aku benci dia? Siapa yang suruh kamu telepon dia?”“Mama bilang ingin berkencan dengan orang yang punya kualitas terbaik secara keseluruhan.”Tiger yang tida
Di Pusat Konvensi Internasional, Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pintu masuk.Di dalam mobil, pengasuh dan pengawal menyerahkan barang-barang kepada Mike. Mike seketika merasa sangat senang dan penuh percaya diri.“Perlu aku temani Den masuk?” tanya si pengasuh.Mike langsung menolak, “Nggak usah, anak kecil yang mau ditemani orang lain!”Mike masuk dengan gembira sambil membawa buket bunga krisan dan kotak perhiasan beludru merah. Begitu petugas resepsionis melihat Mike, dia merasa Mike sangat lucu dan menggemaskan.“Adik kecil, kamu cari siapa?”Mike yang dipanggil “adik kecil” memaksakan senyum di wajahnya dan berkata, “Aku cari Kakak cantik.”Baru saja di selesai bicara, Lydia dan Dylan keluar dari lift . Keduanya menghadiri rapat bersama. Bagaimanapun juga, hubungan baik paling mendasar tetap harus dijaga.Begitu Mike melihat Lydia, dia langsung berlari ke sana dan memeluk kaki Lydia.“Kakak cantik ....”Lydia tercengang, anak yang menggemaskan kemarin lagi?“M
“Coba buka dulu.”Sorot mata Dylan begitu lembut. Profil wajah sampingnya seperti lukisan yang digambar dengan kuas, begitu halus, dalam. Di auranya yang jernih ada kemuliaan yang menakjubkan.Lydia akhirnya membuka kotak itu tanpa berkata apa-apa. Isi kotak itu adalah sebuah gelang dari merek terkenal, hanya ada satu gelang di seluruh dunia.Gelang itu benar-benar indah, lebih indah dan mewah dari gambar promosinya. Lydia bahkan tidak sempat untuk memesannya. Ternyata gelang itu sudah ada di tangan Dylan.Dylan mengangkat tangannya dan menuangkan secangkir teh untuk Lydia. Kemudian, dia mengangkat alis dan menatap anak di sebelah Lydia. Pada akhirnya, dia juga menuangkan secangkir teh dengan enggan untuk anak itu.Mike mendekat dengan penuh semangat. Untung saja gelang yang diberikan Dylan tidak seberat gelang darinya.“Om, kamu terlalu pelit. Masa mau kasih kado masih saja takut keluar uang?”Dylan mengangkat alisnya, “....”Mike mengeluarkan kotak beludru merahnya dengan percaya dir
Dylan tersenyum, “Karena undangannya sudah dikirim ke aku.”Lydia, “....”Jantung Lydia spontan berdegup kencang. Agustine Group dan Tansen Group sama-sama memiliki minat dalam proyek ini, kekuatan keduanya juga berimbang. Tidak ada alasan Charter memberikan undangan kepada Tansen Group, tapi tidak kepada Agustine Group. Apakah Charter sudah mengambil keputusan?Mike langsung menarik lengan baju Lydia ketika melihat wajah Lydia yang murung.“Kakak cantik, kalau kamu mau pergi, aku bisa undang kamu, kok.”Lagi pula ayahnya yang mengadakan pesta itu. Mike juga bisa mengundang teman-temannya juga.Dylan menatap Mike, seperti menganggap Mike sedang berbual. Sedangkan Lydia juga sama sekali tidak menganggap serius perkataan Mike. Dia menganggap Mike hanya ingin menghiburnya, makanya Mike berkata sseperti itu.Lydia menarik ujung bibirnya dan menatap Dylan dengan dingin, “Jadi, Pak Dylan mau pamer?”Dylan mengerutkan kening, “Aku butuh pendamping, kamu bisa ....”Lydia meletakkan cangkir di
Mata Mike berkedip cepat. Baru saja dia hendak memperkenalkan ayahnya, tiba-tiba suara panik terdengar dari earphone kecil di telinganya.“Jangan, jangan bilang, Den. Kalau Den bilang, nanti dia suka sama Papa Den!” kata si pengasuh.Dibandingkan dengan ayahnya, Mike sepertinya tidak memiliki kelebihan lain kecuali lebih muda. Kakak cantik tidak boleh direnggut ayahnya. Tidak boleh, sama sekali tidak boleh!Mulut Mike yang terbuka kini tertutup mata lagi. Dia pun memutar bola matanya dan berkata, “Papaku orang kaya, tapi semua uangnya adalah milikku. Jadi kamu hanya perlu suka sama aku.”Lydia tertawa tak berdaya, hatinya justru merasakan kelembutan. Kelihatannya ayah Mike benar-benar orang kaya.Lydia membawa Mike kembali ke rumahnya, Tiger senang bukan main melihat Mike datang. Tiger pun berputar mengelilingi Mike.“Mama, aku sangat suka Mike.”Mike menggendong Tiger dan memeluknya sambil mengusap kepala harimaunya.“Aku juga suka kamu, kucing.”“Aku harimau!”Tiger mengibaskan ekorn
Lydia menerimanya dengan terkejut. Dia kaget sekaligus senang, kebetulan itu adalah dessert kesukaannya.“Terima kasih, Mike. Hati-hati di jalan.”Mike melambaikan tangan kecilnya, “Sampai jumpa, Kakak cantik.”Tiger berlari mendekat sambil mengibaskan ekor kecilnya, “Sampai jumpa, Mike!”***Setelah masuk ke dalam mobil, Mike mengangkat wajahnya dengan bangga, “Kakak cantik itu cantik banget, kan?”Si pengasuh spontan mengangguk setuju, “Cantik, lebih cantik dari perempuan yang ingin dekati papa kamu. Jadi kamu harus waspada.”Mike mengedipkan mata birunya, lalu menganggukkan kepala kecilnya dengan raut wajah serius. Tentu saja dia harus waspada.Pengawal berjanggut yang duduk di depan menggerutu, “Awalnya sudah sepakat aku yang pergi. Aku belum pernah lihat dia.”Si pengasuh memutar bola matanya, “Kalau kamu yang pergi, kamu hanya akan buat kakak cantik itu ketakutan.”Mike mengangguk setuju, “Betul.”Pengawal berwajah galak itu hanya bisa memasang raut wajah lebih sedih. Mike berpik
Baru saja keluar dari perusahaan, Lydia melihat Mike yang sedang berpose di samping mobil van.Wajah mungilnya yang lucu menarik perhatian banyak orang, membuat orang-orang yang berlalu lalang spontan berhenti untuk melihatnya. Mata birunya yang jernih seperti air mata pegunungan berkedip-kedip, membuatnya terlihat semakin menggemaskan.Jika Mike sudah dewasa, entah berapa banyak bencana yang akan dia timbulkan bagi negara dan masyarakat.Begitu Mike melihat Lydia, dia langsung berlari dengan penuh semangat dan memeluk kaki Lydia, bahkan mengusap kepalanya di kaki Lydia.“Kakak cantik, aku kangen banget sama kamu,” kata Mike dengan suara manis.Lydia hanya bisa tertawa, hatinya juga merasakan kelembutan. Mike yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya sama sekali tidak membuatnya merasa terganggu. Sebaliknya, dia malah merasa ada perasaan akrab yang tidak bisa dijelaskan.“Kakak juga kangen sama kamu, Mike.”Lydia berlutut untuk bicara dengan Mike. Dia mengelus rambut Mike yang halus, rasany