Di Pusat Konvensi Internasional, Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pintu masuk.Di dalam mobil, pengasuh dan pengawal menyerahkan barang-barang kepada Mike. Mike seketika merasa sangat senang dan penuh percaya diri.“Perlu aku temani Den masuk?” tanya si pengasuh.Mike langsung menolak, “Nggak usah, anak kecil yang mau ditemani orang lain!”Mike masuk dengan gembira sambil membawa buket bunga krisan dan kotak perhiasan beludru merah. Begitu petugas resepsionis melihat Mike, dia merasa Mike sangat lucu dan menggemaskan.“Adik kecil, kamu cari siapa?”Mike yang dipanggil “adik kecil” memaksakan senyum di wajahnya dan berkata, “Aku cari Kakak cantik.”Baru saja di selesai bicara, Lydia dan Dylan keluar dari lift . Keduanya menghadiri rapat bersama. Bagaimanapun juga, hubungan baik paling mendasar tetap harus dijaga.Begitu Mike melihat Lydia, dia langsung berlari ke sana dan memeluk kaki Lydia.“Kakak cantik ....”Lydia tercengang, anak yang menggemaskan kemarin lagi?“M
“Coba buka dulu.”Sorot mata Dylan begitu lembut. Profil wajah sampingnya seperti lukisan yang digambar dengan kuas, begitu halus, dalam. Di auranya yang jernih ada kemuliaan yang menakjubkan.Lydia akhirnya membuka kotak itu tanpa berkata apa-apa. Isi kotak itu adalah sebuah gelang dari merek terkenal, hanya ada satu gelang di seluruh dunia.Gelang itu benar-benar indah, lebih indah dan mewah dari gambar promosinya. Lydia bahkan tidak sempat untuk memesannya. Ternyata gelang itu sudah ada di tangan Dylan.Dylan mengangkat tangannya dan menuangkan secangkir teh untuk Lydia. Kemudian, dia mengangkat alis dan menatap anak di sebelah Lydia. Pada akhirnya, dia juga menuangkan secangkir teh dengan enggan untuk anak itu.Mike mendekat dengan penuh semangat. Untung saja gelang yang diberikan Dylan tidak seberat gelang darinya.“Om, kamu terlalu pelit. Masa mau kasih kado masih saja takut keluar uang?”Dylan mengangkat alisnya, “....”Mike mengeluarkan kotak beludru merahnya dengan percaya dir
Dylan tersenyum, “Karena undangannya sudah dikirim ke aku.”Lydia, “....”Jantung Lydia spontan berdegup kencang. Agustine Group dan Tansen Group sama-sama memiliki minat dalam proyek ini, kekuatan keduanya juga berimbang. Tidak ada alasan Charter memberikan undangan kepada Tansen Group, tapi tidak kepada Agustine Group. Apakah Charter sudah mengambil keputusan?Mike langsung menarik lengan baju Lydia ketika melihat wajah Lydia yang murung.“Kakak cantik, kalau kamu mau pergi, aku bisa undang kamu, kok.”Lagi pula ayahnya yang mengadakan pesta itu. Mike juga bisa mengundang teman-temannya juga.Dylan menatap Mike, seperti menganggap Mike sedang berbual. Sedangkan Lydia juga sama sekali tidak menganggap serius perkataan Mike. Dia menganggap Mike hanya ingin menghiburnya, makanya Mike berkata sseperti itu.Lydia menarik ujung bibirnya dan menatap Dylan dengan dingin, “Jadi, Pak Dylan mau pamer?”Dylan mengerutkan kening, “Aku butuh pendamping, kamu bisa ....”Lydia meletakkan cangkir di
Mata Mike berkedip cepat. Baru saja dia hendak memperkenalkan ayahnya, tiba-tiba suara panik terdengar dari earphone kecil di telinganya.“Jangan, jangan bilang, Den. Kalau Den bilang, nanti dia suka sama Papa Den!” kata si pengasuh.Dibandingkan dengan ayahnya, Mike sepertinya tidak memiliki kelebihan lain kecuali lebih muda. Kakak cantik tidak boleh direnggut ayahnya. Tidak boleh, sama sekali tidak boleh!Mulut Mike yang terbuka kini tertutup mata lagi. Dia pun memutar bola matanya dan berkata, “Papaku orang kaya, tapi semua uangnya adalah milikku. Jadi kamu hanya perlu suka sama aku.”Lydia tertawa tak berdaya, hatinya justru merasakan kelembutan. Kelihatannya ayah Mike benar-benar orang kaya.Lydia membawa Mike kembali ke rumahnya, Tiger senang bukan main melihat Mike datang. Tiger pun berputar mengelilingi Mike.“Mama, aku sangat suka Mike.”Mike menggendong Tiger dan memeluknya sambil mengusap kepala harimaunya.“Aku juga suka kamu, kucing.”“Aku harimau!”Tiger mengibaskan ekorn
Lydia menerimanya dengan terkejut. Dia kaget sekaligus senang, kebetulan itu adalah dessert kesukaannya.“Terima kasih, Mike. Hati-hati di jalan.”Mike melambaikan tangan kecilnya, “Sampai jumpa, Kakak cantik.”Tiger berlari mendekat sambil mengibaskan ekor kecilnya, “Sampai jumpa, Mike!”***Setelah masuk ke dalam mobil, Mike mengangkat wajahnya dengan bangga, “Kakak cantik itu cantik banget, kan?”Si pengasuh spontan mengangguk setuju, “Cantik, lebih cantik dari perempuan yang ingin dekati papa kamu. Jadi kamu harus waspada.”Mike mengedipkan mata birunya, lalu menganggukkan kepala kecilnya dengan raut wajah serius. Tentu saja dia harus waspada.Pengawal berjanggut yang duduk di depan menggerutu, “Awalnya sudah sepakat aku yang pergi. Aku belum pernah lihat dia.”Si pengasuh memutar bola matanya, “Kalau kamu yang pergi, kamu hanya akan buat kakak cantik itu ketakutan.”Mike mengangguk setuju, “Betul.”Pengawal berwajah galak itu hanya bisa memasang raut wajah lebih sedih. Mike berpik
Baru saja keluar dari perusahaan, Lydia melihat Mike yang sedang berpose di samping mobil van.Wajah mungilnya yang lucu menarik perhatian banyak orang, membuat orang-orang yang berlalu lalang spontan berhenti untuk melihatnya. Mata birunya yang jernih seperti air mata pegunungan berkedip-kedip, membuatnya terlihat semakin menggemaskan.Jika Mike sudah dewasa, entah berapa banyak bencana yang akan dia timbulkan bagi negara dan masyarakat.Begitu Mike melihat Lydia, dia langsung berlari dengan penuh semangat dan memeluk kaki Lydia, bahkan mengusap kepalanya di kaki Lydia.“Kakak cantik, aku kangen banget sama kamu,” kata Mike dengan suara manis.Lydia hanya bisa tertawa, hatinya juga merasakan kelembutan. Mike yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya sama sekali tidak membuatnya merasa terganggu. Sebaliknya, dia malah merasa ada perasaan akrab yang tidak bisa dijelaskan.“Kakak juga kangen sama kamu, Mike.”Lydia berlutut untuk bicara dengan Mike. Dia mengelus rambut Mike yang halus, rasany
Mike menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Setelah itu, mereka berdua berjalan sampai ke depan pintu ruang perjamuan.Suasana di dalam ruang perjamuan tenang dan elegan, sekali lihat juga tahu kalau itu bukan pesta biasa. Apalagi dari jauh Lydia merasa sepertinya melihat Dylan di sana.Lydia menghentikan langkah kakinya, ekspresi wajahnya juga sedikit berubah. Mike melihat senyum di wajah Lydia yang membeku, dia pun bertanya, “Kenapa nggak masuk? Kakak cantik, papaku ada di dalam.”Lydia spontan mengerutkan kening. Tangannya menggenggam tangan Mike dengan erat.“Papamu ... siapa namanya?”Mike hendak bicara, seorang pria paruh baya datang bersama dua orang di belakangnya.“Siapa kamu?” tanya pria paruh baya itu dengan penuh amarah.Lydia berbalik, pria itu pun bisa melihat gaun yang dikenakan Lydia. Ekspresi pria itu seketika berubah drastis, dia terlihat sangat marah.“Bagaimana kamu bisa curi baju majikanku? Siapa kamu? Kamu perempuan yang ingin pansos? Sekaran
Pengurus rumah tangga yang berdiri di belakang terkejut. Namun, sudah terlambat. Bisa-bisanya dia lupa kalau Mike bukanlah anak yang mudah dibodohi. Sungguh merepotkan.Markus yang berdiri di samping langsung mendesak, “Ayo cepat masuk. Jangan biarkan Lydia mendahului kita. Kenapa dia tiba-tiba muncul di sini? Sial!”Pengurus rumah tangga menggertakkan gigi. Dia tidak punya pilihan selain membawa mereka masuk terlebih dahulu.Semua anggota keluarga Quinn mengenal pengurus rumah tangga itu. Jadi dia langsung masuk sambil membawa dua orang asing bahkan tanpa menunjukkan undangan.Pelayan yang belum pergi terpelongo sejenak, lalu dia segera berkata, “Pak Hasan, Pak Charter hanya menyuruh Den Mike dan Bu Lydia masuk, nggak bilang yang lain boleh masuk.”Ekspresi pengurus rumah tangga bernama Hasan itu langsung berubah, “Lancang sekali kamu, aku pengurus rumah tangga. Pak Charter nggak akan menyalahkan aku. Kalau ada apa-apa, aku akan bertanggung jawab penuh.”Usai berkata, Hasan langsung m